Anda di halaman 1dari 32

Treatment

MUNZIR
ASRI MERLIN CLAUDIA BUTAR BUTAR
MUHAMMAD ARIEF
FITRI DESIMILANI
NELLY ALAMSYAH
KHANSA SALSABILA
MARISA HEIDIYANA
SHARANJIT DHILLON
YOCKY ANDRE SIAHAAN
NOVRIANDI SYAHPUTRA
SAID MUZANI

KELOMPOK IV
Uji Klinis (OBAT)

Fase I

Fase II “Pra-marketing Clinical Trial”

Fase III

Fase IV “Post-marketing Clinical Trial”


UJI KLINIS OBAT FASE I
• Pemberian obat pertama kalinya pada manusia
• Subjek penelitian pada orang sehat
• Subjek penelitian relatif sedikit
• Dosis per oral 1/50 dosis minimum yang memiliki efek
pada hewan coba
• Penelitian farmakokinetik dan farmakodinamik suatu
obat
• Tanpa pembanding dan tidak tersamar
UJI KLINIS OBAT FASE II
• Untuk menilai dosis pengobatan yang paling efektif
• Subjek penelitian 100-200

FASE II AWAL FASE II AKHIR

• Membuktikan obat baru • Penentuan dosis efek untuk


berkhasiat melihat dosis optimum
• Bersifat terbuka tanpa • Disertakan kelompok
kelompok pembanding dan pembanding dan tersamar
tidak tersamar
UJI KLINIS OBAT FASE III
• Mengevaluasi pengobatan baru dibandingkan
pengobatan yang sudah ada atau standar

Menilai efek terapi dan efek samping


obat dalam skala luas
Keunggulan dan kekurangan obat
baru dibandingkan obat standar
Baku emas pada uji klinik fase III
adalah uji klinis acak terkontrol (RCT)
UJI KLINIS OBAT FASE IV
• Mengevaluasi obat baru yang telah dipakai di masyarakat
dalam jangka waktu yang relatif lebih lama

Menilai efek samping dan efek terapi obat sesudah dipasarkan

Dampak penggunaan obat terhadap kesehatan masyarakat


(morbiditas dan mortalitas)

Pola penggunaan obat dikalangan masyarakat (abuse dan misuse)


Desain Uji Klinis

Secara umum, uji klinis merupakan


suatu penelitian yang dilakukan
terhadap sekelompok individu
dengan intervensi oleh peneliti yang
dilakukan secara aktif dan terencana
kemudian hasilnya dibandingkan
dengan kelompok lain yang tidak
menerima perlakuan sebagai Umumnya, uji klinis bertujuan untuk
pembanding mencari efektivitas atau efisiensi
obat untuk menyembuhkan
penyakit tertentu
Desain uji klinis

Desain Parallel, merupakan perbandingan antar kelompok


(group comparison), dapat bersifat pasangan serasi
(matched pairs) atau bukan

Desain menyilang (cross over design)


Desain Parallel
Ada 2 (Dua) kelompok yang dibandingkan :
1. Kelompok I memperoleh pengobatan baru (kelompok
eksperimen).
2. Kelompok II memperoleh pengobatan standar
(Kelompok Standar).

Pengelompokannya dapat dilakukan dengan :


• Randomisasi
• Pemilihan pasangan serasi (matched pairs)
Subjek Bagan Desain
Penelitian

Randomisasi

Kelompok Kelompok
Eksperimental Kontrol

Intervensi
Intervensi
Alternatif/Placebo

Outcome Outcome

Dibandingkan
Desain Parallel tanpa Matching (Kelompok
Independen)

• Subjek penelitian yang memenuhi kriteria pemilihan dilakukan


randomisasi sehingga terbentuk kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
• Dengan randomisasi, diharapkan ciri-ciri kedua kelompok akan
sama (comparable) dengan harapan bahwa perbedaan antar
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disebabkan
intervensi yang dilakukan peneliti.
Desain Parallel dengan Matching

• Disini menerapkan kriteria inklusi dan eksklusi dalam memilih


subjek penelitian, sehingga semua subjek penelitian pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki level atau
kategori faktor yang sama.
• Subjek penelitian yang masuk dalam kelompok Eksperimen
dicarikan padanannya (matching variabel) yaitu karakteristik
klinis yang sama dalam hal faktor prognosis (Misal umur, jenis
kelamin, derajat penyakit).
Cross Over Design

• Pada desain menyilang (Cross Over Design) subjek yang di


randomisasi; kelompok A menerima obat yang diteliti; kelompok B
menjadi kontrol. Setelah waktu tertentu, jenis pengobatan
dipertukarkan, kelompok yang semula menerima obat yang diteliti
diganti menjadi kontrol dan sebaliknya.

Kelompok A Efek Kelompok B Efek

Subjek Penelitian R

Kelompok B Efek Kelompok A Efek

Perlakuan Perlakuan

PERIODE WASH UP
Beberapa hal yang perlu
diperhatikan pada Cross Over Design

Carry over effect

Order Effect

Wash Out Period


RCT (Randomized Controlled Trial)
• Sebuah studi dimana subjek dialokasikan secara acak
untuk menerima salah satu dari beberapa intervensi
klinis.

