Anda di halaman 1dari 14

*HOME

SLIDE 1 SLIDE8
SLIDE 2 SLIDE9
SLIDE 3 SLIDE10

SLIDE 4 SLIDE11
SLIDE 5 SLIDE12
SLIDE 6 SLIDE13
SLIDE 7
A. STANDARISASI BAHASA INDONESIA

Pembakuan atau penstandaran bahasa adalah


pemilihan acuan yang dianggap paling wajar dan
paling baik dalam pemakaian bahasa.Masalah
kewajaran terkait dengan berbagai aspek. Dalam
berbahasa, misalnya,aspek ini meliputi
situasi,tempat,mitra bicara,alat,status
penuturnya,waktu,dan lain-lain.

BACK HOME NEXT


* ADA BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPEDOMANI
UNTUK PENETAPAN BAHASA BAKU ATAU STANDAR

* Pedoman itu meliputi hal sebagai berikut.


1. dasar keserasian; bahasa yang digunakan dalam komunikasi
resmi,baik tulis maupun lisan.
2. dasar keilmuan; bahasa yang digunakan dalam tulisan-
tulisan ilmiah.
3. dasar kesastraan; bahasa yang digunakan dalam berbagai
karya sastra.

BACK HOME NEXT


*1. BAHASA BAKU

Bahasa baku atau bahasa standar adalah bahasa


yang memiliki nilai komunikatif yang tinggi, yang
digunakan dalam kepentingan nasional, dalam
situasi resmi atau dalam lingkungan resmi dan
pergaulan sopan yang terikat oleh tulisan baku,
ejaan baku, serta lafal baku (Junus dan Arifin
Banasuru, 1996:62

BACK HOME NEXT


* ADA TIGA HAL YANG MENJADI PATOKAN BAHASA
BAKU

* a. Kemantapan dan Kedinamisan


Mantap artinya sesuai atau taat dengan kaidah bahasa. Kata
rasa, misalnya kalau dibubuhi imbuhan pe- maka terbentuklah kata
jadian perasa.

c. Kecendikian atau Kerasionalan


Ragam baku bersifat cendikia karena ragam baku dipakai di
tempat-tempat resmi dan oleh orang terpelajar.

c. Penyeragaman
Pada hakikatnya pembakuan bahasa berarti penyeragaman
bahasa. Dengan kata lain, pembakuan bahasa artinya pencarian
atau penentuan titik-titik keseragaman.

BACK HOME NEXT


*2. FUNGSI BAHASA BAKU

* Selain berfungsi sebagai bahasa nasional, bahasa


negara, dan bahasa resmi, bahasa baku mempunyai
fungsi lain antara lain

(1) fungsi pemersatu


(2) fungsi pemberi kekhasan
(3) fungsi pembawa kewibawaan dan
(4) fungsi sebagai kerangka acuan

BACK HOME NEXT


* 3. PEMILIHAN RAGAM BAKU

Moeliono (1972:2) mengatakan bahwa pada


umumnya yang layak adalah ujaran dan tulisan yang
dipakai oleh golongan masyarakat yang paling luas
pengaruhnya dan paling besar kewibawaannya.
Termasuk di dalamnya para pejabat negara, para guru,
warga media massa, alim ulama, dan cendikiawan

BACK HOME NEXT


*4. BAHASA INDONESIA BAKU
* Andaikata kita sudah memiliki salah satu ragam bahasa
untuk dijadikan ragam baku,maka pembakuan itu harus
dilakukan pada semua tataran, baik fonologi, morfologi,
sintaksis, leksikon, maupun semantik. Secara
resmi,berdasarkan Ejaan Yang Disempurnkan, fonem-fonem
bahasa Indonesia sudah ditentukan, tetapi yang
berhubungan dengan pelafalan belum pernah dilakukan
pembakuan

BACK HOME NEXT


*B. PENGERTIAN DIKSI ATAU
PILIHAN KATA
*Pilihan kata atau diksi pada dasarnya adalah hasil dari upaya
memilih kata tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alenia, atau
wacana. Pemilihan kata dapat dilakukan bila tersedia sejumlah
kata yang artinya hampir atau berimbuhan
Diksi adalah ketepatan pilihan kata. Penggunaan ketepatan pilihan kata
dipengaruhi oleh kemampuan pengguna bahasa yang terkait dengan
kemampuan mengetahui, memahami, menguasai, dan menggunakan
sejumlah kosa kata secara aktif yang dapat mengungkapkan gagasan
secara tepat sehingga mampu mengomunikasikannya secara efektif
kepada pembaca atau pendengarnya.

