KLIEN
FUDI
ASPEK HUKUM
1. Pasal 11 PP Republik Indonesia Nomor :
749/MENKES/PERlXI1/1989 Tentang Rekam
Medis/Medical Records, Yang berbunyi : “Rekam
medis merupakan berkas yang wajib dijaga
kerahasiannya”.
2. Bab IV butir 2 Keputusan DIR-JEN Pelayanan Medik
Nomor : 8/Yan.Med./RS.UM.DIK/YMU/I/91 Tentang
Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Rekam
Medik / Medical Record di Rumah Sakit, yang
berbunyi : “Isi rekam medis adalah milik pasien
yang wajib dijaga kerahasiannya”.
3. Pasal 5 Kode Etik profesi Rekam medis, yang berbunyi :
“Setiap pelaksana rekam medis dan informasi kesehatan
selalu menjunjung tinggi doktrin kerahasiaan dan hak
kerahasiaan perorangan pasien dalam memberikan informasi
yang terkait dengan identitas individu dan sosial”.
4. Pasal 22 PP Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1996
Tentang Tenaga Kesehatan, Ayat (1) yang berbunyi :
“Bagi tenaga kesehatan jenis tertentu dalam melaksanakan
tugas profesinya berkewajiban untuk menjaga kerahasiaan
identitas dan data kesehatan pribadi pasien “.
Untuk melindungi kerahasiaan, maka dibuat ketentuan sbb :
a.Hanya petugas rekam medis yang diijinkan masuk ruang
penyimpanan berkas rekam medis.
b.Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi rekam medis
untuk badan-badan atau perorangan, kecuali yang telah
ditentukan oleh peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
c.Selama penderita dirawat, rekam medis menjadi tanggung
jawab perawat ruangan dan menjaga kerahasiannya.
PENGERTIAN TENTANG REKAM MEDIS.
Pengertian tentang Rekam medis tercantum di dalam :
1. Pasal l PERATURAN MENTERI KESEHATAN (PERMENKES) REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 749a/MENKES/PER/XII/1989 Tentang Rekam Medis/Medical Records,
yang berbunyi : “Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan
dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan
dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana kesehatan”.
2. Bab II butir 1 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN MEDIK Nomor 78
/ Yan.Med /RS.UM.Dik/YMU/1/ 91 Tentang Petunjuk Pelaksanaan
Penyelenggaraan Rekam Medis / Medical Record di Rumah Sakit, yang berbunyi
: Rekam Medis di Rumah Sakit adalah berkas yang berisikan catatan dan
dokumen tentang identitas, anamnesis, pemeriksaan, diagnosis pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain yang diberikan kepada seorang pasien selama
dirawat di rumah sakit yang dilakukan di unit – unit rawat jalan termasuk unit
gawat darurat dan unit rawat inap.
SIAPA YANG BERHAK MEMBUAT REKAM MEDIS ?
lstilah yang terkenal di kalangan para tenaga kesehatan dan mahasiswa adalah
” rahasia jabatan “. Di dalam perundang–undangan di bedakan antara
rahasia pekerjaan dan rahasia jabatan.
RAHASIA PEKERJAAN.
Rahasia pekerjaan adalah segala sesuatu yang diketahui dan harus di
rahasiakan berhubung dengan pekerjaan atau keahliannya. Kewajiban untuk
menyimpan rahasia pekerjaan ini berlaku sejak yang bersangkutan
mengucapkan sumpah atau atau pada akhir pendidikannya.
Contoh:
Seorang dokter, pada akhir pendidikannya, mengucapkan sumpah untuk
menyimpan rahasia dengan lafal sebagai berikut :
” Demi Allah saya bersumpah bahwa,saya akan rmerahasiakan segala
sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya dan karena keilmuan saya
sebagai dokter. ”
Seorang perawat, pada akhir pendidikannya, mengucapkan sumpah
untuk menyimpan rahasia, dengan lafal sebagai berikut :
” Saya bersumpah’ berjanji bahwa saya sebagai perawat
kesehatan tidak akan menceritakan kepada siapapun segala
rahasia yang berhubungan dengan tugas saya, kecuali jika diminta
pengadilan untuk keperluan kesaksian. ”
Dengan mengucapkan sumpah atau janji seperti tersebut di atas,
maka seorang dokter atau seorang perawat diwajibkan untuk
menyimpan rahasia sehubungan dengan pekerjaannya. Kewajiban
ini disebut sebagai ” kewajiban menyimpan rahasia pekerjaan”.
Maksud daripada ketentuan ini adalah keharusan bagi yang
bersangkutan untuk tetap memegang teguh kewajiban itu,
walaupun ia tidak menjadi / berstatus pegawai negeri atau
anggota ABRI.
RAHASIA JABATAN.
Rahasia jabatan ialah segala sesuatu yang diketahui dan harus
dirahasiakan sehubungan dengan jabatannya sebagai pegawai
negeri sipil atau anggota ABRI, karena sebelum diangkat sebagai
pegawai tetap, yang bersangkutan harus mengucapkan “sampah
jabatan”.
CONTOH :
Lafal sumpah pegawai negeri :
” Saya akan memegang rahasia sesuatu yang menurut sifatnya
atau menurut perintah, harus saya rahasiakan. ”
PERHATIAN :
Kewajiban menyimpan rahasia pasien harus tetap dipegang,
meskipun pasien tersebut telah meninggal dunia.
SANKSI HUKUM.
Setiap tenaga kesehatan yang mempunyai kewajiban untuk menyimpan rahasia
tentang penyakit pasien beserta data – data medisnya dapat dijatuhi sanksi
pidana, sanksi perdata maupun sanksi administratif, apabila dengan sengaja
membocorkan rahasia tersebut tanpa alasan yang sah, sehingga pasien
menderita kerugian akibat tindakan tersebut.
Akibat yang mungkin timbul karena pembocoran rahasia ini, misalnya :
1. Tidak jadi menerima santunan asuransi karena pihak asuransi membatalkan
keputusannya setelah mendapat informasi tentang penyakit yang diderita oleh
calon kliennya.
2. Tidak jadi menikah, karena salah satu pihak mendapat informasi mengenai
penyakit yang diidap oleh calon pasangannya.
3. Terjadinya perceraian, karena salah satu pihak mengetahui penyakit yang
diidap oieh pasangannya.
4. Seorang pemimpin kalah dalam percaturan politik karena lawan politiknya
mendapat informasi mengenai penyakit yang diidapnya.
5. Merugikan negara, apabila informasi yang dibocorkan itu merupakan rahasia
negara.
SANKSI PIDANA.
Pasal 322 Kitab Undang – undang Hukum Pidana (KUHP)
menyebutkan bahwa :
(1)Barang siapa dengan sengaja membuka suatu rahasia, yang
menurut jabatan atau pekerjaannya, baik yang sekarang maupun
yang dahulu, ia di wajibkan untuk menyimpannya, dihukum dengan
pidana penjara paling lama sembilan bulan atau denda paling
banyak sembilan ribu rupiah.