Anda di halaman 1dari 31

Case

Dermatitis Kontak
Alergi
Presentan :

Anggun Luisma Karima T 1510070100075


Nivo Oktarini 1510070100076
Muhammad Silpi 1610070100098

Preseptor
dr. Yosse Rizal, Sp.KK, FINSDV

SMF ILMU PENYAKIT KULIT & KELAMIN


RUMAH SAKIT ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
2021
LAPORAN
Latar Belakang
KASUS

IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. A
Umur : 20 th
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Bukittinggi
Tanggal Masuk : 17 Sept 2021

1
Latar
ANAMNESA
Belakang

Keluhan Utama Seorang perempuan berusia 20 tahun


berobat ke poliklinik kulit dan
kelamin Rumah Sakit Dr.Achmad
Mochtar Bukittinggi dengan keluhan
bercak merah gatal di kedua
punggung kaki sejak 1 minggu yang
lalu.
2
Latar
ANAMNESA
Belakang

Riwayat Penyakit Sekarang

Bercak kemerahan disertai rasa gatal pada kedua punggung kaki


sejak 1 minggu yang lalu. Awalnya berupa kulit yang memerah
pada bagian punggung kaki yang berkontak dengan sandal karet.
Kemerahan pada kulit tidak langsung muncul melainkan setelah
berkontak ulang dengan sandal jepit karet. Kemudian kulit yang
memerah tersebut mulai terasa gatal.
Pasien sering menggaruk sehingga kulit terkelupas dan
menimbulkan luka. Semakin lama luka garukan menjadi mengering
dan menebal.
3
Latar
ANAMNESA
Belakang

Riwayat Penyakit Dahulu

- Pasien belum pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya


- Riwayat alergi disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga pasien pernah menderita penyakit yang sama dengan


pasien

4
Latar
ANAMNESA
Belakang

Riwayat Pengobatan

Pasien belum pernah berobat sebelumnya

Riwayat Alergi

Riwayat alergi makanan dan obat-obatan disangkal

5
Latar
ANAMNESA
Belakang

Riwayat Sosial & Kebiasaan Pasien seorang mahasiswi usia 20


tahun. Tinggal di Bukittinggi. Pasien
tidak memiliki riwayat kebiasaan yang
memicu penyakit ini.

6
Pemeriksaan
Latar Belakang
Fisik

Status Generalisata

Keadaan umum : Tampak sakit sedang


Kesadaran : CMC
Tanda Vital : Dalam batas normal
Pemerikaan thorak : Dalam batas normal
Pemeriksaan abdomen : Dalam batas normal
Pemeriksaan ekstremitas : Ditemukan kelainan pada kedua
punggung kaki
Bb : 50 kg

7
Pemeriksaan
Latar Belakang
Fisik

Status Dermatologikus

Lokasi : Kedua dorsum pedis


Distribusi : Lokalisata
Bentuk : Khas seperti sendal jepit
Susunan : Khas, linier
Batas : Tegas
Ukuran : Plakat
Effloresensi : Makula eritema, papul,
dan skuama.

8
Pemeriksaan
Latar Belakang
Fisik

Pemeriksaan Penunjang

Patch Test ( Uji Tempel )

9
Latar
DIAGNOSA
Belakang

Diagnosa Kerja Diagnosa Banding

Dermatitis Kontak Alergi Dermatitis Kontak


e.c Sendal Jepit Iritan

10
TATALAKSANA
Latar Belakang

UMUM KHUSUS

Hindari barang yang Topical :


menyebabkan alergen Kortikosteroid Topikal (Kronik)
Edukasi tentang penyakit Desoksimetason 0,25%

Sistemik:
Metilprednisolon 4-8 mg 2x1
Cetirizine 10 mg

11
12
Latar
PROGNOSA
Belakang

Quo ad vitam : ad Bonam

Quo ad sanationam : Dubia ad Bonam

Quo ad Fungsionam : ad Bonam

Quo ad cosmeticum : Dubia ad Bonam

13
14

DISKUSI
DIAGNOSA
Latar Belakang
DKA

Diagnosis DKA pada kasus ini ditegakkan


berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang.

15
Latar
ANAMNESA
Belakang

Pada anamnesa diketahui Mulanya keluhan berupa kulit yang


bahwa pasien Seorang memerah pada bagian punggung kaki yang
perempuan berusia 20 tahun berkontak dengan sandal jepit. Kemerahan
berobat ke poliklinik kulit dan pada kulit tidak langsung muncul
kelamin Rumah Sakit melainkan setelah berkontak ulang dengan
Dr.Achmad Mochtar sandal jepit karet. Kemudian kulit yang
Bukittinggi dengan keluhan memerah tersebut mulai terasa gatal.
Bercak merah gatal di kedua Pasien sering menggaruk sehingga kulit
punggung kaki sejak 1 minggu terkelupas dan menimbulkan luka.
yang lalu Semakin lama luka garukan menjadi
mengering dan menebal.

16
Latar
ANAMNESA
Belakang

- Riwayat penyakit dahulu disangkal


- Riwayat penyakit keluarga : keluarga pernah merasakan keluhan yang sama
- Riwayat pengobatan disangkal

Pasien tidak memiliki riwayat kebiasaan yang memicu


terjadinya penyakit ini

17
Latar
ANAMNESA
Belakang

Pada kasus ini sesuai dengan etiologi DKA


dimana penyakit ini disebabkan oleh bahan
kimia sederhana dengan berat molekul
rendah (< 1000 dalton), disebut sebagai
hapten yang menempel di kulit.

