5
Masa Transisi Pengadaan Tanah
(Undang-Undang No. 2/2012)
Pasal 58
1. Pada saat Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia ini
mulai berlaku, proses Pengadaan Tanah yang sedang dilaksanakan sebelum
berlakunya Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia ini
diselesaikan berdasarkan ketentuan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2007 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan
Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan
Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
2. Proses Pengadaan Tanah yang sedang dilaksanakan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), meliputi Pengadaan Tanah:
a. telah dituangkan dalam dokumen perencanaan/ proposal pembangunan;
b. telah dianggarkan pada tahun anggaran yang sedang berjalan;
c. telah diterbitkan penetapan lokasi;
d. telah terlaksana pelepasan hak; dan/atau
e. ganti kerugian telah dititipkan di pengadilan negeri.
8
3. Proses Pengadaan tanah yang sedang dilaksanakan sebagaimana dimaksud pada
Masa Transisi Pengadaan Tanah
(Peraturan Presiden No. 99/2014)
Pasal 123 A
1. Proses Pengadaan Tanah yang belum selesai berdasarkan ketentuan Pasal 123 (Perpres
No. 71/2012) dan Pasal 123A (Perpres No. 99/2014) tetapi telah mendapat Penetapan
Lokasi pembangunan atau Surat Persetujuan Penetapan Lokasi Pembangunan (SP2LP)
atau nama lain yang dimaksudkan sebagai Penetapan Lokasi pembangunan, proses
Pengadaan Tanah dapat diselesaikan berdasarkan tahapan sebagaimana diatur dalam
Peraturan Presiden ini.
2. Proses Pengadaan Tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimulai dari tahapan
Pelaksanaan Pengadaan Tanah.
3. Seluruh dokumen yang telah ada dalam rangka Pengadaan Tanah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), berupa
a. hasil pengukuran, inventarisasi, dan identifikasi;
b. hasil musyawarah terkait bentuk dan besaran ganti kerugian atas bidang tanah yang
sudah
disepakati sebelumnya dengan Pihak yang Berhak;
c. pemberian ganti kerugian dan pelepasan hak; dan/atau
d. dokumen terkait lainnya;
menjadi dokumen Pengadaan Tanah sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden
ini.
104. Penetapan Lokasi pembangunan atau Surat PersetujuanPenetapan Lokasi Pembangunan
(SP2LP) atau nama lain yang dimaksudkan sebagai Penetapan Lokasi pembangunan
Masa Transisi Pengadaan Tanah
(Peraturan Menteri ATR/BPN No. 6/2015)
Pasal 55
1. Pada saat Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional ini mulai
berlaku, proses pengadaan tanah yang belum selesai tetapi telah mendapat Penetapan Lokasi
Pembangunan (SP2LP) atau nama lain yang dimaksudkan sebagai Penetapan Lokasi
Pembangunan , dapat diselesaikan berdasarkan tahapan sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2012 dan peraturan pelaksanaannya dimulai dari tahapan Pelaksanaan
Pengadaan Tanah.
2. Penetapan Lokasi Pembangunan (SP2LP) atau nama lain yang dimaskudkan sebagai Penetapan
Lokasi Pembangunan sebagaimanan dimaksud pada ayat (1), dapat diperbaharui untuk jangka
waktu 2 Tahun.
3. Pembaruan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan dengan ketentuan:
a) Dalam hal penetapan lokasi ditetapkan oleh Gubernur, pembaharuan dilakukan oleh
Gubernur; atau
b) Dalam hal penetapan lokasi ditetapkan oleh Bupati/Walikota, pembaharuan dilakukan oleh
Bupati/Walikota.
4. Dokumen yang telah ada dalam rangka pengadaan tanah menjadi dokumen pengadaan tanah
sesuai dengan Peraturan ini, dapat berupa :
a) Penyiapan pelaksanaan;
b) Inventarisasi dan identifikasi;
c) Penetapan penilai;
d) Musyawarah penetapan bantuk ganti kerugian;
e) Pemberian ganti kerugian;
11 f) Pemberian ganti kerugian dalam keadaan khusus;
g) Penitipan ganti kerugian;