Anda di halaman 1dari 11

Mk.

04
Administrasi Perpajakan

Oleh
Andi Hilaluddin,SE.,M.Si
14 April 2020
KEDUDUKAN HUKUM PAJAK
 Sebagaimana telah dijelaskan bahwa pemungutan pajak diatur dengan
undang-undang. Pengaturan ini menyangkut hubungan hukum antara
negara dengan orang pribadi dan atau badan yang mempunyai kewajiban
membayar pajak.
 Dengan demikian maka kedudukan hukum pajak adalah sebagai “hukum
publik” dan hukum pajak merupakan anak atau turunan dari “hukum
administrasi”.
 Secara umum kedudukan hukum pajak sebagai hukum publik dan hukum
administrasi, yang mengatur hubungan negara (pemerintah/fiskus) dengan
masyarakat dibedakan atas dua, yaitu:
1. Hukum Pajak Material, adalah hukum pajak yang memuat norma – norma
yang menerangkan tentang keadaan, perbuatan, objek pajak dan subjek
pajak, besarnya pajak, dan timbul dan hapusnya utang pajak.
2. Hukum Pajak Formal, adalah hukum pajak yang memuat tatacara untuk
mewujudkan hukum pajak material, yang memuat tentang tatacara
penetapan utang, hak – hak fiskus (pemerintah) untuk mengawasi dan
membina wajib pajak, dan Kewajiban dan hak wajib pajak.
PERLAWANAN TERHADAP PAJAK

Kesadaran wajib pajak untuk membayar pajak dengan


tepat dan disiplin, sulit untuk dilakukan sehingga timbul
perlawanan.
Secara umum dikenal ada dua macam bentuk perlawanan
terhadap pajak, yaitu:
1. Perlawanan Pasif.
Adalah hambatan dalam pembayaran pajak dengan
cara mempersulit pemungutan pajak dan mempunyai
hubungan erat dengan struktur ekonomi, artinya
perlawanan yang dilakukan karena kepandaian wajib
pajak dalam memanfaatkan peraturan pajak itu sendiri.
2. Perlawanan Aktif.
Perlawanan yang secara nyata terlihat pada semua usaha
dan perbuatan yang secara langsung ditujukan kepada
pemerintah dengan tujuan menghindari pajak.
 Ada dua jenis perlawanan aktif terhadap pajak:
1. Tax avoidance, yaitu upaya untuk meringankan beban
pajak dengan cara tertentu tanpa melanggar undang -
undang perpajakan yang berlaku. Contoh peninjau
kembali penetapan pajak.
2. Tax evasion, yaitu usaha untuk meringankan beban pajak
dengan cara sengaja melanggar undang – undang yang
berlaku. Contoh: melakukan penggelapan pajak/
manipulasi laporan pajak, dll.
SANKSI PERPAJAKAN

Sanksi perpajakan adalah sanksi berupa administrasi dan


pidana yang dikenakan terhadap setiap orang yang melakukan
pelanggaran perpajakan.
Adapun jenis – jenis sanksi perpajakan dapat dirinci sebagai berikut:
1. Sanksi Administrasi, meliputi:
a. Sanksi Bunga;
b. Sanksi Denda;
c. Sanksi Penetapan Kenaikan Pajak.
2. Sanksi Pidana, berupa:
a. Penjara (Pidana berat); atau
b. Kurungan (Pidana ringan).
 
