Anda di halaman 1dari 9

Sejarah

Muhammadiyah
Firda Ayu Safitri
20181112015 Kelompok 3

Andrieany Setyawati
20181112016

Renjani Almeyda
20181112022

Widyasri Bisono
20181112026

Indah Rosidah
20181112032
Faktor Obyektif

Faktor obyektif yang bersifat internal


a. Ketidakmurnian amalan Islam akibat tidak dijadikannya Al-
Quran dan as-Sunnah sebagai satu-satunya rujukan oleh
sebagian besar umat Islam Indonesia.
b. Lembaga pendidikan yang dimiliki umat Islam belum mampu
menyiapkan generasi yang siap mengemban misi selaku
”Khalifah Allah di atas bumi”
Faktor obyektif yang bersifat eksternal
c. Semakin meningkatnya Gerakan Kristenisasi di tengah-
tengah masyarakat Indonesia
d. Penetrasi Bangsa-bangsa Eropa, terutama Bangsa Belanda
ke Indonesia
e. Pengaruh dari Gerakan Pembaharuan dalam Dunia Islam.
Faktor Subjektif

Hasil pendalam KH Ahmad Dahlan terhadap Al-Quran dalam


menelaah membahas, meneliti, dan mengkaji kandungan isinya.
Dalam surat Al Imran 104 KH Ahmad Dahlan tergerak hatinya
untuk membangun sebuah perkumpulan organisasi atau
persyarakitan yang teratur yang tugasnya berhikmat dalam
melaksanakan misi dakwah Islam amar ma'ruf nahi Munkar di
tengah masyarakat
Latar Belakang Pada umur 15 tahun, ia pergi haji dan tinggal
Pendidikan KH di Mekah selama lima tahun. Pada periode ini, Ahmad
Dahlan mulai berinteraksi dengan pemikiran-pemikiran
Ahmad Dahlan pembaharu dalam Islam, seperti Muhammad Abduh, Al-
Afghani, Rasyid Ridha dan Ibnu Taimiyah. Ketika pulang
kembali ke kampungnya tahun 1888, ia berganti nama
menjadi Ahmad Dahlan.

Pada tahun 1903, ia bertolak kembali ke Mekah dan


menetap selama dua tahun. Pada masa ini, ia sempat
berguru kepada Syeh Ahmad Khatib yang juga guru dari
pendiri NU, KH. Hasyim Asyari. Pada tahun 1912, ia
mendirikan Muhammadiyah di kampungKauman,
Yogyakarta.
Latar Belakang Disamping aktif dalam menggulirkan gagasannya
tentang gerakan dakwah Muhammadiyah, ia juga dikenal
Organisasi KH Ahmad sebagai seorang wirausahawan yang cukup berhasil
dengan berdagang batik yang saat itu merupakan profesi
Dahlan wiraswasta yang cukup menggejala di masyarakat.

Sebagai seorang yang aktif dalam kegiatan


bermasyarakat dan mempunyai gagasan-gagasan
cemerlang, Dahlan juga dengan mudah diterima dan
dihormati di tengah kalangan masyarakat, sehingga ia
juga dengan cepat mendapatkan tempat di
organisasi Jam'iyatul Khair, Budi Utomo, Syarikat
Islam dan Comite Pembela Kanjeng Nabi Muhammad
SAW.

Pada tahun 1912, Ahmad Dahlan pun mendirikan


organisasi Muhammadiyah untuk melaksanakan cita-cita
pembaruan Islam di bumi Nusantara. 
Pemikiran KH Ahmad Dahlan
ttg Islam dan umatnya

Aktualisasi Islam tidak hanya secara pribadi, manusia diwajibkan menegakkan Islam
ditengah-tengah masyarakat. KH. Ahmad Dahlan tidak menginginkan masyarakat Islam yang
seperti dahulu, ataupun masyarakat baru yang membentuk budaya Islam baru. Jalan yang
ditempuh KH. Ahmad Dahlan adalah dengan menggembirakan umat Islam Indonesia untuk
beramal dan berbakti sesuai dengan ajaran Islam.

Bidang pendidikan misalnya, KH. Ahmad Dahlan mengadopsi sistem pendidikan Belanda
karena diangap efektif. Bahkan membuka peluang bagi wanita Islam untuk sekolah, padahal di
Arab, India dan Pakistan ini menjadi masalah.

Sedangkan dibidang sosial Ahmad Dahlan mendirikan panti asuhan untuk memelihara anak
yatim dan anak-anak terlantar lainnya. Yang kemudian banyak berkembang Yayasan-yayasan
Yatim Piatu Muhammadiyah, Rumah Sakit PKU Muhammadiyah, dan tersbesar adalah lembaga
pendidikan Muhammadiyah baik TK, SD, SMP, SMU dan Perguruan Tinggi Muhammadiyah.
Thank You 
Any question?

Anda mungkin juga menyukai