Anda di halaman 1dari 19

PENGELOLAAN MAKANAN

INSTITUSI DARURAT
SUB POKOK BAHASAN
1. Jenis keadaan darurat
2. prioritas panganan keadaan darurat
3. analisa situasi keadaan darurat
4. pengorganisasian keadaan darurat
5. penyelenggaraan makanan darurat
6. prinsip gizi pada keadaan darurat
1.
• Keadaan darurat yg diakbatkan oleh bencana
alam, akan menimbulkan berbagai maslah
social dan masalah fisik. Sasarn permaslahan
dalam usaha penanggulangannya bencana
alam diutamakan kepada segi rehabilitasi
keadaan social dan sarana fisik yg terjadi
akibat bencana alam tsb.
• Pertolongan pertama untuk sarana social salah satunya adalah
mengadakan penyelenggaraan makanan darurat. Berbeda dengan
penyelenggaraan makanan dalam keadaan normal, maka dalam
keadaan darurat ini diperlukan pembangunan khusus. Disamping itu
karena situasi yg berbeda diperlukan tenaga yg terampil, cakap
dalam pekerjaan dan dapat mengambil keputusan pada saat
genting.
• walaupun ada perbedaan situasi namun peraturan dan prosedur
pengelolaan penyelengaraan makanan darurat tidak jauh beda.
Untuk menangani penyelenggaraan makanan darurat ini
sebelumnya harus dibentuk suatu badan khusus yg memiliki tenaga
ahli dan benar2 mampu menguasai permasalahan dan mampu
mengelola makanan darurat.
• Persoalan yg dihadapi dalam penyelenggaraan
makanan darurat (jangka pendek atau jangka
panjang) adalah menentukan perhitungan
kecukupan gizi dari individu yg menjadi
korban. Untuk jangka pendek pemberian
makanan lengkap, makanan yg seimbang,
kurang begitu penting ( tetapi untuk jangka
sedang dan panjang perlu diperhitungkan).
• Intake protein memang penting, tapi dalam
keadaan darurat sulit untuk dipenuh, karena
sumbangan makanan cenderung lebih banyak
sumber karbohidrat dari serealia, beras atau
supermi.
• Yang penting dalam menyusun menu yang
cukup adalah memperhatikan golongan rawan
seperti anak-anak, ibu hamil, ibu menyusui dan
penderita penyakit tertentu.
Jenis – jenis keadaan darurat
• Karena bencana alam : banjir, letusan gunung
berapi, gempa bumi, tanah longsor,
kebakaran, angin topan, gelombang pasang,
kekeringan/kekurangan pangan, polusi, dll
Bentuk keadaan darurat
• Keadaan darurat jangka pendek : timbul tanpa
ada tanda terlebih dahulu : gempa, tanah
longsor
• keadaan darurat jangka sedang : dapat
dideteksi lebih dahulu ; kekeringan, polusi,
banjir
• keadaan darurat jangka panjang : kemarau
panjang
Usaha penanggulangan
Ada 2 aspek :
1. Aspek sosial : menyangkutb manusia, terutama
pemenuhan kebutuhan pokok (sandang, pangan,
papan)
2. aspek fisik : prasarana (perbaikan jalan, jembatan,
dll)
Mengingat luasnya akibat yang harus ditimbulkan oleh
bencana alam, maka penaggulangannya harus
ditangani oleh instansi terkait. (menkokesra sebagai
koordinir)
Masalah yang timbul
• Musnahnya sebagian atau seluruh harta
benda kekayaan termasuk sumber tempat
tinggal
• Hilangnya sumber penghidupan
• krisis pangan karena panen yang gagal
Ekses dari masalah akibat bencana alam

• Tunawisma
• Tunakarya
• Kemiskinan
• Timbul penyakit
Pengorganisasian penanggulangan bencana
alam
• Adalah pengaturan usaha-usaha penanggulangan
bencana alam yang diselenggarakan oleh organisasi yang
mempunyai tugas dibidang ini.
• Untuk mengatasi masalah sosial yang timbul akibat
bencana alam maka mekanisme kerja dari pelaksanaan
bencana alam meliputi berbagai prosedur :
1. Penyampaian laporan bencana yang akurat
2. Penyelamatan penderita/korban
3. penyantunan korban bencana alam
4. pengamanan penduduk
Penyelenggaraan makanan darurat
• Seharusnya ada badan yang menangani
pekerjaan ini atau badan yg ahli dan mampu
menguasai permasalahan jika tidak mampu
berkonsultasi dengan ahlinya
Merencanakan makanan darurat
• Harus dapat mencapai kebutuhan umum dari
masyarakat yang dilayani
• sesuai peraturan
• mencapai komposisi gizi yang diinginkan
Kesulitan dalam menyelenggarakan makanan
darurat
• Macam dan besar orang yg dilayani belum diketahui dengan tepat
• kebutuhan akan macam bahan makanan, sumber bahan makanan
dalam lokasi, kebutuhan angkutam, pengetahuan sumber bahan
makanan dalam lingkungan tempat darurat
• adanya makanan khusus bayi, penderita penyakit tertentu
• bahan makanan yang tersedia tidak menentu
• memprioritaskan siapa yg paling membutuhkan bantuan makanan
• perlengkapan yang ada belum tentu sesuai dengan situasi
• kurang pegawai yang cakap dan terampil
• kesukaran dalam menciptakan keadaan kesehatan yang wajar dan
saniter
Dalam perencanaan, Sasaran yang perlu
dipertimbangkan
• Makanan harus sederhana mungkin, cepat, hemat, dan tepat dengan situasi
• frekuensi makan dan macam makanan yg diberikan menurut peraturan
• Menentukan standar makanan bayi, ibu menyusui, ibu hamil, penderita
penyakit tertentu, pengungsi dan korban
• menentukan makanan untuk staf
• menentukan macam makanan tambahan untuk donor darah
• menentukan dan menetapkan penggunaan makanan matang dan mentah
• menentukan jumlah peralatan dan macam alat yang dibutuhkan (untuk
penyelenggaraan dan alat makan)
• menyediakan mobil pengangkut bahan makanan atau makanan matang
• menetapkan prosedur distribusi makanan
Perbekalan, perlengkapan, perlatan
• 1. tetapkan lokasi penyelenggaraan makanan
darurat, maka persediaan bahan makanan dapat
diatur dan ditertibkan , persediaan bahan makanan
bila mungkin untuk waktu satu bulan atau lebih
• 2. peralatan minimal yang harus ada untuk
memasak nasi, lauk pauk, sayur dan tempat air, dan
alat makan (praktis, ringan dibawa dan dapat
berfunsi ganda)
• 3. bahan bakar tungku dan kebersihan alat yang
dipakai
Lokasi penyelenggaraan makanan darurat

Tidak jauh dari tempat korban ditampung


Prinsip gizi pada keadaan darurat
• Prioritaskan utama air (aman, jumlah cukup untuk kebutuhan)
• kebutuhan hidratbarang setinggi mungkin minimal 100 gr/hari
(boleh ditambah dengan memberikan gula. Sirop) kalori
dianjurkan 1500-2000
• Kebutuhan protein optimal sesuai anjuran DKGA . Lemak 20-30
% total kalori
• istimewakan golongan rawan dan usahakan standar
kebutuhannya terpenuhi
• berikan tablet vitamin untuk melengkapi kekurangan gizi
• untuk golongan lainnya pemeberian makanan sesuai
peraturan yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai