Anda di halaman 1dari 21

Valdasi Produk Fitofarmaka

Nama:
Miracle Tombokan 18101105084
Wahyu Bimantara 17101105060
Stelly Kaehe 171011050
Syarat Utama yang harus dipenuhi agar Obat
Bahan Alam dapat diregistrasi di BPOM?

Berkhasiat Aman
 Uji  Uji
Farmakologi Toksisitas
Peletakan logo dan
tulisan Jamu/OHT/
Fitofarmaka

Logo dicetak dengan warna hijau di


atas dasar putih atau warna lain yang
menyolok kontras dengan warna logo
KELOMPOK
Tulisan “JAMU/OBAT HERBAL
TERSTANDAR/FITOFARMAKA” harus
jelas dan mudah dibaca, dicetak
dengan warna hitam di atas dasar
warna putih atau warna lain
yang menyolok kontras dengan
tulisan “JAMU/OBAT HERBAL
TERSTANDAR/FITOFARMAKA”
(1) Kriteria Obat Bahan Alam Indonesia

a. Aman sesuai dengan a. Aman sesuai dengan


persyaratan yang ditetapkan persyaratan yang ditetapkan
a. Aman sesuai dengan
b. Klaim khasiat dibuktikan b. Klaim khasiat dibuktikan
persyaratan yang ditetapkan
secara ilmiah/ pra klinik secara uji klinik
b. Klaim khasiat dibuktikan
c. Telah dilakukan standarisasi c. Telah dilakukan standarisasi
berdasarkan data empiris
c. Memenuhi persyaratan terhadap bahan baku yang terhadap bahan baku yang
mutu digunakan dalam produk digunakan dalam produk
jadi jadi
yang berlaku d. Memenuhi persyaratan d. Memenuhi persyaratan
mutu mutu
yang berlaku yang berlaku

Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor Hk. 00.05.4.2411
tentang Ketentuan Pokok Pengelompokan dan Penandaan Obat Bahan Alam Indonesia
(2) Jenis klaim penggunaan sesuai dengan tingkat
pembuktian yaitu tingkat pembuktian umum
dan medium

Fitofarmaka
Produk Fitofarmaka

Tiap kapsul berisi:


Tiap tablet berisi: - Ekstrak Ganoderma lucidum 150 mg
- Atapulgit 300 mg - Ekstrak Eurycomae Radix 50 mg
- Ekstrak Psidii Folium 50 mg - Ekstrak Ginseng 30 mg
- Ekstrak Curcuma domestica Rhizoma 7.5 mg - Ekstrak Retrofracti Fructus 2,5 mg
- Royal jelly 5 mg
Produk Fitofarmaka

Tiap kapsul berisi:


- Ekstrak Curcumae domesticae Rhizoma 95 mg Tiap kapsul Stimuno mengandung
- Ekstrak Zingiberis Rhizoma 85 mg Phyllanthus niruri 50 mg
- Ekstrak Curcumae Rhizoma 120 mg
- Ekstrak Panduratae Rhizoma 75 mg
- Ekstrak Retrofracti Fructus 125 mg
Produk Fitofarmaka

Tiap kapsul berisi:


- Ekstrak Apii Herba 92mg
- Ekstrak Orthosiphon Folium 28mg
Jalan Menuju Pembuktian
1 bulan -1 tahun 3 – 20 tahun

 Sediaan masih simplisia  Sediaan berupa ekstrak Dosis pada hewan


 Kemanan dan khasiat secara dari bahan dan proses dikonversi ke dosis
empiris yang terstandarisasi aman bagi Manusia
 Disebut jamu jika sudah  Melewati uji pre klinis (uji sehingga diketahui
digunakan di masyarakat toksisitas, kisaran dosis, kesamaan efek pada
melewati 3 generasi atau Farmakologi dimanik, dam hewan dan
setara dengan 180 teratogenic) manusia
tahun
Uji Pre Klinik dari Jamu menuju OHT

Uji eksperimental in Uji eksperimental Uji toksisitas akut Uji toksisitas Uji toksisitas
vitro in vivo subkronik khusus
• Tujuannya
• Bersifat parsial
• Dilakukan pada untuk • Tujuannya • Tujuannya
pada sebagian
organ diatas cawan hewan mengetahui untuk untuk melihat
petri percobaan LD50 sebuah mengamati kemanan
• Tujuannya untuk (mencit/tikus/k obat kelainan akibat konsumsi obat
mengklarifikasi/me • Semakin tinggi konsumsi obat dalam jangka
mbuktikan klaim elinci/Kucing/a LD50 maka yang diamati panjang
sebuah obat njing) semakin aman, • Efek akumulasi • Apakah obat
• Ekstrak diberikan • Tujuannya karena obat menjadi bersifat
kepada sebagian
organ yang
untuk dibutuhkan fikus riset tahap karsinogenik,
terisolasi, kultur membuktikan dosis tinggi ini mutagenic,
sel, atau mikroba klaim sebuah untuk sampai • Setiap hari teratogenic,
• Pengamatan pada obat pada tahap selama 3 bulan iritatif dan aman
efek yang mematikan berturut2 untuk
ditimbulkan hewan diberi reproduksi?
ekstrak
Uji Klinik dari OHT menuju Fitofarmaka

Uji klinis fase 1


Uji klinis fase 2
Untuk
mengetahui Uji klinis fase 3
efek dan Diberikan pada
farmakokinetik orang yang sakit Uji klinis fase 4
sesuai klaim obat Jumlah
Sukarelawan sukarelawan
Kontrol berupa diperbanyak Post marketing
sehat
placebo dan lokasi surveillance
diperluas
Kontrol
berupa
obat inovator
JENIS UJI KLINIS
FASE I
• Keamanan & toleransi obat
• 20-50 orang

FASE II
• Sistem/dosis obat yang paling efektif
• 100-200 orang

FASE III
• evaluasi efektivitas obat/cara pengobatan baru
• minimal 500 orang

FASE IV (post marketing surveilance)


• Evaluasi obat yang sudah dipakai lama (> 5 tahun)
DESAIN UJI
KLINIS
1. PARALEL
kelompok efek
perlakuan
SUBYEK R
kelompok efek
kontrol

2. CROSSING
OVER
kelompok efek kelompok efek
perlakuan perlakuan
SUBYEK R
kelompok efek kelompok efek
kontrol kontrol
KEUNTUNGAN & KERUGIAN
KEUNTUNGAN
• Randomisasi  bias terkendali
• Kriteria inklusi, perlakuan & hasil ditentukan dulu
• Statistik lebih efektif
• Statistik mudah karena random
• Kelompok sebanding

KERUGIAN
• Desain & pelaksanaan  kompleks & mahal
• Seleksi tertentu  tidak sesuai populasi target
• Masalah etik
• Kadang tidak praktis
PERAN UJI KLINIK DALAM
EBM

Uji praklinik

Uji invitro
Prinsip Uji Klinik yang
Baik
1. Sesuai deklarasi Helsinski
2. Risiko & ketidaknyamanan diperhitungkan
3. Hak, keamanan, kesejahteraan penting
4. Informasi produk memadai
5. Landasan ilmiah kuat  protokol
6. Dilaksanakan ~ protokol disetujui KE
7. Pelayanan & keputusan medik  dr./drg.
8. Individu yang terlibat  memenuhi syarat
9. Informed consent tanpa tekanan
10. Semua data direkam, ditandatangani, & disimpan
11. Kerahasiaan rekaman terjamin
12. Produk memenuhi CPOB
13. Sistem dengan prosedur yang menjamin mutu setiap aspek
PIHAK YANG
TERLIBAT
Peneliti

Komisi etik

Punya kualifikasi, wewenang,


Komisi ilmiah dan tanggung jawab masing-
masing

Sponsor
Tidak cukup Tidak cukup
waktu staf

Kurang
Tekanan
Faham
publikasi PENYEBAB
GCP
KETIDAKJUJURAN

Uang, Kelalaian
serakah peraturan
Malas,
Tidak minat
Referensi
• Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia Nomor Hk. 00.05.4.2411 tentang Ketentuan Pokok
Pengelompokan dan Penandaan Obat Bahan Alam Indonesia
• Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia Nomor 7 Tahun 2014 tentang Pedoman Uji Toksisitas
Nonklinik Secara In Vivo

Anda mungkin juga menyukai