BACK HOME NEXT


*SYARAT-SYARAT KETEPATAN DIKSI
* 1. Membedakan secara cermat denotasi dan konotasi.
2. Membedakan dengan cermat kata-kata yang hampir bersinonim.
3. Membedakan kata-kata yang mirip ejaannya.
4. Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat sendiri,
jika pemahaman belum dapat dipastikan.
5. Waspada terhadap penggunaan imbuhan asing.
6. Membedakan pemakaian kata penghubung yang berpasangan secara tepat.
7. Membedakan kata umum dan kata khusus secara cermat.
8. Memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata yang sudah
dikenal.
9. Menggunakan dengan cermat kata bersinonim, berhomofoni, dan berhomografi.
Sinonim adalah kata-kata yang memiliki arti sama.
10. Menggunakan kata abstrak dan kata konkret secara cermat.

BACK HOME NEXT


*GAYA BAHASA DAN IDIOM

*  GAYA BAHASA
 
Gaya bahasa atau langgam bahasa dan sering juga disebut
majas adalah cara penutur mengungkapkan maksudnya.
Banyak cara yang dapat dipakai untuk mengungkapkan maksud.
Ada cara yang memakai perlambang (majas metafora,
personifikasi) ada cara yang menekankan kehalusan (majas
eufemisme, litotes) dam masih banyak lagi majas yang lainnya.

BACK HOME NEXT


* ada enam faktor yang mempengaruhi tampilan bahasa
seorang komunikator dalam berkomunikasi dengan mitranya,
yaitu :
* a) Cara dan media komunikasi : lisan atau tulisan, langsung
atau tidak langsung, media cetak atau media elektronik.
b) Bidang ilmu : filsafat, sastra, hukum, teknik, kedokteran,
dll.
c) Situasi : resmi, tidak resmi, setangah resmi.
d) Ruang atau konteks : seminar, kuliah, ceramah, pidato.
e) Khalayak : dibedakan berdasarkan umur (anak-anak,
remaja, dewasa, orang tua); jenis kelamin (laki-laki,
perempuan); tingkat pendidikan dan status sosial (rendah,
menengah, tinggi).
f) Tujuan : membangkitkan emosi, diplomasi, humor,
informasi.

BACK HOME NEXT


*GAYA BAHASA BERDASARKAN PILIHAN KATA

a. Gaya Bahasa Resmi


Gaya bahasa resmi adalah gaya bahasa dalam bentuknya yang lengkap, gaya
yang dipergunakan dalam kesempatan-kesempatan resmi, gaya yang
dipergunakan oleh mereka yang diharapkan mempergunakannya dengan baik
dan terpelihara
b. Gaya Bahasa Tak Resmi
Gaya bahasa tak resmi  juga merupakan gaya bahasa yang dipergunakan
dalam bahasa standar, khususnya dalam kesempatan-kesempatan yang tidak
formal atau kurang formal
c. Gaya Bahasa Percakapan
Dalam gaya bahasa percakapan, pilihan katanya adalah kata-kata populer dan
kata-kata percakapan. Kalau dibandingkan dengan gaya bahasa resmi dan tak
resmi, maka gaya bahasa percakapan ini dapat diumpamakan sebagai bahasa
dalam pakaian sport.

BACK HOME NEXT


*2. IDIOM
* Menurut Moeliono, Idiom adalah ungkapan
bahasa yang artinya tidak secara langsung
dapat dijabarkan dari unsur-unsurnya.
Sedangkan menurut Badudu, idiom adalah
bahasa yang teradatkan. Oleh karena itu,
setiap kata yang membentuk idiom berarti di
dalamnya sudah ada kesatuan bentuk dan
makna.

BACK HOME NEXT

Anda mungkin juga menyukai