ini cuy salah satu tugas kepepet ane yang sumpah susah begete nyari sumbernya :/ semoga dapat dijadikan
referensi bagi semua mahasiswa yang mendapat tugas ini supaya tidak stress seperti ane dalam ngerjainnya :v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perubahan pola perilaku dan gaya hidup masyarakat saat ini menjadi tantangan
tersendiri bagi tenaga kesehatan terutama perawat sebagai bagian yang berkewajiban
melayani masyarakat melalui layanan kesehatan. Perubahan ini membawa dampak positif
yang signifikan terhadap kesehatan, tetapi juga terdapat dampak negative terhadap kesehatan
masyarakat itu sendiri. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan masyarakat saat
ini jauh mengalami perubahan dibandingkan dengan kebiasaan masyarakat 10- 20 tahun yang
lalu, terutama hal ini berdampak pada kebutuhan kesehatan.
Pola konsumsi menjadi titik berat perubahan yang terjadi. Masyarakat saat ini
cenderung mengabaikan kebutuhan makan makanan sehat mereka. Mereka lebih suka
mengkonsumsi makanan yang tidak seimbang. Dilihat dari sudut pandang kesehatan, jelas
semua ini akan berdampak pada organ tubuh manusia, terutama ginjal. Ginjal menjadialat
yang bertugas sebagai penyaring dari darah yang mengalir di seluruh tubuh. Banyak masalah
yang akan timbul. Yang paling sering terjadi adalah nefrolitiasis atau batu ginjal. Batu ginjal
ini menjadi salah satu gangguan yang disebabkan oleh pola perilaku masyarakat yang saat ini
menghiraukan pola hidup sehat. Contohnya saja, masyarakat sekarang sangat jarang
mengkonsumsi air minum yang seharusnya mereka butuhkan dan masih banyak masalah
yang lain.
Dengan timbulnya penyakit seperti nefrolitiasis di atas, dibutuhkan penanganan yang
tidak mudah. Pada pasien dengan batu saluran kencing, tumor, kanker ataupun pendesakan
dari luar saluran kencing biasanya dilakukan tindakan nefrostomi. Menurut Robert R. Cirillo,
Tahun 2008 Nefrostomi merupakan suatu tindakan diversi urine menggunakan tube, stent,
atau kateter melalui insisi kulit, masuk ke parenkim ginjal dan berakhir di bagian pelvis
renalis atau kaliks.
Nefrostomi adalah suatu tindakan medis yang dilakukan untuk membuat saluran (air
kencing) dari ginjal menuju ke permukaan kulit. Tindakan ini pada umumnya dilakukan
untuk mengalirkan kencing oleh karena adanya sumbatan dibawah ginjal yang mungkin
karena batu saluran kencing, tumor, kanker ataupun pendesakan dari luar saluran
kencing. Perlu diingat, jika seseorang dipasang nefrostomi harus menjaga kondisi nefrostomi
tetap steril dan mengganti secara periodic karena akan beresiko mengalami infeksi di kulit
sekitar kateter. Oleh karena itu disini sangat penting peran perawat untuk memberikan
perawatan pada klien dengan pemasangan nefrostomi agar area tersebut tetap kering dan
bersih serta selalu mengamati ada tidaknya iritasi sehingga tidak terjadinya komplikasi pada
klien.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan nefrostomi?
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Nefrostomi
Perlu diingat, jika seseorang dipasang nefrostomi harus menjaga kondisi nefrostomi tetap steril
dan mengganti secara periodik. penggantian secara periodik mungkin 2 mingguan, bulanan atau 2
bulanan tergantung bahan nefrostomi dan temuan klinis.
Pengalihan urine sementara yang berhubungan dengan adanya obstruksi urin sekunder
terhadap kalkuli
Pengalihan urine dari sistem pengumpul ginjal sebagai upaya penyembuhan fistula
atau kebocoran akibat cedera traumatik atau iatrogenik, fistula ganas atau inflamasi,
atau sistitis hemoragik.
