Anda di halaman 1dari 25

EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF

ANNISA NOVITA SARY,SKM, M. KES

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


Syedza Saintika Padang
Epidemiologi Deskirptif

Studi pendekatan epidemiologi yang


bertujuan untuk menggambarkan
masalah kesehatan yang terdapat di
EPIDEMIOLO
GI
dalam masyarakat dengan menentukan
DESKIRPTIF frekuensi, distribusi dan determinan
penyakit berdsarkan atribut & variabel
menurut segitiga epidemiologi (orang,
Tempat, dan Waktu).
Jika studi ini ditujukan
kepada sekelompok
masyarakat tertentu
studi kasus
Jika ditujukan untuk
pengamatan secara
berkelanjutan surveilans

Studi Deskriptif
dilakukan suatu
(studi prevalensi
saat atau suatu
atau studi
periode tertentu.
pendahuluan )
Bila ditujukan untuk
menganalisa faktor
penyebab atau risiko :
pada waktu tertentu
studi potong lintang
atau cross sectional
jika dampak sekarang
penyebab dahulu
(recall)case control
Untuk memperkirakan
besarnya masalah
kesehatan pada
berbagai kelompok.
Untuk menggambarkan Untuk mengidentifikasi
distribusi keadaan dugaan adanya faktor
masalah kesehatan yang mungkin
sehingga dapat diduga berhubungan terhadap
kelompok mana di masalah kesehatan
masyarakat yang paling (menjadi dasar suatu
banyak terserang. formulasi hipotesis).

Tujuan
epidemiologi
deskriptif
Ciri-ciri studi deskriptif :
1. Bertujuan untuk menggambarkan
2. Tidak terdapat kelompok pembanding
3. Hubungan sebab akibat hanya merupakan suatu
perkiraan ataau semacam asumsi
4. Hasil penelitiannya berupa hipotesis
5. Merupakan studi pendahluan untuk studi yang
mendalam
Hasil penelitian deskriptif gunakan
untuk :

1. Untuk menyusun perencanaan pelayanan kesehatan


2. Untuk menentukan dan menilai program
pemberantasan penyakit yang telah dilaksanakan
3. sebagai bahan untuk mengadakan penelitain lebih
lanjut
4. Untuk Membandingkan frekuensi distribusi
morbiditas atau mortalitas antara wilayah atau satu wil
dalam waktu yang berbeda.
Konsep yang terpenting juga dalam studi
epidemiologi deskriptif adalah bagaimana
menjawab pertanyaan 5W+1H. Hal
tersebut mengacu pada variabel-variabel
segitiga epidemiologi terdiri dari orang
(person), tempat (place) dan waktu (time).
Orang (Person)

Disini akan dibicarakan peranan umur,


jenis kelamin, kelas sosial, pekerjaan,
golongan etnik, status perkawinan,
besarnya keluarga, struktur keluarga
dan paritas.
Umur
Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan didalam
penyelidikan-penyelidikan epidemiologi.

Angka-angka kesakitan maupun kematian didalam hampir


semua keadaan menunjukkan hubungan dengan umur.

Dengan cara ini orang dapat membacanya dengan mudah dan


melihat pola kesakitan atau kematian menurut golongan umur.
Jenis Kelamin

Misalnya :

Angka-angka dari luar negeri menunjukkan bahwa angka kesakitan lebih


tinggi dikalangan wanita sedangkan angka kematian lebih tinggi
dikalangan pria, juga pada semua golongan umur.

Yang pertama diduga meliputi faktor keturunan yang terkait dengan jenis
kelamin atau perbedaan hormonal sedangkan yang kedua diduga oleh
karena berperannya faktor-faktor lingkungan (lebih banyak pria mengisap
rokok, minum minuman keras, candu, bekerja berat, berhadapan dengan
pekerjaan-pekerjaan berbahaya, dan seterusnya).
Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan dapat berperan didalam timbulnya penyakit

a. Adanya faktor-faktor lingkungan yang langsung dapat menimbulkan


kesakitan
seperti bahan-bahan kimia, gas-gas beracun, radiasi, benda-benda fisik yang
dapat menimbulkan kecelakaan dan sebagainya.
b. Situasi pekerjaan yang penuh dengan stress (yang telah dikenal sebagai faktor
yang berperan pada timbulnya hipertensi, ulkus lambung).
c. Ada tidaknya “gerak badan” didalam pekerjaan;
d. Karena berkerumun di satu tempat yang relatif sempit maka dapat terjadi
proses
penularan penyakit antara para pekerja.
e. Penyakit karena cacing tambang telah lama diketahui terkait dengan
pekerjaan
di tambang.
Penghasilan

