PENGANTAR PENDIDIKAN
PENDIDIKAN
ANAK
ANAK BERKEBUTUHAN
BERKEBUTUHAN
KHUSUS
KHUSUS
Disusun oleh :
KB 2 : Dampak Ketunagrahitaan
Mental retardation
Feebleminded (lemah pikiran)
Mental subnormality
Mental deficiency
Mentally handicapped
Intellectually handicapped
Intellectual disabled
Development mental disability
Kata mental dalam peristilahan di atas mengacu
pada fungsi kecerdasan intelektual, bukan kondisi
psikologis.
Istilah-istilah yang digunakan di Indonesia
(perilaku adaptif)
perkembangan
KLASIFIKASI ANAK TUNAGRAHITA
Pengklasifikasian anak tunagrahita penting
dilakukan untuk mempermudah guru dalam
menyusun program dan melaksanakan layanan
pendidikan
a. Penyuluhan genetik
b. Diagnostik prenatal
c. Tes darah
d. Melalui program keluarga berencana
e. Tindakan operasi
f. Sanitasi lingkungan
g. Pemeliharaan kesehatan
h. Pemeriksaan kesehatan selama hamil
i. Intervensi dini
j. Diet sesuai dengan petunjuk ahli kesehatan
k. Meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui
peningkatan sosial ekonomi dan penyuluhan
kepada masyarakat tentang pendidikan dini
KB 2 : Dampak Ketunagrahitaan
A. DAMPAK KETUNAGRAHITAAN SECARA UMUM
1. Dampak Terhadap Kemampuan Akademik
2. Sosial/Emosional
3. Fisik/Kesehatan
3. Dampak Fisik/kesehatan
Baik struktur maupun fungsi tubuh pada umumnya anak
tunagrahita kurang dari anak normal. Mereka baru dapat berjalan
dan berbicara pada usia yang lebih tua dari anak normal. Sikap
dan gerakannya kurang indah, bahkan diantaranya banyak yang
mengalami cacat bicara. Pendengarannya dan penglihatannya
banyak yang kurang sempurna. Kelainan ini bukan pada organ
tetapi pada pusat pengolahan di otak sehingga mereka melihat,
tetapi tidak memahami apa yang dilihatnya, mendengar, tetapi tidak
memahami apa yang didengarnya.
B. DAMPAK DITINJAU DARI KETUNAGRAHITAAN
2. Tunagrahita Sedang
Anak yang
ketunagrahitaannya 3. Tunagrahita Berat
1. Tunagrahita Ringan sedang melakukan dan Sangat Berat
Anak yang kegiatan bina diri Dampak ketunagrahitaan
ketunagrahitaannya khusunya untuk pada tingkat ini lebih
ringan, masih mampu memenuhi kebutuhannya berat, karena itu mereka
melakukan kegiatan sendiri, misalnya dapat membutuhkan bantuan
bina diri seperti makan minum sendiri, secara terus menerus
merawat diri, mengurus berpakaian, ke kamar dalam kehidupannya,
diri, menolong diri, mandi sendiri, dan lain- namun mereka masih
berkomunikasi, lain. Dengan demikian dapat dilatih untuk
adaptasi social, dan mereka akan sedikit melakukan sesuatu yang
melakukan tata laksana menggantungkan dirinya sifatnya sederhana dan
rumah sehingga dalam kepada orang tua atau berulang-ulang, seperti
hal ini mereka tidak orang yang terdekat mengampelas papan
tergantung pada orang dengannya. Mereka tetapi harus dengan
lain. Dalam belajar dapat mengerjakan pengawasan.
mereka tidak mampu sesuatu yang sifatnya
mempelajari hal-hal rutin (mengayam,
bersifat abstrak. menjelujur, menenun) dan
membutuhkan
pengawasan.
C. DAMPAK DILIHAT DARI WAKTU TERJADINYA
KETUNAGRAHITAAN
Mereka mengalami kesulitan pada hampir semua
Anak tunagrahita sejak lahir
mata pelajaran, terutama dalam pelajaran membaca,
tidak mereaksi dengan baik
dan berhitung. Dapat disimpulkan bahwa anak
terhadap rangsangan yang
tunagrahita mengalami kelainan dalam persepsi,
diperolehnya. Mereka tampak
asosiasi, mengingat kembali, kekurangmatangan
mengantuk saja, apatis, tidak
motorik, dan gangguan koordinasi sesomotorik,
pernah sadar, jarang
perhatiannya mudah beralih. Kondisi ini
menangis, kalau menangis
mempengaruhi proses belajar dan pada akhirnya
susah berhentinya, terlambat
proses belajarnya kurang.
duduk, bicara dan berjalan.
Selanjutnya anak tunagrahita Selanjutnya dampak ketunagrahitaan pada masa puber
yang mengalami adalah; Pertumbuhan fisik kurang normal, tetapi
ketunagrahitaan pada masa perkembangan berpikir dan kepribadiannya berada di
kanak- kanak akan bawah usianya. Dampaknya ia mengalami kesulitan
mempengaruhinya dalam dalam pergaulan dan mengendalikan diri. Setelah
bermain, reaksi yang lambat, tamat sekolah ia belum siap untuk bekerja, sedangkan
cepat tetapi tidak tepat. Akibat ia tidak mungkin untuk melanjutkan pendidikan.
dari keadaan ini mereka tidak Akibatnya ia hanya tinggal diam dirumah yang pada
mengeksplorasi lingkungan akhirnya ia merasa frustasi.
dengan baik dan tentu saja
akan dijauhi oleh teman
seusianya
KB 3 : Kebutuhan Khusus dan Profil Pendidikan Anak
Tunagrahita
A. KEBUTUHAN KHUSUS ANAK TUNAGRAHITA
1. Kebutuhan Pendidikan
b. Waktu belajar
3. Materi
Lebih mengutamakan materi yang mengandung kecepatan
motorik / unsur praktik.
4. Strategi Pembelajaran
a. Strategi pengajaran yang diindividualisasikan
b. Strategi kooperatif
c. Strategi modifikasi tingkah laku
5. Media
Diperlukan media khusus seperti: media untuk latihan motorik,
latihan keseimbangan, dan latihan konsentrasi
6. Sarana
Sarana perlu dimodufikasi sesuai keadaan anak tunagrahita.
7. Fasilitas Pendukung
Fasilitas pendukung seperti: alat terapi wicara, alat
permaianan
8. Evaluasi
Evaluasi sama dengan anak biasa, dengan ketentuan
khusus, diantaranya:
a. Waktu mengadakan evaluasi: dilakukan selama
proses belajar. Dilihat juga bagaimana reaksi anak,
sikap anak, kecepatan atau kelambatan setiap anak.
b. Alat evaluasi: alat yang digunakan untuk menilai
hasil belajar anak tunagrahita sama dengan anak
normal, hanya berbeda pada urutan dan
penggunaan.
c. Kriteria keberhasilan : keberhasilan belajar
dibandingkan dengan kemajuan anak itu sendiri dari
waktu ke waktu.
d. Pencatatan hasil evaluasi: berbentuk kuantitatif dan
kualitatif.