Anda di halaman 1dari 19

Asumsi

 Asumsi merupakan pernyataan yang sudah


dianggap benar, oleh karena itu anggapan dasar
harus didasarkan atas kebenaran yang telah
diyakini oleh peneliti.
 didukung oleh teori-teori atau hasil penemuan
penelitian yang berhubungan dengan variabel
penelitian, baik variabel bebas maupun variabel
terikat
 merumuskan anggapan dasar bukanlah suatu
pekerjaan mudah karena memerlukan pemikiran
dan analisis masalah
Seorang peneliti perlu merumuskan anggapan
dasar, karena:
 Agar ada dasar berpijak yang kukuh bagi masalah
yang sedang diteliti.
 Untuk mempertegas variabel yang menjadi pusat
perhatian
 Guna menentukan dan merumuskan hipotesis.
Ada tiga (3) jenis asumsi:
 Aksioma, yaitu suatu pernyataan yang disetujui
umum tanpa memerlukan pembuktian karena
kebenarannya sudah membuktikan sendiri.
 Postulat, yaitu suatu pernyataan yang dimintakan
persetujuan umum tanpa pembuktian atau suatu
fakta yang hendaknya diterima saja sebagaimana
adanya
 Pangkal pendapat (premise)
Fungsi asumsi:
 Untuk memperkuat permasalahan (Agar ada dasar
berpijak yang kukuh bagi masalah yang sedang
diteliti)
 Membantu peneliti dalam memperjelas, menetapkan
objek penelitian, wilayah pengambilan data,
instrumen pengumpulan data
 Untuk mempertegas variabel yang menjadi pusat
perhatian
 Guna menentukan dan merumuskan hipotesis.
Hipotesis
 Hipotesis umumnya diartikan sebagai jawaban
sementara terhadap masalah penelitian,
 jadi merupakan prediksi yang kebenarannya harus
diuji secara empiris
Syarat hipotesis:
 Hipotesis hendaknya dilandasi anggapan dasar
(asumsi) atau terkait dengan teori-teori tertentu
 Hipotesis hendaknya dinyatakan dalam kalimat
deklaratif atau pernyataan
 Hipotesis harus dapat diuji berdasarkan data
empiris
 Hipotesis harus bersifat spesifik
 Hipotesis hendaknya dapat digunakan sebagai
petunjuk untuk menentukan metode penelitian
yang akan dilakukan.
Apabila hipotesis sudah dirumuskan, maka peneliti
dapat bersikap 2 hal:
 Menerima keputusan seperti apa adanya
seandainya tidak terbukti (pada akhir penelitian)
 Mengganti hipotesis seandainya melihat tanda-
tanda bahwa data yang terkumpul tidak
mendukung terbuktinya hipotesis (pada saat
penelitian berlangsung).
Jenis-Jenis Hipotesis
 Hipotesis tentang hubungan, yaitu hipotesis yang
menyatakan saling hubungan antara dua variabel
atau lebih. Hipotesis ini mendasari berbagai
penelitian korelasional
 Hipotesis tentang perbedaan, yaitu hipotesis yang
menyatakan perbedaan variabel tertentu pada
kelompok yang berbeda-beda. Hipotesis ini
mendasari berbagai penelitian komparatif.
 Hipotesis kerja, atau disebut juga dengan hipotesis
penelitian, yaitu hipotesis yang dikemukakan selama
dia mengerjakan penelitian. Ada kemungkinan
hipotesis tersebut mengalami perubahan sepanjang
jalannya penelitian.
 Hipotesis nol, hipotesis ini dibuat untuk menyatakan
keraguan terhadap penelitian yang dikerjakannya.
Peneliti menganggap bahwa hipotesis tersebut tidak
benar sama sekali, jadi berisi kosong. Oleh karena itu
disebut hipotesis-nol
 Hipotesis statistik, hipotesis ini menyatakan hasil
observasi tentang populasi dalam bentuk kuantitatif
 Hipotesis nol yang biasa dilambangkan dengan
(H0), adalah hipotesis yang menyatakan tidak
adanya saling hubungan antara variabel yang satu
dengan variabel yang lainnya, atau tidak adanya
perbedaan antara antara satu kelompok dengan
kelompok yang lainnya
 hipotesis alternatif yang dilambangkan dengan
(HA), menyatakan adanya saling hubungan atau
perbedaan antara dua variable atau lebih. Pada
umumnya HA dijadikan kesimpulan statistik
sebagai yang benar.
Contoh
 Hipotesis penelitian atau hipotesis kerja: Hasil
belajar mahasiswa keperawatan yang diajar
dengan metode diskusi lebih baik dibandingkan
dengan mahasiswa yang diajar dengan ceramah.
 H0 : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara
mahasiswa yang diajar dengan metode ceramah
dan diskusi.
 HA: Terdapat perbedaan hasil belajar antara
mahasisiswa yang diajar dengan metode ceramah
dan diskusi
 Setelah dilakukan uji statistik, ternyata tidak
terdapat perbedaan, maka H0 diterima dan HA
ditolak, secara otomatis hipotesis kerja pun
ditolak.
 Akan tetapi apabila terdapat perbedaan, maka H0
ditolak dan HA diterima. Apakah hipotesis kerja
diterima?.
 Hal ini baru dapat dinyatakan bahwa Hipotesis
kerja diterima, apabila setelah dihitung, ternyata
rata-rata (Mean) kelas diskusi lebih tinggi dari
kelas ceramah.
 Apakah setiap penelitian harus memiliki hipotesis
 Deskriptif tidak diperlukan hipotesis
 Apabila penelitiannya memiliki komponen-
komponen utama:

Masalah – hipotesis – data – hasil – analisis –


kesimpulan, diperlukan adanya hipotesis
 Pengujian hipotesis adalah langkah-langkah yang
dilakukan dengan tujuan untuk memutuskan apakah
hipotesa tersebut diterima atau ditolak
 Ada dua kemungkinan dalam pengujian hipotesis yaitu
menolak atau menerima hipotesis. Menolak hipotesis
artinya bahwa hipotesis tidak benar. Menerima hipotesis
artinya tidak cukup bukti untuk menolak hipotesis
 Rumusan pengujian hipotesis, selalu dibuat
pernyataan hipotesis dengan harapan akan
ditolak, disebut sebagai hipotesis nol, Ho.
 Penolakan hipotesis nol akan menjurus pada
penerimaan hipotesis alternatif, H1.
 Dasar yang dipakai untuk merumuskan
hipotesis antara lain: a. pengetahuan, b. hasil
penelitian, c. pengalaman, dan d. ketajaman
berpikir.
Kesalahan Uji Hipotesis
 Kesalahan Tipe I (Type I Error)
Kesalahan yang diperbuat apabila menolak Hipotesis yang
pada hakikatnya adalah benar. Probabilitas Kesalahan Tipe I
ini biasanya disebut dengan Alpha Risk (Resiko Alpha).
Alpha Risk dilambangkan dengan simbol α.
 Kesalahan Tipe II (Type II Error)

Kesalahan yang diperbuat apabila menerima Hipotesis yang


pada hakikatnya adalah Salah. Probabilitas KesalahanTipe II
ini biasanya disebut dengan Beta Risk (Resiko Beta). Beta
Risk dilambangkan dengan simbol β
 ..\..\..\..\BAB 3.docx

Bab X Pengujian Hipotesis

Anda mungkin juga menyukai