Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TEKNIK

RADIOGRAFI-5
PENEMPATAN TUBE NEPROSTOMI
(PERCUTANEOUS NEPHTOSTOMY TUBE PLACEMENT)
Dosen pengampuh:Siti Rosidah,S.ST,M.K.M

Disusun oleh:
Nama:Ruswan
NIM:1901084
Kelas:X-Ray

PRODI D III TEKNIK RONTGEN


FAKULTAS KESEHATAN DAN KETEKNISAN MEDIS

UNIVERSITAS WIDYA HUSADAH SEMARANG


TAHUN 2021
BAB 1

PENDAHULUAN

A.Kata Pengantar

Nefrostomi adalah sebuah prosedur pemasangan saluran kateter guna mengeluarkan urine dari ginjal.
Prosedur ini akan dilakukan ketika saluran ureter yang menghubungkan ginjal dan kandung kemih
mengalami penyumbatan. Pada normalnya, manusia memiliki dua ginjal yang masing-masing akan
mengeluarkan urine ke kandung kemih melalui saluran kandung kemih ureter. Ketika terkena kondisi
tertentu seperti batu ginjal atau kanker, saluran ini dapat tersumbat.Ureter yang tersumbat dapat
menghentikan kerja ginjal, sehingga ujungnya akan merusak ginjal. Tak hanya itu, bila urine yang
tersumbat terkena infeksi, maka hal ini akan menimbulkan kondisi yang serius. Dengan alasan tersebut,
nefrostomi pun dilakukan. Selain menguras urine untuk sementara, prosedur ini akan membantu
perbaikan fungsi kerja ginjal, melindunginya dari kerusakan lebih lanjut juga membantu mencegah infeksi.

Terdapat dua jenis kateter yang akan dipasangkan sebagai berikut.Kateter nefrostomi, kateter ini akan
dipasang bila ureter benar-benar tersumbat atau bahkan terluka, dimasukkan melalui
panggul.Kateter nefro-ureterostomy, yang akan dipasang bila penyumbatan belum sepenuhnya
menghalangi saluran atau masih bisa dilalui dengan kateter. Kateter ini masuk melalui panggul, ke dalam
ginjal, dan melintas di sepanjang ureter sampai ke kandung kemih.Prosedur ini kerap dilakukan untuk
menangani beberapa penyakit yang terkait dengan masalah urologi atau sistem kemih, di antaranya
adalah batu ginjal, kanker ginjal, infeksi, atau cedera pada ginjal.

Sebelum menjalani nefrostomi, Anda tentunya harus melalui pemeriksaan dengan dokter terlebih
dahulu untuk mengetahui kondisi Anda.Pada saat tersebut, beritahu dokter segala hal yang bersangkutan
dengan riwayat kesehatan anda termasuk:penggunaan obat-obatan tertentu, misalnya pengencer
darah seperti warfarin,alergi terhadap obat atau media kontras seperti pewarna sinar X,gejala infeksi, baik
demam atau keringat malam,riwayat penyakit ginjal,riwayat perdarahan berlebih pasca operasi,
perawatan gigi, cedera, atau kondisi yang menunjukkan kemungkinan Anda memiliki masalah dengan
proses pembekuan darah, sertariwayat operasi ginjal atau kandung kemih.

Nefrostomi akan dilakukan oleh ahli radiologi. Nantinya, Anda akan dijelaskan mengenai proses
prosedurnya. Pada saat ini, Anda bisa mengajukan pertanyaan atau hal-hal yang Anda khawatirkan.
Bila memenuhi syarat, Anda harus mengisi formulir persetujuan terlebih dahulu. Ketika jadwalnya tiba,
Anda harus menjalani puasa selama beberapa jam sebelum mulai menjalani prosedur.Dokter akan
memberikan anestesi lokal pada bagian tubuh yang akan dipasang kateter. Biasanya, tabung kateter juga
akan dimasukkan obat penenang untuk membuat Anda mengantuk.Prosedur ini dilakukan dalam posisi
berbaring di ranjang sinar-X khusus dengan sedikit memiringkan tubuh. Dokter akan membuat sayatan
kecil melalui belakang panggul menggunakan jarum menggunakan bantuan USG atau CT scan.Bila jarum
sudah berada pada posisi yang tepat, jarum akan diganti dengan kateter. Setelah itu, dokter memasang
kantung plastik untuk menampung urin. Anda perlu beristirahat di tempat tidur selama beberapa jam
sampai Anda pulih kembali. Kebanyakan pasien diperbolehkan pulang pada hari yang sama tanpa perlu
menginap.Kateter perlu berada di tempatnya sampai penyebab penyumbatan ureter telah ditangani. Bila
Anda membutuhkan nefrostomi untuk waktu yang lebih lama, kateter perlu diganti secara berkala. Dokter
nantinya akan memberi informasi seputar jadwal pemasangan.Pastikan sepanjang menjalani prosedur,
Anda ditemani oleh keluarga atau orang terdekat. Anda tetap memerlukan penjagaan ketika pulang ke
rumah.
Risiko timbulnya komplikasi pada nefrostomi rendah. Mungkin Anda akan merasakan sakit atau memar
tepat pada area di mana jarum, kawat, dan selang kateter terpasang. Urine juga bisa saja mengandung
darah, tapi efek ini hanya terjadi selama 1 – 2 hari.
Beberapa komplikasi lain yang bisa terjadi adalah:infeksi ginjal,kebocoran urine,reaksi alergi,terjadinya
lubang pada salah satu organ disebabkan oleh jarum, serta,terekspos radiasi.Perhatikan segala gejala yang
Anda alami.Bila rasa nyeri tak hilang meski telah diberi obat pereda nyeri atau bila Anda masih mengalami
perdarahan melalui urine, lebih baik segera pergi ke dokter agar komplikasi tidak berkembang menjadi
masalah yang lebih parah. Biasanya sebelum pulang ke rumah, dokter akan memberikan informasi seputar
cara merawat selang nefrostomi. Beberapa langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut.Cuci
tangan sebelum merawat selang nefrostomi,bersihkan area sekitar selang dengan sabun dan air setiap
hari,Jaga letak kantong urine agar selalu lebih daripada ginjal untuk menghindari penumpukan urine,rutin
kosongkan kantung urine sebelum benar-benar penuh atau setiap 2 – 3 jam sekali lalu ganti dengan yang
bersih,ganti balutan di sekitar selang kateter setiap tiga hari sekali atau saat mulai terasa basah atau kotor.

B.Rumusan Masalah

1. Apa itu nefrostomi?


2. Apa indikasi dan kontraindikasi penempatan tube nefrostomi?
3. Bagaimana teknik penempatan tube nefrostoni?

C.Tujuan Masalah

1. Mengetahui arti nefrostomi


2. Mengetahui indikasi dan kontraindikasi penempatan tube nefrostomi
3. Mengetahui teknik penempatan tube nefrostomi
BAB II

PEMBAHASAN

A.Nefrostomi

Nefrostomi adalah sebuah prosedur pemasangan saluran kateter guna mengeluarkan urine dari ginjal.
Prosedur ini akan dilakukan ketika saluran ureter yang menghubungkan ginjal dan kandung kemih
mengalami penyumbatan.Pada normalnya, manusia memiliki dua ginjal yang masing-masing akan
mengeluarkan urine ke kandung kemih melalui saluran kandung kemih ureter. Ketika terkena kondisi
tertentu seperti batu ginjal atau kanker, saluran ini dapat tersumbat.Ureter yang tersumbat dapat
menghentikan kerja ginjal, sehingga ujungnya akan merusak ginjal. Tak hanya itu, bila urine yang
tersumbat terkena infeksi, maka hal ini akan menimbulkan kondisi yang serius.Dengan alasan tersebut,
nefrostomi pun dilakukan. Selain menguras urine untuk sementara, prosedur ini akan membantu
perbaikan fungsi kerja ginjal, melindunginya dari kerusakan lebih lanjut juga membantu mencegah infeksi.
Terdapat dua jenis kateter yang akan dipasangkan sebagai berikut.

 Kateter nefrostomi, kateter ini akan dipasang bila ureter benar-benar tersumbat atau bahkan
terluka, dimasukkan melalui panggul.
 Kateter nefro-ureterostomy, yang akan dipasang bila penyumbatan belum sepenuhnya
menghalangi saluran atau masih bisa dilalui dengan kateter. Kateter ini masuk melalui panggul, ke
dalam ginjal, dan melintas di sepanjang ureter sampai ke kandung kemih.

B.Indikasi dan Kontraindikasi

indikasi untuk penempatan PCN,yaitu meliputi:

1. Obstruksi
2. Pengalihan urin
3. Pyoneprosis
4. Batu ginjal

Kontra indikasi penempatan PCN, yaitu meliputi:

1. infeksi ginjal
2. kebocoran urine
3. reaksi alergi
4. terjadinya lubang pada salah satu organ disebabkan oleh jarum, serta
terekspos radiasi.

C.Teknik Penempatan Tube Nefrostomi

1. Persiapan Pasien
Sebelum diambil keputusan untuk dilakukan PCN dokter urolugi menjelaskan sejelas-jelasnya
mengenai prosedur yang akan di lakukan.Termasuk cara anastesi,prosedur secara awam,dan
pemakaian nefrostomi,pengecekan foto pasca beda,kemungkinan keberhasilan,serta komplikasi
termasuk dilakaukan pembedahan terbuka bila diperlukan.
Pasien yang membutuhkan penempatan PCN adalah pasien rawat inap atau dirujuk dari ruang
gawat darurat.
Hal –hal yang diperhatikan sebelum pemeriksaan:

1. Nilai laboratorium yang harus diperoleh sebelum prosedur yaitu profil


koagulasi, yang meliputi :
a. waktu protrombin,
b. waktu tromboplastin parsial teraktivasi, jumlah trombosit yang memadai
lebih besar dari 75.000/mm3
c. rasio normalisasi internal (INR). INR yang dapat diterima kurang dari 1,5
2. Kateter PCN ditempatkan menggunakan anestesi lokal dengan 1%
Xylocaine (lidocaine).
3. Sedasi sadar dicapai dengan menggunakan protokol standar 25 hingga 50 mg
alikuot fentanil dan 0,5 hingga 1 mg alikuot midazolam. Jika pasien alergi
terhadap kontras, rejimen premedikasi 32 mg metilprednisolon secara oral 12
jam dan 2 jam sebelum prosedur dan 50 mg Benadryl secara oral atau
intravena 1 jam sebelum prosedur diberikan. Jika kondisi medis pasien
memerlukan pengobatan yang tidak dapat ditunda oleh rejimen premedikasi,
prosedur dapat dilakukan dengan agen kontras alternatif seperti gadolinium
atau karbon dioksida.
4. Sebelum memilih antibiotik praprosedural, penting untuk menentukan apakah
pasien septik. Karena kebanyakan pasien yang dirujuk ke radiologi intervensi
untuk penempatan PCN muncul dengan urosepsis, terapi antibiotik telah
dimulai dalam banyak kasus. Jika antibiotik belum diberikan, antibiotik
spektrum luas seperti ampisilin/sulbaktam (Unasyn) dapat diberikan. Jika PCN
ditempatkan secara darurat pada pasien yang tidak septik, kebijakan
departemen kami adalah memberikan sefalosporin generasi pertama untuk
profilaksis, seperti Cefazolin 1 g intravena. Jika pasien alergi terhadap
penisilin, fluoroquinolone seperti levofloxacin dapat diberikan. Penting untuk
diingat bahwa jika dicurigai adanya infeksi jamur, obat antijamur juga dapat
diberikan sebagai profilaksis.Sekali lagi, karena pasien biasanya datang dengan
gambaran klinis urosepsis, antibiotik dilanjutkan selama berhari-hari hingga
berminggu-minggu setelah prosedur. Rejimen pengobatan pada akhirnya
dapat disesuaikan dengan antibiotik spesifik kultur berdasarkan spesimen urin
yang diperoleh dari penempatan PCN.

2. Alat dan bahan


 Alat desinfeksi
 Kain penutup area operasi
 Op site
 Jarum punksi ginjal
 Ember penampung cairan
 Kawat penuntun (guide wire)
 Set dilator alur nefrostomi (teleskopis)
 Tabung amplatz
 Nefroskop dan perlengkapan seperti penjepit batu
 Keteter nefrostomi
 Kantung urine
 Fluoroscopy
 Bahan kontras
 Alat USG (bila perlu)
3. Teknik
Dalam melakukan semua prosedur urologi yang memakai sinar X, pastikan bahwa sebelum
prosedur dimulai,semua orang yang berada diruang operasi memakai apron berlapis
timah.setelah pasiend dianastesi,dalam posisi lithotomi dilakukan sitoskopi dan insersi keteter
ureter kedalam ureter dimana batu berada.Pada tindakan ini kadang kadang diperlukan injeksi
kontras untuk memfisualisasi. Jangan lupa memfiksasi kateter Mreter dengan kateter foley
tersebut dengan plester kecil untuk mencegah kateter ureter tertarik keluar. Sambungkan
ujung kateter ureter yang di luar tubuh. dengan konektor dan selanjutnya disambung dengan
selang kecil untuk memasukkan kontras.Kemudian pasien dikembalikan ke posisi terlentang,
untuk selanjutnya diatur dalam posisi tengkurap. Pada pemindahan posisi ini harus hati-hati
agar supaya semua kateter atau jarum dan selang infus tidak tertarik.

Foam donut for haod

Foam denuts for knees

Dalam posisi tengkurap beberapa urutan tindakan sebagai berikut :

1. punksi
2. dilatasi
3. nefroskopi
4. tfndakan endoskopik
5. pemasangan kateter nefrostomi

 Punksi
Setelah pasien tengkurap, dilakukan desinfeksi lapangan operasi dengan larutan
povidone iodine 10%, kemudian lapangan operasi dipersempit dengan kain steril.
Pasang kantong plastik penampung besar pada sisi bawah lapangan operasi, kemudian
pasang plastik penutup 'op-site’ pada lapangan operasi sampai beberapa cm melewati
kain penutup dan plastik penampung, sehingga kain penutup terlindung dari air yang
keluar dari lubang nefrostomi selama prosedur berlangsung.Ambil jarum punksi,
asisten memasukkan kontras lewat ujung sambungan kateter ureter, sehingga sistem
kolekting teriihat jelas di layar monitor fluoroskop. Coba arahkan
jarum punksi ke arah kaliks yang dituju, cek dengan tuoroskop. Buat lubang insisi untuk
masuknya jarum punksi selebar + 0.5 cm dengan jarum no. 11, tusukkan jarum punksi
ke arah kaliks yang dihehendaki dengan tuntunan fluoroskop

Tindakan punksi ke dalam kaliks inferior atau medius ( 2 posisi)

Untuk batu pielum den9an diameter 1 cm, dilakukan punksi ke dalam kaliks inferior
atau medius dari kulit 1-2 cm di bawah kosta 12. Sedapat mungkin hindari vasa
interlobular. Untuk batu kalliks. arahkan punksi ke arah kaliks tersebut. Batu kaliks
superior dapat dicapai dengan alur melalui kaliks interior, bila pielum cukup lebar.
Punksi langsung ke kaliks
superior dapat dilakukan dengan hati-hati. Hindari pleura dengan melakukannya lebih
lateral. Alur melalui kaliks superior ini dapat dilakukan bila batu terletak pada UPJ
atau ureter proksimal.
Punksi yang berhasil ditandai dengan keluarnya urine melalui jarum punksi. Bila sistem
kolekting diisi kontras atau saline cukup banyak, maka tidak perlu dilakukan
penghisapan untuk memastikan keluarnya urine. Bila punksi dilakukan beberapa kali
baru berhasil, sering urine bercampur darah, dan monitor dengan fluoroskop sangat
membantu.

 Dilatasi
Setelah punksi berhasil, masukkan segera kawat penuntun Igulde wire) dengan ujung
yang halus di depan . Setelah itu mulai dilakukan dilatasi, dengan dilator teflon 8 ch
(gambar4), kemudian pasang penuntun kaku panjang. Dengan set dilatator teleskopik,
perlebar lubang nefrostomi bertahap, sampai dilatator ukuran 30 ch . Terakhir
masukkan tabung pelindung (sheafh amplatz) di luar dilatator 30 ch. Tarik ke/uar semua
dilatator beserta penuntun kahu panjang, tinggalkan amplatz dan kawat penuntun.

 Nefroskopi
Masukkan nefroskop ke dalam melalui tabung amplatz , selama prosedur ini beberapa
ahli tetap membiarkan kawat penuntun berada di tempat sampai ke dalam pielum atau
kaliks atau ureter, sebagai pengaman bila tabung amplatz yang terlepas masih ada
tuntunan ke dalam sistem kolekting.

Melalui nefroskop eksplorasi ke dalam pielum dan kaliks-kaliks yang dapat dicapai. Bila
batu sudah terlihat, pastikan bahwa tabung amplatz sudah benar pada tempatnya. Bila
melalui alur ini batu tak terlihat, coba pastikan letak batu dengan bantuan fluoroskopi,
kalau perlu dengan kontras, baik lewat kateter ureter secara retrogad maupun antegrad
dengan memasukkan kontras lewat alur nefrostomi.

 Tindakan endoskopik
Tindakan ini biasanya didahului dengan pembersihan sistem kolekting dari bekuan
darah dengan forsep gepeng. Kemudian batu batu kecil dapat diambil dengan forsep
batu. Sedangkan untuk batu yang diameternya melebihi diameter tabung amplatz (30
Ch), harus dipecah terlebih dahulu. Sarana pemecah batu dapat berupa transducer
ultrasonik, elektrohidraulik, lithoclast, maupun laser. Dalam melakukan litotripsi dengan
salah satu cara di atas, hendaknya diperhatikan bahwa ujung dari probe transducer
tidak terlalu dekat dengan lensa, karena getaran yang terlalu besar maupun panas
yang ditimbulkan dapat merusak lensa. Pengambilan dan pemecahan batu sebaiknya
dikontrol hati-hati secara visual maupun dengan bantuan fluoroskopi. Kontrol dilakukan
secermat mungkin jangan sampai ada batu yang tersisa.

Dalam hal terdapat batu yang tak dapat dicapai dengan nefroskop kaku, bila fasillitas
ada, gunakan nefroshop / sistoskop fleksibel. Bila perlu dapat dibuat alur nefrostomi
baru. Biasanya dapat dibuat maksimal 3 alur nefrostomi.

 Pemasangan kateter nefrostomi


Setelah prosedur tindakan selesai, pasang kateter nefrostomi dengan memakai kateter foley
20 atau 22 ch (gambar 8). Kateter ini sebaiknya ujungnya dipotong sehingga didapat saluran
lurus yang dapat dimasuki kawat penuntun pada waktu penggantian kateter nefrostomi.
Balon diisi air atau saline steril 2 3 cc, dan hateter difihsasi dengan kulit dengan
menggunakan jahitan benang sutra. Bila dianggap perlu, cek dengan kontras posisi balon,
dan pos‹si dapat diperbaiki sebelum difiksasi. Sambung kateter dengan kantong urine.

Pasca Bedah

Pasca bedah perhatikan ada tidaknya kebocoran sekitar kateter nefrostomi, bila perlu
perbaiki letak kateter atau kempiskan balon. Kontrol foto polos abdomen (BOF) dibuat
keesokan harinya, bila dianggap perlu dianggap dengan tomografi polos untuk menambah
keakuratan kontrol. Pada batu yang lusen pertimbangkan USG. Tindakan nefrostomi untuk
membersihkan sisa batu biasanya dapat dilakukan setela hari ke-3 pasca bedah. Pada
tindakan nefroskopi utangan ini sebaiknya dipasang lagi kateter ureter untuk membantu
visualisasi dalam rangka mencari sisa batu yang letaknya sulit dicapai.

Kateter nefrostomi dapat dilepas bila sudah diyakini sudah tidak ada sisa batu yang dapat
mengganggu aliran urine atau menyebabkan obstruksi. Untuk pielografi antegrad kadang-
kadang diperlukan untuk menyakinkan bahwa sudah tidak ada obstruksi ke distal. Setelah
kateter nefrostomi dilepas, sebaiknya dipasang kantong kolostomi untuk menampung urine
bila masih ada yang keluar melalui alur nefrostomi.

Gambar kapsul punksi yang salah dan benar:

Gambar anatomi ginjal yang perlu di ingat untuk punksi


BAB II

PENUTUP

A.Kesimpulan

Nefrostomi adalah sebuah prosedur pemasangan saluran kateter guna mengeluarkan urine dari
ginjal. Prosedur ini akan dilakukan ketika saluran ureter yang menghubungkan ginjal dan kandung
kemih mengalami penyumbatan.Pada normalnya, manusia memiliki dua ginjal yang masing-masing
akan mengeluarkan urine ke kandung kemih melalui saluran kandung kemih ureter. Ketika terkena
kondisi tertentu seperti batu ginjal atau kanker, saluran ini dapat tersumbat.
Dalam melakukan semua prosedur urologi yang memakai sinar X, pastikan bahwa sebelum
prosedur dimulai,semua orang yang berada diruang operasi memakai apron berlapis
timah.setelah pasiend dianastesi,dalam posisi lithotomi dilakukan sitoskopi dan insersi keteter
ureter kedalam ureter dimana batu berada.Pada tindakan ini kadang kadang diperlukan injeksi
kontras untuk memfisualisasi. Jangan lupa memfiksasi kateter Mreter dengan kateter foley
tersebut dengan plester kecil untuk mencegah kateter ureter tertarik keluar. Sambungkan
ujung kateter ureter yang di luar tubuh. dengan konektor dan selanjutnya disambung dengan
selang kecil untuk memasukkan kontras.Kemudian pasien dikembalikan ke posisi terlentang,
untuk selanjutnya diatur dalam posisi tengkurap. Pada pemindahan posisi ini harus hati-hati
agar supaya semua kateter atau jarum dan selang infus tidak tertarik.

Dalam posisi tengkurap beberapa urutan tindakan sebagai berikut :

1. punksi
2. dilatasi
3. nefroskopi
4. tfndakan endoskopik
5. pemasangan kateter nefrostomi

Anda mungkin juga menyukai