Anda di halaman 1dari 11

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012

Dan Peraturan Pendukung Lainnya


1. PEREMCAMAAM PENGADAAN TANAH
(DOKOMEN PERENCANAAN)

Kelembagaan Subtansi Perencanaan


1. Instansi Yang Memerlukan Tanah 1. Dasar, RTRW, RPJM, Renstra, RKP dan Renja
2. Intansi Teknis Terkait 2. Maksud dan Tujuan Rencana Pembangunan
3. Lembaga Profesional 3. Letak dan Luas tanah yang dibutuhkan serta
Perencanaan gambaran umum status tanah
4. Dasar Perencanaan 4. Rencana Kebutuhan Anggaran
5. Materi Perencanaan 5. Perkiraan Waktu Pengadaan Tanah dan
6. Study Kelayakan Perencanaan Pembangunannya
Hasilnya 6. Kelayakan Lokasi (P4T)
7. Dokumen Perencanaan Instansi 7. Study dan Survey yang diperlukan :
8. Diserahkan Kepada Gubernur 1) Survey sosial Ekonomi;
Konsultasi Publik 2) Kelayakan Lokasi
Komunikasi antar pihak terkait guna 3) Analisis Biaya dan Manfaat Pembangunan
Kesepahaman dan kesepakatan atas bagi wilayah Masyarakat
Rencana pengadaan tanah. 4. Perkiraan Nilai Tanah
5. Dampak Lingkungan dan Dampak Sosial
yang mungkin timbul
2 6. Studi lain yang diperlukan
2. PERSIAPAN PENGADAAN TANAH
(PENETAPAN LOKASI)

Pembentukan Tim Tahap Kegiatan


1. Tim Persiapan 1. Pemberitahuan Rencana Pembangunan
1) Intansi Terkait 2. Pedataan Awal Lokasi
2) Bupati/Walikota 3. Konsultasi Publik/Konsultasi Publik Ulang /
3) Instansi yang Perlu Tanah Tim Kajian Keberatan/ Ditolak atau Diterima
4) Satuan kerja perangkat daerah provinsi terkait Kebertan Pihak Yang Berhak/Pemindahan
2. Tim Kajian Lokasi
1) Sekretaris Daerah Provinsi 4. SK Penetapan Lokasi
2) Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi 5. Pengumuman penetapan Lokasi
3) Instansi di Bidang Perencanaan Pembangunan 6. Keberatan Melalui PTUN (Penetapan
Lokasi
Daerah Dikukuhkan/Dibatalkan)
4) Kakanwil KUMHAM 7. Kasasi melalui MA(Penetapan Lokasi
5) Bupati/Walikota/yang ditunjukan Dikukuhkan/Dibatalkan)
6) Akademisi 8. Penetapan Lokasi berlaku 2 tahun dapat
3. Sekretariat Provinsi diperpanjang 1 tahun
4. Pendelegasian Persiapan Pengadaan Tanah 9. Durasi Maksimal 207 Hari
kepada Bupati/Walikota
3
3. PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH
(PEMUTUSAN HUBUNGAN HUKUM DAN PEMBAYARAN GANTI RUGI)
1. Tim Pelaksana Kanwil BPN 5. Tahapan Pelaksanaan Pengadaan
1) Kakanwil BPN Provinsi (Ketua) Tanah
2) Kabid HTPT (Pejabat Eselon III) 1. Penyiapan Pelaksanaan
3) Kakantah BPN Setempat 2. Inventarisasi Fisil dan Identifikasi Yuridis
4) SKPD Provinsi 3. Penetapan Penilai
5) SKPD Kab/Kota 4. Penyampaian hasil Penilaian dan dilanjutkan
6) Camat dengan Musyawarah Penetapan Bentuk
7) Lurah/Kepala Desa Ganti Kerugian
8) Kasi Pengaturan Tanah Pemerintah (Apabila tidak sepakat proses pengadilan)
2. Tim Pelaksanaan Kantah BPN 5. Pemberian Ganti Kerugian
1) Kakantah BPN (Ketua) 6. Penitipan Ganti Kerugian
2) Kasi HTPT (Pejabat Eselon IV) 7. Pelepasan Objek Pengadaan Tanah
3) SKPD Kab/Kota (Eselon IV) 8. Pemutusan hubungan hukum antara pihak
4) Camat yang berhak dengan objek pengadaan tanah
5) Lurah/Kepala Desa 9. Pendokumentasian Peta Bidang, daftar
6) Kasubsi Pengaturan Tanah Pemerintah nominatif dan data administratif
3. Sekretariat 10. Durasi Maksimal 382 Hari
4. Satuan Tugas yang membidangi Inventaris dan
Identifikasi
4 1) Data Fisik (Satgas A)
2) Data Pihak yang berhak (Satgas B)
4. PENYERAHAN HASIL PENGADAAN TANAH
(PEMENUHAN HAK KEPADA INSTANSI YANG MEMERLUKAN TANAH)

1. Serah Terima Dokumen Pengadaan Tanah Dari


Pelaksana Pengadaan Tanah Kepada Instansi Yang
Memerlukan Tanah
2. Dimulainya Kegiataan Pembangunan Infrastruktur
3. Pembangunan Dilaksanakan Pemerintah,
Pemerintah Daerah, BUMN Serta Swasta Dengan
Skema KPS (PPP)
4. Kegiatan Pendaftaran Tanah (Sertipikasi)

5
Masa Transisi Pengadaan Tanah
(Undang-Undang No. 2/2012)

Pasal 58

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku:


1. Proses Pengadaan Tanah yang sedang dilaksanakan sebelum
berlakunya Undang-Undang ini diselesaikan berdasarkan ketentuan
sebelum berlakunya Undang-Undang ini;
2. Sisa tanah yang belum selesai pengadaannya dalam proses
Pengadaan Tanah sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
pengadaannya diselesaikan berdasarkan ketentuan yang diatur
dalam Undang-Undang ini; dan
3. Peraturan perundang-undangan mengenai tata cara Pengadaan
Tanah dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau
belum diganti dengan yang baru berdasarkan ketentuan Undang-
Undang ini.
6
Masa Transisi Pengadaan Tanah
(Peraturan Presiden No. 71/2012)
Pasal 123

1. Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, proses Pengadaan


Tanah yang sedang dilasanakan sebelum berlakunya Peraturan
Presiden ini diselesaikan berdasarkan ketentuan sebelum berlakunya
Peraturan Presiden ini.
2. Proses Pengadaan Tanah yang sedang dilaksanakan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi Pengadaan Tanah yang telah
dituangkan dalam dokumen perencanaan sampai dengan
terlaksananya pelepasan hak dan/atau ganti kerugian telah
dititipkan di pengadilan negeri.
3. Proses Pengadaan tanah yang sedang dilaksanakan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diselesaikan paling lama sampai dengan 31
Desember 2014.
4. Dalam hal proses pengadaan tanah masih terdapat sisa tanah yang
belum selesai sampai jangka waktu sebagaimana dimaksud pada
7
ayat (3), pengadaannya diselesaikan berdasar tahapan sebagaimana
Masa Transisi Pengadaan Tanah
(Peraturan KBPN RI No. 5/2012)
Pasal 55

1. Pada saat Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia ini
mulai berlaku, proses Pengadaan Tanah yang sedang dilaksanakan sebelum
berlakunya Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia ini
diselesaikan berdasarkan ketentuan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2007 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan
Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan
Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
2. Proses Pengadaan Tanah yang sedang dilaksanakan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), meliputi Pengadaan Tanah:
a. telah dituangkan dalam dokumen perencanaan/ proposal pembangunan;
b. telah dianggarkan pada tahun anggaran yang sedang berjalan;
c. telah diterbitkan penetapan lokasi;
d. telah terlaksana pelepasan hak; dan/atau
e. ganti kerugian telah dititipkan di pengadilan negeri.
8
3. Proses Pengadaan tanah yang sedang dilaksanakan sebagaimana dimaksud pada
Masa Transisi Pengadaan Tanah
(Peraturan Presiden No. 99/2014)
Pasal 123 A

1. Proses pengadaan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 123


ayat (3) yang belum selesai sampai dengan tanggal 31 Desember
2014 tetapi telah mencapai 75% dari luas kebutuhan tanah, dapat
diperpanjang proses pengadaannya sampai dengan tanggal 31
Desember 2015.
2. Pencapaian proses pengadaan tanah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan oleh pimpinan instansi yang memerlukan tanah.
3. Penetapan Lokasi pembangunan untuk pengadaan tanah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperpanjang sampai dengan
tanggal 31 Desember 2015 oleh gubernur atau bupati/walikota
sesuai kewenangannya.
4. Dalam hal proses pengadaan tanah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) masih terdapat sisa tanah yang belum selesai sampai dengan
tanggal 31 Desember 2015, pengadaannya diselesaikan berdasarkan
9
tahapan sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden ini.
Masa Transisi Pengadaan Tanah
(Peraturan Presiden No. 30/2015)
Pasal 123B

1. Proses Pengadaan Tanah yang belum selesai berdasarkan ketentuan Pasal 123 (Perpres
No. 71/2012) dan Pasal 123A (Perpres No. 99/2014) tetapi telah mendapat Penetapan
Lokasi pembangunan atau Surat Persetujuan Penetapan Lokasi Pembangunan (SP2LP)
atau nama lain yang dimaksudkan sebagai Penetapan Lokasi pembangunan, proses
Pengadaan Tanah dapat diselesaikan berdasarkan tahapan sebagaimana diatur dalam
Peraturan Presiden ini.
2. Proses Pengadaan Tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimulai dari tahapan
Pelaksanaan Pengadaan Tanah.
3. Seluruh dokumen yang telah ada dalam rangka Pengadaan Tanah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), berupa
a. hasil pengukuran, inventarisasi, dan identifikasi;
b. hasil musyawarah terkait bentuk dan besaran ganti kerugian atas bidang tanah yang
sudah
disepakati sebelumnya dengan Pihak yang Berhak;
c. pemberian ganti kerugian dan pelepasan hak; dan/atau
d. dokumen terkait lainnya;
menjadi dokumen Pengadaan Tanah sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden
ini.
104. Penetapan Lokasi pembangunan atau Surat PersetujuanPenetapan Lokasi Pembangunan
(SP2LP) atau nama lain yang dimaksudkan sebagai Penetapan Lokasi pembangunan
Masa Transisi Pengadaan Tanah
(Peraturan Menteri ATR/BPN No. 6/2015)
Pasal 55
1. Pada saat Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional ini mulai
berlaku, proses pengadaan tanah yang belum selesai tetapi telah mendapat Penetapan Lokasi
Pembangunan (SP2LP) atau nama lain yang dimaksudkan sebagai Penetapan Lokasi
Pembangunan , dapat diselesaikan berdasarkan tahapan sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2012 dan peraturan pelaksanaannya dimulai dari tahapan Pelaksanaan
Pengadaan Tanah.
2. Penetapan Lokasi Pembangunan (SP2LP) atau nama lain yang dimaskudkan sebagai Penetapan
Lokasi Pembangunan sebagaimanan dimaksud pada ayat (1), dapat diperbaharui untuk jangka
waktu 2 Tahun.
3. Pembaruan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan dengan ketentuan:
a) Dalam hal penetapan lokasi ditetapkan oleh Gubernur, pembaharuan dilakukan oleh
Gubernur; atau
b) Dalam hal penetapan lokasi ditetapkan oleh Bupati/Walikota, pembaharuan dilakukan oleh
Bupati/Walikota.
4. Dokumen yang telah ada dalam rangka pengadaan tanah menjadi dokumen pengadaan tanah
sesuai dengan Peraturan ini, dapat berupa :
a) Penyiapan pelaksanaan;
b) Inventarisasi dan identifikasi;
c) Penetapan penilai;
d) Musyawarah penetapan bantuk ganti kerugian;
e) Pemberian ganti kerugian;
11 f) Pemberian ganti kerugian dalam keadaan khusus;
g) Penitipan ganti kerugian;

Anda mungkin juga menyukai