SITOSTATIKA
Aseptic Dispensing
Hepa Filter
Filtered Air
Room Air
Prefilter
LAFC Vertical, BSC, CDSC :
1. Untuk pencampuran obat sitostatika / Biohazard
2. Tekanan negatif
3. Melindungi produk
Melindungi petugas
Melindungi lingkungan
4. Tipe :
aClass II : A, B1, B2.
b Class III : Isolator
BIOLOGICAL
SAFETY CABINET
BIOLOGICAL SAFETY
CABINET
• Melindungi petugas, lingkungan dan
produk
• Mempunyai High Efficiency Particulate Air
(HEPA) filter
• HEPA filter menyaring partikel hingga 0,3
μm sebanyak 99,97%, termasuk bakteri,
spora & virus
BIOLOGICAL SAFETY
CABINET
HEPA
FILTER
BSC CLASS I
• A Front opening
• B. Sash
• C.Exhaust HEPA filter
•D. Exhaust plenum
Perlindungan pd personel &
lingkungan. TIDAK
PADA
PRODUK
Aliran udara dari depan
memberi perlindungan bagi
personel
Aliran udara melalui HEPA
Filter memberi perlindungan
bagi lingkungan/ruangan
BSC CLASS II TYPE A1/A2
A. Front opening
B. Sash
C. Exhaust HEPA filter
D. Supply HEPA filter
E. Common plenum
F. Blower
Aliran udara dr atas ke bawah
memberi perlindungan pd produk
60% udara dikeluarkan, 40%
diresirkulasi
Tidak untuk produk yg
mudah
menguap
Tidak closed system /
unducted
A1 & A2 perbedaan di kecepatan
aliran udara masuk
BSC CLASS II TYPE A
BSC CLASS II TYPE B
• Exhaust cabinet
berhubungan
dengan exhaust
gedung (closed
system /
ducted)
• Tidak ada udara
yg di resirkulasi
• Untuk produk2 yg
toksik
Cytotoxic Drug Reconstitution
• Drug Reconstitution With
Needle and Syringe
• Drug Transfer With Needle
and Syringe
• Chemospike
• Filter Needles Dispensing
Pin
• Closed System Drug-
Transfer Device
eg:Phaseal, ICU Choice Of Device Dependant on Degree
of Safety & Quality of Device
Medical ISOPP Safe Handling Standards: Must
Be Air Tight & LeakProof
PENYIAPAN SITOSTATIKA
(handling cytotoxic)
PENYIAPAN SITOSTATIKA
(handling cytotoxic)
CDSC versus BSC Class II
Isolators versus CDSCs (Cytotoxic Drug Safety Cabinets) Melvyn Davis. ISOPP XIII
BSC CLASS III
Class III Isolator
Pharmaceutical Inspection Co-operation Scheme
KLASIFIKASI RUANG PRODUKSI FARMASI
• Ruangan CPOB, permanent hard wall, cat epoxi
• Kontrol partikel penting !
• Ruang kelas I (white area, clean space ) : Class 100
Tiap m3 Jumlah partikel maksimal 100
dengan ukuran < 0,5 μ
• Ruang kelas II (Support area) : Class 10.000
Tiap m3 Jumlah partikel maksimal 10.000
dengan ukuran < 0,5 μ
• Ruang kelas III (Grey area) : Class 100.000
Tiap m3Jumlah partikel maksimal 100.000
dengan ukuran < 0,5 μ
• Ruang kelas IV (Black area) :
Tiap m3 Jumlah partikel maksimal 100.000 ukuran
< 0,5 μ dengan ventilasi udara
memadai l
Differential Presure
• Untuk menjaga adanya cross contamination
• Menjaga aliran high (clean) ke lower grade (less clean)
• Perbedaan tekanan 10 – 15 pascal
PB : Pass Box
Clean Room
• Jumlah partikel terkontrol
• Konstruksi khusus, dinding mudah
dibersihkan
• Tekanan udara diatur (lebih positif)
• Suhu dan kelembaban terkontrol,
suhu 18ºC - 22ºC,
kelembaban 35% - 50%
• Ada ruang antara
• Ada tempat cuci tangan
• Minimalkan adanya barang
• Tidak untuk lalu lintas orang
• Tidak boleh makan dan minum
Teknik Aseptik
Metoda yang dilakukan sebelum dan
selama proses peracikan obat untuk
mengurangi risiko paparan terhadap
petugas, pasien , dengan meminimalisir
jumlah mikro organisme yang masuk
ke dalam tubuh
Tujuan :
Proteksi pasien dari infeksi dan menjaga dari
“spread” bakteri patogen
Mengurangi micro organisme yang mungkin dapat
masuk dalam tubuh pasien selama pengobatan
Dengan cara :
Menghilangkan / membunuh micro organisme dari
tangan hand washing
Menghilangkan / membunuh micro organisme dari
objek swab objek, desinfeksi
Membuat steril alat yang akan digunakan
Mengurangi resiko terpapar micro organisme
Alat Pelindung Diri
.
Pemberian parenteral injeksi > 40 %
digunakan di rumah sakit
Occupational exposure
- inhalasi aerosol, partikel
- needle sticle injuries
Pemberian tidak Aseptik ?
