BBLR
BALITA KEP
K EK
S
WU K EK
M IL N BB REMAJA &
BU I KA ) USIA SEKOLAH
E NA AH
(K EN D
R
Malaria
ISPA
5%
19% Diare
19%
Gizi kurang
54% Campak
7%
Lainnya
32%
Perinatal
Sumber: WHO, 2002 18%
3
Kurang Kalori Protein
Kurang kalori protein (KKP) akan terjadi apabila
kebutuhan tubuh akan kalori, protein, atau keduanya,
tidak tercukupi oleh diet. Kedua bentuk defisiensi ini tidak
jarang berjalan bersamaan, meskipun salah satu lebih
dominan ketimbang yang lain.
Sindrom kwashiorkor adalah salah satu penyakit yang
lebih menampakkan dominasi protein, dan marasmus
merupakan penyakit yang terjadi karena kekurangan
energi parah.
Kombinasi kedua bentuk ini, marasmik-kwasiorkor, juga
tidak sedikit, meskipun sulit menentukan kekurangan apa
yang lebih dominan.
Pengaruh KKP Terhadap Beberapa Organ
1. Saluran Pencernaan
2. Pancreas
3. Hati
4. Ginjal
5. Sistem Hematologic
6. Sistem Kardiovaskuler
7. Sistem Pernapasan
Saluran Pencernaan
Malnutrisi berat
menurunkan sekresi asam
dan melambatkan gerak
lambung. Mukosa usus
halus mengalami atrofi.
Vili pada mukosa usus
lenyap,permukaanya
berubah menjadi datar
dan diinfiltrasi oleh sel-sel
limfosit. Pembaruan sel-
sel epitel, indeks mitosis,
kegiatan disakarida
Pancreas
Malnutrisi menyebabkan
atrofi dan fibrosis sel-sel
asinar yang akan
mengganggu fungsi pancreas
sebagai kelenjar eksokrin.
Gangguan fungsi pancreas
bersama dengan intoleransi
disakarida akan
menimbulkan sindrom
malabsorpsi, yang
selanjutnya berlanjut sebagai
diare.
Hati
Pengaruh malnutrisi pada
hati bergantung pada
lamanya waktu , serta jenis
zat gizi yang berkurang
.Glikogen pada penderita
marasmus cepat sekali
terkuras sehingga zat
lemak kemudian
tertumpuk dalam sel-sel
hati. Ukuran hati penderita
kwashiorkor membesar
serta banyak mengandung
glikogen.
Ginjal
STATUS GIZI
Ketersediaan
Perilaku/asuhan Pelayanan Penyebab
Pangan tingkat
Ibu dan Anak kesehatan Tak
Rumah Tangga
Langsung
Masalah
KRISIS POLITIK DAN EKONOMI Dasar
II (Sedang) 75-61
KKP Derajat
Ringan dan KKP Berat
Sedang
Kwashiorkor Marasmus
Pemeriksaan Laboratoris
Jika tersedia kemudahan untuk pemeriksaan, sebaiknya
uji laboratorium ini dilakukan. Namun, langkah ini
bukanlah satu kewajiban karena hasil pemeriksaanya
pun diragukan karena hampir seluruh parameter yang
teraplikasi pada orang normal tidak berlaku bagi
penderita KKP.
KKP Derajat Ringan dan Sedang
KWASHIORKOR
Edema yang jika ditekan melekuk, tidak sakit, dan
lunak, biasanya terjadi dikaki, merupakan gambaran
utama kwashiorkor.
Diagnosis banding harus dibuat untuk menyingkirkan
kondisi lain yang dapat menimbulkan edema dan
hipoproteinemia, serta KKP sekunder yang disebabkan
oleh gangguan penyerapan protein dan metabolisme.
Penyulit yang biasanya terjadi sama dengan
marasmus, kecuali diare, infeksi saluran nafas dan
kulit yang berlangsung lebih
Gizi buruk : Kwashiorkor
MARASMUS
Gambaran penderita marasmus dapat terwakili dalam
istilah “tulang terbalut kulit”: jaringan lemak bawah
kulit (nyaris) lenyap, otot mengecil. Diare menahun
dan kelemahan yang menyeluruh sering mendampingi
KKP sehingga anak tidak dapat berdiri sendiri tanpa
dibantu. Namun demikian, diagnosis banding harus
ditegakkan untuk membedakan KKP yang parah
dengan KKP sekunder yang diakibatkan oleh pnyakit,
misalnya, AIDS atau penyakit berat lainnya.
Gizi Buruk : Marasmus
Prevalensi gizi buruk tahun 2007
Prevalensi tahun 2010
Prevalensi Tahun 2013
Prevalensi BB/U, TB/U, dan BB/TB pada
tahun 2007-2013
Indikator Masalah
A. Status gizi balita berdasarkan indikator BB/U
Petugas Gizi
Mampu menindaklanjuti pasien dan mendorong ibunya