Anda di halaman 1dari 18

INISIASI TUTON Ke-4

INVESTASI DAN PERDAGANGAN


INTERNASIONAL INDONESIA
&
KOPERASI DAN PRIVATISASI DI
INDONESIA
Mata Kuliah : Perekonomian Indonesia
Program Studi : Ekonomi Pembangunan
FAKULTAS EKONOMI
Penulis : Ifah Masrifah, SE. MM
E-mail : masrifah18@yahoo.co.id
Penelaah : Dra. Hendrin Hariati Sawitri, M. Si
E-mail : hendrin@ecampus.ut.ac.id
MODUL 4
INVESTASI DAN PERDAGANGAN
INTERNASIONAL INDONESIA
Perkembangan Dan Dinamika
Investasi
Investasi adalah pengeluaran penanam-penanam modal atau
perusahaan untuk membeli barang-barang modal atau
perlengkapanperlengkapan produksi untuk menambah
kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang
tersedia dalam perekonomian. Investasi adalah salah satu
komponen pertumbuhan ekonomi.
Investasi mempunyai dua peran penting dalam makro ekonomi.
Pertama, pengaruhnya terhadap permintaan agregat yang akan
mendorong meningkatnya output dan kesempatan kerja. Kedua,
efeknya terhadap pembentukan kapital. Ada tiga faktor utama
yang mempengaruhi keputusan seseorang untuk melakukan
investasi yaitu revenues (pendapatan), cost (biaya), dan
expectations (harapan-harapan). Pertimbangan utama dari
investor untuk melakukan investasi atau tidak adalah:
keuntungan (return).
Investasi Baik Dalam
Negeri Maupun Asing Di
Indonesia
 Guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang diharapkan akan berdampak
pada penciptaan lapangan kerja dan secara langsung akan meningkatkan
kesejahteraan (berarti mengurangi kemiskinan), maka salah satu kebijakan
yang penting adalah meningkatkan nilai investasi, baik melalui Penanaman
Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA)
 Sejak awal Orde Baru hingga tahun 2004, terjadi fluktuasi nilai investasi.
Secara umum, mulai Orde Baru, nilai investasi di Indonesia terjadi tren yang
meningkat. Tetapi sejak terjadinya krisis moneter nilai investasi Indonesia
menurun.
 Banyak studi menemukan bahwa pelaksanaan otonomi daerah sejak 2001 telah
memperburuk iklim investasi di Indonesia. Masalah lain berkaitan dengan
dualisme kebijakan ekonomi. Selama ini pemerintah lebih memberi
kemudahan pada industri besar. Akibatnya ekonomi rakyat tidak berkembang
dengan baik. Investasi ekonomi rakyat perlu mendapatkan fasilitas yang
memadai dari pemerintah karena ekonomi rakyat menyerap banyak tenaga
kerja dan menggunakan sumber daya alam lokal, memegang peranan penting
dalam ekspor non migas, dan beroperasi dalam iklim yang sangat kompetitif
yang dinikmati oleh sebagian besar rakyat.
MASALAH STRUKTURAL
PENINGKATAN INVESTASI DI
INDONESIA

Investasi di Indonesia menghadapi masalah struktural seperti


sentralisasi kekuasaan. Hal ini menyebabkan pembangunan
hanya dinikmati oleh sebagian bangsa saja. Selain itu rendahnya
investasi pada sumber daya manusia sehingga tidak dapat
mendukung pembangunan ekonomi.
1.Adanya sentralisasi kebijakan dan kuatnya dominasi pusat atas
daerah telah menimbulkan ketergantungan yang tinggi dari
daerah-daerah kepada Pusat.
2.Mahalnya harga tanah dan tingginya tingkat upah serta
kebutuhan hidup lainnya, menyebabkan biaya produksi yang
makin tinggi (high cost production), sehingga berakibat tidak
kompetitifnya produk yang dihasilkan
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN
INVESTASI UNTUK
KESEJAHTERAAN RAKYAT
Kebijakan investasi yang digariskan oleh pemerintah belum
memberikan iklim yang kondusif bagi kehadiran investasi yang
ditujukan untuk ekonomi rakyat. Pemerintah belum menyusun
peraturan yang mendorong terjadinya investasi rakyat. Hingga
saat ini pelaku ekonomi rakyat masih kesulitan mendapatkan
bantuan modal dari bank dan pemerintah, kebijakan kemitraan
terbukti belum membuat perubahan yang berarti.
KPPOD menggunakan tujuh variabel yang dijadikan tolok ukur
daya tarik investasi regional, yaitu : (a) keamanan (b) potensi
ekonomi (c) budaya daerah (d) sumber daya manusia (e)
keuangan daerah (f) infrastruktur (g) paraturan daerah.
PERKEMBANGAN DAN KINERJA
PERDAGANGAN
INTERNASIONAL

Peran perdagangan internasional cukup penting, sehingg


mendorong sejumlah negara khususnya negara-negara eksporti
termasuk Indonesia untuk berusaha mencari seluas-luasnya pasa
yang potensial untuk dikembangkan menjadi negara tujua
ekspor. Rasio ekspor dan impor terhadap PDB Indonesia tahu
1996 sebesar 52,26 persen, kemudian pada tahun 2002 suda
menjadi 63,95 persen. Namun dilihat dari harga konstan
persentasenya justru menurun dari 56,61 persen menjadi 50,3
persen. Artinya, secara riil volume perdagangan luar nege
Indonesia mengalami penurunan.
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
DI ERA GLOBALISASI
 Globalisasi, yang dalam perdagangan internasional menjadi liberalisasi
perdagangan, telah menghapuskan berbagai hambatan perdagangan secara
signifikan, baik hambatan yang berwujud tarif bea masuk maupun
hambatanhambatan bukan tarif seperti pelarangan impor, kuota, lisensi
impor, dan sebagainya. Dimasukkannya sektor jasa dalam liberalisasi
ekonomi dunia itu, sebagai implementasi General Agreement on Trade and
Services (GATS), semakin menyudutkan posisi banyak negara sedang
berkembang, termasuk Indonesia yang umumnya sangat lemah dalam sektor
jasa.
 Dengan kian terbukanya perekonomian kita, maka sektor jasa seperti
angkutan, asuransi, dan keuangan, akan semakin terancam. Hal yang sama
juga terjadi pada beberapa sektor pertanian kita. Sektor pertanian, terutama
pertanian pangan, masih diproteksi cukup kuota. Jika sektor ini nantinya
juga ikut yang dibebaskan, maka petani-petani kita. yang masih belum
efisien menurut standar dunia akan mengalami nasib yang merugikan.
MASALAH STRUKTURAL
PERDAGANGAN
INTERNASIONAL
 Perdagangan bebas lebih berpihak dan menguntungkan Negara-negara
maju, yang tingkat industrialisasinya sudah mapan, dan menghasilkan
berbagai barang manufaktur yang diekspor ke negara sedang
berkembang. Dengan terbukanya pasar di negara-negara lain, semakin
mudah barang-barang manufaktur dari negara industri tersebut masuk ke
pasar global, yang mengalirkan kembali devisa yang diperoleh negara-
negara berkembang dari ekspornya yang umumnya barang primer atau
manufaktur yang sederhana
 Terkait dengan masalah perdagangan luar negeri Indonesia (dalam hal ini
masalah ekspor) maka perlu dicermati beberapa indikator seperti ‘Unit
Value Index’ yang menggambarkan harga barang ekspor dan impor serta
Term of Trade. Selain itu perlu dicermati pula daya saing ekspor
Indonesia di lingkungan Asean dan Cina
 Keunggulan komparatif produk Indonesia terutama berasal dari komoditi
yang berbahan baku lokal seperti hasil hutan, karet, coklat, kelapa sawait
dan rempah-rempah. Kalau dibanding dengan Cina, mereka mempunyai
keunggulan komparatif pada komoditi industri manufaktur dan industri
kimia.
MODUL 5
KOPERASI DAN
PRIVATISASI DI INDONESIA
Prinsip Dasar Koperasi
Indonesia
 Menurut Muhammad Hatta, Bapak Koperasi Indonesia, koperasi
dikonsepsikan sebagai ‘persekutuan kaum lemah untuk membela
kepentingan hidupnya. Mencapai keperluan hidupnya dengan ongkos
yang semurah-murahnya, itulah yang dituju. Pada koperasi
didahulukan kepentingan bersama bukan keuntungan (Hatta, 1954)’.
 Pengertian yang lain diungkapkan oleh Edilius dan Sudarsono
‘Koperasi adalah perkumpulan orang, biasanya yang memiliki
kemampuan ekonomi terbatas, yang melalui suatu bentuk organisasi
perusahaan yang diawasi secara demokratis, masing-masing
memberikan sumbangan yang setara terhadap modal yang diperlukan
dan bersedia menanggung resiko serta menerima imbalan yang
sesuai dengan usaha yang mereka lakukan (ILO, 1993).
Prinsip Dasar
Koperasi Indonesia
Lanjutan
 Berdasar dua pengertian di atas, dapat dirumuskan unsur-unsur utama
dalam koperasi yaitu :
1. Adanya sekelompok anggota masyarakat yang memiliki ‘kepentingan
bersama’
2. Mereka bertemu secara sukarela dan terbuka
3. Mereka bersepakat bekerja sama menolong diri sendiri secara bersama-
sama
4. Pembentukan koperasi bersifat bottom up
5. Koperasi adalah wadah bersama yang dimiliki secara bersama (koperasi
adalah kumpulan orang yang sama harkat dan martabatnya, satu orang
satu suara)
6. Anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus pelanggan
7. Koperasi tidak bertujuan mencari laba, tetapi mencari keuntungan untuk
para anggotanya
8. Kesadaran pribadi dan kesetiakawanan merupakan landasan mental
koperasi
9. Koperasi bertujuan untuk menyatukan kekuatan-kekuatan kecil menjadi
kekuatan bersama yang bersifat mandiri
Sejarah Koperasi Indonesia

