Anda di halaman 1dari 29

MINI C-EX

APENDISITIS PERFORASI
MUHAMMAD AL FARABI HASIBUAN
131921200504
PEMBIMBING :
DR. NURHAYAT USMAN, SP. B (K) B.D
Nama : An. MH

Jenis kelamin : Laki-laki

IDENTITAS Usia : 9 tahun

Alamat : Cirebon
IDENTITAS
Pendidikan : SD

MRS : 07-07-2021

BB : 22 Kg
ANAMNESIS
Keluhan utama : Nyeri Perut

RPS :
Sejak empat hari SMRS, orang tua pasien mengeluhkan anaknya mengalami nyeri di
seluruh perut. Awalnya, pasien mengeluhkan nyeri sekitar pusar kemudian berpindah dan
menetap di perut kanan bagian bawah sejak 7 hari SMRS. Nyeri dirasakan terus-menerus
dan semakin nyeri. Keluhan disertai mual dan muntah. Muntah sebanyak 3-4 kali, berisi
sisa makanan. Tidak ada muntah berwarna hijau. Keluhan disertai demam, satu hari
setelah nyeri perut muncul. Demam naik-turun, sampai 38℃. Keluhan disertai BAB cair
sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit, BAB disertai ampas dan lendir, frekuensi 3-5 x
per hari. BAB terakhir saat datang di IGD RSHS. Keluhan juga disertai perut tampak
kembung yang semakin bertambah kembung. Tidak ada keluhan BAK. Pasien saat ini
terlihat gelisah dan kehausan.

Karena keluhannya pasien dibawa berobat ke dokter umum sebanyak 2 kali diberikan obat
untuk sakit lambung, penurun demam, dan antibiotik. Karena tidak ada perbaikan, pasien
dibawa ke RS Dustira dan kemudian dirujuk ke RSHS.
PEMERIKSAAN FISIK
 Kesadaran : Compos mentis
 Nadi: 112x/mnt RR: 24x/mnt T: 38°C UOP: 1.1cc/KgBB/jam
 Kepala : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, mata tampak cekung, mukosa
mulut dan bibir kering.
 Thorax : bentuk dan gerak simetris, vesicular breath sound kanan=kiri, tidak ada
ronkhi dan wheezing . Bunyi Jantung murni reguler, tidak ada gallop dan murmur
 Abdomen :
 I : cembung, tidak tampak kontur dan gerakan peristaltik usus
 A : bising usus lemah
 P : tegang, nyeri tekan di seluruh perut, terdapat defans muscular, Turgor
menurun
 RT : tonus sfincter ani lemah, mukosa licin, ampula kolaps.
 Extremitas : akral hangat, Nadi kuat, Reguler, CRT<2”
FOTO KLINIS
Parameter Hasil
Hb/Ht/Leu/Tr 13.6/38/21.600/272.000

PT/INR/APTT 13.6/1.01/32.9
LABORATORI Ur/Cr 19/0.26
UM SGOT/SGPT 37/15
GDS 102
Na/K 138/3.6
Alb/prot 3.4/7.0
CRP 2.7
FOTO POLOS ABDOMEN
DATAR TEGAK
RONTGEN
THORAKS
DIAGNOSIS:
Peritonitis difus ec suspek Apendisitis perforasi + Dehidrasi sedang

Manajemen :

• Observasi
Observasi tanda vital
vital
• Puasa
Puasa
• Dekompresi
Dekompresi dengan NGT no. 12 Fr
• Pemasangan
Pemasangan Folley Catheter
• IVFD
IVFD Ringer
Ringer Laktat
•• Loading cairan 440 ml
•• Maintenance = 1540 ml
•• Defisit dehidrasi = 1760 ml
•• 8 jam pertama: 880 ml + 513 ml – 440 ml = 953 ml / 8 jam
•• 16 jam kedua: 880 ml + 1026 ml =1906 ml / 16 jam
• Ceftriaxone
Ceftriaxone 22 x 1 g iv
iv
• Metronidazole
Metronidazole 3 x 220 mg iv
• Paracetamol
Paracetamol 4 x 440 mg iv
• Rencana
Rencana Appendektomi
Appendektomi per
per laparotomi
laparotomi
DURANTE OPERASI
- Ditemukan cairan peritoneum bercampur pus, jumlah ± 100cc
- Ditemukan pus di regio kanan bawah , pelvis kiri bawah, kanan atas.
- Ditemukan fibrin di regio kanan bawah, pelvis, dan kiri bawah.
- Ditemukan appendiks letak pelvical, edematous, hiperemis, gangrenous ukuran 7 cm, lebar 4
cm dengan perforasi di 1/3 tengah dengan tepi nekrotik.
- Ditemukan fecalith Intraabdominal dan intraluminal.
Keadaan pasien (8 jam post op)
S : nyeri pada luka operasi.
A: Peritonitis difus ec. Apendisitis perforasi yang telah dilakukan
O : Kesadaran : Compos mentis
appendektomi per laparotomi + Hiponatremia
Frekuensi nadi: 88 x/menit, frekuensi nafas : 20 x/menit, suhu : 37’C
P : Puasa
Nyeri post op : 2/10
IVFD Ringer Laktat 1540 ml /24jam
Abdomen:
Koreksi Natrium:
I: datar, luka operasi tertutup verban, rembesan (-)
M = 3 x 22 = 66 mEq
A: Bising usus (+)
D = (135-128)x0,6 x 22= 92,4 mEq
P: lembut
Total = 158,4 mEq per hari (tercukupi melalui pemberian
NGT : minimal, jermih
cairan infus)
Urine output : 2,2 cc/kgBB/jam
Ceftriaxone 2 x 1 g IV
Lab post operatif:
Metronidazole 3 x 220mg IV
Hb/t/L/Tr: 11/30/11.200/175.000
Na/K: 128/3,6 Paracetamol 4 x 220 mg IV
Kondisi pasien
08-07-2021
S : Tidak demam, tidak kembung, tidak muntah, A: Peritonitis difus ec. Apendisitis perforasi yang telah dilakukan
tidak ada nyeri perut
appendektomi per laparotomi POD II