Seseorang kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan


yang ada mungkin oleh karena tidak mempunyai
cukup uang untuk membeli obat, membayar transport,
dan sebagainya.
Golongan Etnik

Berbagai golongan etnik dapat berbeda didalam kebiasaan makan, susunan


genetika, gaya hidup dan sebagainya yang dapat mengakibatkan perbedaan-
. perbedaan didalam angka kesakitan atau kematian.

Didalam mempertimbangkan angka kesakitan atau kematian suatu penyakit antar


golongan etnik hendaknya diingat kedua golongan itu harus distandarisasi
menurut susunan umur dan kelamin ataupun faktor-faktor lain yang dianggap
mempengaruhi angka kesakitan dan kematian itu.
Status Perkawinan
Dari penelitian telah ditunjukkan bahwa terdapat hubungan antara angka
kesakitan maupun kematian dengan status kawin, tidak kawin, cerai dan
janda; angka kematian karena penyakit-penyakit tertentu maupun
kematian karena semua sebab makin meninggi dalam urutan tertentu.

Diduga bahwa sebab-sebab angka kematian lebih tinggi pada yang tidak
kawin dibandingkan dengan yang kawin ialah karena ada kecenderungan
orang-orang yang tidak kawin kurang sehat. Kecenderungan bagi orang-
orang yang tidak kawin lebih sering berhadapan dengan penyakit, atau
karena adanya perbedaan-perbedaan dalam gaya hidup yang berhubungan
secara kausal dengan penyebab penyakit-penyakit tertentu.
Riwayat Keluarga
Struktur keluarga dapat mempunyai pengaruh terhadap
kesakitan (seperti penyakit menular dan gangguan gizi) dan
pemanfaatan pelayanan kesehatan.

Suatu keluarga besar karena besarnya tanggungan secara relatif


mungkin harus tinggal berdesak-desakan didalam rumah yang
luasnya terbatas hingga memudahkan penularan penyakit
menular di kalangan anggota-anggotanya; karena persediaan
harus digunakan untuk anggota keluarga yang besar maka
mungkin pula tidak dapat membeli cukup makanan yang
bernilai gizi cukup atau tidak dapat memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang tersedia dan sebagainya.
Tempat (Place)

Pengetahuan mengenai distribusi geografis dari suatu penyakit berguna


untuk perencanaan pelayanan kesehatan dan dapat memberikan penjelasan
mengenai etiologi penyakit.

Perbandingan pola penyakit sering dilakukan antara :


1. Batas daerah-daerah pemerintahan
2. Kota dan pedesaan
3. Daerah atau tempat berdasarkan batas-batas alam (pegunungan, sungai, laut
atau padang pasir)
4. Negara-negara
5. Regional
Untuk kepentingan mendapatkan pengertian tentang etiologi penyakit,
perbandingan menurut batas-batas alam lebih berguna daripada batas-batas
administrasi pemerintahan.
Hal-hal yang memberikan kekhususan pola penyakit di
suatu daerah dengan batas-batas alam ialah :

keadaan lingkungan yang khusus seperti temperatur,


kelembaban, turun hujan, ketinggian diatas permukaan
laut, keadaan tanah, sumber air, derajat isolasi terhadap
pengaruh luar yang tergambar dalam tingkat kemajuan
ekonomi, pendidikan, industri, pelayanan kesehatan,
bertahannya tradisi-tradisi yang merupakan hambatan-
hambatan pembangunan, faktor-faktor sosial budaya yang
tidak menguntungkan kesehatan atau pengembangan
kesehatan, sifat-sifat lingkungan biologis (ada tidaknya
vektor penyakit menular tertentu, reservoir penyakit
menular tertentu, dan susunan genetika), dan sebagainya.
Pentingnya pengetahuan mengenai tempat dalam mempelajari
etiologi suatu penyakit dapat digambarkan dengan jelas pada
penyelidikan suatu wabah dan pada menyelidikan-penyelidikan
mengenai kaum migran.

Didalam memperbandingkan angka kesakitan atau angka


kematian antar daerah (tempat) perlu diperhatikan terlebih
dahulu di tiap-tiap daerah (tempat) :
1. Susunan umur
2. Susunan kelamin
3. Kualitas data
4. Derajat representatif dari data terhadap seluruh penduduk.

.
Variasi geografis pada terjadinya beberapa penyakit
1. Lingkungan fisis, kemis, biologis, sosial dan ekonomi yang berbeda-beda dari
suatu tempat ke tempat lainnya.
2. Konstitusi genetis atau etnis dari penduduk yang berbeda, bervariasi seperti
karakteristik demografi.
3. Variasi kultural terjadi dalam kebiasaan, pekerjaan, keluarga, praktek higiene
perorangan dan bahkan persepsi tentang sakit atau sehat.
4. Variasi administrasi termasuk faktor-faktor seperti tersedianya dan efisiensi
pelayanan medis, program higiene (sanitasi) dan lain-lain.

Banyaknya penyakit hanya berpengaruh pada daerah tertentu. Misalnya penyakit


demam kuning, kebanyakan terdapat di Amerika Latin. Distribusinya disebabkan
oleh adanya “reservoir” infeksi (manusia atau kera), vektor (yaitu Aedes aegypty),
penduduk yang rentan dan keadaan iklim yang memungkinkan suburnya agen
penyebab penyakit. Daerah dimana vektor dan persyaratan iklim ditemukan tetapi
tidak ada sumber infeksi disebut “receptive area” untuk demam kuning.
Waktu (Time)

Melihat panjangnya waktu dimana terjadi perubahan angka


kesakitan, maka dibedakan :
1. Fluktuasi jangka pendek dimana perubahan angka kesakitan
berlangsung beberapa jam, hari, minggu dan bulan.
2. Perubahan-perubahan secara siklus dimana perubahan-
perubahan angka kesakitan terjadi secara berulang-ulang
dengan antara beberapa hari, beberapa bulan (musiman),
tahunan, beberapa tahun.
3. Perubahan-perubahan angka kesakitan yang berlangsung
dalam periode waktu yang panjang, bertahun-tahun atau
berpuluh tahun yang disebut “secular trends”.
Fluktuasi Jangka Pendek
Pola perubahan kesakitan ini terlihat pada epidemi
umpamanya epidemi keracunan makanan (beberapa
jam), epidemi influensa (beberapa hari atau minggu),
epidemi cacar (beberapa bulan).
Fluktuasi jangka pendek atau epidemi ini memberikan
petunjuk bahwa :

1. Penderita-penderita terserang penyakit yang sama


dalam waktu bersamaan atau
hampir bersamaan.
2. Waktu inkubasi rata-rata pendek.
Perubahan-Perubahan Secara Siklus
Perubahan secara siklus ini didapatkan pada keadaan dimana timbulnya dan
memuncaknya angka-angka kesakitan atau kematian terjadi berulang-ulang tiap
beberapa bulan, tiap tahun, atau tiap beberapa tahun. Peristiwa semacam ini
dapat terjadi baik pada penyakit infeksi maupun pada penyakit bukan infeksi.

Timbulnya atau memuncaknya angka kesakitan atau kematian suatu penyakit


yang ditularkan melalui vektor secara siklus ini adalah berhubungan dengan :
1. Ada tidaknya keadaan yang memungkinkan transmisi penyakit oleh vektor
yang
bersangkutan, yakni apakah temperatur atau kelembaban memungkinkan
transmisi.
2. Adanya tempat perkembangbiakan alami dari vektor sedemikian banyak untuk
menjamin adanya kepadatan vektor yang perlu dalam transmisi.
3. Selalu adanya kerentanan
4. Adanya kegiatan-kegiatan berkala dari orang-orang yang
rentan yang menyebabkan mereka terserang oleh “vektor
bornedisease” tertentu.
5. Tetapnya kemampuan agen infektif untuk menimbulkan
penyakit.
6.Adanya faktor-faktor lain yang belum diketahui. Hilangnya
atau berubahnya siklus berarti adanya perubahan dari
salah satu atau lebih hal-hal tersebut diatas.
Penjelasan mengenai timbulnya atau memuncaknya
penyakit menular yang berdasarkan pengetahuan yang
kita kenal sebagai bukan vektor borne secara siklus
masih jauh lebih kurang dibandingkan dengan vektor
borne diseases yang telah kita kenal.
MAKASIH

Anda mungkin juga menyukai