 Setelah kemerdekaan, berdasarkan pasal 33 UUD 1945, koperasi


merupakan bangun perusahaan yang sesuai dengan sistem
perekonomian yang hendak dikembangkan. Hingga tahun 1959
koperasi mengalami perkembangan yang cukup pesat. Namun sejak
diterapkan demokrasi liberal, koperasi kembali dimanfaatkan untuk
kepentingan politik.
 Pemerintah Orde Baru membuat program koperasi yang diberi nama
Koperasi Unit Desa (KUD) yang membuat koperasi kembali
berkembang. Walaupun KUD berjumlah banyak dan diikiuti oleh
ribuan anggota namun tidak semua KUD berjalan dengan baik.
Berbagai masalah timbul dalam KUD sebagai akibat peraturan
pemerintah yang ternyata kontraproduktif terhadap kinerja KUD
sendiri.
Masalah Struktural
Koperasi di Indonesia
Kegagalan koperasi menjadi soko guru perekonomian Indonesia
disebabkan oleh berbagai masalah struktural, sebagai berikut :
1.Deregulasi yang dilakukan oleh pemerintah pada tahun 1983-
1988 memberikan prioritas untuk sektor perbankan dan ekspor
impor. Koperasi tidak dapat memanfaatkan deregulasi tersebut.
2.Berkaitan dengan anggapan bahwa KUD adalah instansi
pemerintah yang berfungsi sebagai perpanjangan tangan
pemerintah karena itu KUD dibebani banyak penugasan yang
secara ekonomis tidak menguntungkan sehingga KUD lebih
sibuk menjalankan penugasan tersebut daripada melayani
anggotanya
3.Yang dihadapi koperasi di Indonesia adalah berkembangnya
konglomerasi.
Tantangan Koperasi di
Era Korporatokrasi
Faktor internalnya adalah ketertinggalan koperasi dalam hal profesionalitas
pengelolaan lembaga, kualitas sumber daya manusia dan permodalan.
Faktor eksternal meliputi iklim ekonomi politik nasional yang kurang
kondusif bagi perkembangan ekonomi rakyat termasuk koperasi.
Deregulasi memungkinkan koperasi menjadi besar kuat akan
memungkinkan memiliki saham perusahaan, tidak hanya saham perusahaan
swasta tetapi juga perusahaan pemerintah (BUMN). Hal ini dapat dilakukan
mengacu pada prinsip Triple-Co, yaitu pemilikan bersama (co-ownership),
penentuan bersama (co-determinant) dan tanggung jawab bersama (co-
responsibility).
Pengertian dan Konsep
Privatisasi

Dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan dan mengurangi


beban pemerintah, Badan-badan Usaha Milik Negara
(governmentowned companies) diarahkan untuk melakukan
korporatisasi (corporation) dan privatisasi (privatization).
 Korporatisasi dapat diartikan sebagai menerapkan pola-pola
manajemen unit bisnis swasta dalam badan-badan usaha milik negara
tersebut dan menghapuskan pola-pola birokrat atau pemerintahan
yang sering mencemari manajemen BUMN. Privatisasi atau
swastanisasi adalah melepaskan sebagian atau seluruh saham kepada
pihak swasta, baik itu secara langsung maupun melalui pasar modal
(go public).
Dampak Politik-
Ekonomi Privatisasi
 Privatisasi bukanlah agenda yang berdiri sendiri, melainkan bagian dari
agenda liberalisasi ekonomi ala Washington Consensus yang bertujuan
membuka seluas-luasnya perekonomian Indonesia kepada masuknya
korporat asing. Dampak ekonomi-politik pelaksanaan privatisasi di
Indonesia, yaitu :
1. Mengecilnya peranan negara dalam penyelenggaraan perekonomian
nasional.
2. Memberi peluang kepada segelintir kaum berpunya untuk semakin melipat
gandakan penguasaan modal mereka, karena struktur penguasaan modal
atau faktor-faktor produksi yang sangat timpang
3. Privatisasi ditandai oleh terjadinya pemindahan penguasaan faktor-faktor
produksi nasional dari tangan negara kepada pemodal internasional, kondisi
ini jika terus berlangsung maka perekonomian Indonesia akan dipaksa di
bawah suatu bentuk kolonialisme baru yaitu kekuatan modal internasional.
4. Privatisasi cenderung memicu konflik politik yang membahayakan persatuan
bangsa, misal konflik antara pemilik saham dengan kelompok serikat
pekerja BUMN.

Anda mungkin juga menyukai