O :Kesadaran : Compos mentis, Frekuensi nadi : P:


96 x/menit; Frekuensi nafas: 22x/menit ; Suhu :
36.8°C Puasa
Abdomen : datar, bising usus normal, lembut IVFD TPN
Luka operasi : Pus (-) Ceftriaxone 2 x 1 g iv

Metronidazole 3 x 220 mg iv

Paracetamol 4 x 440 mg iv
Kondisi pasien
09-07-2021

S : tidak demam, tidak kembung, tidak muntah, A: Peritonitis difus ec. Apendisitis perforasi yang telah
tidak ada nyeri perut
dilakukan appendektomi per laparotomi POD III

O :Kesadaran : Compos mentis, Frekuensi nadi :


84 x/menit; Frekuensi nafas: 24x/menit ; Suhu : P:
36.7°C
Diet tinggi protein
Abdomen : datar, bising usus normal, lembut
Ceftriaxone 2 x 1 g iv
Luka operasi : Pus (-)
Metronidazole 3 x 220 mg iv
Paracetamol 4 x 440 mg iv
Kondisi pasien
10-07-2021

S : tidak demam, tidak kembung, tidak muntah, A: Peritonitis difus ec. Apendisitis perforasi yang telah
tidak ada nyeri perut
dilakukan appendektomi per laparotomi POD IV

O :Kesadaran : Compos mentis, Frekuensi nadi :


90 x/menit; Frekuensi nafas: 20x/menit ; Suhu : P:
36.8°C
Diet tinggi protein
Abdomen : datar, bising usus normal, lembut
Ceftriaxone 2 x 1 g iv
Luka operasi : Pus (-)
Metronidazole 3 x 220 mg iv
Paracetamol 4 x 440 mg iv
Kondisi pasien
11-07-2021

S : tidak demam, tidak kembung, tidak muntah, tidak ada


nyeri perut A: Peritonitis difus ec. Apendisitis perforasi yang telah

dilakukan appendektomi per laparotomi POD V

O :Kesadaran : Compos mentis, Frekuensi nadi : 92


x/menit; Frekuensi nafas: 22x/menit ; Suhu : 36.8°C P:
Abdomen : datar, bising usus normal, lembut Ceftriaxone 2 x 1 g iv
Luka operasi : Pus (-) Metronidazole 3 x 220 mg iv
Paracetamol 4 x 440 mg iv
Lab (11-07-21) :
Hb/Ht/L/Tr: 12.3/35/7700/467000
Na/K: 136/3.7
Alb/prot : 3.2/6.2
Kondisi pasien
12-07-2021

S : tidak demam, tidak kembung, tidak muntah,


tidak ada nyeri perut A: Peritonitis difus ec. Apendisitis perforasi yang telah

dilakukan appendektomi per laparotomi POD VI


O :Kesadaran: Compos mentis, Frekuensi nadi :
97 x/menit; Frekuensi nafas: 22x/menit ; Suhu :
36.8°C P:

Abdomen : datar, bising usus normal, lembut - Pasien sudah diperbolehkan untuk pulang

Luka operasi : Pus (-)


APPENDISITIS PERFORASI

- Apendisitis merupakan peradangan pada appendix vermiformis


- Peradangan infeksi pada usus buntu ( apendiks ) yang terletak diperut kuadran kanan bawah
EPIDEMIOLOGI
- Apendisitis dapat ditemukan pada semua umur, namun < 1 tahun jarang dilaporkan ( 1% )
- Insiden tertinggi pada kelompok pada umur 20 – 30 tahun
- Insiden laki – laki dan perempuan sebanding, kecuali pada umur 20 – 30 tahun, insiden laki –
laki lebih tinggi
ETIOLOGI
Obstruksi Lumen Usus
- Fekalit, tumor apendiks, hiperplasia jaringan limfe
Parasit
Erosi Mukosa Apendiks
- E. Hystolityca
Infeksi Bakteri :
- Bacteroides fragilis, E. coli, Proteus, Klebsiella, Streptococcus, Pseudomonas
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
Gejala :
- Nyeri samar – samar dan tumpul di daerah epigastrium di sekitar umbilicus
- Mual dan Muntah
- Nafsu makan berkurang
- Dalam beberapa jam, nyeri pindah ke titik Mc. Burney
- Konstipasi
- Demam
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
• Leukositosis dan CRP Meningkat

Urinalisa

Penunjang Lainnya
• Foto Polos Abdomen
• Appendicogram
• USG
• CT – Scan
• Laparoskopi

• Histopatologi
KONSERVATI
F

TATA
LAKSANA OPERATIF
- Apendiktomi sebelum perforasi : Baik
- Setelah operasi dapat terinfeksi pada
PROGNOSIS 30% kasus apendicitis perforasi /
gangrenosa
- Serangan berulang dapat terjadi bila
apendiks tidak diangkat
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai