Anda di halaman 1dari 30

Asam Folat

Kelompok 7

Andrarista Putri F (2019030002)


Aurora Barolina (2019030005)
Taufik Febrianto Marsono
Jurnal 1 :
Kontribusi Asam Folat dan Kadar
Haemoglobin Pada Ibu Hamil Terhadap
Pertumbuhan Otak Janin di Kabupaten
Karawang Tahun 2011
Pendahuluan
Asam folat mempunyai peran yang sangat vital dalam pencegahan cacat bawaan.2 Selain itu juga
berperan dalam neuro kognitif (Sulhub, et all, 2000). Asam folat sangat penting untuk mencegah
terjadinya cacat janin, menghindari anemia. Hasil survey March of Dimes National, 1995-2001
membuktikan asam folat mencegah neural tube defect (NTD) hingga 70 persen, sedangkan pada ibu
yang kekurangan asam folat kejadian NTD akan meningkat hingga 200 persen. Selain itu defisiensi folat
menyebabkan kelainan neurologik, psikologik dan metabolisme karbon. Salah satu cara untuk
mendeteksi kekurangan asam folat dapat dilihat dengan pertumbuhan otak janin selama kehamilan yang
dapat dilihat dari besarnya lingkar kepala BBL. Banyak penelitian membuktikan, ada korelasi antara
ukuran lingkar kepala dan besar otak yang tersimpan yang tersimpan didalamnya. Lingkaran kepala bayi
baru lahir fronto occipito circumferencia adalah 34-35 cm
Metode Penelitian
Tujuan
Tujuan jurnal ini yaitu Untuk mengetahui Kontribusi Asam Folat dan Kadar Haemoglobin Pada Ibu
Hamil Terhadap Pertumbuhan Otak Janin di Kabupaten Karawang Tahun 2011

Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan cross sectional

Variable penelitian
Variable yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Asam Folat dan Kadar Haemoglobin Pada Ibu Hamil
Terhadap Pertumbuhan Otak Janin di Kabupaten Karawang Tahun 2011
Pembahasan
Tabel 1
Menunjukkan bila asam folat dalam darah ibu dikategorikan berdasarkan rendah jika ditemukan kadar
asam folat dalam darah ibu hamil < 27.00 nmol/L dan tinggi bila kadar asam folat dalam darah ibu >
27.00 nmol/L ditemukan hasil bahwa hanya 27,8 persen ibu hamil dengan kadar asam folat yang tinggi,
sedangkan sisanya sebesar 72,2 persen ibu hamil dengan kadar asam folat yang rendah

Tabel 2
Menunjukkan masih banyak ibu hamil yang menderita anemia, dimana ditemui hanya 61,1 persen ibu
hamil yang memiliki kadar haemoglobin normal (>10.5 gr%), dan sisanya ditemukan 38,9 persen ibu
hamil dengan kadar HB yang rendah (< 10,5
gr%).
Pembahasan
Tabel 3
Menunjukkan bahwa bayi yang lahir dengan lingkar kepala yang kecil lebih banyak dibandigkan dari yang
normal.Hasil penelitian ditemukan bahwa hanya 33,3 persen bayi yang lahir dengan pertumbuhan otak yang normal
(lingkar kepala >330 mm), sedangkan sisanya sebesar 66,7 persen lahir dengan pertumbuhan otak yang kecil (lingkar
kepala yang kecil< 330 mm).

Tabel 4
Ibu dengan kadar asam folat yang tinggi 80 persen bayi yang dilahirkan memiliki lingkar kepala normal, sedangkan ibu
dengan kadar asam folat rendah hanya 15,4 persen yangmelahirkan bayi dengan lingkar kepala normal. Hasil ini lebih
dipertegas lagi dengan ditemukannya nilai p=0,022 yang artinya ada hubungan antara kadar asam folat dalam darah ibu
degan pertumbuhan otak intra uterin,bahkan dari nilai OR 22, diketahui bahwa ibu dengan kadar asam folat yang tinggi, 22
kali lebih besar kemungkinan melahirkan anak dengan pertumbuhan otak yang normal bila dibandingkan dengan ibu
dengan kadar asam
folat yang rendah.
Pembahasan
Tabel 5
Menunjukkan bahwa ibu hamil,dengan kadar haemoglobin yang normal 54,5 persen melahirkan bayi dengan lingkar
kepala normal, sedangkan pada ibu dengan kadar haemoglobin rendah tidak ditemukan bayi lahir dengan lingkar kepala
normal, dimana 100 persen bayi pada ibu dengan haemoglobin rendah lahir dengan lingkar kepala kecil, dengan nilai
p=0,025, yang artinya ada hubungan antara kadar haemoglobin ibu dengan pertumbuhan otak intra ueterin. Namun dari
nilai OR=0,455 yang berarti bahwa hubungan ini sebagai protektif

