Anda di halaman 1dari 29

Referat

IMBALANCE ELEKTROLIT

Presentan
HERU HERBIANTO
1610070100095

PRESEPTOR:
dr Ririn Triyani, Sp. An
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN ANESTESI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH M.NATSIR
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN

Elektrolit adalah suatu pertikel yang bermuatan yang disebut ion. Ion yang
bermuatan positif disebut kation, sedangkan ion yang bermuatan negatif disebut
anion. Jumlah muatan positif harus seimbang dengan jumlah muatan negatif.
Jumlah muatan dan konsentrasi dinyatakan dengan miliequivalents (mEq) per liter
cairan. Elektrolit merupakan regulator dari saraf dan aktivitas metabolik yang
penting.

Jumlah asupan air dan elektrolit melalui makan dan minum akan
dikeluarkan dalam jumlah relatif sama. Ketika terjadi gangguan
homeostasis dimana jumlah yang masuk dan keluar tidak seimbang, harus
segera diberikan terapi untuk mengembalikan keseimbangan tersebut.

2
1.2 TUJUAN PENULISAN

Melengkapi syarat tugas stase Anestesi dan syarat


Kepaniteraan Klinik Senior ( KKS ) di RSUD Muhammad
Natsir Solok.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Elektrolit

Elektrolit juga memfasilitasi pergerakan cairan antara dan dalam sel


melalui suatu proses osmosis dan memegang peran dalam
pengaturan fungsi neuromuscularn endokrin, dan sistem ekskresi.

4
Fungsi mempertahankan tekanan osmotik dan sebaran (distribusi)
air di berbagai ruang (kompartemen) cairan tubuh,
Elektrolit
pengaturan (regulasi) fungsi jantung dan otot-otot lain
terbaik (optimal),

berperan dalam reaksi oksidasi-reduksi (transfer ion),

mempertahankan pH dalam keadaan terbaik (optimal),

dan berperan sebagai kofaktor enzim dalam proses katalisis

5
2.2 PEMBAGIAN ELEKTROLIT
• Kation utama yang terdapat dalam cairan tubuh adalah :
Na+
K+
Ca++
Mg++
• anion utama adalah
Cl ̅
HCO3 ̅
HPO4 ̅
protein
6
01 NATRIUM

Natrium adalah kation terbanyak dalam cairan ekstrasel. Lebih dari 90% tekanan
osmotik di cairan ekstrasel ditentukan oleh garam yang mengandung natrium,
khususnya dalam bentuk natrium klorida (NaCl) dan natriumbikarbonat ( NaHCO3).

Pemasukan dan pengeluaran natrium perhari mencapai 48 - 144 mEq. Ekskresi


natrium terutama dilakukan oleh ginjal untuk mempertahankan homeostasis natrium
untuk mempertahankan volume cairan tubuh. Aldosteron menstimulasi tubulus distal
untuk mereabsorpsi natrium bersama air secara pasif dan mensekresi kalium.

Nilai rujukan kadar natrium:


- serum bayi : 134-150 mmol/L
- serum anak dan dewasa : 135-145 mmol/L
- urine anak dan dewasa : 40-220 mmol/24 jam
- cairan serebrospinal : 136-150 mmol/L
- feses : kurang dari 10 mmol/hari 7
02 KALIUM

Kalium merupakan ion utama di dalam cairan intraseluler. Kalium membantu


menjaga tekanan osmotik di ruang intrasel sedangkan natrium menjaga tekanan
osmotik dalam ruang ekstrasel.
Kalium difiltrasi di glomerulus, sebagian besar (70- 80%) direabsorpsi secara aktif
maupun pasif di tubulus proksimal dan direabsorpsi bersama dengan natrium dan
klorida di lengkung henle. Kalium dikeluarkan dari tubuh melalui traktus
gastrointestinal kurang dari 5%, kulit dan urine mencapai 90%.

Nilai rujukan kalium serum :


- serum bayi : 3,6-5,8 mmol/L
- serum anak : 3,5-5,5 mmo/L
- serum dewasa : 3,5-5,3 mmol/L
- urine anak : 17-57 mmol/24 jam
- urine dewasa : 40-80 mmol/24 jam
- cairan lambung : 10 mmol/L
8
03 KLORIDA

Klorida merupakan anion utama dalam cairan ektrasel. Fungsi klorida dalam tubuh
berperan dalam pengaturan osmolalitas, volume darah, netralitas listrik, menjaga
keseimbangan asam dan basa, serta mengatur derajat keasaman lambung.

Nilai rujukan klorida :


serum bayi bayu lahir : 94-112 mmol/L
serum anak : 98-105mmo/L
serum dewasa : 95-105 mmol/L
keringat anak : <50 mmol/24 jam
keringat dewasa : <60 mmol/24 jam
urine : 110-250 mmol/24 jam
Feses : 2 mmol/24 jam

9
04 KALSIUM

Meskipun 98% dari total kalsium tubuh dalam tulang, pemeliharaan konsentrasi
kalsium ekstraseluler normal adalah penting untuk homeostasis.

Ion kalsium terlibat dalam fungsi biologis hampir semua penting, termasuk
kontraksi otot, pelepasan neurotransmitter dan hormon, pembekuan darah, dan
metabolisme tulang, dan kelainan pada keseimbangan kalsium dapat
mengakibatkan derangements fisiologis yang mendalam.

10
2.3 Imbalance Elektrolit

1. HIPONATREMI

2. HIPERNATREMI

3. HIPOKALEMI
4. HIPERKALEMI

5. HIPOKALIUM

11
IMBALANCE NATRIUM

HIPERNATREMI

Kadar natrium > 145 mmol/L. HIPONATREMI

Akibat kehilangan air (peningkatan Kadar natrium plasma di bawah


kehilangan atau penurunan asupan) 130mEq/L.
atau, walaupun jarang, karena
kelebihan asupan natrium. Jika < 120 mg/L maka akan
timbul gejala disorientasi,
Jika kadar natrium > 150 mg/L gangguan mental, letargi,
maka akan timbul gejala berupa iritabilitas, lemah dan henti
perubahan mental, letargi, kejang, pernafasan,
koma, lemah
Jika kadar < 110 mg/L maka akan
timbul gejala kejang, koma.
12
TATALAKSANA

HIPERNATREMI

Terapi keadaan ini adalah HIPONATREMI


penggantian cairan dengan 5%
dekstrose dalam air sebanyak Terapi untuk mengkoreksi
hiponatremia yang sudah
{(X-140) x BB x 0,6}: 140. berlangsung lama dilakukan
secara perlahan-lahan, sedangkan
untuk hiponatremia akut lebih
agresif

NaCl = 0,6( N-n) x BB

N =Kadar target Na
n =Kadar Na sekarang
BB =Berat badan dalam kg 13
TATALAKSANA
(hiponatremi dengan gejala berat)
 Tatalaksana jam pertama, tanpa memandang hiponatremia akut
ataupun kronik

Pemberian cepat 150 ml infus salin hipertonik 3% atau setara


selama 20 menit.
Pemeriksa kadar natrium plasma setelah 20 menit dan
sementara mengulang pemberian 150 ml infus salin hipertonik
3% atau setara dalam 20 menit berikutnya.

Kedua rekomendasi terapi diatas diulang sebanyak dua kali


atau sampai target kenaikan kadar natrium plasma 5 mmol/L
tercapai.
TATALAKSANA (hiponatremi)
 Tatalaksana lanjutan jika gejala membaik setelah kenaikan kadar
natrium plasma 5 mmol/L dalam jam pertama, tanpa memandang
hiponatremia akut ataupun kronik

Hentikan infus salin hipertonik.


Pertahankan jalur intravena terbuka dengan menginfuskan jumlah terkecil
cairan salin 0,9% sampai pengobatan spesifk terhadap penyebab dimulai.
Mulai tatalaksana diagnosis spesifk jika ada , yang setidaknya bertujuan
untuk menstabilkan kadar natrium.
Batasi kenaikan kadar natrium plasma sampai total 10 mmol/L dalam 24 jam
pertama dan 8 mmol/L dalam setIap 24 jam berikutnya sampai kadar
natrium plasma mencapai 130 mmol/L.

Periksa kadar natrium plasma setelah 6 dan 12 jam serta selanjutnya setap
hari sampai kadar natrium plasma stabil dibawah pengobatan.
TATALAKSANA (hiponatremi)
 Tatalaksana lanjutan jika tidak terjadi perbaikan gejala setelah
peningkatan kadar natrium plasma 5 mmol/L dalam jam pertama,
tanpa memandang hiponatremia akut ataupun kronik

lanjutkan infus salin hipertonik 3% yang bertujuan untuk


menaikkan kadar natrium plasma 1 mmol/L/ jam.

Hentikan infus salin hipertonik 3% atau setaranya jika gejala


membaik, kadar natrium plasma meningkat 10 mmol/L atau
kadar natrium plasma mencapai 130 mmol/L, tergantung
yang mana yang lebih dulu.

Periksa kadar natrium plasma setap 4 jam selama infus salin


hipertonik 3%
TATALAKSANA
(hiponatremi dengan gejala cukup berat)

Lakukan evaluasi diagnistik cepat dan jika memungkinkan hentikan obat-


obatan atau factor lain yang memperberat hiponatremi.
Pemberian cepat infus tunggal 150 ml salin hipertonik 3% intravena.
kenaikan kadar natrium plasma 5 mmol/L/24 jam

batasi kenaikan kadar natrium plasma sampai 10 mmol/L dalam 24 jam


pertama dan 8 mmol/L dalam 24 jam berikutnya, sampai tercapai kadar
natrium plasma 130mmol/L

Periksa kadar natrium plasma setelah 1, 6 dan 12 jam


IMBALANCE KALIUM

HIPERKALEMI

HIPOKALEMI
kadar kalium > 5 mEq/L.

Hiperkalemia sering terjadi karena


Kadar kalium <3,5mEq/L.
insufisiensi renal atau
obat yang membatasi ekskresi
Tanda dan gejala hipokalemia
kalium seperti NSAIDS, ACE-
dapat berupa disritmik jantung,
inhibitor, siklosporin, diuretik
perubahan EKG (QRS segmen
melebar, ST segmen depresi,
hipotensi postural, kelemahan
otot skeletal, poliuria, intoleransi
glukosa.

18
TATALAKSANA

HIPERKALEMI

Bila kadar K plasma <6,5mEq/L HIPOKALEMI


diberikan: Diuretik, Natrium
bikarbonat, Ca glukonas, glukonas- koreksi faktor presipitasi
insulin, Kayekselate. (alkalosis, hipomagnesemia, obat-
obatan), infuse potasium klorida
Bila dalam 6 jam belum tampak sampai 10 mEq/jam (untuk mild
perbaikan, dilakukan hemodialisis. hipokalemia >2 mEq/L) atau
Bila fungsi ginjal jelek, infus potasium klorida sampai 40
pertimbangkan hemodialisis lebih mEq/jam dengan monitoring oleh
dini. Pada kadar K plasma >6,5 EKG (untuk hipokalemia
mEq/L, segera lakukan dialysis. berat;<2mEq/L disertai perubahan
EKG, kelemahan otot yang
hebat).
19
TATALAKSANA
hiperkalemi
TATALAKSANA
hiperkalemi
TATALAKSANA
hiperkalemi

KALSIUM GLUKONAT

• Kalsium glukonat digunakan untuk menstabilkan membran otot


jantung karena kalsium secara langsung mengantagonis efek
kalium.

• Mekanismenya adalah meningkatkan ambang potensial jantung,


sehingga mengembalikan gradien normal antara ambang
potensial dan potensial membran istirahat.
TATALAKSANA
hiperkalemi

Natrium Bikarbonat
• Infus natrium bikorbonat bekerja dengan cara menggeser kalium
ekstraseluler ke intraseluler melalui kenaikan pH.

• Studi menunjukkan penurunan kalium oleh natrium bikarbonat sangat


sedikit sebesar 0, 35 mmol/L dalam 6 jam pemberian.

• Oleh karena efikasi yang rendah natrium bikarb onat tidak digunakan
sebagai monoterapi, tetapi terapi tambahan utamanya bagi pasien yang
mengalami asidosis metabolik.
TATALAKSANA
hiperkalemi

Furosemid
• Furosemid adalah golongan loop diuretik yang menurunkan kadar kalium
dengan mengeliminasi kelebihan kalium.

• Pada pasien dengan fungsi ginjal yang cukup, loop diuretik (misalnya
furosemide) dalam kombinasi dengan diuretik tiazid dapat digunakan untuk
ekskresi kalium.

Onset aksi adalah 15 hingga 60 menit.


TATALAKSANA
hiperkalemi

Hemodialisis

• Hemodialisis adalah metode pilihan untuk menghilangkan kalium dari tubuh


saat terapi obat tidak adekuat untuk menurunkan kalium serum.

• Kalium turun lebih dari 1 mmol /L dalam 60 menit pertama hemodialisis dan
total 2 mmol /L dengan 180 menit.

Ada kontroversi mengenai apakah dialisis untuk hiperkalemia berat memicu


presidensi ventrikel yang serius. Oleh karena kemungkinan itu, pasien yang
didialisis untuk hiperkalemia berat harus menjalani pemantauan EKG secara
terus menerus.
IMBALANCE KALSIUM

HIPOKALSEMI

Hipokalsemia disebabkan karena GEJALA HIPOKALSEMI


hipoparatiroidism,kongenital, idiopatik,
defisiensi vit D, defisiensi 125(OH)2D3
pada gagal ginjal kronik, dan
hiperfosfatemia. Hipokalsemia Manifestasi dari hipokalsemia
disebabkan karena hipoparatiroidism, termasuk kulit kering, parestesia,
kongenital, idiopatik, defisiensi vit D, gelisah dan kebingungan, gangguan
defisiensi 125(OH)2D3 pada gagal irama jantung, laring stridor (spasme
ginjal kronik, dan hiperfosfatemia. laring), tetani dengan spasme
karpopedal (tanda Trousseau),
masseter spasme (Tanda Chvostek),
dan kejang. kolik bilier dan
bronkospasme.

26
TATALAKSANA

HIPOKALSEMI

diberikan 20-30 ml preparat kalsium


glukonas 10% atau CaCl 10% dapat
diulang 30-60 menit kemudian sampai
tercapai kadar kalsium plasma yang
optimal. Pada kasus kronik, dapat
dilanjutkan dengan terapi per oral

27
KESIMPULAN

Elektrolit adalah suatu pertikel yang bermuatan atau ion


yang bermuatan positif disebut kation, sedangkan ion yang
bermuatan negatif disebut anion. Molekul tersebut, baik yang
positif (kation) maupun yang negative (anion) menghantar arus
listrik dan membantu pH dan level asam basa dalam tubuh.
Kation utama yang terdapat dalam cairan tubuh adalah Na+, K+,
Ca++, dan Mg++, anion utama adalah Cl ̅ , HCO3 ̅ , HPO4 ̅ , dan
protein.2. Gangguan keseimbangan elektrolit dapat berupa
hiponatremi, hipernatremi, hipokalemi, hiperkalemi dan
hiperkalsemi.

28
TERIMAKASIH

29

Anda mungkin juga menyukai