SIFAT-SIFAT TRANSENDENTAL
Sifat-sifat Transendental 1
1. Jenis-jenis Sifat
• Predikamental, yaitu sifat yang berlaku untuk hal-hal tertentu
saja (dari kata predikamenta), yaitu 10 cara berada yang
tertinggi:
1 cara berada sebagai “substansi” (esse in seipso =
berdiri sendiri).
9 cara berada sebagai aksiden (esse in alio, esse in
substantia), a.l: kuantitas, kualitas, dan relasi.
• Transendental ….
Kenyataan (it is) berlaku untuk segala sesuatu, maka sifat itu
disebut transendetal (dari kata “transcendere = melampaui
yang khusus).
Sifat-sifat Transendental 3
2. Sifat-sifat transendetal bersifat metafisis:
Tidak terbatas pada hal-hal fisik saja
(seperti hukum gravitasi yang hanya kena
pada hal-hal material), tapi berlaku untuk
segala sesuatu seluas segala kenyataan.
Hukum metafisika ini diketahui oleh
manusia secara langsung; bukan karena
dipelajari;
Bahkan hukum-hukum metafisika inilah
yang memungkinkan manusia belajar.
Sifat-sifat Transendental 4
2. Jumlah sifat-sifat Transendental:
Dalam konteks evolusi:
Sifat-sifat Transendental 5
Dalam Filsafat Ketuhanan:
Segala pengertian yang dapat dikatakan
tentang Tuhan (perfectiones purae) dilihat
sebagai sifat transendetal, mis.: Mencintai,
mengetahui, dsb.
Segala kata atau pengertian yang dalam
diri sendiri mengandung keterbatasan
bukan sifat transendental, mis.: batu,
pohon, anjing, manusia, dsb. → Kita tidak
bisa katakan misalnya: Allah itu batu,
pohon, manusia, dsb.
Sifat-sifat Transendental 6
3. Sifat Transendental dalam Rumusan
klasik:
Segala hal yg berada adalah suatu
(Omne ens est unum);
segala hal yang berada adalah benar
(Omne ens est verum);
segala hal yang berada adalah baik
(Omne ens est bonum);
segala hal yang berada adalah indah
(Omne ens est pulchrum).
Sifat-sifat Transendental 7
Perlu diperhatikan:
• Bila dipakai sifat-sifat transendental, maka
luas subjek dan predikat sama, sehingga dapat
dibolak-balik (ens et unum convertuntur).
• Mutu sifat-sifat transendental pada sesuatu
tergantung dari tingkat mengada dari sesuatu
tsb (gradus essendi). Karena sifat ada berlaku
secara bertingkat-tingkat (gradi essendi),
maka segala sifat transcendental pun
bertingkat-tingkat. Setiap kesatuan,
kebenaran, kebaikan, keindahan berlaku
sejauh sesuatu berpartisipasi dalam
kepenuhan ada.
Sifat-sifat Transendental 8
4. Hubungan antar Sifat Transendental:
Sifat transcendental
Sifat benar
satu mengatakan Sifat transcental baik
mengatakan sesuatu
kenyataan sebagai mengatakan sesuatu
dalam relasinya
yang ada dalam diri dalam relasinya
kepada budi (=
sendiri (= identik kepada kehendak (=
terbuka, dapat
dengan dirinya dapat diingini karena
dikenal dan masuk
sendiri dan terpisah dapat
akal atau
dari segala yang menyempurnakan).
intelligibile).
lain).
Sifat-sifat Transendental 9
5. Pengetahauan mengenai sifat-sifat transcendental
bukan tambahan Pengetahuan:
Segala sifat transcendental identik dengan ada. Jadi
sebenarnya sudah langsung ditangkap ketika satu
kenyataan diakui. Maka pembatasaan keempat sifat
transcendental bukan tambahan pengetahuan, tetapi
menjadikan pengetahuan yang implisit (ekshaustif dan
tak terbatas namun kabur) kepada yang eksplisit (tambah
terang namun terbatas). Inilah paradoks sekaligus dasar
dinamisme pengetahuan manusia. Lotz mengatakan, Isi
mengada yang hadir dari awal dipikirkan sampai ke
akarnya (idem entis contentum plene ex‑cogitatur).
Sifat-sifat Transendental 10