Faktor nature adalah faktor bawaan yang diwariskan orang tua kepada anaknya yang disebut juga
dengan aliran ‘Nativisme’ yaitu perkembangan individu semata-mata tergantung pada faktor
dasar/pembawaan. Tokoh utama aliran ini yang terkenal adalah Schopenhauer. Faktor nature atau
genetika (hereditas) merupakan totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak
atau segala potensi (baik fisik maupun psikis) yang dimiliki individu sejak masa konsepsi sebagai
pewarisan dari pihak orang tua melalui gen-gen.
Salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap perkembangan individu adalah faktor
ketururan yang merupakan pembawaan sejak lahir atau berdasarkan keturunan,
seperti : konstitusi dan struktur fisik, kecakapan potensial (bakat dan kecerdasan).
Berbeda dengan faktor lingkungan, faktor keturunan pada umumnya cenderung bersifat
kodrati yang sulit untuk dimodifikasi.
2. Pengaruh Faktor Nurture terhadap Perkembangan
a.Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga adalah sebuah basis awal kehidupan bagi setiap manusia
e. Media Massa
Media massa adalah faktor lingkungan yang dapat merubah atau mempengaruhi
prilaku masyarakat melalui proses-proses. Media massa juga sangat besar
pengaruhnya bagi perkembangan seseorang, dengan adanya media massa, seorang
anak dapat mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan dengan pesat. Media
massa dapat merubah prilaku seseorang ke arah positif dan negatif.
3. Determinasi Faktor Nature dan Nurture dalam Perkembangan Aspek-Aspek
Psikofisik Individu serta Implikasinya dalam Pendidikan
Perkembangan seseorang adalah hasil dari faktor bawaan dan lingkungan (nature vs nurture). Dalam hal
ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan keluarga terhadap perkembangan awal anak sangat
penting karena disinilah awal mula dari pendidikan anak, yang mana orang tua sebagai guru, anak akan
mencontoh apa yang dilakukan
Menurut Santlock ada 3 cara nature dan nurture
interaksi genotipe dengan lingkungan secara aktif. Seperti orang tua yang mempunyai genetic rajin
berpetualang maka anaknya juga sering diajak berpetualang ke tempat wisata. Sehingga tidak
dipungkiri anak tersebut akan ikut senang berpetualangan.
nteraksi genotipe dengan lingkungan secara evokatif. Seperti anak yang mempunyai sikap ramah akan
mendapatkan banyak teman, berbeda dengan anak pendiam akan mendapatkan teman yang sedikit
karena tidak mengalami interaksi yang banyak.
interaksi genotipe dan lingkungan secara pasif. Seperti anak yang mempunyai kesukaan berolahga
maka anak tersebut akan berada pada lingkungan yang suka berolahraga. Sehingga anak tersebut
dapat menampilkan keterampilannya.