Anda di halaman 1dari 12

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

Perawatan Selang Nefrostomi, Irigasi Kateter & Irigasi Bladder


Mata Kuliah : Praktik Keperawatan Medikal Bedah (KMB)
Dosen Pengampuh : Ibu. Titi I. Afleya, M.Kep., Ns., Kep.MB

Di susun Oleh :

Kelompok 8 :
1. Dewi Novelin Rumsano (2020081024005)
2. Gunawan Balalembang (2020081024183) Tidak Aktif
3. Noviyanti May (2020081024193)
4. Yance Raiwowi Paisei (2020081024151)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
TAHUN 2023-2024
SOP PERAWATAN SELANG NEFROSTOMI

Standar Operasional Prosedur (SOP)


Perawatan Nefrostomi

1. Pengertian Nefrostomi merupakan suatu tindakan diversi urine menggunakan tu


be, stent, atau kateter melalui insisi kulit, masuk ke parenkim ginjal d
an berakhir di bagian pelvis renalis atau kaliks. Nefrostomi biasanya
dilakukan pada keadaan obsturksi urinr akut terjadi pada sistem salur
an kemih bagian atas, yaitu ketika terjadi obstruksi ureter atau ginjal.
Nefrostomi dapat pula digunakan sebagai prosedur endoulogi, yaitu i
ntracorporeal lithotripsy, pelarutan batu kimia, pemeriksaan radiolog
i, antegrade ureter, dan pemasangan double J stent.

2. Tujuan  Mencegah terjadinya infeksi pada luka.


 Menjaga stabilitas selang drainase
3. Hal-hal yang harus d  Kaji kemungkinan timbulnya komplikasi.
iperhatikan 1. Perdarahan pada lokasi nefrostomi (Komplikasi Utama)
2. Pembentukan fistula
3. Infeksi
 Pastikan drainase tidak tersumbat pada selang nefrostomi atau k
ateter. Obstruksi menimbulkan rasa nyeri, truama, tekan, infeks
i, serta regangan pada jahitan.
 Jika selang tercabut segera lapor kedokter (selang akan mengem
balikan selang agar luka nefrostomi tidak berkontraksi).
 Selang tidak boleh di klem, hal ini akan menimbulkan pielonerit
is.
 Selang nefrostomi tidak boleh diirigasi (dokter akan melakukan
nya bila diperlukan).
 Anjurkan asupan cairan untuk meningkatkan pembialsan selang
dan ginjal secara alami.
 Perhtikan dan catat secara terpisah produksi cairan dari nefrosto
mi.
 Usahakan diuresis dengan cukup.
 Periksa kultur urine dari nefrostomi secara berkala.
 Bila ada spoelling dengan larutan asam asetat 1% seminggu 2x.
 Kateter diganti setiap lebih kurang 2 minggu. Bila nefrostomi un
tuk jangka lama pertimbangkan memakai kateter selikon.
 Pelepasan kateter sesuai indikasi.
 Pelepasan drain bila dalam 2 hari berturut-turut stelah pelepasan
katetr/produksinya <20cc/24 jam.
 Pelepasan benag jahitan keseluruhan 10 hari pasca operasi.

4. Alat yang dibutuhka  Bak instrumen berisi pinset anatomi, sirurgi, gunting jaringan da
n n gunting benang.
 Kasa steril
 Bengkok
 Jel/lubrikan
 Betadine
5. Pelaksanaan Tahap Pra Interaksi
 Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
 Perhatikan privacy pasien
 Mengatur posisi

Tahap Orientasi
 Memberi salam pada pasien
 Menjelaskan kepada pasien tentang persiapandan tujuan pr
osedur perawatan luka nefrostomi
 Menutup sampiran (kalau Perlu).

Tahap Interaksi
 Dengan prinsip steril buka dressing pada nefrostomi dan bu
ang ke bengkok.
 Mencuci tangan 6 langkah yang benar.
 Observasi tanda-tanda infeksi.
 Perhatikan area sekitar apakah ada tanda-tanda terjadinya i
nfeksi seperti kemerahan dan lain-lain. Untuk nefrostomi d
engan infeksi maka pemberian antibiotika sejak sebelum ti
ndakan diteruskan.
 Lakukan pembersihan pada kateter dan area sekgankasa ste
ril dengan menggunakan pinset dari arah dalam keluar, kas
a kotor dibuang ke bengkok kemudian keringkan dengan k
asa steril sampai kering.
 Berikan gel pada area sekitar agar tidak iritasi.
 Perhatikan kateter/pipa drainage, jangan sampai buntu kare
na terlipat.
 Perawatan selang nefrostomi jangan sampai tersumbat.
 Jagan samapai terjadi penekukan selang/tampugan urine.
 Selang jangan sampai terlepas.
 Lakukan penutupan dengan kasa steril kemudian fiksasi ke
mbali pada nefrostomi tersebut denga teknik steril.
 Posisiakn klien pada posisi nyaman.
 Peralatan dirapikan.

Tahap Terminasi
 Menjelaskan ke klien bahwa prosedur telah dilaksanakan
 Membereskan alat
 Cuci tangan

Tahap Evaluasi
 Mengevaluasi respon klien bahwa prosedur telah dilaksana
kan
 Membereskan alat
 Cuci tangan

Tahap Dokumentasi
 Mencatat hasil kultur urin.
 Mencatat karakteristik luka nefrostomi

6. Referensi Mustaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan dengan Gang
guan Sistem Urinaria. Jakarta. Salemba Medika
STANDARD OPERATING PROSEDURE
(SOP)

PEMERIKSAAN
IRIGASI BLADDER
Pengertian 1. .Membilas pipa dan kandung kemih dengan cairan

Tujuan 1. Membebaskan Kandung kemih dari bekuan darah dan pus yang bisa m
nyumbat aliran urin
2. Untuk mepertahakan kepatenan kateter urine
3. Mencegah terjadinya distensi kandung kemih karena adanyapenyumba
kateter urine,misalnya oleh darah dan pus
Petugas Perawat

Persiapan Alat & Bahan 1. Selimut mandi


2. Pengalas bengkok
3. Selang dan cairan irigasi steril
4. Konektor (bila kateter yang digunakan doble lumer)
5. Klem
6. Sarung tangan
7. Antiseptic
Persiapan pasien dan ling  Menjelaskan kepada klien akan dilakukan Tindakan irigasi bladder
kungan  Menjaga privasi klien
 Mengatur posisi klien
Persiapan perawat  Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
 Perawat memberitahu tujuan dan prosedur Tindakan yang akan dilakuk
prosedur Tahap orientasi
1. Menyampaikan salam
2. Memperkenalkan diri dengan pasien dan keluarga (jika ada)
3. Menanyakan nama pasien
4. Menjelaskan maksud dan tujuan
5. Menjelaskan langkah atau prosedur yang akan dilakukan
6. Mendekatkan alat dan bahan untuk melakukan tindakan irigasikandung
emih
7. Mencuci tangan

Tahap kerja
1. Mencuci Tangan
2. Petugas menyiapkan alat-alat dan bahan.

3. Memakai handscoen bersih

4. Atur pososi pasien senyaman mungkin


5. Memasang sampiran
6. Memasang selimut mandi
7. Membuka pakaian bawah ditutup selimut
8. Kaji keadaan urine warna sekret sediment
9. Tentukan jenis kateter yang digunakan (triplet atau double lumen)
10. Pastikan kepatenan pipa drainage
11. Kaji berapa jumlah urine dalam urobag
12. Kaji abdomen bawah untuk tanda distensi kandung kemih
13. Siapkan posisi pasien untuk aliran intermitent

 Klem slang di atas drainage dan buka klem cairan irigasi

 Biarkan cairan mengalir sesuai dengan ketentuan (± 100 ml

untuk orang dewasa normal)

 Tutup klem saluran irigasi dan buka klem saluran drainagecairan meng
r ke urobag sampai habis lakukan berulangsehingga cairan yang keluar
rsih
16. Untuk irigasi kontinue

 Hitung jumlah tetesan aliran cairan irigasi

 Yakini bahwa klem drainage terbuka dan saluran drainagedalam keada


paten, serta volume drainage
17. Perhatikan dan perbaiki posisi kateter
18. Bantu pasien pada posisi nyaman
19. Hitung jumlah cairan yang keluar dari drainage serta karakteristik pengelu
n.

Tahap Terminasi
1. Menjelaskan ke klien bahwa prosedur telah dilaksanakan
2. Membereskan alat
3. Mengevaluasi perasaan pasien
4. Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
5. Menyampaikan salam
Tahap Evaluasi

1. Pintu sampiran dibuka Kembali


2. Membereskan alat dan bahan yang telah digunakan
3. Buka sarung tangan dan cuci tangan

Dokumentasi

1. Mencatat respon klien setelah melakukan Tindakan


2. Mendokumentasikan Tindakan yang telah dilakukan.
STANDART OPERATION PROCEDURE (SOP) : IRIGASI KATETER

Pengertian Irigasi adalah pencucian kateter urine untuk mempertahankan


kepatenan kateter urine menetap dengan larutan steril yang
diprogramkan oleh dokter. Karena darah, pus, atau sedimen dapat
terkumpul didalam selang dan menyebabkan urine tetap berada
ditempatnya.

Tujuan 1. Untuk mempertahankan kepatenan kateter urine


2. Mencegah terjadinya distensi kandung kemih karena
adanya penyumbatan kateter urine, misalnya oleh darah
dan pus
3. Untuk membersihkan kandung kemih
4. Untuk mengobati infeksi local

Petugas Dokter dan perawat

Persiapan Alat a. Sarung tangan


b. Larutan irigasi steril
c. Selang irigasi
d. Klem
e. Tiang infus
f. Swab anti septik
g. Alas

Persiapan Lingkungan - Memberikan lingkungan yang aman dan nyaman


- Menutup pintu atau jendela atau memasang sampiran

Prosedur 1. Identifikasi klien


2. Jelaskan prosedur dan tujuan kepada klien
3. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan
4. Pasang sampiran dan atur pencahayaan
5. Kaji abdomen bagian bawah untuk melihat adanya
distensi
6. Atur posisi klien, misal dorsal recumbent untuk
wanita bila mampu, jika tidak posisi supine
7. Pasang alas dibawah kateter
8. Keluarkan urine dari urine bag ke dalam wadah
9. Dengan menggunakan teknik aseptic masukkan ujung
selang irigasi kedalam larutan irigasi
10. Tutup klem pada selang dan gantung larutan irigasi
pada tiang infus
11. Buka klem dan biarkan larutan mengalir melalui
selang, pertahankan ujung selang tetap steril, tutup
klem.
12. Disinfeksi porta irigasi pada kateter berlumen tiga dan
sambungkan ke selang irigasi
13. Pastikan kantung drainase dari selang terhubung kuat
ke pintu masuk drainase pada kateter berlumen tiga
14. Kateter tertutup continues intermitten : buka klem
irigasi dan biarkan cairan yang diprogramkan
mengalir memasuki kandung kemih (100 ml adalah
jumlah yang normal pada orang dewasa). Tutup
selang irigasi selama 20-30 menit dan kemudian buka
klem selang drainase
15. Kateter tertutup continues : hitung kecepatan tetesan
larutan irigasi (slow rate : 10-20 tetes/menit. Fast rate
20-40 tetesan/menit) dan periksa volume drainase
didalam kantung drainase. Pastikan bahwa selang
drainase paten dan hindari lekukan selang
16. Buku sarung tangan dan atur posisi nyaman pasien
17. Bereskan semua peralatan dan cuci tangan dengan air
mengalir

Evaluasi 1. Evaluasi perasaan pasien (merasa aman dan nyaman)


2. Kontrak waktu untuk selanjutnya
3. Dokumentasikan prosedur dan hasil observasi

Daftar Pustaka https://document.tips/documents/sop-irigasi-kateter.html


SOP BLADDER TRAINING
Bladder training adalah salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi kandungkemih
yang mengalami gangguan ke keadaan normal atau ke fungsioptimalneurogenic.

TUJUAN
1. Melatih klien untuk melakukan BAK secara mandiri.
2. Mempersiapkan pelepasan kateter yang sudah terpasang lama.
3. Mengembalikan tonus otot dari kandung kemih yang sementara waktutidak ada
karena pemasangan kateter.

INDIKASI
1. Klien dengan kesulitan memulai atau menghentikan aliran urine.
2. Klien dengan inkontinentia urine.
3. Klien yang mengalami retensi urin.
4. Klien yang dilakukan pemasangan kateter cukup lama
5. Klien yang akan di lakukan pelepasan dower kateter.
6. Klien post operasi

KONTRANDIKASI
1. Pada pasien gagal ginjal.
2. Sistitis (infeksi kandung kemih yang paling sering disebabkan oleh menyebarnya
infeksi dari uretra).
3. Pielonefritis.
4. Gangguan atau kelainan pada uretra.
5. Hidronefrosis.
6. Batu traktus urinarius.
PROSEDUR KERJA
Tahapan Lathan mengontrol berkemih
Persiapan alat :
1. Jam
2. Air minum dalam tempatnya
3. Obat diuretic jika diperlukan
Persiapan pasien:
1. Jelaskan maksud dan tujuan dari tindakan tersebut
2. Jelaskan prosedur tindakan yang harus dilakukan klien

Langkah-langkah :
1. Beritahu klien untuk memulai jadwal berkemih pada bangun tidur, setiap2-3 jam
sepanjang siang dan sore hari, sebelum tidur dan 4 jam sekali padamalam hari.
2. Beritahu klien minum yang banyak sekitar 30 menit sebelum waktu jadwaluntuk
berkemih.
3. Beritahu klien untuk menahan berkemih dan memberitahu perawat jikarangsangan
berkemihnya tidak dapat di tahan.
4. Klien di suruh menunggu atau menahan berkemih dalam rentang waktuyang telah
ditentukan 2-3 jam sekali
5. 30 menit kemudian, tepat pada jadwal berkemih yang telah ditentukan,mintalah
klien untuk memulai berkemih dengan teknik latihan dasar panggul.
Senam Kegel
Senam Kegel adalah senam yang bertujuan untuk memperkuat otot-otot dasar panggul
terutama otot pubococcygeal sehingga seorang wanita dapat memperkuat otot-otot saluran
kemih.
Langkah-langkah Senam Kegel
Persiapan pasien
1. Sampaikan salam
2. Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
Persiapan alat:
1. Catatan Perawat
2. Klem
Persiapan Lingkungan :
1. Jaga Privasi klien dengan menutupi pintu
2. Atur pencahayaan, penerangan dan ruangan kondusif

Pelaksanaan :
a. Klien dengan terpasang kateter Prosedur 1 jam
1. Cuci tangan
2. Klien diberi minum setiap 1 jam sebanyak 200 cc dari jam 07.00 s.d. jam 19.00.
Setiap kali habis diberi minum ,kateter di klem.
3. Kemudian setiap jam kandung kemih dikosongkan mulai jam 08.00s.d. jam 20.00
dengan cara klem kateter dibuka.
4. Pada malam hari (setelah jam 20.00) catheter dibuka (tidak diklem)dan klien
boleh minum tanpa ketentuan seperti pada siang hari.
5. Prosedur tersebut diulang untuk hari berikutnya sampai programtersebut berjalan
lancar dan berhasil.

Prosedur 2 jam.
1. Cuci tangan.
2. Klien diberi minum setiap 2 jam sebanyak 200 cc dari jam 07.00 s.d. jam 19.00.
Setiap kali habis diberi minum, catheter di klem.
3. Kemudian setiap jam kandung kemih dikosongkan mulai jam 09.00s.d jam 21.00
dengan cara klem catheter dibuka.
4. Pada malam hari (setelah jam 20.00) catheter dibuka (tidak diklem)dan klien
boleh minum tanpa ketentuan seperti pada siang hari.
5. Prosedur tersebut diulang untuk hari berikutnya sampai program tersebut berjalan
lancar dan berhasil.
b. Klien dengan tidak terpasang kateter dilaksanakan apabila prosedur 1 sudah berjalan
lancar
1. Cuci tangan.
2. Klien diberi minum setiap 1 jam sebanyak 200 cc dari jam 07.00 s.d. jam 19.00,
lalu kandung kemih dikosongkan.
3. Kemudian kateter dilepas.
4. Atur posisi yang nyaman untuk klien, bantu klien untuk konsentrasiBAK,
kemudian lakukan penekanan pada area kandung kemih danlakukan pengosongan
kandung kemih setiap 2 jam denganmenggunakan urinal.
5. Berikan minum terakhir jam 19.00, selanjutnya klien tidak bolehdiberi minum
sampai jam 07.00 pagi untuk menghindari kliendari basahnya urine pada malam
hari.
6. Beritahu klien bahwa pengosongan kandung kemih selanjutnyadijadwalkan setiap
2 jam sekali, apabila ada rangsangan BAK sebelum 2 jam klien diharuskan
menahannya
7. Buatlah sebuah jadwal bagi pasien untuk mencobamengosongkan kandung kemih
dengan menggunakan urinal.
8. Alat-alat dibereskan.
9. Akhiri interaksi dengan mengucapkan salam
10. Cuci tangan
11. Dokumentasi hasil tindakan

Anda mungkin juga menyukai