Anda di halaman 1dari 14

Paradigma Sosial

Kritis
Sebagai Landasan
Filosofis
Participatory
Action Research
Unsur Dasar Teori Sosial Kritis
1. Sistem pemikiran yang tujuan dasarnya memperbaiki
kondisi kemanusiaan.
2. Fokus perhatiannya pada problem teori secara umum
dan termasuk juga model investigasi problem nyata dari
organisasi sosial.
3. Anti status quo dan berusaha menemukan alternatif dari
kondisi sosial yang ada yang lebih manusiawi.
4. Orientasi riset yang dibangun adalah pembebasan orang
dari distorsi pola hubungan kekuasaan dan kontrol.
Inti Teori Sosial Kritis
• Pola pemikiran dan tindakan yang
mengusik/mempertanyakan terlembaganya pola
relasi kekuasaan (power relations) atau pola
hubungan yang dominatif (dominative relationship).
• Tujuan utamanya memperbaiki kondisi
kemanusiaan.
• Berupaya memahami situasi sosial mapan (status
quo) lalu mencari dan menemukan alternatif tatanan
yang lebih menjamin terpenuhinya hasrat
kemanusiaan.
• Membebaskan orang dari hubungan kekuasaan
yang terdistorsi, kontrol dan dominasi.
Pilar Teori Sosial Kritis

1. Refleksi (berfikir secara kritis)


 Mendobrak ideologi-ideologi beku (dogma)
 Menguji tatanan-tatanan, kebiasaan-
kebiasaan, tradisi-tradisi, yang berjalan
sehari-hari yang tak tertanyakan (yang
secara halus (tak terasa menimbulkan
hegemony)
 Mengkritik kondisi-kondisi yang ada.
Pilar Teori Sosial Kritis

2.
2. Komunikasi (dialog kritis)
Gagasan-gagasan diangkat,
dipertukarkan, dikaji, dikembangkan,
dan pengetahuan baru diciptakan,
Mensilangkan (cross) pemahaman-
pemahaman baik yang muncul dalam
komunikasi verbal maupun non verbal
termasuk simbul-simbul,
Semua yang terlibat
mengkomunikasikan tanpa
pengekangan.
Pilar Teori Sosial Kritis
3. Pembebasan (emancipasi)
 Merubah tatanan sosial yang
ada menjadi lebih adil,
rasional, manusiawi, dan
damai.
Keyakinan Dasar Ilmu Sosial Kritis
1. Rakyat memiliki daya dan kuasa merubah
kehidupan mereka sendiri.
2. Pengetahuan tentang dunia sosial adalah sarat nilai.
3. Pemikiran (Reason) dan kritik tidak dapat
dipisahkan.
4. Teori dan praktek harus dihubungkan.
5. Pemikiran dan kritik harus di refleksikan dalam
praktek kehidupan sosial.
Tipologi Epistimologi Ilmu
Pengetahuan
1. Technical Knowledge Interest
Diarahkan pada prediksi (ramalan) dan penguasaan
(kontrol).
Disebut pula Ilmu Pengetahuan dominatif.
2. Practical Knowledge Interest
Diarahkan pada penyelidikan untuk pemahaman sendiri.
Disebut pula ilmu pengetahuan deskriptif.
3. Emancipatory Knowledge Interest
Diarahkan untuk membebaskan diri kita dari dominasi
oranganisasi, pembelengguan mental, dan distorsi sosial.
Disebut juga ilmu pengetahuan yang membebaskan/
memberdayakan.
Ontologi Tiga Tipe Ilmu Pengetahuan
DOMINASI INTERAKTIF EMANCIPATO
RY
Tujuan Meramalkan, Memahami, Pembebasan dan
melakukan Empati dan Pemberdayaa
rekayasa sosial Simpati n
Realitas Tunggal Kasus, keunikan Plural, majemuk,
sosial dan sarat
perbedaan
Pendekatan Obyektif Subyektif Subyektif
Prose Ilmu Hipotesa teori  Kasus  terlibat Kasus  analisa
data  uji teori  pahami  masalah 
deskripsi rencana 
aksi
DOMINASI INTERAKTI EMANCIPA
F TORY
Aplikasi Generalisasi Diskripsi Anti
teori kasus generalisasi
(keunikan)
Sifat Bebas nilai Bebas nilai Memihak
Dasar Positivisme Fenomenologi Teori kritis
pandangan Analisis empiris Hermeneutika Ilmu
atau ilmu atau ilmu pengetahuan
pengetahuan pengetahuan kritis
alam interpretatif
Medium Kerja Bahasa Kekuasaan
ASUMSI Pendekatan Subyektif Pendekatan Obyektif
Hakekat Manusia VOLUNTERISME DETERMINISME
Manusia dan kegiatannya Manusia sepenuhnya otonom
ditentukan oleh keadaan dan dan bebas berkemauan
lingkungannya.
Ontologis (cara NOMINALISME REALISME
pandang) Relaitas sosial dikenal (ada) karena Realitas sosial ada/nyata meski
dikonsepsikan tidak dikonsepsikan
Epistimologis (cara ANTI POSITIVISME POSITIVISME
memahami Realitas sosial itu nisbi dan hanya Realitas sosial hanya dapat
masalah) dapat dipahami dari cara pandang dipahami dengan mengenal
orang yang terlibat langsung di sifat-sifatnya yang teratur dan
dalamnya hubungan-hubungan sebab-
akibatnya.
Metodologis IDEOGRAFIS NOMOTETIS
Seseorang hanya bisa memahami Seorang hanya bisa memahami
realitas sosial dengan pengetahuan realitas sosial dengan tatacara
langsung dari yang mengalaminya dan alat riset yang sistematis/
baku.
Metodologi Riset Sosial Kritis
Persyaratan metodologis:
(1) Metode harus practice oriented dan fokus pada
perubahan sosial.
(2) Harus mensupport proses pengorgansasian dan konteks
sosialnya.
(3) Harus sensitif terhadap individu demikian juga
kelembagaan.
(4) Harus collaborative dan mensupport kebebasan dan
keterbukaan partisipan.
(5) Harus merupakan proses refleksi kritis.
Keyakinan Dasar Riset Sosial
Kritis
• Rakyat memiliki daya dan kuasa merubah
kehidupan mereka sendiri.
• Pengetahuan tentang dunia sosial adalah sarat
nilai.
• Pemikiran (Reason) dan kritik tidak dapat
dipisahkan.
• Teori dan praktek harus dihubungkan.
• Pemikiran dan kritik harus di refleksikan dalam
praktek kehidupan sosial.
Alasan perlunya Riset Kritis?
Karena riset yang dikembangkan selama ini
(positivistik & etno metodologi) mengandung
kelemahan:
• Riset ini umumnya hanya menghasilkan pengetahuan
yang empiris-analitis. Pengetahuan seperti ini memiliki
kecenderungan tidak mendatangkan manfaat bagi
masyarakat lokal.
• Banyak  bermuatan kepentingan teknis untuk
melakukan rekayasa sosial (social enginering

• Memungkinkan terjadinya "pencurian"


terhadap kekayaan pengetahuan lokal oleh
peneliti (orang luar)  sehingga sangat
berpotensi untuk menyebabkan penindasan
terhadap orang dalam (masyarakat lokal).

Anda mungkin juga menyukai