“ PA S I E N P R I A 1 7 TA H U N D E N G A N P I T R I A S I S V E S I K O L O R ”
Dipresentasikan Oleh :
Novasari Ayu Pertiwi Putri
(2019086016426)
Dokter Pembimbing:
dr. Widyaratni Pramestisiwi, Sp.DV
PENDAHULUAN
Definisi
Etiologi
Epidemiologi
Patofisiologi
Patofisiologi
Patofisiologi
Gejala Klinis
Gejala Klinis
Gejala Klinis
Gejala Klinis
A B C
Makula hipopigmentasi batas tegas dengan skuama halus di atasnya di lengan atas kiri (A). Bercak
kehitaman (hiperpigmentasi) tersebar di dada, miliar dan lentikular, berskuama halus (B). .Makula bersisik
halus berwarna salmon menyatu menjadi bercak besar (C).
T I N J A U A N P U S TA K A
Diagnosis banding
Diagnosis banding
Pitiriasis Rosea
Diagnosis banding
Pitiriasis Rosea
Lesi berikutnya timbul 4-10 hari setelah lesi pertama memberi gambaran yang khas
sama dengan lesi pertama hanya lebih kecil, susunannya sejajar dengan kosta sehingga
menyerupai pohon cemara terbalik.
TINJAUAN PUSTAKA
Diagnosis banding
Dermatitis Seboroik
Diagnosis Banding
Pitiriasis Alba
• Pitiriasis alba (PA) : gangguan kulit yang sering pada anak-anak dan remaja.
Area yang sering terkena yaitu wajah, leher dan tubuh
• Lesi berbentuk bulat atau oval atau plakat yang tidak teratur. Pada mulanya lesi
berwarna merah muda atau sesuai warna kulit dengan skuama kulit
diatasnya.→ eritema menghilang, lesi yang dijumpai hanya hipopigmentasi
dengan skuama halus Lesi umumnya asimtomatik tetapi dapat juga terasa gatal
dan panas
. Pemeriksaan menggunakan lampu Wood, kelainan ini dapat dibedakan dari Pitriasis
versicolor dengan adanya batas yang tidak tegas dan lesi yang tidak kuning keemasan
PEMBAHASAN
Diagnosis Banding
Vitiligo
Makula hipomelanosis yang khas → bercak putih seperti putih kapur, bergaris
tengah beberapa mm- cm, berbentuk bulat atau lonjong dengan tepi berbatas
tegas dan kulit pada tempat tersebut normal dan tidak mempunyai skuama
Pada pemeriksaan dengan lampu Wood makula amelanotik pada vitiligo tampak
putih berkilau,.
PEMBAHASAN
Diagnosis Banding
Lesi dapat soliter atau multipel, berbatas tegas dengan ukuran bervariasi,
biasanya terdapat penebalan saraf perifer.
Penatalaksanaan
1) Topikal
Obat sistemik dipertimbangkan pada lesi luas, kambuhan, dan gagal dengan
terapi topikal, dapat digunakan
ketokonazol 200 mg/hari selama 10 hari.
Alternatif:
a. Itrakonazol 200 mg/hari selama 7 hari atau 100 mg/hari selama 2 minggu.
b. Flukonazol 400 mg dosis tunggal atau 300 mg/minggu selama 2- 3 minggu.
• Obat dihentikan bila pemeriksaan klinis, lampu Wood, dan pemeriksaan mikologis
langsung berturut-turut selang seminggu telah negatif.
• Pada kasus kronik berulang terapi pemeliharaan dengan topikal tiap 1-2 minggu atau
sistemik ketokonazol 2x200 mg/hari sekali sebulan
T I N J A U A N P U S TA K A
Prognosis
Identitas Pasien
• Nama : Tn. FM
• Umur : 17 Thn
• Jenis Kelamin : Laki-Laki
• Pekerjaan : Pelajar
• Status maritas : Belum Menikah
• Alamat : BTN Ceria Sentani
• No RM : 48 94 51
• Tanggal Pemeriksaan : 12 April 2021
LAPORAN KASUS
Anamnesis
• Keluhan Utama
Bercak putih pada daerah pipi dan sekitar rahang
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Thoraks
a. Thorax
1) Paru Inspeksi : Pergerakan dada simetris,retraksi (-/-).
Palpasi : Ekspansi dada (+) Dextra = Sinistra.
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : Suara napas vesikuler/vesikuler, wheezing (-
/-), rhonki (-/-).
2) Jantung Inspeksi : Tidak tampak pulsasi
Palpasi : Thrill (-).
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : BJ I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
LAPORAN KASUS
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Abdomen
a. Thorax
1) Paru Inspeksi : Pergerakan dada simetris,retraksi (-/-).
Palpasi : Ekspansi dada (+) Dextra = Sinistra.
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : Suara napas vesikuler/vesikuler, wheezing
(-/-), rhonki (-/-).
2) Jantung Inspeksi : Tidak tampak pulsasi
Palpasi : Thrill (-).
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : BJ I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
b. Abdomen Inspeksi : Datar, jejas (-).
Auskultasi : Bising usus (+) normal 4-5 x/menit
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), turgor kulit kembali
cepat, pemeriksaan hepar/lien tidak
dilakukan
Perkusi : Tidak dilakukan
•Ekstremitas
LAPORAN KASUS
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Pemeriksaan Fisik
Status Lokalis
Pemeriksaan Fisik
Status Lokalis
LAPORAN KASUS
DIAGNOSIS KERJA
• Pitiriasis Vesikolor
DIAGNOSIS BANDING
• Pitiriasis alba
• Vitiligo
• Morbus Hansen tipe Tuberkuloid
LAPORAN KASUS
Tatalaksana
1.Farmakologi
• Ketokonazol cream 2% 2x1 ue
2. Non farmakologi
• Selalu mengganti pakaian setelah
berolahraga dan sprei tempat tidur
• Menghindari penggunaan handuk Bersama
orang lain
PEMBAHASAN
• Kasus:
Berdasarkan anamnesis, Tn. FM berumur 17 tahun datang dengan bercak putih di
Regio facialis, sejak ± 1 minggu yang lalu. Tn. FM mengatakan bahwa bercak putih
pada awalnya berjumlah sedikit. Tapi dalam beberapa hari terakhir jumlahnya
bertambah banyak.awalnya bercak muncul pada wajah sisi kiri dan kanan, nyeri dan
mati rasa pada bercak disangkal.
Teori
Sesuai dengan teori bahwa pitiriasis versikolor banyak menyerang individu dengan kisaran usia
15-24 dan usia 25-44 tahun, hal ini kemungkinan disebabkan karna perubahan hormonal dan
peningkatan aktivitas kelenjar sebasea yang meningkat pada umur remaja dan dewasa yang
mengakibatkan sering berkeringat dan meningkatnya produksi sebum sehingga jamur
Malasezzia dapat tumbuh berkembang biak.
Burkhart CG (2013), prevalensi pitiriasis versikolor tidak condong ke salah satu jenis kelamin.
PEMBAHASAN
• Kasus:
Tn. FM mengeluhkan bercak putih menjadi bersisik bila digores dengan jari.
Fenomena ini disebut dengan coup d’ongle of Besnier (scratch sign)
Teori:
• Menurut Keddie F (1963), fenomena yang khas terjadi pada pitiriasis versikolor
ini dapat terjadi karena perubahan pada konsistensi lapisan tanduk epidermis,
yang telah diinfiltrasi oleh malassezia furfur. Infiltrasi ini menyebabkan
deskuamasi (pelepasan) lamela. Fenomena coup d’ongle of Besnier biasanya
diperiksa jika skuama tidak nampak secara kasat mata.
PEMBAHASAN
• Kasus:
Faktor resiko pada kasus ini adalah kebiasaan tidak segera mengganti pakaian
setelah melakukan aktivitas diluar. faktor resiko lainnya adalah pasien tinggal
di negara yang beriklim tropis
Teori:
Kebiasaan yang tidak segera mengganti pakaian akan menciptakan keadaan
lembab serta ditambah dengan keadaan negara Indonesia yang beriklim tropis
akan memicu pertumbuhan malassezia furfur dan konversinya menjadi bentuk
patogenik.
PEMBAHASAN
Kasus:
Berdasarkan pemeriksaan fisik, didapatkan status dermatologis berupa adanya
makula hipopigmentasi, berbatas tegas, ukuran bervariasi, bentuk bervariasi
(bulat, oval, ireguler), dan tertutup oleh skuama tipis berwarna putih
Teori:
Hal ini sesuai dengan gambaran lesi pitriasis vesikolor berdasarkan tinjauan
literatur. Dimana penyakit ini ditandai lesi makula hipopigmentasi,
hiperpigmentasi, atau eritematous. Makula berbatas tegas, dengan bentuk bulat
atau oval
PEMBAHASAN
Teori:
Lesi makula hipopigmentasi asam dikarboksilat yang disebabkan oleh oksidasi
enzimatik asam lemak pada lipid permukaan kulit, akan menghambat tirosinase
pada melanosit epidermal, sehingga menyebabkan hipopigmentasi.
Enzim yang menyebabkan oksidasi tersebut terdapat pada malassezia furfur
PEMBAHASAN
Diagnosis Banding
• Pitiriasis alba (PA) adalah gangguan kulit yang sering di dapatkan pada anak-
anak dan remaja.
• Area yang sering terkena yaitu wajah, leher dan tubuh
• Lesi berbentuk bulat atau oval atau plakat yang tidak teratur. Pada mulanya lesi
berwarna merah muda atau sesuai warna kulit dengan skuama kulit
diatasnya.→ eritema menghilang, lesi yang dijumpai hanya hipopigmentasi
dengan skuama halus Lesi umumnya asimtomatik tetapi dapat juga terasa gatal
dan panas
. Pemeriksaan menggunakan lampu Wood, kelainan ini dapat dibedakan dari Pitriasis
versicolor dengan adanya batas yang tidak tegas dan lesi yang tidak kuning keemasan
PEMBAHASAN
Diagnosis Banding
Pasien didiagnosa banding dengan PA karena lesi dan area predileksi yang
hampir sama dengan PV, yaitu makula hipopigmentasi dan area di wajah, leher,
punggung dan ekstremitas proksimal
Namun pada kasus ini lesi tidak muncul setelah pajanan matahari atau jumlah
mandi yang berlebihan, dan dari pemeriksaan fisik, didapatkan fenomena Coup
d’ongle of Besnier yang tidak ditemukan pada PA
Diagnosis Banding
Vitiligo
Makula hipomelanosis yang khas berupa bercak putih seperti putih kapur,
bergaris tengah beberapa millimeter sampai beberapa sentimeter,
berbentuk bulat atau lonjong dengan tepi berbatas tegas dan kulit pada
tempat tersebut normal dan tidak mempunyai skuama
Diagnosis Banding
Tatalaksana
Pada pasien ini diberikan terapi topikal yaitu ketokonazol cream 2%.
Ketokonazol diberikan dalam bentuk cream karena aplikasinya
bertahan lebih lama di kulit dibandingkan dengan bentuk sampo.
Telah dilaporkan sebuah kasus pitiriasis versikolor pada seorang pria usia
17 tahun. Dari anamnesis yang menunjang adalah bercak putih pada
wajah sejak ± 1 minggu yang lalu. Bercak putih lama-kelamaan
bertambah jumlahnya.Bercak putih menjadi bersisik jika digores dengan
jari dan bercak tidak gatal. Pasien memiliki kebiasaan tidak segera
mengganti baju di rumah setelah beraktivitas diluar rumah.
RINGKASAN