Anda di halaman 1dari 22

ANATOMI ABDOMEN &

PATOLOGI
ANATOMI ABDOMEN (Ballinger, 2003)

• Abdominopelvic cavity terdiri dari dua bagian:


1. Bagian superior, yang lebar (abdominal cavity)
2. Bagian inferior, yang lebih sempit (pelvic cavity)
• Abdominal cavity (rongga abdomen) memanjang dari
diafragma hingga bagian superior tulang pelvis.
Di dalam rongga abdomen terdapat lambung, usus
kecil, usus besar, hati, kandung empedu, limpa,
pankreas, dan ginjal.
• Pelvic cavity terletak diantara batas tulang pelvis, dan
didalamnya terdapat rektum dan sigmoid dari usus
besar, vesika urinaria, serta organ reproduksi.
• Abdominopelvic cavity dilapisi dengan double dinding
kantong seromembranosa yang disebut peritoneal sac,
bagian terluar dari kantong ini dinamakan parietal
peritoneum yang melekat erat pada dinding
abdominal, dinding pelvis yang paling besar, dan
sebagian besar permukaan bawah diafragma.
• Bagian lebih dalam dari kantong peritoneal disebut
visceral peritoneum, terletak mengelilingi semua organ
yang ada di dalam rongga abdomen dan membentuk
mesenterium dan omentum, yang menyokong letak
visceral.
• Daerah antara kedua lapisan peritoneum tersebut
dinamakan peritoneal cavity.
(BONTRAGER, 2001)
• Double lipatan dari peritoneum yang memanjang dari
bagian posterior abdomen hingga bagian anterior,
yang membungkus usus halus disebut Mesenterium.
• Double lipatan peritoneum yang membungkus
lambung dan organ lainnya di dalam rongga abdomen
disebut Omentum. Lesser omentum membentang
dari bagian superior lesser curvature lambung hingga
bagian hati. Greater omentum menghubungkan kolon
transversum ke inferior greater curvature lambung.
• Peritoneum yang mengikat colon ke bagian posterior
dinding abdomen disebut Mesocolon.
Keterangan Tabel :
• Organ Retroperitoneal berarti organ-organ
yang berada di belakang peritoneum.
• Organ Intraperitoneal berarti organ-organ
yang berada di dalam lapisan peritoneum
(dibungkus peritoneum visceral).
• Organ Infraperitoneal berarti organ yang
terletak dibawah peritoneum.
Anatomi Abdomen (Rasad ,1992)
RA
A A. Diafragma
R
AA B. Esofagus
A B C. Lambung
Q A C D. Kaliks Kiri
P E. Pankreas
O D F. Kolon Descendens
G. Kolon Trasnversum
E
H. Usus Halus
N F
I. Rektum
G
H J. Kandung Kencing
M
I K. Appendiks
L
L. Sekum
K J M. Ilium
N. Kolom Ascendens
O. Kandung Empedu
P. Liver
Q. Lobus Kanan
• Batas-batas abdominal cavity (rongga perut):
Cranial : Diafragma, yaitu jaringan fibromuscular
(otot) yang berbentuk seperti payung,
memisahkan rongga thorak dengan rongga
abdomen.
Caudal : Pelvis
Ventral : Otot-otot perut bagian depan
Dorsal : Vertebra L1-L5
Lateral : Otot-otot samping perut
• Pembagian kuadran rongga abdomen:
a. 4 kuadran
b. 9 kuadran (Addison’s Planes)

a b
Keterangan Gambar :
a b
RUQ = Right Upper Quadrant 1. Right Hypocondrium
LUQ = Left Upper Quadrant 2. Epigastrium
RLQ = Right Lower Quadrant 3. Left Hypocondrium
LLQ = Left Lower Quadrant 4. Right Lateral (Lumbal)
5. Umbilical
6. Left Lateral (Lumbal)
7. Right Inguinal (Iliac)
8. Pubic (Hypogastric)
9. Left Inguinal (Iliac)
Landmark Abdomen
1. Xypoid Tip
(Proc.xypoideus),
setinggi T9-T10
2. Inferior costal rib
margin, setinggi
L2-L3
3. Crista Iliaca,
setinggi L4-L5
4. SIAS (Spina Iliaka
Anterior Superior)
5. Greater
Trochanter
6. Symphisis Pubis
7. Ischial Tuberosity
• Bentuk secara umum tubuh tergantung pada ukuran,
bentuk, letak, ketegangan otot, dan daya gerak. Mills
membagi bentuk-bentuk tubuh menjadi 4 antara lain:
1. Hypersthenic
• Thorax lebih luas dan dalam
• Kosta terlihat lebih seperti horisontal
• Rongga thorax lebih pendek
• Paru-paru relatif lebih pendek
• Jantung terlihat lebih pendek
• Diafragma tinggi
• Bagian atas rongga abdomen lebih luas
• Lambung dan gallbladder terlihat tinggi, hampir
horisontal
• Colon terlihat lebih tinggi dan terlihat membujur
disekitar rongga abdomen
• Umumnya dijumpai pada manusia hanya 5%
2. Sthenic, merupakan tipe normal. Sekitar 50 %
3. Hyposthenic, merupakan kebalikan dari asthenic tapi pada umumnya
bentuknya hampir mendekati sthenic.
Hanya dijumpai pada manusia kira- kira 35%
4. Asthenic
• Tipe tubuh yang langsing
• Rongga thorax panjang
• Thorax dalam kondisi sempit dan dangkal
• Lekukan kosta jelas mengarah ke bawah
• Jantung panjang dan sempit, bagian axis longitudinal dalam posisi
vertikal
• Diafragma rendah dan rongga abdomen pendek
• Lambung dan gallbladder rendah lebih rendah dan mendekati garis
tengah
• Posisi colon lebih kebawah
• Sekitar 10%
PATOLOGI PADA ABDOMEN
1. ILEUS, suatu kondisi dimana terdapat gangguan jalannya
makanan di usus.
Berdasarkan penyebabnya, dibagi menjadi 3:
a. Ileus Mekanik, terjadi karena gangguan mekanik
berupa sumbatan/obstruksi pada usus.
Stadium : Simple, Parsial, Strangulasi
b. Ileus Neurogenik, disebabkan karena gangguan
persarafan pada usus yaitu saraf otonom parasimpatis
dari serabut postganglionesakral II-IV . Ileus
neurogenik dibagi menjadi dua yaitu:
- Ileus paralitik/ adinamik, disebabkan adanya lesi
saraf yang bisa terjadi karena radang, terjepit
karena kecelakaan ataupun usus yang kelelahan
akibat kontraksi terus menerus.
- Ileus spastik/ dinamik, terjadi karena rangsangan
saraf akibat keracunan, histeri, atau neurasteni.
Pada ileus spastik, rangsangan parasimpatisnya
sangat kuat sehingga terjadi kontraksi otot polos
yang bersamaan di beberapa tempat. Akibatnya
makanan tidak dapat dilewatkan sehingga terjadi
ileus.
c. Ileus vaskuler terjadi akibat gangguan vaskularisasi
saluran cerna.
Obstruksi BAGAN PATOFISIOLOGI
ILEUS MEKANIK
Tekanan intraluminal (MALUEKA,2006)
meningkat

Meningkatkan tekanan
dinding usus

Obstruksi vena dan Oedem Translokasi


limfa obstruction bakteri

Obstruksi Arteri Infark/ Perforasi


Obstruction gangren
2. PERITONITIS, adalah peradangan yang biasanya disebabkan oleh
infeksi pada selaput rongga perut (peritoneum). Peradangan ini
merupakan komplikasi berbahaya yang sering terjadi akibat
penyebaran infeksi dari organ-organ abdomen (misalnya
apendisitis, salpingitis, perforasi ulkus gastroduodenal), ruptura
saluran cerna, komplikasi pascaoperasi, iritasi kimiawi, atau dari
luka tembus abdomen.

3. PNEUMOPERITONEUM, merupakan keadaan adanya udara


bebas dalam rongga peritoneum. Hal ini bisa disebabkan
perforasi organ berongga abdomen akibat trauma tumpul
abdomen.

4. ASCITES, adalah keadaan patologis berupa terkumpulnya cairan


dalam rongga peritoneal abdomen.
5. INTUSSUSCEPTION, adalah masuknya salah satu bagian ke
bagian yang lain atau invaginatio dari salah satu bagian usus
kedalam lumen dan bergabung dengan bagian tersebut.
Biasanya bagian proksimal masuk ke distal, jarang terjadi
sebaliknya. Bagian usus yang masuk (menginvaginasi) disebut
intussusceptum dan bagian diinvaginasi disebut intussuscipiens.
Istilah lain dari intussusception adalah telescoping usus dan
invaginasi usus.

6. VOLVULUS, adalah kelainan berupa puntiran dari segmen usus


terhadap usus itu sendiri, mengelilingi mesenterium dari usus
tersebut dengan mesenterium itu sendiri sebagai aksis
longitudinal. Terpuntirnya usus juga dapat menyebabkan
sumbatan pembuluh darah yang memperdarahi usus, sehingga
dapat menyebabkan kematian jaringan usus di sekitarnya.
7. ULCERATIVE COLITIS, merupakan penyakit peradangan
usus yang menyebabkan perdangan kronis pada saluran
pencernaan.
8. PERFORASI USUS, suatu kondisi medis yang ditandai
dengan terbentuknya suatu lubang pada dinding
lambung, usus halus atau usus besar, yang
menyebabkan kebocoran isi usus kedalam rongga
perut. Perforasi ini dapat menyebabkan peritonitis.
9. STRANGULASI, atau vascular compromied adalah
keadaan dimana vasa dari suatu saluran terjepit
sehingga terjadi hipoksia jaringan sampai anoksia
jaringan.
10. ATRESI ANI, yaitu suatu kelainan bawaan yang dapat
dijumpai pada bayi dimana tidak adanya lubang anus.

Anda mungkin juga menyukai