RANDOMISASI

KELOMPOK PERBANDINGAN

KELOMPOK TERSAMARKAN
Randomisasi Adalah cara terbaik untuk
memastikan bahwa hasil uji coba
tidak bias dengan cara peserta
dalam setiap kelompok dipilih
secara acak.
Randomisasi merupakan syarat
penelitian eksperimental.
Randomisasi bertujuan agar
terjadi komparabilitas (validitas
internal) antara kelompok studi
dan kontrol sama.
Kelompok
Perbanding • Matching
an • Non matching

Desain tanpa matching lebih


sering digunakan.
Desain dengan matching
untuk mencari subyek yang
serasi dalam berbagai
variabel prognosis yang
mungkin berperan seringkali
sangat sulit.
Blinding /
Sebuah uji coba dapat bersifat
Tersamarkan "berlabel terbuka" atau
"disamarkan". Dengan proses
blinding, peneliti membuat peserta
dan / atau dokter yang menilai tidak
mengetahui perawatan yang akan
diterimanya / diberikannya.
Dengan demikian, blinding sangat
membantu dalam menghilangkan
bias yang disengaja atau tidak
disengaja, meningkatkan obyektivitas
hasil, dan memastikan kredibilitas
kesimpulan penelitian.
Blinding 1. Single-blinding: Para peserta dalam sebuah penelitian
mungkin keluar dari studi atau mungkin memberikan
penilaian yang salah jika mereka mengetahui bahwa
mereka menerima “placebo”

2. Double - Blinding: Seperti halnya peserta, simpatisan /


pengamat dapat memengaruhi hasil penelitian, jika
mereka sadar jika sekelompok individu menerima
perawatan tertentu. Misalnya, jika titik akhir bersifat
subyektif.

3. Triple-blinding: Triple-blind dilakukan untuk


menghilangkan bias analis data. Dalam triple-blinding,
peserta, peneliti, dan analis data tidak menyadari
perlakuan yang diberikan.
Desain Penelitian untuk Terapi
• Penelitian experimental (pra experimental, true
experimental dan quasi experimental)
• Desain utk gold standard (true experimental)
Desain Penelitian untuk Terapi
• Pra Experimental
– One-Group Pretest-Posttest
Desain Penelitian untuk Terapi
• Quasi Experimental
– Times series design

Pre-Test Interventio Post Test


n
• Group • A • Group
A • B A
• Group • C • Group
B B
• Group • Group
C C
Magnitude of Therapies
Event Rates
• Tingkat kejadian berhubungan dengan frekuensi kemunculan
suatu peristiwa dalam suatu populasi

Absolute Risk Reduction


• Perbedaan mutlak dalam tingkat hasil antara kelompok
kontrol dan perlakuan

Relative Risk reduction


• Mengukur seberapa besar berkurangnya resiko pada
kelompok eksperimen dibandingkan dengan kelompok
kontrol
Number needed to treat
• jumlah rata-rata pasien atau kelompok yang perlu dirawat
untuk mencegah hasil buruk tambahan
Magnitude of Therapies
• Event rate
- With event / total jumlah sampel (n) dengan kejadian atau total kejadian
- Death, Hospitalized, adverse event, etc
• Control Event rate (CER): kejadian pada suatu kelompok kontrol tanpa
pengobatan atau plasebo
• Experimental Event rate (EER) : kejadian dalam kelompok eksperimental
Magnitude of Therapies
• Relative Risk Reduction (RRR)
Yakni seberapa banyak risiko berkurang pada kelompok eksperimental
dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Formula: RRR = (CER – EER) / CER

• Absolute Risk Reduction (ARR)


Yakni perbedaan proporsi kesembuhan antara kelompok eksperimental dan
kelompok kontrol.

Formula: ARR = CER – EER


Signifance of Relative Risk Reduction
Negative Relative Risk Reduction (-28%)

• Yakni pasien yang diberikan intervensi baru 28% lebih mungkin


untuk sakit daripada pasien kontrol

Relative Risk Reduction (0%)

• Yakni intervensi mungkin tidak memberikan manfaat atau


bahkan dapat membahayakan

Positive Relative Risk Reduction (72%)

• Yakni pasien yang menerima intervensi baru mungkin memiliki


risiko sakit hampir 72% lebih kecil daripada mereka yang tidak
menerima intervensi

Semakin besar pengurangan risiko relatif semakin efektif terapi.


Magnitude of Therapies
Number Needed to Treat =
NNT
• yaitu angka yang menyatakan berapa jumlah pasien
yang harus diobati dengan obat eksperimental untuk
memperoleh tambahan 1 pasien yang sembuh atau
menghindarkan tambahan 1 pasien tidak sembuh.
• Semakin kecil nilai NNT, maka akan semakin baik

Formula : NNT = 1 /
ARR
Precision

Interval Kepercayaan 95% ( CI


95%)
• kisaran di mana nilai sebenarnya jatuh dengan
kepercayaan 95%
• Semakin tinggi interval kepercayaan, maka
ketepatan efek pengobatan semakin tinggi.
Therapy - case study
Sabuah uji klinis, randomized
double blind control clinical trial
pada dewasa usia 30 sampai 40
tahun dengan myalgia

Kelompok eksperimental:
Metampiron 500mg 3 kali sehari
Kelompok kontrol: Mecobalamin
500mcg 3 kali sehari
Kejadian yang ingin dicegah :
kekambuhan dari Myalgia
The study protocol

1 Berobat
25 kembali

24 Tidak berobat
N = 50 kembali

7 Berobat
25 kembali

18 Tidak berobat
kembali

mecobalamin

metampiron
No Yes Total
Metampiron (MT) 24 1 25
Mecobalamin(MC) 18 7 25

CER = 7/25 = 0.28 EER = 1/25 = 0.04


RRR = (CER – EER)/CER
RRR = (0.28 – 0.04)/0.28 = 85%

NNT = 1/ARR = 1/0.24 = 5


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai