Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

L (49 TAHUN) DENGAN GANGGUAN


SISTEM NEURO (STROKE NON HEMORAGIC)
DI RUANG CENGKIR 1 RSUD INDRAMAYU
KABUPATEN INDRAMAYU

Oleh :
 
1. ACHMAD SUCIPTO
2. AGNES SARI PERMANA
3. DEDEH ROSITA
4. EKA RIZKY SETIAWAN
5. ELSA AINUN INNAYAH
6. ELVERDA KIRANA NADIA
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Masalah stroke di Indonesia menjadi semakin penting dan mendesak
baik stroke hemoragik maupun stroke non hemoragik. Di Indonesia
sendiri, stroke menempati urutan ketiga penyebab kematian setelah
penyakit jantung dan kanker. Dari data nasional yang didapat, angka
kematian yang diakibatkan oleh penyakit stroke sebesar 15,4%. Dari
data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Kementerian Kesehatan
Indonesia diketahui bahwa prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan
ang terdiagnosis tenaga kesehatan sebesar 0,7% (Depkes, 2013). Faktor
resiko terjadinya stroke tidak hanya selalu pada pola makan saja. Ada
berbagai macam faktor pencetus munculnya penyakit stroke seperti
stress baik itu stress psikologi maupun stress pekerjaan dimana stress
meningkatkan resiko terjadinya stroke 10% kali.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian di atas, penulis merumuskan masalah “Bagaimanakah
pelaksanaan Asuhan keperawatan Tn.L dengan stroke non hemoragik di
Ruang Cengkir 1 RSUD Indramayu Kab. Indramayu?”.
1. Bagaimana asuhan keperawatan Tn.L dengan stroke non hemoragik
di Ruang Cengkir 1 RSUD Indramayu Kab. Indramayu yang meliputi
pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, evaluasi ?
2. Bagaimana pendokumentasian Asuhan keperawatan Tn.L dengan
stroke non hemoragik di Ruang di Ruang Cengkir 1 RSUD Indramayu
Kab. Indramayu?
3. Bagaimana faktor pendukung dan faktor penghambat dalam
pelaksanaan Asuhan keperawatan Tn.L dengan stroke non
hemoragik di Ruang Cengkir 1 RSUD Indramayu Kab. Indramayu?
TUJUAN PENULISAN
TUJUAN UMUM
a. Mendapatkan pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan keperawatan Tn.L dengan stroke
non hemoragik di Ruang Cengkir 1 RSUD Indramayu Kab. Indramayu.
TUJUAN KHUSUS
b. Penulis mendapatkan pengalaman nyata dalam:
c. Melaksanakan asuhan keperawatan Tn.L dengan stroke non hemoragik di Ruang Cengkir 1
RSUD Indramayu Kab. Indramayu dengan menerapkan proses keperawatan meliputi pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
d. Melaksanakan proses pendokumentasian asuhan keperawatan Tn.L dengan stroke non
hemoragik di Ruang Cengkir 1 RSUD Indramayu Kab. Indramayu.
e. Menemukan faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan asuhan Tn.L dengan
stroke non hemoragik di Ruang Ruang Cengkir 1 RSUD Indramayu Kab. Indramayu.
RUANG LINGKUP
1. Lingkup Mata Ajar
Asuhan keperawatan Tn.L dengan stroke non hemoragik di Ruang Cengkir 1 RSUD
Indramayu Kab. Indramayu ini merupakan bagian dari stase keperawatan medikal bedah
profesi ners.
2. Lingkup Waktu
Asuhan keperawatan Tn.L dengan stroke non hemoragik di Ruang Cengkir 1 RSUD
Indramayu Kab. Indramayu ini dilaksanakan selama 3 hari.
3. Lingkup Kasus
Asuhan keperawatan Tn.L dengan stroke non hemoragik di Ruang Cengkir 1 RSUD
Indramayu Kab. Indramayu. Pada tugas ini menggunakan atau menerapkan proses
keperawatan yang meliputi pengakjian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi keperawatan. digambarkan tentang penyakit tidak menular
yaitu penyakit stroke non hemorogic.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Stroke adalah gangguan peredaran darah otak
yang menyebabkan defisit neurologis mendadak
sebagai akibat iskemia atau hemoragi sirkulasi
saraf otak. Istilah stroke biasanya digunakan
secara spesifik untuk menjelaskan infark
serebrum (Nurarif & Hardhi, 2015).
Etiologi

 Menurut Muttaqin (2008), penyebab dari stroke iskemik ada lima,


yaitu :
1. Thrombosis Cerebral.
2 Hypercoagulasi pada polysitemia
3 Arteritis( radang pada arteri )
4. Hypoksia Umum
5. Hipoksia setempat
B. Patofisiologi

Menurut (Muttaqin, 2008) Infark serebral adalah berkurangnya suplai darah


ke area tertentu di otak. Luasnya infark hergantung pada faktor-faktor
seperti lokasi dan besarnya pembuluh daralidan adekdatnya sirkulasi
kolateral terhadap area yang disuplai oleh pembuluh darah yang
tersumbat. Suplai darah ke otak dapat berubah (makin lambat atau cepat)
pada gangguan lokal (trombus, emboli, perdarahan, dan spasme vaskular)
atau karena gangguan umum (hipoksia karena gangguan pant dan jantung).
Aterosklerosis sering sebagai faktor penyebab infark pada otak. Trombus
dapat berasal dari plak arterosklerotik, atau darah dapat beku pada area
yang stenosis, tempat aliran darah mengalami pelambatan atau terjadi
turbulensi.
BAB III
TINJAUAN KASUS

 Keluhan Utama
Hemiparase sinistra
 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang kerumah sakit pada tanggal 02 November 2021 dengan keluhan tangan dan
kaki kiri tidak bisa digerakan, keluhan sudah dirasakan sejak 1 minggu yang lalu, keluhan
disertai nyeri pada perut, mual dan muntah sebanyak 2x dan bicara tidak jelas. Pasien
juga mengatakan sulit untuk menelan, kalau makan atau minum sering tersedak. Sebelum
dibawa ke RSUD Indramayu pasien sempat dibawa ke tenaga kesehatan terdekat namun
tidak kunjung sembuh, lalu pasien langsung dibawa ke RSUD Indramayu oleh leuarga
beserta istrinya, keadaan fisik lemah, gerakan terbatas, kekuatan otot menurun, Saat
dilakukan pemeriksaan tingkat kesadaran GCS 15 : compos mentis ( E4 M6 V5) . Hasil
pemeriksaan tanda-tanda vital didapat TD: 240/150 mmHg Nadi: 95x/menit suhu: 37,00
Frekuensi nafas ; 22x/menit.
DIAGNOSA KEPERAWATAN MENURUT PRIORITAS

1. Gangguan Mobilitas Fisik b.d Penurunan Kekuatan Otot d.d Hemipatase Sinistra.

2. Gangguan Menelan b.d Gangguan Saraf Kranialis d.d Sulit Menelan

3. Resiko Perfusi Serebral Tidak Efektif b.d Embolisme


VII. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Nama klien : Tn. L Tanggal Masuk : 2 November 2021
Ruangan : Cengkir 1 Tanggal Pengkajian: 3 November 2021
Diagnosa keperawatan Tujuan Rencana Rasional

Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Identifikasi toleransi fiisk 1. Untuk mengetahui kelemahan fisik
  selama 3x24 jam diharapkan masalah melakukan pergerakan pada pasien
DS: teratasi dengan kriteria hasil 2. Libatkan keluarga untuk 2. Agar keluarga dapat membantu
keluarga pasien mengatakan kaki dan membantu dalam meningkatkan saat dirumah
tangan kiri tidak bisa digerakan, keluhan pergerakan 3. Agar tidak terjadi kekakuatan pada
kriteria ir er
sudah dirasakan ± 1 minggu yang lalu. 3. Ajarkan mobilisasi sederhana yang otot
Pergerakan 1 5
DO: harus dilakukan  
ekstremitas
 Kekuatan otot menurun 4. Ajarkan ROM pasif dan aktif
Rentang 1 5
 rentang gerak (ROM) menurun
gerak
 gerakan fisik terbatas
Gerakan 1 5
 pasien tampak lemah
gerbatas
 TTV:
Kelemahan 1 5
TD 240/150 mmHg
fisik
N 95x/mnt
RR 21x/mnt
Suhu
36.00

SpO2 99%
Gangguan menelan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor kemampuan menelan 1. Untuk mengetahui gangguan
  keperawatan selama 3x24 jam 2. Atur posisi yang nyaman untuk menelan pada pasien
DS: diharapkan masalah teratasi dengan makan/minum 2. Agar pasien nyaman saat makan
Pasien mengatakan sulit menelan, kriteria hasil 3. Sediakan sedotan untuk minum, 3. Agar tidak tersedak saat minum
kalau makan dan minum sering sesuai kebutuhan 4. Untuk mengurangi nyeri dan
tersedak, keluhan dirasakan ± 1 kriteria ir er 4. Kolaborasi pemberian obat mencegahmual muntah
minggu. Reflek 1 5 (analgesik, antiemetik) sesuai
DO: menelan indikasi
- Batuk sebelum menelan Kemampuan 1 5
- Pasien terpasang NGT mengunyah
- Hasil TTV: Usaha 1 5
TD 240/150 mmHg
menelan
N 95x/mnt
RR 21x/mnt
Suhu 36.00

SpO2 99%
Resiko perfusi serebral tidak efektif Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi penyebab 1. Untuk mengetahui penyebab
  keperawatan selama 3x24 jam peningkatan TIK keluhan pasien
DS: diharapkan masalah teratasi dengan 2. Monitor peningkatan TD 2. Untuk mengetahui tekanan
- kriteria hasil 3. Dokumentasikan hasil darah pasien
DO: pemantauan 3. Untuk perencanaan selanjutnya
- Kesadaran compos mentis 4. Jelaskan tujuan dan prosedur 4. Agar pasien mengethui
dengan GCS 15 kriteria ir er pemantauan 5. Untuk mencegah kerusakan
- Hemiparase ekstremitas kanan Gelisah 2 5 5. Pemberian citikolin otak
atas bawah Tekanan 2 5 6. Pemberian oksigen 6. Untuk perfusi, untuk memenuhi
- HB : 8.7 g/dl oksigen pada otak
darah
Hasil CT-SCAN : perdarahan
sistolik
intracerebri (Volume ± 4.4 ml) di
Refleks 2 5
nucleus lentiformis sinistra sampai
saraf
akba ventrikular lateralis sisnistra
dan di pons sinistra ( vol ± 0,5 ml)
disertao edema perifokal
VIII. CATATAN KEPERAWATAN (IMPLEMENTASI)
Nama klien : Tn. L Tanggal Masuk : 2 November 2021
Ruangan : Cengkir 1 Tanggal Pengkajian: 3 November 2021

Diagnosa keperawatan Waktu Tindakan TTD

I 3/10/2021 1. Mengidentifikasi toleransi fisik Kelompok 2


Gangguan mobilitas fisik 13:00 WIB melakukan pergerakan
R: pasien tidak bisa menggerakan
kaki dan tangan kiri
2. Melibatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
R: keluarga membantu pasien
menggerakan ekstremitas
3. Mengajarkan mobilisasi sederhana
yang harus dilakukan
R: pasien miring kanan miring kiri
2 3/10/2021 1. Memonitor kemampuan menelan 2
Gangguan menelan R: pasien mengeluh kesulitan Gangguan menelan
menelan
2. Mengatur posisi yang nyaman
untuk makan/minum
R: mengatur posisi semi fowler
3. Menyediakan sedotan untuk
minum, sesuai kebutuhan
R: agar tidak tersedak
4. Mengkolaborasi pemberian obat
(analgesik, antiemetik)
R: agar tidak nyeri dan mual
3 3/10/2021 1. Mengidentifikasi penyebab 3
Resiko perfusi serebral tidak efektif peningkatan TIK Resiko perfusi serebral tidak efektif
R: -
2. Memonitor peningkatan TD
R: 240/150 mmHg
3. Memonitor penurunan tingkat
kesadaran
R: compos mentis
4. Mendokumentasikan hasil
pemantauan
R: untuk perencanaan selanjutnya
5. Menjelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
R: keluarga mengetahui tujuan
tindakan pasien.
IX. CATATAN PERKEMBANGAN
Nama klien : Tn. L Dx medis: Stroke Non-Hemoragik
Ruangan : Cengkir 1

Tanggal No diagnosa SOAPIER TTD

4/10/2021 1 S: keluarga pasien mengatakan  


pasien tidak bisa menggerakan
ekstremitas atas dan bawah
O: rentang gerak menurun, gerakan
terbatas, fisik lemah
A: masalah belum teratasi
P :lanjutkan intervensi
I: libatkan keluarga untuk
melakukan pergerakan
E: -
R: -

  2 S: keluarga pasien mengatakan  


kesulitan menelan
O: Batuk sebelum menelan
Pasien terpasang NGT
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
I:
E: -
R: -
  3 S:  
O: kesadaran composmentis
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
I: monitor peningkatan TD
E:-
R:-
PEMBAHASAN

1. Gangguan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot


d.d kekuatan otot menurun, rentang gerak menurn (ROM),
gerakan fisik terbatas, pasien tampak lemah dengan TTV
TD: 240/150 mmHg, N: 95 x/menit, S: 36,00ºC, SpO2: 99%
Penulis menegakan diagnosa gangguan mobilitas fisik karena pada
saat pengkajian penulis mendapatkan hasil pasien tampak lemah,
kekuatan otot menurun tangan kiri dan kaki kiri tidak bisa
digerakkan, rentang gerak menurn (ROM), gerakan fisik terbatas
dengan TTV TD: 240/150 mmHg, N: 95 x/menit, S: 36,00ºC, SpO2:
99%.
2. Gangguan menelan b.d. Gangguan saraf kranialis d.d.
batuk sebelum menelan, pasien terpasang NGT, Hasil
TTV TD: 240/150 mmHg, N: 95x/menit, RR:
21x/menit, S: 36ºC, SpO2: 99%.

Penulis menegakan diagnosa gangguan menelan


karena pada saat pengkajian penulis mendapatkan
hasil pasien mengatakan sulit menelan kalau makan
dan minum sering tersedak, keluhan dirasakan ± 1
minggu, dengan data objektif batuk sebelum
menelan, pasien terpasang NGT, Hasil TTV TD:
240/150 mmHg, N: 95x/menit, RR: 21x/menit, S:
36ºC, SpO2: 99%.
3. Resiko perfusi serebral tidak efektif b.d. embolisme d.d. kesadaran compos
mentis dengan GCS 15, hemiparase ekstremitas kanan atas bawah, HB 8,7
g/dl, hasil CT-SCAN perdarahan intracerebri (volume ± 4.4 ml) di nucleus
lentiformis sinistra sampai akba ventricular lateralis sinistra dan di pons
sinistra (vol ± 0,5 ml) disertai edema perifokal

Penulis menegakan diagnosa resiko perfusi serebral tidak efektif


karena pada saat pengkajian penulis mendapatkan hasil kesadaran
compos mentis dengan GCS 15, hemiparase ekstremitas kanan atas
bawah, HB 8,7 g/dl, hasil CT-SCAN perdarahan intracerebri
(volume ± 4.4 ml) di nucleus lentiformis sinistra sampai akba
ventricular lateralis sinistra dan di pons sinistra (vol ± 0,5 ml)
disertai edema perifokal, dengan tanda tanda vital Hasil TTV TD:
240/150 mmHg, N: 95x/menit, RR: 21x/menit, S: 36ºC, SpO2: 99%.
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Stroke merupakan penyakit neurologis yang sering dijumpai dan
harus di tangani secara tepat dan cepat. Stroke merupakan kelainan
fungsi otak yang timbul mendadak yang disebabkan karena
terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada
siapa saja dan kapan saja. Stroke non hemoragik merupakan proses
terjadinya iskemia akibat emboli dan trombosis serebral biasanya
terjadi setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi hari
dan tidak terjadi perdarahan. Namun terjadi iskemia yang
menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema
sekunder.
B. Saran
1. Bagi Pelayanan Keperawatan
Perawat dapat memberikan health education bagi keluarga mengenai stroke,
pengobatan, rehabilitasi, dan perawatan pasien pasca stroke di rumah. Perawat juga
diharapkan dapat membantu pasien dan keluarga dalam meningkatkan motivasi
pasien untuk sembuh.
2. Bagi keluarga pasien pasca stroke
Keluarga perlu meningkatkan motivasi bagi pasien pasca stroke untuk lebih mandiri
dengan pengawasan dan tidak memberikan efek negatif ketergantungan dalam
melakukan perawatan diri.
3. Bagi Masyarakat
Masyarakat dapat meningkatkan rasa kepedulian dengan memberikan dukungan,
berdiskusi dan tanya jawab dengan pasien pasca stroke
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai