Anda di halaman 1dari 18

SEJARAH

MATEMATIKA
Sejarah
Tokoh

Penemuan
Kajian matematika secara ilmiah dimulai sejak umat
Islam bersentuhan dengan beberapa karya bidang
matematika yang dihasilkan oleh peradaban lain setelah
ditaklukannya wilayah peradaban tersebut oleh umat
Islam, misalnya Alexandria dan Baghdad. Alexandria
yang pada saat itu dikenal sebagai wilayah pusat
perkembangan matematika, ditaklukkan oleh umat
Islam pada tahun 641 Masehi.
Tokoh Matematikawan Arab

Al-Khawarizmi Al-Tusi

Omar Khayyam
Al-Khawarizmi

Aljabar yang sesungguhnya diperkenalkan oleh Mohammad Ibn Musa al-


Khawarizmi pada sekitar abad ke-8. Pada bagian pertama bukunya, al-
Khawarizmi menuliskan solusi suatu persamaan linear dan persamaan
kuadrat. Al-Khawarizmi mengklasifikasikan persamaan dalam enam tipe,
dimana tiga di antaranya adalah macam-macam persamaan kuadrat
sekaligus langkah-langkah penyelesaiannya.
Lanjutan
 
Ketiga tipe persamaan kuadrat tersebut yakni:
1. squares and roots equal to numbers (
2. squares and numbers equal to roots (
3. roots and numbers equal to squares (
Tentang Bilangan Nol

Angka nol penting bagi suatu bilangan dan tentu berpengaruh


terhadap ilmu-ilmu menghitung, ilmu pasti, ilmu alam, serta ilmu
lainnya, dan Al-Khawarizmi lah yang pertama kali menemukan
bilangan nol. Al-Khawarizmi adalah orang pertama yang
menjelaskan kegunaan angka-angka.
Lanjutan

Nol adalah suatu angka dan digit angka yang digunakan untuk mewakili
angka dalam angka. Angka nol memainkan peran penting dalam
matematika, yakni sebagai identitas tambahan bagi bilangan bulat,
bilangan real, dan struktur aljabar lainnya. Sebagai angka, nol digunakan
untuk tempat dalam sistem nilai tempat.
Lanjutan

Dengan penggunaan angka tersebut maka kata Arab Shifr yang artinya
nol (kosong) diserap ke dalam bahasa Perancis menjadi kata chiffre,
dalam bahasa Jerman menjadi ziffer, dan dalam bahasa Inggris menjadi
cipher. Bilangan nol ditulis bulat dan di dalamnya kosong.
Omar Khayyam

Omar Khayyam dikenal sebagai seorang penyair, namun Umar


Khayyam memiliki kontribusi besar dalam bidang matematika,
terutama dalam bidang aljabar dan trigonometri. Ia merupakan
matematikawan pertama yang menemukan metode umum
penguraian akar-akar bilangan tingkat tinggi dalam aljabar, dan
memperkenalkan solusi persamaan kubus.
Al-Karaji
Al-Karaji dianggap sebagai ahli matematika terkemuka dan
pandang sebagai orang pertama yang membebaskan aljabar dari
operasi geometris yang merupakan produk aritmatika Yunani dan
menggantinya dengan jenis operasi yang merupakan inti dari
aljabar pada saat ini. Karyanya pada aljabar dan polynomial
memberikan aturan pada operasi aritmatika untuk memanipulasi
polynomial.
Sistem Bilangan
Matematika Islam (Arab)
Sistem bilangan Arab atau Angka Arab (Arabic Numerals) merupakan
sebuah sistem bilangan populer yg terdiri dari angka 0-9 (0, 1, 2, 3, 4, 5, 6,
7, 8, 9). Sistem angka ini paling banyak digunakan di zaman modern ini.
Angka Arab dipopulerkan oleh matematikawan Muslim di abad
pertengahan, kemudian menyebar ke Eropa beberapa abad kemudian, dan
menjadi angka standar dunia sejak zaman kolonial.
Lanjutan

Sesuai dengan sejarah mereka, angka-angka (0,1,2,3,4,5,6,7,8,9) juga


dikenal sebagai Angka Hindu atau Angka Hindu-Arab. Alasan mereka
lebih dikenal sebagai “Angka Arab” di Eropa dan Amerika adalah karena
mereka diperkenalkan ke Eropa pada abad ke-10 melalui bangsa Arab di
Afrika Utara. Dahulu (dan sampai sekarang) digit-digit tersebut masih
dipergunakan oleh orang Arab barat semenjak dari Libya hingga ke
Maroko
Lanjutan

Simbolisasi di dalam materi matematika membuat


matematika jauh dari dunia nyata. Bukan hanya itu,
simbolisasi ini juga yang membuat matematika menjadi
eksklusif dan hanya menjadi konsumsi kalangan tertentu
saja. Hal ini bertolak belakang dengan pola pembelajaran
matematikawan Arab-Islam pada zamannya.
Lanjutan

Dari sini sebenarnya perlu dihidupkan kembali bahasa


komunikasi biasa di matematika. Contohnya dalam
membuktikan suatu teori di dalam matematika, seorang
siswa dituntut tidak hanya bisa membuktikan dalam bahasa
simbol matematika, tetapi juga menggunakan bahasa
komunikasi biasa.
Lanjutan
 
Misalkan dalam mencari nilai x dalam persamaan. Secara matematis
penyelesaiannya menjadi seperti berikut :
Lanjutan

Lalu siswa juga dituntut untuk menyelesaikannya dalam bahasa


komunikasi verbal. Sehingga penyelesaiannya menjadi seperti berikut.
“2 dikali dengan suatu bilangan lalu dikurang 2, hasilnya sama dengan 10.
Selanjutnya 2 sama-sama ditambahkan, sehingga menjadi 2 dikali dengan suatu
bilangan lalu dikurang 2 dan ditambah 2, sama dengan 10 ditambah 2. Hasilnya 2
dikali suatu bilangan ditambah 0, sama dengan 12. Sehingga 2 dikali suatu
bilangan, sama dengan 12. Maka bilangan berapa yang dikalikan dengan 2 lalu
hasilnya menjadi 12? Maka bilangannya adalah 6.”
Any Questions???????

Anda mungkin juga menyukai