Anda di halaman 1dari 18

Post Test : Tatap muka ke 1

Undang-Undang No. 24 Tahun 2007

Tentang : Penanggulangan Bencana


Manajemen Bencana

Pertemuan Ke 2
Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penang
gulangan Bencana;
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidi
kan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5336);
3. Peraturan Pemerintah No 21 Tahun 2008 Tentang Penyel
enggaraan Penanggulangan Bencana;
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2006
tentang Mitigasi Bencana
Tujuan Manajemen Bencana
Upaya pengurangan risiko bencana berupa :
1. Memperkecil ancaman kawasan;
2. Mengurangi kerentanan kawasan yang terancam;
3. Meningkatkan kapasitas kawasan yang terancam.
Persebaran penduduk di Indonesia *2015

Source : Risiko Bencana Indonesia. Badan Penanggulangan Bencana Nasional


Mitigasi
Mitigasi bencana merupakan suatu aktivitas yang berperan se
bagai tindakan pengurangan dampak bencana, atau usaha-usa
ha yang dilakukan untuk mengurangi korban ketika bencana t
erjadi, baik korban jiwa maupun harta
Risiko bencana

• Dalam menghitung resiko bencana sebuah daerah k


ita harus mengetahui Bahaya (hazard), Kerentanan
(vulnerability) dan kapasitas (capacity) suatu wilaya
h yang berdasarkan pada karakteristik kondisi fisik d
an wilayahnya
Bahaya (hazard)
Suatu kejadian yang mempunyai potensi untuk meny
ebabkan terjadinya kecelakaan, cedera, hilangnya nya
wa atau kehilangan harta benda.
Ex: gempa bumi, tsunami, gunung berapi, tanah long
sor dll
Gempa bumi
• Bahaya Gempa bumi dibuat dengan mengacu pada
metodologi yang telah dikembangkan oleh JICA (20
15) berdasarkan analisa intensitas guncangan di per
mukaan
Tsunami
• Sebaran luasan wilayah terdampak (bahaya) tsuna
mi diperoleh dari hasil perhitungan matematis yang
dikembangkan oleh Berryman (2006
• Parameter ketinggian gelombang tsunami di garis p
antai mengacu pada hasil kajian BNPB yang merupa
kan lampiran dari Perka No. 2 BNPB Tahun 2012 yai
tu Panduan Nasional Pengkajian Risiko Bencana Tsu
nami
Kerentanan (Vulnerability)
Rangkaian kondisi yang menentukan apakah bahaya (baik b
ahaya alam maupun bahaya buatan) yang terjadi akan dap
at menimbulkan bencana (disaster) atau tidak
Jenis-jenis kerentanan :
1. Kerentanan Fisik : Bangunan, Infrastruktur, Konstruks
i yang lemah.
2. Kerentanan Sosial : Kemiskinan, Lingkungan, Konflik, ti
ngkat pertumbuhan yang tinggi, anak-anak dan wanita,
lansia.
3. Kerentanan Mental : ketidaktahuan, tidak menyadari,
kurangnya percaya diri, dan lainnya.
Kapasitas (capacity)
kemampuan untuk memberikan tanggapan terhadap
situasi tertentu dengan sumber daya yang tersedia (fi
sik, manusia, keuangan dan lainnya)
Resiko bencana (Risk)
• Potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana p
ada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang d
apat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hi
langnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehi
langan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat. ,
akibat kombinasi dari bahaya, kerentanan, dan kapa
sitas dari daerah yang bersangkutan
Rumus
Metode penyusunan peta risi
ko bencana
Tugas kelompok
1. Latihan Pemetaan Risiko Bencana Kampus
2. Latihan Kesiapsiagaan Bencana
3. Latihan Evakuasi Mandiri
4. Latihan Penanganan Gawat Darurat / First Aid
5. Latihan Pencarian dan Pertolongan Korban
6. Latihan Pemulihan Pasca Bencana
7. Latihan Surveilans Saat Bencana
8. Latihan Pengendalian Penyakit Menular saat Bencan
a
Referensi

• http://p2mb.geografi.upi.edu Mitigasi_Bencana.ht
ml
• https://www.bnpb.go.id/perka-2-tahun-2012-tenta
ng-pedoman-umum-pengkajian-resiko-bencana

Anda mungkin juga menyukai