Sistemik (SLE)
Disusun oleh :
Lupus Eritematosus Sistemik (SLE) adalah suatu penyakit autoimun dimana terjadi kerusakan
organ dan sel-sel akibat dari adanya autoantibodi atau kompleks imun yang terikat pada
jaringan (Paramaiswari Ayu, 2012).
Systemic Lupus Erythematosus (SLE) adalah penyakit autoimun yang memiliki manifestasi
klinis, kelainan imunologi, laboratorium, perjalanan penyakit serta komplikasi penyakit
yang beragam. Manifestasi klinis SLE tersering di Indonesia adalah artritis, lesi kulit dan
mukosa, nefritis, malaise, dan demam. Sementara manifestasi laboratorium SLE tersering
adalah ANA dan anti dsDNA positif, limfopenia, dan anemia hemolitik.
.
Etiologi !
Vinay K. dkk, (2015) Cacat dasar pada SLE adalah kegagalan untuk mempertahankan
toleransi-diri, yang menyebabkan produksi autoantibodi dalam jumlah besar yang
dapat merusak jaringan baik secara langsung maupun dalam bentuk endapan kompleks
imun. Seperti terjadi pada penyakit autoimun lain, patogenesis SLE merupakan
gabungan dari faktor genetik dan lingkungan.
Patofisiologi
Autoimun menyerang Peningkatan aoutoimun
organ-organ berlebihan
tubuh(sel,jaringan)
Genetic,kuman/virus,
sinar ultraviolet, obat-
Kerusakan perfusi Pembentukan lupus obatan tertentu
jaringan
Produksi antibody secara Pencetus penyakit
terus menerus inflamasi multi organ
Ketidakseimbangan
Resiko penurunan
angguan citra tubuh nutrisi kurang dari
perfusi jaringan otak
sakan integritas kulit kebutuhan tubuh .
Pemeriksaan penunjang
–Someone
semua penderita lupus memiliki Famous
antibodi ini. Pemeriksaan darah untuk mengukur
kadar komplemen (protein yang berperan dalam sistem kekebalan) dan untuk
menemukan antibodi lainnya, mungkin perlu dilakukan untuk memperkirakan aktivitas
dan lamanya penyakit.
1) Urin rutin dan mikroskopik Protein kuantitatif 24 jam, dan bila
diperlukan kreatinin urin.
3)Fotopolosthorax
4) Tes Imunologik Tes imunologik awal yang diperlukan untuk menegakkan
diagnose SLE adalah tes ANA. Tes ANA diperiksa hanya pada pasien dengan
tanda dan gejala mengarah pada SLE. Pada pasien SLE ditemukan tes ANA
yang positif sebesar 95-100%, akan tetapi hasil tes ana dapat positif pada
beberapa penyakit lain yang mempunyai gembaran klinis menyerupai SLE
misalnya infeksi kronis (tuberkolosis), penyakit autoimun misalnya Mixed
Connective Tissue Disease (MCTD), atritis rheumatoid.
Asuhan keperawatan pada
pasien anak dengan Systemic Lupus
Erythematosus (SLE)
pasien dan pemeriksaan fisik yang didapatkan dari pasien, keluarga pasien dan perawat.
1) Data subjektif :
2) Data objektif :
Dx Medis : Systemic Lupus Eritematosus
Alamat : jalan lorong setia pakuan baru
No.RM : 1.55.96.04
Identitas Penanggung jawab Nama:Tn.”N”
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Wiraswasta
Ibu klien mengatakan klien masih sedikit pucat dan malas beraktivitas karena nyeri di persendian
Riwayat Kesehatan Sekarang
10 hari SMRS anak batuk pilek demam tidak tinggi. 7 hari SMRS terdapat nyeri pada kedua tungkai dan menolak
berjalan, anak belum terlalu pucat, tidak mau makan minum demam dan batuk pilek menetap. 4 hari SMRS anak
demam tinggi, suhu tidak diukur, tidak dapat berjalan, muncul bercak merah dari perut hingga tungkai, anak pucat.
HMRS anak pucat, demam nglemeng, batuk pilek. Hasil pemeriksaan darah AL 33.500/uL, Hb 4,6 gr/dL.
Riwayat Imunisasi Imunisasi dasar :
Hepatitis : 3 kali (lahir, 1 bulan, 3 bulan)
BCG : 1 kali (2 minggu)
DPT : 3 kali
Polio : 3 kali
Campak : 1 kali
Riwayat pengobatan
Riwayat pengobatan ISK usia 8 bulan, terapi
pijat dan ekstra zat kapur usia 6 bulan, TB paru
usia <1 tahun.
Pemeriksaan Penunjang
1 SGOT/AST 39 u/L
2 SGPT/ALT 33 u/L
DO :
Diagnosis Keperawatan
1. Risiko infeksi b.d prosedur invasive
2. Intoleransi Aktivitas b.d nyeri pada persendian
3. Defisit pengetahuan orang tua b.d kurang terpapar informasi
Rencana Keperawatan
Terapeutik
Sle
Edukasi
pengunjung
2 Intoleransi Aktivitas b.d nyeri Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan S : Klien mengatakan anaknya masih belum mau
pada persendian kelelahan berjalan
14.00-15.30 3 0wib -Menyediakan materi dan media pendidikan tentang -Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah
penyakit sle menderita penyakit slr
P: intervensi dolanjutkan