- Serius ADR
- Kematian (infeksi ! )
Infection Control
• Produk parenteral
• IV administration
Teknik Aseptik
atau
Sterilisasi : membunuh mikro organisme dari
medical instrument, surfaces
* kering
* uap air mengalir autoclave
* formalin
* EO
Mikro organisme yang berbahaya
• Bakteri
• Fungi
• Virus
• Protozoa
Kontaminasi : - touch – equipment
- udara
- lantai, dinding
- packaging
Transmisi :
Route :
- Contact : - direct body permukaan
- physical transfer dari suspect
host kepada “an infected”
- Droplet : batuk, bersin, berbicara (ada di
udara)
- Udara : - partikel
- pajanan droplet infectious
agent
Kebersihan tangan
• Cuci tangan 6 langkah
• Prosedur terpenting untuk mencegah
transmisi penyebab infeksi (orang ke
orang; objek ke orang)
• Antiseptik, dan air mengalir
• Bukti :cuci tangan menunjang
penurunan insiden MRSA di ICU
GOWN
• Cover all (kalau
ada) atau
• Baju anti air
• Masker
• Sepatu boot
• Atau “shoe
cover”
Handwashing
“Cleaning”
• Cuci tangan (kalau
perlu disikat) dengan
menggunakan
sabun
• Cuci hingga siku
•Bilas sampai bersih
“Disinfecting”
• Semprot dengan
alkohol 70 %
SARUNG TANGAN STERIL
MENGGUNAKAN
SARUNG TANGAN
• Powder Free (PF)
steril
• Yang pas dan enak
digunakan
SARUNG TANGAN
• Pemakaian harus hati-
hati
• Tangan tidak boleh
menyentuh sarung
tangan steril
DESINFECTING LAF
• Menggunakan alkohol
70 %
• Dengan mengguna-
kan kasa steril
• Menyeka satu arah
• Dilakukan sebelum
dan sesudah
manipulasi
PENATAAN “RAW MATERIAL”
• Semua “raw material”
baik vial atau ampul
diatur dalam deretan
yang rapi
• Check semua
preparat
kebenarannya
• Rechecking
Correct placement of items in a
laminar flow hood
Incorrect placement of items in a
laminar flow hood
Apakah criticle site :
NEVER TOUCH
Tip or Plunger
Aseptic Technique - Syringes
1.5ml measured
Bagian dari “Needle”
• Semua bagian dari
“needle” adalah
merupakan “Critical
area”
• Tidak boleh disentuh
dengan tangan non
steril
• Selalu tutup dengan
“needle cap”
PERSIAPAN DALAM SYRINGE
INGAT
“ CRITICAL AREA”
MENARIK CAIRAN DARI VIAL
• Masukkan “bevel”
dengan hati-hati
• dan tekan
• Jaga agar tidak terjadi
“coring”
(Pelebaran lubang pada
tutup karet)
• Tarik cairan dalam
jumlah sedikitdan
lepaskan “plunger”
cairan akan mengalir
REKONSTITUSI
• Masukkan cairan
melalui dinding vial
• Kocok pelan-pelan
dengan needle masih
terpasang
BAGIAN DARI AMPUL
• HEAD
• NECK
• SHOULDER
MEMOTONG AMPUL
• Bersihkan “ampoule
neck” dengan kasa
yang dibasahi alkohol
70 %
• Potong ampul dengan
menggunakan ibu jari
dan telunjuk
• Jangan kearah HEPA
FILTER !
MENARIK CAIRAN DARI AMPUL
• Ingat critical area
• Jangan membuat
“blocking” critical area
KRITERIA
HAZARDOUS DRUGS
Risiko Pencampuran IV Admixture
(Sitostatika)
Transfer of Contamination from IV
Bag
Photographs courtesy of L. Hampton, RN, MS, FNP; Donayre Cancer Center, Whiteville, NC. Reproduced with permission . 84
On the Floor…
Photograph courtesy of Libby Hampton, RN, MS, FNP; Donayre Cancer Center, Whiteville, NC. Reproduced with permission.
85
Quality Assurance (QA) dan Audit
Quality Assurance :
Mengapa dibutuhkan QA ?
• Kontaminasi melalui
dermal
• Kontaminasi melalui udara
•Kontaminasi melalui mulut
Tanda-tanda antara lain :
• Skin rash
• Infertility
Drug
Procedures/
Work Audit Personnel
Processes
Facilities &
Equipment
Faktor yang harus diperhatikan :
• Protap
• Fasilitas
• Teknik aseptis
• Penyimpanan, ED
• Pelatihan/Training SDM
• Pencampuran oleh Apoteker, tenaga ahli
• Labelling
• Dokumentasi
• Pemeriksaan produk akhir
Contoh :
• Protap
- Memakai APD yang benar
- Monitor ruang : temperatur, kelembaban,
“air velocity”, test mikrobiologi
- Prosedur desinfeksi
• Fasilitas
- Prinsip Pemilihan
“Equipment” LAF
Horisontal ? Vertikal
?
• Pelatihan / Training SDM
- Prinsip GMP
- Prinsip rekonstitusi
obat sitostatika
(negative pressure)
• “Clear Labelling”
Nama pasien
* Nomer CM, Bangsal
* Nama obat, dosis
* Nama dan volume pelarut / infus
* Tanggal dibuat
* Stabilitas
* Petunjuk khusus (penyimpanan, pencahayaan)
• Pemeriksaan produk akhir
- test kebocoran
- “ Solution cloudiness”
- Apa ada perubahan warna ?
Audit :
I. Audit Manajemen
* Alur dilaksanakan ?
* “ Management tool”
- Test SDM secara periodik
- Skill Test
II. Audit Tools
* Test mikrobiologi tiap 3 bulan
* Test cabinet (LAF, CDSC) tiap 6 bulan
* Test kesehatan