Anda di halaman 1dari 15

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. PENELITIAN TERDAHULU

Inni Durrotun Na’ifah yang berjudul “Manajemen Kesiswaan Dalam

Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan di MTs Nurul Huda Pringsewu”. Dalam

skripsi ini membahas tentang bagaimana pengelolaan peserta didik serta usaha-

usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan di MTs Nurul Huda Pringsewu. Hasil

dari penelitian ini adalah dalam pembinaan peserta didik di MTS Nurul Huda

Pringsewu tidak membeda-bedakan antara yang lulus dan yang belum lulus,

sehingga MTs Nurul Huda Pringsewu memberi kesempatan yang belum lulus

untuk mengikuti paket B dengan pembinaan intensif selama tiga bulan hasilnya

cukup memuaskan peserta didik yang mengikuti ujian paket B lulus semua.

Sedangkan usaha-usaha MTs Nurul Huda Pringsewu adalah menerapkan

program-program sebagai ilmu terapan.12

Dzul Fadli yang berjudul “Manajemen Peserta Didik dalam meningkatkan

hasil belajar Pendidikan Agama Islam di Ma Ma’arif NU 02 Kalirejo, Lampung

Timur. Dalam skripsi ini membahas tentang bagaimana manajemen peserta didik

serta usaha-usaha dalam meningkatkan hasil belajar pendidikan agama islam.

Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa manajemen peserta didik

memiliki peran dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik.13

12
Inni Durrotun Na’ifah, Manajemen Kesiswaan Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan di
MTs Nurul Huda Pringsewu, 2014
13
Dzul Fadli, Manajemen Peserta Didik dalam meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama
Islam di Ma Ma’arif NU 02 Kalipucung Lampung Timur, 2015

11
12

Kurdiansyah, “Manajemen sekolah di SMP Gamping dalam menumbuh

kembangkan Life Skill Peserta Didik”, membuahkan tiga hasil penelitian yakni :

1. Karena kesadaran peserta didik dan konteks kebutuhan masyarakat sekitar.

2. Sarana dan prasaranan penunjang program pendidikan life skill di SMPN 4

Gamping relatif kurang, meskipun proses penambahan dan pengadaan terus

berjalan setahap demi setahap.

3. Ada lima elemen yang terlibat dalam mensukseskan jalanan program

pendidikan life skill di SMP Gamping yakni :

a. Kepala Sekolah

b. Komite Sekolah

c. Dewan Guru

d. Karyawan

e. Peserta Didik atau Siswa SMP Negeri 4 Gamping itu sendiri.14

14
Kurdiansyah, Manajemen sekolah di SMP Gamping Life dalam menumbuh kembangkan Skill
Peserta didik. 2013
13

Tabel. 1 Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Tahun Persamaan Perbedaan

1 Inni Durrotun Manajemen 2014 Meneliti Meneliti di


Na’ifah Kesiswaan Tentang Lembaga yang
Dalam Upaya Manajemen berbeda
Meningkatkan Peserta
Mutu Didik
Pendidikan di
MTs Nurul
Huda
Pringsewu

2 Dzul Fadli Manajemen 2015 Meneliti Meneliti Tentang


Peserta Didik Tentang M eningkatkan
dalam Manajemen Hasil Belajar
meningkatkan Peserta PAI
hasil belajar Didik
Pendidikan
Agama Islam
di Ma Ma’arif
NU 02
Kalirejo
Lampung
Timur

3 Kurdiansyah Manajemen 2013 Meneliti Meneliti tentang


sekolah di Peserta Manajemen
SMP Didik Sekolah dalam
Gamping melalui Mengembangkan
dalam Manajemen Life Skill Peserta
menumbuh Sekolah Didik
kembangkan
Life Skill
Peserta Didik

B. KAJIAN TEORI

1. Manajemen Peserta Didik

Pengertian manajemen berasal dari kata to manage yang berarti

mengelola. Pengelolaan dilakukan untuk mendayagunakan sumberdaya yang


14

dimiliki secara terkoordinasi untuk mencapai tujuan sekolah/ organisasi.

Pengelolaan dilakukan oleh kepala sekolah dengan kewenangannya sebagai

manager sekolah melalui komando atau keputusan yang telah ditetapkan dengan

mengerahkan sumber daya untuk mencapai tujuan. Menurut Rohiat untuk

mengelola sumber daya yang dimiliki secara efektif dan efesien untuk mencapai

tujuan harus benar-benar difahami oleh kepala sekolah. Sepak terjang manager

dalam mengelola sumber daya di dalam sekolah akan sangat tergantung pada

kemampuan kepala sekolah itu sendiri.15

Menurut istilah manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses

pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif, yang didukung oleh sumber-

sumber lainnya dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan tertentu.16 Menurut

para ahli, pengertian manajemen diantaranya sebagai berikut:

1. Menurut Hasibuan dalam Manajemen, Dasar, Pengertian dan

Masalah, manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses

pemanfataan tenaga dan profesionalitas orang lain.

2. Menurut Mary Parker Follet manajemen adalah suatu seni, untuk

melakukan suatu pekerjaan melalui orang lain dibutuhkan

keterampilan khusus, terutama keterampilan mengarahkan,

mempengaruhi dan membina para pekerja agar melaksanakan

keinginan pemimpin demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya.

15
Muhammad Nur dkk,”Manajemen Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Pada SDN
Dayah Guci Kabupaten Pidie”, Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas
Syiah,Vol.4,No.1(Februari 2016),94.
16
Hikmat,Manajemen Pendidikan,(Bandung:Pusaka Setia,2009),8
15

3. James A.F. Stoner yang mengartikankan manajemen sebagai proses

perencanaan, pengorganisasian dan penggunakan sumberdaya

organisasi agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Manajemen sangat penting peranannya dalam kehidupan manusia, untuk

mengatur semua kegiatan dalam rumah tangga, sekolah, koperasi, yayasan,

pemerintahan dan lain sebagainnya. Sehingga kita harus mempelajari,

menghayati, dan menerapkannya demi hari esok yang lebih baik.

Pengertian peserta didik adalah peserta didik dalam konteks pendidikan di

Indonesia beragam sebutan yaitu siswa, murid, anak didik, pelajar, subjek didik,

warga belajar dan santri.17 Di dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

pasal 1 ayat 4 dinyatakan bahwa peserta didik adalah anggota masyarakat yang

berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang

tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Peserta didik adalah

orang yang mempunyai pilihan untuk menempuh ilmu sesuai dengan cita-cita

dan harapan masa depan.

a. Perencanaan

Peserta didik harus direncanakan, karena dengan adanya perencanaan

segala sesuatunya dapat dipikirkan secara matang dengan memperhatikan

seluruh aspek yang melingkupinya. Dengan demikian, masalah-masalah yang

muncul akan dapat ditangani sesegera mungkin.18

1) Perencanaan Peserta Didik

Kegiatan dalam perencanaan peserta didik meliputi hal-hal

sebagai berikut;
17
Muhammad Rifa’i,Maanjemen Peserta Didik( Pengelolaan Peserta Didik Untuk Efektivitas
Pembelajaran),(Medan:CV.Widya Puspita,2018),1.
18
Rifa’i,Maanjemen Peserta Didik,....14.
16

a) Analisis kebutuhan peserta didik

Tahap ini merupakan tahap penentuan siswa yang dibutuhkan oleh

sekolah/lembaga pendidikan yang meliputi:

- Merencanakan jumlah peserta didik yang akan diterima dengan

pertimbangan daya tampung kelas yang tersedia, dan rasio antara

murid dan guru.

- Menyusun program kegiatan kesiswaan yaitu visi dan misi

sekolah, minat dan bakat siswa, sarana dan prasarana yang

tersedia, anggaran yang ada, serta tenaga kependidikan yang

tersedia.

b) Rekrutmen peserta didik

Langkah-langkah yang dilakukan pada kegiatan pencarian calon

peserta didik adalah membentuk panitia penerimaan peserta didik

baru, pembuatan dan pemasangan pengumuman penerimaan peserta

didik secara terbuka.

c) Seleksi peserta didik.

Kegiatan ini dilakukan untuk melakukan seleksi terhadap calon

peserta didk, apakah peserta didik akan diterima atau ditolak menjadi

peserta didik berdasarkan ketentuan yang berlaku.

d) Orientasi peserta didik baru.

Kegiatan ini merupakan kegiatan pengenalan lingkungan sekolah

kepada peserta didk baru, baik lingkungan fisik sekolah maupun

lingkungan sosial sekolah.

e) Penempatan peserta didik baru.


17

Peserta didik dapat dikelompokkan berdasarkan kesamaan jenis

kelamin, atau umur peserta didik. Selain itu pengelompokkan dapat

dilakukan berdasarkan perbedaan yang ada pada setiap individu

peserta didik seperti minat, bakat, kemampuan, dan lain-lain.

f) Pencatatan dan pelaporan peserta didik.

Pencatatan ini dilakukan sejak peserta didik diterima sampai lulus.

Sedangkan pelaporan merupakan bentuk tanggung-jawab lembaga

pendidikan atas perkembangan peserta didiknya.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan dalam hal ini adalah:

1) Pembinaan peserta didik

Pembinaan peserta didik meliputi layanan khusus yang menunjang

manajemen peserta didik itu sendiri, layanan khusus tersebut adalah;19

a) Layanan bimbingan dan konseling.

Proses pemberian bimbingan dan konseling ini agar perkembangan

siswa lebih optimal, sehingga bisa mengarahkan dirinya dalam

bertindak dan bersikap sesuai tuntutan dan situasi lingkungan

sekolah, keluarga, dan masyarakat.

b) Layanan perpustakaan.

Keberadaan perpustakaan pada lembaga pendidikan sangat penting,

sebab perpustakaan merupakan penunjang proses pembelajaran di

sekolah dengan memberi layanan informasi yang dibutuhkan melalui

koleksi bahan pustaka yang dimiliki.

19
Rifa’i,Manejemen Peserta Didik,...19.
18

c) Layanan kantin

Salah satu kebutuhan peserta didik adalah makanan yang bergizi,

bersih, dan higienis, olehnya itu keberadaan kantin di setiap sekolah

sangat dibutuhkan untuk menjamin peserta didik mendapatkan

asupan makanan yang tidak berbahaya bagi kesehatan selama berada

di lingkungan sekolah.

d) Layanan kesehatan

Layanan kesehatan di sekolah biasanya di bentuk dalam wadah yang

diberi nama usaha kesehatan sekolah (UKS), sasaran utama UKS

adalah untuk meningkatkan dan membina kesehatan siswa dan

lingkungan sekitarnya.

c. Evaluasi

Evaluasi hasil belajar peserta didik merupakan suatu proses menentukan

nilai prestasi belajar peserta didik dengan menggunakan patokan-patokan

tertentu guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan

sebelumnya.

Didalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia nomor 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar dinyatakan

bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah proses pengumpulan

informasi/bukti tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam kompetensi

sikap spiritual dan sikap sosial, kompetesi pengetahuan dan kompetensi


19

keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis selama dan

setelah proses pembelajaran.20

1) Evaluasi Hasil Belajar

Hasil belajar dapat dikelompokkan ke dalam tiga domain, yaitu kognitif,

afektif dan psikomotor. Setiap domain disusun menjadi beberapa jenjang

kemampuan, mulai dari hal yang sederhana sampai dengan hal yang

kompleks, mulai dari hal yang mudah sampai dengan hal yang sukar, dan

mulai dari hal yang konkrit sampai dengan hal yang abstrak. Adapun

rincian setiap domain tersebut antara lain sebagai berikut:21

a) Domain kognitif: Domain ini memiliki enam jenjang kemampuan,

yaitu;

- Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan (knowledge), yaitu jenjang kemampuan yang

menuntut peserta didik untuk dapat mengenali atau mengetahui

adanya konsep, prinsip, fakta atau istilah tanpa harus mengerti

atau dapat menggunakannya.

- Pemahaman (comprehension)

Pemahaman (comprehension), yaitu jenjang kemampuan yang

menuntut peserta didik untuk memahami atau mengerti tentang

materi pelajaran yang disampaikan guru dan dapat

memanfaatkannya tanpa harus menghubungkannya dengan hal-hal

lain.

20
Rifa’i,Maanjemen Peserta Didik...93
21
Rusi Rusmiati Aliyyah, Evaluasi Pembelajaran Sebagai Upaya Meningkatkan Mutu
Pendidikan,(Bogor:Universitas Djuanda,2021),11.
20

- Penerapan (application)

Penerapan (application), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut

peserta didik untuk menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun

metode, prinsip dan teori-teori dalam situasi baru dan konkrit.

- Analisis (analysis)

Analisis (analysis), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut

peserta didik untuk menguraikan suatu situasi atau keadaan

tertentu ke dalam unsur-unsur atau komponen pembentuknya.

Kemampuan analisis dikelompokkan menjadi tiga, yaitu analisis

unsur, analisis hubungan, dan analisis prinsip-prinsip yang

terorganisasi.

- Sintesis (synthesis)

Sintesis (synthesis), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut

peserta didik untuk menghasilkan sesuatu yang baru dengan cara

menggabungkan berbagai faktor. Hasil yang diperoleh dapat

berupa tulisan, rencana atau mekanisme.

- Evaluasi (evaluation)

Evaluasi (evaluation), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut

peserta didik untuk dapat mengevaluasi suatu situasi, keadaan,


21

pernyataan atau konsep berdasarkan kriteria tertentu. Hal penting

dalam evaluasi ini adalah menciptakan kondisi sedemikian rupa,

sehingga peserta didik mampu mengembangkan kriteria atau

patokan untuk mengevaluasi sesuatu.

b) Domain Afektif (affective domain)

Domain afektif (affective domain), yaitu internalisasi sikap yang

menunjuk ke arah pertumbuhan batiniah dan terjadi bila peserta didik

menjadi sadar tentang nilai yang diterima, kemudian mengambil sikap

sehingga menjadi bagian dari dirinya dalam membentuk nilai dan

menentukan tingkah laku.

c) Domain Psikomotor (psychomotor domain)

Domain psikomotor (psychomotor domain), yaitu kemampuan peserta

didik yang berkaitan dengan gerakan tubuh atau bagian-bagiannya,

mulai dari gerakan yang sederhana sampai dengan gerakan yang

kompleks.

2. Mutu Pedidikan

Manajemen mutu merupakan satu cara dalam mengelola suatu organisasi

yang bersifat komprehensif dan terintegrasi. Manajemen mutu diarahkan dalam

rangka;

a. Memenuhi kebutuhan konsumen secara konsisten, dan

b. Mencapai peningkatan secara terus menerus dalam setiap aspek

aktivitas organisasi.
22

Sasaran yang dituju dari manajemen mutu adalah meningkatkan mutu

pekerjaan, memperbaiki produktivitas dan efisiensi melalui perbaikan kinerja

dan peningkatan mutu kerja agar menghasilkan lulusan yang memuaskan atau

memenuhi kebutuhan dalam masyarakat. Jadi, manajemen mutu bukanlah

seperangkat prosedur proses untuk memperbaiki kinerja dan meningkatkan mutu

kerja. Dapat pula dikatakan bahwa hakikat manajemen mutu adalah suatu sitem

manajemen yang secara terus menerus mengusahakan dan diarahkan untuk

meningkatkan lulusan dengan memperhatikan proses pembelajaran. Dalam

bidang pendidikan, manajemen mutu merupakan cara dalam mengatur semua

sumber daya pendidikan, yang diarahkan agar semua orang yang terlibat di

dalamnya melaksanakan tugas dengan penuh semangat dan berpartisipasi dalam

perbaikan serta pelaksanaan dan proses pembelajaran.

Otonomi pendidikan merupakan suatu bentuk reformasi yang perlu

dijalankan dengan baik. Dengan reformasi, perbaikan kualitas pendidikan

menuntut tingginya kinerja lembaga pendidikan dengan mengacu pada

perbaikan mutu yang berkelanjutan, kreativitas dan produktivitas pegawai

(guru). Kualitas bukan hanya pada unsur masukan (input), tetapi juga unsur

proses, terutama pada unsur keluaran (output) atau lulusan, agar dapat

memuaskan harapan pelanggan pendidikan.22

Para kepala sekolah/madrasah sebagai manajer sudah saatnya

mengoptimalkan mutu kegiatan pembelajaran untuk memenuhi harapan stake

holder. Sekolah/madrasah berfungsi untuk membina SDM yang kreatif dan

22
Hasan Baharun, MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN Ikhtiar dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan Madrasah melalui Pendekatan Balanced Scorecard(Tulungagung, Akademia
Pustaka,2017),145.
23

inovatif, sehingga lulusannya memenuhi kebutuhan masyarakat, baik pasar

tenaga kerja sektor formal maupun sektor informal.

Bagaimanapun, mutu dalam lembaga pendidikan, khususnya lembaga

pendidikan madrasah bukanlah sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba dan muncul

di hadapan para peserta didik, para guru dan pimpinan lembaga pendidikan

madrasah. Karena itu ada trilogi mutu, yaitu; perencanaan mutu, pengawasan

mutu, dan perbaikan mutu

Karakteristik sekolah/madrasah berprestasi sebagai berikut ;

a. Dari aspek output:

1) Prestasi akademik ditunjukkan dengan hasil ujian nasional, lomba karya

ilmiah, lomba mata pelajaran, cara berpikir.

2) Prestasi non akademik yang ditunjukkan dengan keingintahuan yang

tinggi, kerjasama yang baik, rasa kasih sayang yang tinggi terhadap sesama,

toleransi, kedisiplinan, kerajinan, prestasi oleh raga dan kesenian, kepramukaan

dan lain-lain.

b. Dari aspek proses:

1). Proses belajar mengajar efektif

2). Kepemimpin kepala sekolah/madrasah yang kuat

3). Lingkungan yang aman dan tertib

4). Pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif

5). Memiliki budaya mutu

6). Memiliki team work kompak, cerdas dan dinamis

7). Memiliki kemandirian

8). Adanya partisipasi yang tinggi dari masyarakat


24

9). Mempunyai keterbukaan

10). Mempunyai kemauan untuk berubah, baik psikologis maupun fisik

11). Melakukan evaluasi dan perbaikan

12). Responsive dan antisipatif terhadap kebutuhan

13). Mempunyai komunikasi yang baik

14). Mempunyai akuntabilitas

15). Memiliki dan menjaga sustainabilitas dalam program dan pendanaan.

c. Dari aspek input :

1). Memiliki kebijakan, tujuan dan sasaran mutu yang jelas

2). Adanya sumber daya yang tersedia dan siap

3). Staf kompeten dan berdedikasi tinggi

4). Memiliki harapan dan prestasi tinggi

5). Fokus pada pelanggan

6). Adanya input manajemen yang ditandai dengan tugas yang jelas,

rencana rinci dan sistematis, program yang mendukung pelaksanaan rencana dan

sistem pengendali mutu yang efektif.

C. KERANGKA KONSEPTUAL

Dari hasil yang sudah peneliti sampaikan pada uraian diatas, dapat

disimpulkan bahwa dalam manajemen peserta didik yang sangat penting

peranannya adalah kepala sekolah, waka kesiswaan, dan para guru. Mereka adalah

pelaksana dalam manajemen pesrta didik yang diterapkan untuk meningkatkan

mutu pendidikan. Dengan adannya manajemen peserta didik, sekolah diharapkan

lebih mandiri dan mampu menentukan arah pengembangan yang sesuai dengan

kondisi dan tuntunan lingkungan masyarakat. Berikut paradigma penelitian :


25

Tabel 2. Kerangka Konseptual

Rekrutmen Peserta
Didik

Manajemen Peserta Pembinaan Peserta Meningkatkan


Didik didik Mutu Pendidikan

Pemaparan dari
Evaluasi hasil belajar
pesertapeneliti
Kerangka konseptual diatas adalah didik mengambil judul Manajemen

Peserta Didik Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di MTs Al – Falahiyah

Pandanarum yang fokus pada rekrutmen peserta didik, pembinaan peserta didik,

dan evaluasi hasil belajar peserta didik, sehingga dapat membantu lembaga

pendidikan MTs Al – Falahiyah di Pandanarum dalam meningkatkan mutu

pendidikannya.

Anda mungkin juga menyukai