Contoh Sanksi Administrasi Perpajakan :
 sanksi administrasi bunga:
Cara
Masalah Perpajakan Sanksi / masa sanksi bayar/
Tagih
pembetulan sendiri SPT, yang 2% perbulan atas jumlah pajak yang SSP
mengakibatkan utang pajak menjadi lebih dihitung sejak saat penyampaian SPT
besar berakhir s/d tanggal pembayaran.
Berdasarkan pemeriksaan atau keterangan Berakhirnya Masa/Bagian Tahun Pajak s/d SKP
lain, pajak yang terutang tdk atau kurang diterbitkan nya SKPKB
dibayar.
Pada saat jatuh tempo pembayaran 2% sebulan utk seluruh masa, STP
pajak yang terutang tidak atau kurang yang dihitung dari tgl jatuh
dibayar tempo s/d tgl. diterbitkannya STP
dan bagian dari bulan dihitung
penuh satu bulan.
Wajib Pajak yang diperbolehkan 2% sebulan dan bagian dari SSP/STP
mengangsur atau menunda bulan dihitung penuh satu bulan.
pembayaran pajak
Cara
Masalah perpajakan Sanksi/masa sanksi bayar/
tagih
Wajib Pajak (diperbolehkan) 2% sebulan yang dihitung dari saat SSP/STP
menunda penyampaian SPT berakhirnya kewajiban menyampaikan SPT
s/d tgl dibayarnya kekurangan
pembayaran pajak dan bagian dari bulan
dihitung penuh satu bulan.
a). Pajak penghasilan dalam Sejak saat terutangnya pajak atau STP
tahun berjalan, tidak atau bagian tahun pajak, atau s/d
kurang dibayar; diterbitkannya STP.
b). Dari hasil penelitian SPT
terdapat kekurangan
pembayaran pajak sebagai
akibat salah tulis/hitung.
Wajib Pajak dipidana karena 48% dari jumlah pajak yg tidak atau SKP
melakukan tindak pidana kurang dibayar yang ditambahkan
perpajakan, setelah lewat waktu kedalam SKPKBT
10 tahun
 Sanksi Administrasi Denda.
Cara
Masalah Perpajakan Sanksi /masa sanksi bayar/
Tagih
SPT tidak disampaikan 1). Atas keterlambatan /tdk melaporkan STP
atau disampaikan SPT masa PPN dikenakan denda
melebihi batas waktu Rp.50.000,--
2). Atas keterlambatan/tdk melaporkan
SPT Masa Lainnya di Denda Rp.100.000,--
3). Atas keterlambatan/tdk melaporkan
SPT PPh Badan, di Denda Rp.1.000.000,--
4). Atas keterlambatan/tdk melaporkan
SPT Tahunan PPh Orang Pribadi, di Denda

Rp.100.000,-
Wajib Pajak yang 150% dari jumlah pajak yg kurang bayar. SKP/STP

mengungkapkan ketidak
benaran perbuatannya
sebelum dilakukan
penyidikan.
Cara
bayar/
Masalah Perpajakan Sanksi / masa sanksi Tagih

a). Pengusaha yang kena Pajak 2% dari Dasar Pengenaan STP


tidak melaporkan kegiatan usahanya Pajak (DPP).

untuk dikukuhkan sebagai PKP;


b). pengusaha yang tidak dikukuhkan
sebagai PKP tetapi membuat Faktur
Pajak;
c). pengusaha yg telah dikukuhkan sebagai

PKP tidak membuat/ melaporkan Faktur

tidak tepat waktu.


Penghentian penyidikan tindak pidana Empat kali (4x) lipat jumlah SKP
perpajakan atas permintaan menteri pajak yang tidak /kurang
keuangan untuk kepentingan negara. bayar, atau yang tidak
seharusnya dikembalikan.
 Sanksi Administrasi Kenaikan Pajak Terutang:
Masalah Perpajakan Sanksi/masa sanksi Cara
bayar/
Tagih
Pajak yang kurang 50% dari jumlah pajak yang kurang SKP/STP
dibayar yg timbul sbg akibat dari bayar.
pengungkapan ketidak benaran
pengisian SPT.
SPT tdk disampaikan a). 50% dari PPh yang tidak/kurang SKP/STP
dalam jangka waktunya dan bayar dalam satu tahun pajak;
mengabaikan teguran b). 100% dari PPh yg tdk atau kurang

dipotong/kurang pungut
tidak/kurang disetor
Berdasarkan hasil pemeriksaan 100% dari PPN /PPnBM yang SK/STP
atas PPN/ PPnBM ternyata tidak tidak/kurang dibayar.
seharusnya mendapat
kompensasi selisih lebih pajak/
tidak seharusnya dikenakan tarif
0%
Cara
Masalah Perpajakan Sanksi/masa sanksi bayar/
Tagih
Kewajiban pasal 28 dan a). 50% dari PPh yg tdk/kurang bayar dalam SKP/STP
pasal 29 tidak di penuhi. satu tahun pajak;
b). 100% dari PPh yang tdk/kurang bayar
atau kurang disetorkan;
c). 100% dari PPN dan PPnBM yang
tdk/kurang bayar.
Ditemukan data yang 100% dari jumlah kekurangan pajak SKP/STP
semula belum terungkap
yang menyebabkan
penambahan jumlah
pajak yang terutang.
Diterbitkan SKPKB 100% dari jumlah kekurangan pembayaran SKP/STP
atas keputusan pajak.
pengembalian
pendahuluan kelebihan
pajak.

Anda mungkin juga menyukai