Tabel 6
Menunjukkan bahwa kekuatan hubungan antara dua variabel berpola positif dan menunjukkan kekuatan
hubungan yang kuat antarakadar haemoglobin dengan kadar asam folat dalam darah ibu hamil
(R=0,053).Sedangkan kekuatan hubungan antara variabel asam folat dan lingkar kepala janin berpola
positif dan menunjukkan kekuatan hubungan yang kuat (R=0,517)..
Kesimpulan
Penelitian yang dilakukan di Puskesmas PONED Kabupaten Karawang ini menemukan 72,2 persen ibu
hamil dengan kadar asam folat rendah dan mengalami anemia sebanyak 38,9 persen. Selain itu,
ditemukan adanya hubungan yang bermakna antara kadar asam folat dengan ukuran lingkar kepala janin
(P=0.022), dan hubungan antra kadar haemoglobin dengan ukuran lingkar kepala janin (P=0,025).
Besarnya pengaruh asam folat terhadap ukuran lingkar kepala sebesar 26,7 persen dan Hb sebesar 25,8
persen. Sedangkan secara bersama-sama asam folat dan Hb berpengaruh sebesar 34,4 persen.
Jurnal 2 :
Pengaruh Tambahan Asam Folat dan
Kobalamin Terhadap Gejala Skizofrenia
Kronik
Pendahuluan
Sebuah studi oleh Silver pada 644 pasien psikotik yang dirawat melaporkan bahwa 78.3% pasien
penderita skizofrenia mengalami defisiensi vitamin B12. Serum dan RBC folat pada pasien penderita
skizofrenia secara signifikan lebih rendah daripada kelompok kontrol . Hasil metanalisis menunjukkan
adanya hubungan antara serum folat dan risiko skizofrenia yang signifikan dengan model penelitian
random . Menurut penelitian yang dilakukan Patel et.al. terhadap 7678 pasien skizofrenia didapatkan
4269 patients mengalami 1 gejala negatif. terhadap 1609 pasien skizofrenia yang menjalani rawat inap,
menyimpulkan bahwa gejala negatif berhubungan dengan durasi rawat inap yang lebih panjang. terdapat
hubungan yang signifikan antara gejala negatif dengan lama rawat inap pasien skizofrenia.
Metode Penelitian
Tujuan
Tujuan jurnal ini yaitu Untuk mengetahui Pengaruh Tambahan Asam Folat dan Kobalamin Terhadap
Gejala Skizofrenia Kronik

Jenis penelitian
Desain pemelitian ini adalah case control

Variable penelitian
Variable yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Pengaruh Tambahan Asam Folat dan Kobalamin
Terhadap Gejala Skizofrenia Kronik
Pembahasan
Tabel 1

Usia rata-rata pasien skizofrenia pada studi ini adalah 35,65 7,65. Onset skizofrenia sering terjadi pada
masa remaja atau dewasa awal . Bahkan, yang tidak bersekolah cukup besar yaitu 18,33%. Defisit
kognitif berkonstribusi terhadap terjadinya perburukan fungsi.Pada studi ini didapatkan pula sebagian
besar pasien skizofrenia tidak bekerja, yaitu sebesar 60%. Status menikah pada umumnya merupakan
faktor yang mendukung untuk prognosis yang lebih baik pada pasien skizofrenia.Pada studi ini,
berdasarkan penilaian dengan PANNS didapatkan perbedaan yang signifikan dibanding kelompok
kontrol dalam perbaikan gejala positif, gejala negatif, psikopatologi umum dan skor total
Pembahasan
Tabel 2

Pada studi yang dilakukan penulis, tidak hanya gejala negatif yang mengalami perbaikan, namun pula
gejala positif dan psikopatologi umum. Selama ini, antipsikotik dihubungkan dengan perbaikan yang
besar dalam gejala positif dan sedikit perbaikan atau malah memperburuk gejala negatif.Dalam literatur
lain disebutkan mekanisme folat memperbaiki gejala negatif dan meningkatkan neuroplastisitas tidak
jelas, karena folat berperan banyak dalam perkembangan dan fungsi otak.Yang pertama, L- metilfolat
membatu formasi kofaktor penting yaitu tetrahidro biopterin .Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Bouaziz et.al. penurunan kadar homosistein secara signifikan berkaitan dengan keparahan gejala negatif
skizofrenia.
Kesimpulan
Asam folat dan kobalamin diberikan sebagai terapi tambahan pada terapi antipsikotik standar pasien
skizofrenia. Dari studi yang telah dilakukan dapat diambil simpulan bahwa penambahan asam folat dan
kobalamin sebagai adjuvan pada terapi antipsikotik standar efektif dalam memperbaiki gejala negatif
dan length of stay pasien skizofrenia kronis. Berdasarkan hasil studi ini diperlukan adanya studi lanjutan
dengan desain studi yang mengendalikan faktor-faktor perancu : gaya hidup, status gizi serta faktor
genetik dan memperhatikan kadar asam folat dan vitamin B12, sehingga mendapat hasil yang lebih baik
pada studi penambahan asam folat dan vitamin B12 pada pasien skizofrenia.
Jurnal 3 :
Perbandingan Kadar Asam Folat Plasma Pada
Preeklamsia dan Kehamilan Normal
Pendahuluan
Salah satu penyebab kematian ibu di Indonesia adalah preeklampsia. Saat ini preeklampsia
merupakan penyebab kematian pada 2-3% wanita hamil di seluruh dunia . Di Amerika Serikat, sejak
1980-2010 terdapat peningkatan kasus preeklampsia dari 3,4% menjadi 3,8% . Penyebab preeklampsia
belum diketahui secara pasti.
Pada penderita preeklampsia ditemukan kadar folat yang rendah . Hasil penelitian Kim et al di
Korea menyatakan risiko preeklampsia menurun dengan suplementasi asam folat dan insiden
preeklampsia lebih rendah pada kelompok dengan suplementasi asam folat dibandingkan dengan
kelompok kontrol.
Metode Penelitian
Tujuan
Tujuan jurnal ini yaitu Untuk mengetahui Perbandingan Kadar Asam Folat Plasma Pada Preeklamsia
dan Kehamilan Normal

Jenis penelitian
Desain pemelitian ini adalah case control

Variable penelitian
Variable yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Perbandingan Kadar Asam Folat Plasma Pada
Preeklamsia dan Kehamilan Normal
Pembahasan
Pada kehamilan terjadi penurunan konsentrasi folat sejak kehamilan 5 bulan dan terus berlanjut
sampai 1 bulan postpartum . Pada wanita hamil tanpa suplementasi asam folat terjadi penurunan berkisar
10 nmol/L selama 40 minggu kehamilan . Namun demikian, terdapat perbedaan kadar asam folat pada
kedua kelompok. Berdasarkan anamnesa diketahui suplementasi asam folat yang diberikan berkisar
0,250–1 mg/hari. Asam folat menurunkan risiko preeklampsia dengan menurunkan kadar homosistein,
meningkatkan fungsi sel endotel serta berhubungan dengan perkembangan dan implantasi plasenta
.Bertolak belakang dengan penelitian Saha et al yaitu tidak ada perbedaan kadar plasma folat pada
preeklampsia dan kehamilan normal .
Kesimpulan
Rerata kadar asam folat pada preeklampsia berat lebih rendah daripada kehamilan
normal. Perlu diberikan suplementasi asam folat sebelum kehamilan untuk mempersiapkan
luaran kehamilan yang baik.
Jurnal 4 :
Defisiensi Asam Folat Pada Remaja Putri
Obesitas dan Anemia
Pendahuluan
Obesitas remaja mengalami peningkatan yang tinggi selama beberapa tahun terakhir di berbagai negara di dunia.
WHO (2014) melaporkan bahwa 11,9 % remaja di dunia memiliki indeks massa tubuh dalam kategori overweight dan
obese. Di Amerika Serikat, prevalensi obesitas pada remaja mencapai 19,8% untuk laki-laki dan 21,4% untuk perempuan.
Sedangkan di Indonesia prevalensi obesitas pada remaja dibedakan menjadi dua kelompok: 10,8% dijumpai pada remaja
13-15 tahun dan 7,3% pada remaja 16-18 tahun (Kemenkes RI, 2013). Namun data tersebut tidak menjelaskan berapa
prevalensi obesitas remaja putri dan putra. Khusus obesitas remaja akhir, prevalensi obesitas di provinsi Jawa Tengah
mendekati angka nasional (7,1%) dan di Kabupaten Boyolali justru melebihi angka nasional (8,3%) (Balitbang Kemenkes
RI, 2014).
Selain obesitas, anemia juga merupakan masalah gizi pada remaja putri baik di tingkat regional maupun di tingkat
lokal. Prevalensi anemia di kawasan Asia Tenggara pada anak usia 5—15 tahun sebesar 13,6% (WHO, 2011). Sedangkan
prevalensi anemia di Indonesia pada semua kelompok usia yaitu 21,7%. Berdasarkan kelompok usia, prevalensi anemia
tertinggi didapatkan pada ibu hamil sebesar 37,1%, anak usia 5-12 tahun sebesar 29% dan wanita usia 15-49 tahun serta
remaja putri usia 13—18 tahun sebesar 22,7%. Prevalensi anemia pada remaja putri di Jawa Tengah ternyata lebih tinggi
dibandingkan angka nasional (30,4%) (Kemenkes RI, 2013).
Metode Penelitian
Tujuan
Tujuan jurnal ini yaitu Untuk mengetahui Defisiensi Asam Folat Pada Remaja Putri Obesitas dan
Anemia

Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain cross sectional

Variable penelitian
Variable yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Defisiensi Asam Folat Pada Remaja Putri Obesitas
dan Anemia
Pembahasan
Asupan asam folat terdapat hubungan signifikan dengan kadar hemoglobin , walaupun 37,80%
remaja putri mengalami defisit asam folat dalam asupan makanannya dan rata-rata asupan asam folat
masuk dalam kategori kurang dari AKG . Selain itu hasil analisis multivariatnya ternyata asam folat
berpengaruh terhadap kadar hemoglobin. Asam folat banyak terdapat pada sayuran dan kacangkacangan.
Pada Tabel 1 terlihat bahwa sebagian subjek penelitian mengalami defisit mikronutrien terutama asam
folat. Nilai batas normal kadar hemoglobin untuk remaja putri adalah < 12 g/dl . Jumlah remaja putri
yang mengalami anemia sebesar 45 orang dari seluruh subjek. Hasil uji regresi linier diketahui bahwa
ada pengaruh dari asupan vitamin A, vitamin C, vitamin B6, asam folat dan seng secara bersamasama
terhadap kadar hemoglobin tetapi asupan asam folat yang paling berpengaruh terhadap kadar
hemoglobin. .
Kesimpulan
Remaja putri dengan obes memiliki asupan asam folat yang rendah. Asupan asam
folat sangat mempengaruhi kadar Hb remaja putri obes.
Jurnal 5 :
Hubungan Asupan Asam Folat, Zat Besi dan
Status Ekonomi Keluarga dengan Berat Bayi
Lahir
Pendahuluan
Pertumbuhan janin tergantung pada faktor genetik dan paparan lingkungan yang berasal dari ibu.
Faktor sebelum dan saat hamil yang mempengaruhi keberhasilan kehamilan adalah status gizi ibu hamil.
Asupan gizi yang adekuat membantu pertumbuhan ibu dan janin. Beberapa zat gizi mikro yang memiliki
hubungan dengan berat badan lahir bayi seperti asam folat dan zat besi .
Pentingnya status gizi ibu perlu dilihat dari berbagai aspek. Selain akses terhadap keamanan
pangan dan terhadap pelayanan kesehatan setinggi-tingginya merupakan hak asasi dasar setiap orang,
status gizi ibu juga mempunyai dampak secara sosial dan ekonomi. Status ekonomi keluarga sangat
mempengaruhi status gizi ibu hamil dan perkembangan janin. Pada ibu dengan status sosial ekonomi
yang baik memungkinkan ibu hamil untuk berada dalam lingkungan yang lebih baik .
Metode Penelitian
Tujuan
Tujuan jurnal ini yaitu untuk mengetahui hubungan asupan asam folat, zat besi, dan status ekonomi
keluarga dengan berat bayi lahir

Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan menggunakan pendekatan cross-sectional study

Variable penelitian
Variable yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Hubungan Asupan Asam Folat, Zat Besi dan Status
Ekonomi Keluarga dengan Berat Bayi Lahir
Pembahasan

Asupan mikronutrien ibu hamil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa asupan mikronutrien ibu
hamil di wilayah Kota Yogyakarta masih ada yang kurang. Hasil penelitian menggambarkan bahwa ibu
hamil yang memiliki asupan asam folat dan zat besi yang cukup dapat melahirkan bayi dengan berat
lahir normal. Asam folat merupakan salah satu vitamin yang kebutuhannya meningkat dua kali lipat
untuk ibu dan janin. Tidak hanya penting untuk ibu yang sedang mengandung, tetapi penting untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin. 14,15 Pada penelitian Anand, melakukan tinjauan sistematis dan
meta-analisis terhadap beberapa penelitian epidemiologi observasional untuk memastikan adanya
hubungan antara anemia dalam kehamilan dengan berat badan bayi yang dilahirkan menunjukkan bahwa
dari 17 penelitian ditemukan kejadian anemia selama kehamilan dapat menyebabkan ibu melahirkan
bayi BBLR dua kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang tidak mengalami anemia selama
kehamilan.
Kesimpulan
Asupan asam folat dan zat besi berhubungan signifikan dengan berat bayi lahir
(p<0.05). Status ekonomi keluarga tidak berhubungan signifikan dengan berat bayi lahir
(p>0.05). Ibu hamil dengan asupan asam folat, zat besi yang cukup cenderung melahirkan
bayi dengan berat lahir normal sedangkan status ekonomi keluarga yang baik belum tentu
mempengaruhi berat bayi yang dilahirkan.
Terimakasih
Wassalamualaikum wr.wb

-Kelompok 7-

Anda mungkin juga menyukai