Dari gejala klinis pasien didapatkan :


-Bercak kemerahan (Plak eritem) ukuran 10x1-2 cm pada
kedua punggung kaki, bercak mengikuti bentuk tali sendal
jepit
-Diikuti rasa gatal dan timbul krusta, skuama, dan
likenifikasi

18
Pemeriksaan
Latar Belakang
Fisik

Dari pemeriksaan fisik gambaran


dermatologis pada kasus ini sesuai
dengan gambaran khas pada DKA e.c
Sendal Jepit.

Lokasi : Kedua dorsum pedis


Distribusi : Regional
Bentuk : Khas seperti sendal jepit
Susunan : Khas, linier
Batas : Tegas
Ukuran : Plakat
Effloresensi : Plak eritem, Krusta sanguinolenta, skuama kasar,
likenifikasi
19
Pasien tidak memiliki riwayat kebiasaan yang memicu
terjadinya penyakit ini.

Penyakit ini tidak dipicu oleh faktor kebiasaan tertentu,


tetapi dipengaruhi oleh potensi sensitisasi alergen

Reaksi Hipersensitifitas tipe IV

20
21
SKEMA PATOGENESIS DKA
Kontak dengan alergen
IL-1, ICAM-1, LFA-3, B-7,
MHC I dan II
Alergen kecil dan larut dalam
lemak disebut hapten
Sel langerhans keluarkan sitokin Sitokin akan
memproliferasi sel T
Menembus lapisan corneum menjadi lebih banyak dan
memiliki sel T memori
Difagosit oleh sel langerhans
dengan pinositosis Sitokin akan keluar dari
getah bening
Hapten + HLA-DR
Beredar ke seluruh tubuh
Membentuk antigen
Individu tersensitasi Fase
Dikenalkan ke limfosit T melalui Sensitasi (I)
CD4 2-3 minggu
22
Fase Elitisasi (II)
24-48 jam Respons klinis DKA

Pajanan Ulang alergen yg


sama Faktor kemotaktik, PGE2 dan
PGD2, dan leukotrien B4
(LTB4) dan eikosanoid
Sel T memori menarik → neutrofil, monosit
ke dermis

Aktivasi sitokin inflamasi


lebih kompleks
Molekul larut (komplemen
dan kinin) → ke epidermis
Ploriferasi dan ekspansi sel T dan dermis
di kulit

Dilatasi vaskuler dan


IFN – γ → keratinosit + sel T→ Eikosanoid (dari sel mast peningkatan permeabilitas
LFA -1, IL-1, TNF-α dan keratinosit) vaskuler
Pemeriksaan Penunjang

Uji Tempel atau Patch Test (in vivo)


1) Dermatitis yang terjadi harus sudah tenang (sembuh).
2) Tes dilakukan sekurang-kurangnya satu minggu setelah pemakaian
kortikosterioid sistemik dihentikan, sebab dapat menghasilkan reaksi
negatif palsu.
3) Uji tempel dibuka setelah 48 jam ( dua hari penempelan), kemudian
dibaca. Pembacaan kedua dilakukan pada hari ke-3 sampai ke-7.
4) Pasien dilarang melakukan aktivitas yang menyebabkan uji tempel
menjadi longar/terlepas (tidak menempel dengan baik), karena dapat
memberikan hasil negatif palsu.

23
24
5) Setelah 48 jam, uji tempel dilepas. Pembacaan pertama dilakukan 15-30 menit
setelah dilepas, agar efek tekanan menghilang atau minimal. Hasilnya dicatat seperti
berikut:
• +1 = reaksi lemah (non-vesikular) : eritema, infiltrat, papul (+)
• +2 = reaksi kuat : edema atau vesikel (++)
• +3 = reaksi sangat kuat (ekstrim) : bula atau ulkus (+++)
• ± = meragukan : hanya makula eritematosa
• IR = iritasi : seperti terbakar, pustul atau purpura (IR)
• - = reaksi negatif (-)
• NT = tidak dites (NT = not tested)
• Reaksi Negatif Palsu.
25
26
TATALAKSANA
Latar Belakang

Pasien diberikan terapi topikal


Desoksimetason Cream 0,25%

Desoksimetason cream adalah obat


golongan kortikosteroid

Bekerja dengan mengurangi aksi


senyawa kimia tertentu dalam tubuh
yang menyebabkan inflamasi.

27
TATALAKSANA
Latar Belakang

Pasien diberikan terapi Oral


Tablet Metilprednisolon 4 mg

Tablet metilprednisolon merupakan


obat golongan kortikosteroid

Bekerja dengan cara mengurangi


peradangan, menekan respon
kekebalan tubuh, dan mengurangi
respon alergi

28
TATALAKSANA
Latar Belakang

Pasien diberikan terapi Oral


Cetirizine 10 mg

Cetirizine merupakan golongan obat


antihistamin

Bekerja dengan cara menghalangi kerja


senyawa histamin yang diproduksi oleh
tubuh ketika terpapar oleh alergen

29
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai