Anda di halaman 1dari 12

OM SWASTIASTU

“terapi komplementer dengan aromaterapi ”

BY: KELOMPOK 6
ANGGOTA KELOMPOK 6

– 1. 1. PUTU WULAN DEVIYANTI ARTHA WIBAWA (C1118018 )


– 2. NI PUTU ARYANTI ( C1118020)
– 3.KADEK LINDA SULISTYAWATI (C1118024)
– 4. NI PUTU DEWI SETIAWATI (C1118026)
– 5. I KADEK DONNY NEVORIAWAN (C1118029)
– 6.LUH EVI CRISTINA DEWI (C1118031)
Definisi aromaterapi

– Aromaterapi adalah terapi atau pengobatan dengan menggunakan


bau-bauan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, bunga, pohon yang
berbau harum dan enak. Minyak astiri digunakan untuk
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan,
sering digabungkan untuk menenangkan sentuhan penyembuhan
dengan sifat terapeutik dari minyak astiri (Craig Hospital, 2013).
Mekanisme Aromaterapi

Efek fisiologis dari aroma dapat dibagi menjadi dua jenis : mereka yang bertindak
melalui stimulasi sistem saraf dan organ-organ yang bertindak langsung pada organ atau
jaringan melalui effector-receptor mekanisme .
Aromaterapi didasarkan pada teori bahwa inhalasi atau penyerapan minyak
esensial memicu perubahan dalam sistem limbik, bagian dari otak yang berhubungan
dengan memori dan emosi. Hal ini dapat merangsang respon fisiologis saraf, endokrin
atau sistem kekebalan tubuh, yang mempengaruhi denyut jantung, tekanan darah,
pernafasan, aktifitas gelombang otak dan pelepasan berbagai hormon di seluruh tubuh.
Efeknya pada otak dapat menjadikan tenang atau merangsang sistem saraf, serta
mungkin membantu dalam menormalkan sekresi hormon.
Manfaat Aromaterapi

Beberapa manfaat minyak aromaterapi (esensial oil) :


1.Lavender, dianggap paling bermanfaat dari semua minyak astiri.
2. Jasmine : Pembangkit gairah cinta
3. Orange : Baik untuk kulit berminyak
4. Peppermint : Membasmi bakteri, virus dan parasit
5. Green tea : Berperan sebagai tonik kekebalan
6. Ylang-Ylang/ Kenanga : Bersifat menenangkan
7. Lemon : Selain baik untuk kulit berminyak
8. Frangipani/ Kamboja : Bermanfaat untuk pengobatan
Teknik Pemberian Aromaterapi

1.Inhalasi
2. Massage/ pijat
3. Difusi
4. Kompres
5. Perendaman
Hal –Hal yang diperhatikan dalam pemberian Aromaterapi

– 1.  Minyak esensial yang tidak diencerkan lebih dulu akan menimbulkan iritasi kulit, kulit
terbakar, dan kulit sensitif terhaap sinar matahari.
– 2. Gunakan hanya minyak esensial alami yang berasal dari tumbuhan dan pelajari sifat
dan efek minyak esensial .
– 3.  Sebelum menggunakan miniyak esensial, lakukan uji kepekaan kulit terlebih dahulu.
– 4.  Gunakan minyak esensial secara bervariasi.
– 5.  Penggunaan minyak esensial dengan dosis yang berlebihan
– 6.  Bila akan mengencerkan minyak esensial, takarlah terlebih dahulu jumlah minyak
– 7.  Tidak diperbolehkan menggunakan minyak mineral seperti baby oil
Prosedur Pemberian Terapi Aromaterapi

a.mencuci tangan dan memakai handscoon


b.mengatur pasien dalam posisi duduk atau semifowoler
c .mendekatkan peralatan inhalasi ke bed pasien
d. mengisi gelas dengan air panas dan teteskan 2tetes aromaterapi
e. mengidupkan dari alat inhalasi
f. setelah 20 menit stop mengirup aroma terapi
g.bersihkan mulut dan hidung dengan tissue
h. bereskan alat
i. buka handscoon dan cuci tangan
Aplikasi Pada Pasien Paliatif Dengan Aromaterapi

Judul Jurnal 1 :

PENGARUH INHALASI AROMATERAPI MAWAR TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI FRAKTUR
EKSTREMITAS

Pembahasan :

Berdasarkan prevalensi data menurut Global Status Report on Road Safety tahun 2015 manyatakan bahwa angka kejadian kecelakaan lalu lintas sebesar
1,2 juta jiwa setiap tahunnya. Ada dua cara untuk mengurangi kecemasan yaitu dengan cara farmakologi dan non farmakologi. Terapi farmakologi
biasanya menggunakan obat anti-kecemasan yang dapat menyebabkan ketergantungan. Sedangkan ada beberapa cara untuk mengurangi kecemasan
dengan terapi non-farmakologi yaitu terapi psikologis dan terapi komplementer.

Hasil Penelitian :
–  
– Berdasarkan hasil penelitian Distribusi frekuensi kecemasan pre test pada kedua kelompok sebagian besar memiliki tingkat kecemasan sedang
yaitu kelompok kontrol sebanyak 12 responden (80%) dan kelompok intervensi sebanyak 13 responden (86,7%). Hal ini sesuai dengan penelitian
(Widyastuti, 2013). yang menyatakan bahwa sebagian besar pasien yang pre operasi frakturfemur di RSO mengalami kecemasan sedang sebanyak
21 responden (65,62%). Bersasarkan hasil uji mann whitney terhadap perbedaan tingkat kecemasan pre test kelompok kontrol dengan intervensi
menunjukkan terdapat perbedaan tingkat kecemasan yang tidak signifikan dengan nilai p-value 0.630. Hal ini memunjukkan bahwa responden
antara kelompok kontrol dan intervensi mayoritas memiliki tingkat kecemasan yang sama.
Aplikasi Pada Pasien Paliatif Dengan Aromaterapi
Judul Jurnal II : 

PEMBERIAN AROMATERAPI JAHE TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA IBU POST
SECTIO CAESAREA

Pembahasan

Kejadian nyeri terdapat pada kelompok usia produktif, hal tersebut di karenakan adanya aktifitas dan mobilitas yang tinggi
dari individu.Sectio caesarea merupakan pembedahan yang dapat menimbulkan respon neuroendokrin (stres fisiologis) dan stres
psikologis yang berupa perasaan cemas serta perasaan takut. 8 Salah satu contoh stres fisiologis yaitu nyeri. Nyeri tersebut dapat
diapresiasikan dengan menggunakan skala nyeri untuk menunjukkan derajat nyeri yang dirasakan oleh responden.Penanganan
nyeri pada pasien post sectio caesarea yang dilakukan di Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Kota Palembang hanya menggunakan
terapi farmakologis yaitu obat pereda nyeri yang di berikan kepada ibu post sectio caesarea untuk mengurangi rasa nyeri yang di
alami responden. Mekanisme kerja aromaterapi dalam tubuh manusia berlangsung melalui dua sistem fisiologis, yaitu sirkulasi
tubuh dan sistem penciuman. Aromaterapi dapat mempengaruhi kondisi psikis, daya ingat, dan emosi seseorang. 
Lanjutan

– Hasil Penelitian
– Berdasarkan hasil analisis distribusi karakteristik responden dapat diketahui bahwa mayoritas
responden dengan karakteristik usia remaja akhir (18-25 tahun) yang berjumlah 9 orang dengan
presentase sebesar 60%. Data pekerjaan responden terbanyak yakni PNS yang berjumlah 7 orang
dengan presentase sebesar 46,7%.Data pendidikan terakhir responden yang paling banyak adalah
perguruna tinggi yang berjumlah 8 orang dengan presentase sebesar 53,4%. Tingkat kecemsan
responden yang terbanyak adalah tingkat kecemasan sedang dengan nilai presentase sebesar
100%. Berdasarkan data didapatkan hasil rata-rata skala nyeri sebelum pemberian aromaterapi
jahe adalah 7,6. Std. Deviation (Standar Deviasi) adalah 0,63246 yang artinya bentuk
pengukuran yang digunakan untuk mengukur jumlah variasi dan sebaran sejumlah nilai data atau
disebut dengan simpangan baku. Nilai minimum skala nyeri sebelum pemberian aromaterapi
jahe adalah 7 dan nilai maksimum adalah 9.
Om Santih Santih Santih Om

Anda mungkin juga menyukai