Memberikan akses untuk intervensi seperti pemberian substansi melalui infus secara
langsung untuk melarutkan batu, kemoterapi, dan terapi antibiotik atau antifungi.
Memberikan akses untuk prosedur lain (misalnya penempatan stent ureter antegrade,
pengambilan batu, pyeloureteroscopy, atau endopyelotomy)
Terdapat nyeri yang tidak dapat diatasi pada saat tindakan nefrostomi.
Terjadi hiperkalemia.
(Aziz et.al, 2008)
Sedangkan kontraindikasi dilakukannya nefrostomi menurut Imam Rasjidi:
Terdapat nyeri yang tidak dapat diatasi pada saat tindakan nefrostomi
Terdapat hiperkalemia
Ekstravasasi
Trauma periorgan, seperti perforasi usus besar, trauma hepar, limpa (<1%).
Menurut Robert R. Cillio tahun 2012, komplikasi utama akibat penempatan tabung
nefrostomi perkutan adalah sebagai berikut:
Perdarahan
Sepsis
Pneumothoraks (<1%)
Nyeri (umum)
Kematian (0.2%)
Sepsis (1.3%)
a.
b.
1.
2.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
Monitor tanda vital secara berkala untuk mengevaluasi terjadinya kehilangan darah yang
terus berlangsung atau untuk menilai timbulnya komplikasi sepsis pada pasien beresiko
Untuk nefrostomi dengan indikasi pionefrosis, abses (infeksi), maka pemberian antibiotika
sejak sebelum tindakan , diteruskan dengan pedoman:
Jenis antibiotika berdasarkan hasil kultur dan antibiogram
Bila belum ada kultur dan antibiogram :
Kombinasi ampisilin atau derivatnya dan aminoglikosida
Cefalosforin generasi III untuk kasus gagal ginjal Bila tidak ada infeksi, cukup diberikan
obat golongan nitrofurantoin atau asam nalidisat perioperatif
Observasi tanda-tanda infeksi
Perhatikan selang neprostomi jangan sampai tersumbat
Spool neprostomi dengan cairan (Aqua steril, NaCl, Revanol, betadin 1 %), cairan maksimal
20 cc. Spool dilakukan secara pelan-pelan. Bila lancar urin akan menetes secara terusmenerus/konstan
Perhatikan kateter / pipa drainage, jangan sampai buntu karena terlipat, dll.
Perhatikan dan catat secara terpisah produksi cairan dari nefrostomi.
Usahakan diuresis yang cukup.
Periksa kultur urin dari nefrostomi secara berkala.
Hematuria, yang umumnya terjadi pada pasien yang dilakukan nefrostomi, harus berkurang
secara bertahap setelah 24 jam
Bila ada boleh spoelling dengan larutan asam asetat 1% seminggu 2x
Kateter diganti setiap lebih kurang 2 minggu. Bila nefrostomi untuk jangka lama
pertimbangkan memakai kateter silikon.
Pelepasan kateter sesuai indikasi.
Pelepasan drain bila dalam 2 hari berturut-turut setelah pelepasan kateter produksinya <20
cc/24 jam.
Pelepasan benang jahitan keseluruhan 10 hari pasca operasi.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Menyatakan perubahan gambaran diri, takut penolakan/reaksi orang lain, dan perasaan
negative tentang tubuh
Perubahan actual pada struktur tubuh dan atau fungsi
Tidak menyentuh/melihat stoma, menolak untuk berpartisipasi dalam perawatan
Hasil yang diharapkan:
Menunjukkan mulai menerima dengan memandang/menyentuh stoma dan berpartisipasi
pada perawatan diri.
Menyatakan perasaan tentang stoma/penyakit; mulai menerima situasi secara konstruktif
Menyatakan penerimaan diri dalam situasi bekerja sama dalam perubahan konsep diri tanpa
pandangan negatif harga diri
Intervensi :
Kaji ulang alasan bedah dan harapan yang akan datang
Rasional: Pasien menerimanya dengan lebih mudah bahwa ostomi dilakukan untuk penyakit
kronis/lama daripada cedera trauma
Yakinkan apakah konseling dilakukan dan perlu pada diversi urinaria, didiskusikan pada saat
pertama
Rasional: Memberikan informasi tentang tingkat pengetahuan pasien/orang terdekat tentang
situasi individu dan proses penerimaan
Jawab semua pertanyaan masalah nefrostomi dan fungsinya
Rasional: Membuat catatan dan menunjukkan minat/masalah pemberi perawatan.
Memberikan informasi tambahan pada pasien untuk dipertimbangkan
Dorong pasien/orang terdekat untuk menyatakan perasaan
Rasional: Memberikan kesempatan untuk menerima isu/salah konsep. Membatu pasien/orang
terdekat menyadari bahwa perasaan yang dialami tidak biasa dan bahwa perasaan bersalah
pada mereka tidak perlu. Pasien perlu mengenali perasaan sebelum mereka dapat
menerimanya secara selektif.
Perhatikan perilaku menarik diri, peningkatan ketergantungan, manipulasi, atau tidak terlibat
pada asuhan
Rasional: Dugaan masalah pada penyesuaian yang memerlukan evaluasi lanjut dan terapi
lebih ekstensif. Dapat menunjukkan respons kedukaan terhadap kehilangan bagian/fungsi
tubuh dan kuatir terhadap penerimaan orang lain juga rasa takut akan ketidakmampuan yang
akan datang/kehilangan selanjutnya pada hidup karena kanker
Berikan kesempatan untuk pasien/orang terdekat untuk memandang dan menyentuh stoma,
gunakan kesempatan untuk memberikan tanda positif penyembuhan, penampilan normal dan
sebagainya
Rasional: Meskipun integrasi stoma kedalam citra tubuh memerlukan waktu berbulan-bulan
atau tahunan, melihat stoma dan mendengar komentar (dibuat dengan cara normal,nyata)
dapat membantu pasien dalam penerimaan.
Berikan kesempatan pada pasien untuk menerima ostomi melalui partisipasi dalam
perawatan diri
Rasional: Kemandirian dalam perawatan memperbaiki harga diri
Pertahankan pendekatan positif selama aktivitas perawatan,menghindari ekspresi menghina
atau reaksi mendadak.
Rasional: Membantu pasien/orang terdekat menerima perubahan tubuh dan menerima akan
diri sendiri,marah paling sering ditujukan pada situasi dan kurang kontrol terhadap apa yang
terjadi (takberdaya), bukan pada pemberi asuhan
Rencanakan jadwal/aktivitas asuhan dengan pasien
Rasional: Meningkatkan rasa kontrol dan memberikan pesan bahwa pasien dapat
mengatasinya, meningkatkan harga diri
10. Diskusikan kemungkinan kontak dengan pengunjung nefrostomi dan atur kunjungan bila
diinginkan
Rasional: Memberikan sistem pendukung yang baik, membantu menguatkan pendidikan
(berbagi pengalaman) dan memudahkan penerimaan perubahan sesuai kesadaran pasien
tentang hidup terus berjalan dan secara relatif normal
2. Nyeri akut
Dapat dihubungkan dengan:
Faktor fisik, contoh gangguan kulit/jaringan (insisi/drein)
Biologis: aktivitas proses penyakit (kanker, trauma)
Psikologis, contoh takut, ansietas
Kemungkinan dibuktikan oleh :
Keluhan nyeri, fokus pada diri sendiri
Perilaku melindungi/distraksi, gelisah
Respon otonomik, contoh perubahan tanda vital
Hasil yang diharapkan :
Menyatakan atau menunjukkan nyeri hilang
Menunjukkan kemampuian untuk membantu dalam tindakan kenyaman umum dan mampu
untuk tidur/istirahat dengan tepat
Intervensi
1. Kaji nyeri,perhatikan lokasi, karakteristik,intensitas ( skala 0-10)
Rasional: Membantu evaluasi derajat ketidaknyaman dan keefektifan analgesik atau
menyatakan terjadinya komplikasi contoh karena nyeri abdomen biasanya ada secara
bertahap pada hari ketiga atau keempat pasca operasi. Berlanjut atau meningkat nyeri dapat
menunjukkan perlambatan penyembuhan, iritasi kulit periostomal,infeksi obstruksi usus.
2. Perhatikan aliran dan karateristik urine
Rasional: Penurunan aliran menunjukkan retensi urine ( sehubungan dengan edema) dengan
peningkatan tekanan pada saluran perkemihan atas atau kebocoran pada rongga peritoneal
(kegagalan anastomosis) urine keruh mungkin normal (adanya mukus) atau mengindikasikan
prises infeksi
3. Dorong pasien menyatakan masalah, mendengar dengan aktif pada masalah ini dan berikan
dukungan dengan menerima tinggal dengan pasien dan memberikan informasi yang tepat
Rasional: Penurunan ansietas/takut meningkatkan relaksasi/kenyamanan
4. Dorong penggunaan teknik relaksasi, contoh pedoman imajinasi,visualisasi, aktivitas
terapeutik
Rasional: Membantu pasien untuk istirahat lebih efektif dan memfokuskan kembali perhatian
dapat meningkatkan kemampuan koping,menurunkan nyeri dan ketidaknyamanan
5. Bantu dalam latihan rentang gerak dan dorong ambulasi dengan mudah
Rasional: Menurunkan kekakuan otot/sendi. Ambulasi mengembalikan organ untuk posisi
normal dan meningkatkan kembali peristaltik/pasase flatus dan perasaan sehat umum
6. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain tentang pemberian obat
Rasional: Menghilangkan nyeri, meningkatkan kenyamanan dan meningkatkan istirahat, ADP
dapat lebih menguntungkan daripada analgesik intermiten, khususnya setelah reseksi radikal
3. Resiko tinggi terhadap infeksi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Tidak dapat diterapkan, adanya tanda tanda dan gejala gejala membuat diagnosa aktual
Hasil yang diharapkan :
Menyatakan pemahaman hubungan antara kondisi fisik terhadap masalah seksual
Mengidentifikasikan kepuasaan/praktik yang diterima dan mengemukakan metode
alternative
Melakukan hubungan seksual sesuai kebutuhan
Intervensi
Yakinkan hubungan seksual pasien/orang terdekat sebelumnya pada penyakit dan/atau
pembedahan. Identifikasi harapan dan keinginan masa depan
Rasional: Mutilasi dan kehilangan privasi/control fungsi tubuh dapat mempengaruhi
gambaran seksual pribadi pasien. Bila pasangan dengan rasa takut akan penolakan oleh orang
terdekat, tingkat hasrat keintiman dapat sangat terganggu. Kebutuhan seksual sangat dasar,
dan pasien akan direhabilitasi lebih berhasil bila kepuasan hubungan seksual
dilanjutkan/dikembangkan
Kaji ulang anatomi fisiologi fungsi seksual pasien dan orang terdekat dalam hubungannya
dengan situasi
Rasional: Pemahaman fisiologi normal membantu pasien/orang terdekat memahami
mekanisme kerusakan syaraf dan perlu mengkaji metode kepuasan pilihan
Beri penguatan informasi yang diberikan oleh dokter. Dorong mengajukan pertanyaan.
Berikan informasi tambahan sesuai kebutuhan
Rasional: Pengulangan informasi yang diberikan sebelumnya membantu pasien/orang
terddekat untuk mendengar dan memproses lagi pengetahuan, bergerak ke arah penerimaan
keterbatasan dan prognosis individu.
Diskusikan pelaksanaan aktivitas seksual kira-kira 6 minggu setelah pulang, dimulai dengan
perlahan dan progresif (contoh membelai/menyayang sampai keuda pasangan nyaman
dengan gambaran diri/perubahan fungsi). Termasuk metode pilihan merangsang yang tepat
Rasional: Mengetahui apa yang diharapkan pada kemajuan penyembuhan membantu pasien
menghindari menunjukkan ansietas/menurunkan resiko gagal. Bila pasangan menginginkan
untuk mencoba ide baru, ini dapat membantu penilaian dan mungkin membantu mencapai
pemenuhan seksual.
Tekankan kesadaran akan factor yang dapat mengalihkan perhatian (mis. Bau tak enak dan
kebocoran kantung)
Rasional: Meningkatkan resolusi masalah yang dapat diatasi
Dorong penggunan rasa humor
Rasional: Humor dapat membantu individu menerima situasi sulit lebih efektif dan
meningktakan pengalaman seksual positif
Atur pertemuan dengan pengunjung bila tepat
Rasional: Saling berbagi tentang bagaimanamasalah ini telah diatasi orang lain dapat
membantu dan menurunkan rasa terisolasi
Rujuk ke konseling/terapeutik sesuai indikasi
Rasional: Bila masalah menetap lebih lama dari beberapa bulan setelah pembedahan, ahli
terapi terlatih mungkin diperlukan untuk membantu komunikasi antara pasien dan orang
terdekat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
kontak. Depresi pulang ke rumah dapat terjadi, berakhir selama 3 bulan setelah
pembedahan, memerlukan kesabaran/dukungan dan evaluasi terus menerus
9. Dorong aktivitas regular/program latihan
Rasional: Immobilisasi/tidak aktif meningkatkan stasis urine dan perpindahan kalsium dari
tulang, potensial resiko pembentukan batu, obstruksi urine dan infeksi
10. Tekankan pentingnya perjanjian untuk evaluasi
Rasional: Pengawasan penyembuhan, proses penyakiit; memberikan kesempatan untuk
diskusi masalah pemakaian alat, kesehatan umum dan adaptasi terhadap kondisi.
11. Identifikasi sumber komunitas.
Rasional: Dukungan kontinu setelah pulang penting untuk membantu proses perbaikan dan
kemandirian pasien dalam perawatan
BAB III
KESIMPULAN
Nefrostomi adalah suatu tindakan medis yang dilakukan untuk membuat saluran (air
kencing) dari ginjal menuju ke permukaan kulit. Tindakan ini pada umumnya dilakukan
untuk mengalirkan kencing oleh karena adanya sumbatan dibawah ginjal yang mungkin
karena batu saluran kencing, tumor, kanker ataupun pendesakan dari luar saluran kencing.
Perlu diingat, jika seseorang dipasang nefrostomi harus menjaga kondisi nefrostomi
tetap steril dan mengganti secara periodic karena akan beresiko mengalami infeksi di kulit
sekitar kateter. Oleh karena itu disini sangat penting peran perawat untuk memberikan
perawatan pada klien dengan pemasangan nefrostomi agar area tersebut tetap kering dan
bersih serta selalu mengamati ada tidaknya iritasi sehingga tidak terjadinya komplikasi pada
klien.
Perawatan nefrostomi adalah pemeliharaan eliminasi melalui stoma dan perawatan jaringan
di sekitarnya. Adapun tujuan dilakukannya perawatan nefrostomi adalah:
- Menjaga kebersihan stoma
- Mencegah infeksi
- Mencegah kebocoran
- Melindungi kulit
- Mengontrol bau
- Memberikan kenyamanan dan keamanan
DAFTAR PUSTAKA
Cillio,
Robert
R.
2012. Percutaneous
Nephrostomy
Periprocedural