Anda di halaman 1dari 19

AKUNTANSI

MUSYARAKAH

Pertemuan Ke 9
Akuntansi Keuangan Syariah
Reksa Jayengsari M.Pd
Definisi Musyarakah

Rukun Transaksi
Musyarakah

AKUNTANSI Alur Transaksi


MUSYARAKAH Musyarakah

Teknis Perhitungan
Transaksi Musyarakah

Penjurnalan Transaksi
Musyarakah
DEFINISI MUSYARAKAH

“Akad kerjasama antara dua pihak atau lebih


untuk suatu usaha tertentu dengan kondisi
masing-masing pihak memberikan kontribusi
dana, dengan ketentuan bahwa keuntungan
dibagi berdasarkan kesepakatan, sedangkan
kerugian berdasarkan porsi kontribusi dana”
RUKUN TRANSAKSI MUSYARAKAH
1. Transaktor
 Setiap mitra harus menyediakan dana dan pekerjaan serta setiap mitra melaksanakan
kerja sebagai wakil.
 Setiap mitra memberi wewenang kepada mitra yang lain untuk mengelola aset dan
masing-masing dianggap telah diberi wewenang untuk melakukan aktivitas musyarakah.
2. Objek
 Modal : Berupa kas atau non kas/aset
 Kerja :

Seorang mitra boleh melaksanakan kerja lebih banyak dari yang lain, sehingga dia boleh
menuntut bagian keuntungan tambahan bagi dirinya

Mitra aktif : Mengelola usaha musyarakah


Mitra pasif : Mitra tidak ikut dalam mengelola usaha dan menyerahkan hak pengelolaannya
pada mitra lain

Dalam praktik perbankan, Bank Syariah menempatkan dirinya sebagai mitra pasif
 Keuntungan dan kerugian

Keuntungan mitra dibagikan secara proporsional atas dasar seluruh


keuntungan dan tidak ada jumlah nominal yang ditentukan diawal

Jika keuntungan usaha melebihi jumlah tertentu, seorang mitra boleh


mengusulkan kelebihan atau persentase itu diberikan kepadanya

Jika kerugian disebabkan oleh kelalaian mitra aktif(pengelola), maka rugi


ditanggung oleh mitra pengelola

Kerugian karena kelalaian mitra aktif (pengelola) diperhitungkan sebagai


pengurang modal mitra aktif (pengelola), kecuali mitra mengganti kerugian
tersebut dengan dana baru

Ijab dan Kabul

Pernyataan penerimaan dan penawaran yang disepakati dituangkan secara tertulis


ALUR TRANSAKSI MUSYARAKAH

BANK SYARIAH 1. Negosiasi dan NASABAH


(MITRA PASIF) Akad Musyarakah (MITRA AKTIF)

4a. Menerima Porsi 2. Pelaksanaan


Laba Usaha
4b. Menerima Porsi
Produktif
5. Menerima Laba
Pengembalian
Modal

3. Membagi Hasil Usaha

• Keuntungan dibagi sesuai nisbah


• Kerugian tanpa kelalaian nasabah
ditanggung sesuai modal
TEKNIS PERHITUNGAN
Pada tanggal 2 Februari 2016, Bu Nasibah menandatangani akad pembiayaan usaha penggilingan padi (membeli
padi, menggiling selanjutnya menjual beras) dengan Bank Murni Syariah (BMS) Skema Musyarakah sbb:

Nilai Proyek : Rp 80.000.000


Kontribusi Bank : Rp 60.000.000 (pembayaran tahap pertama sebesar Rp 35.000.000 dilakukan tanggal 12
Februari, pembayaran tahap kedua sebesar Rp 25.000.000 dilakukan 2 Maret)
Kontribusi Bu Nasibah : Rp 20.000.000
Nisbah Bagi Hasil : Bu Nasibah 75% dan BMS 25%
Periode : 6 Bulan
Biaya Adm : Rp 600.000 (1% dari pembiayaan bank)
Objek Bagi Hasil : Laba bruto (selisih harga jual beras dikurangi harga pembelian padi)

SKEMA PELAPORAN:
Pembayaran Porsi Bank : Setiap 3 bulan (dua kali masa panen), pada tanggal 2 Mei dan 2 Agustus
2016
Skema Pelunasan Pokok : Musyarakah permanen – dilunasi pada saat akad berakhir tanggal 2
Agustus 2016

*Perhitungan yang diperlukan adalah perhitungan pengembalian bagian bank . Sehingga Mitra aktif (nasabah
pembiayaan) secara periodik mengembalikan bagian bank
PENJURNALAN
a.Saat akad disepakati

Pada saat akad Musyarakah disepakati, Bank akan membuka rekening pembiayaan musyarakah
untuk nasabah. Pada tanggal itu juga, bank membebankan biaya administrasi dengan
mendebit rekening nasabah. Sehingga pada saat akad disepakati jurnal sbb:
Tanggal Keterangan Debit Kredit

2 Feb Pos lawan komitmen administratif 60.000.000


2016 pembiayaan
Kewajiban komitmen adm pembiayaan 60.000.000

Kas 600.000

Pendapatan Administrasi 600.000


b. Saat Penyerahan Pembiayaan Musyarakah
Misal, pada tanggal 12 Februari 2016, bank mentransfer sebesar Rp 35.000.000 ke rekening Bu
Nasibah sebagai pembayaran tahap pertama. Selanjutnya pada tanggal 2 Maret, bank syariah
menyerahkan dana tahap kedua sebesar Rp 25.000.000. Adapun jurnalnya sbb:

Tanggal Keterangan Debit Kredit

12 Feb 2016 Pembiayaan Musyarakah 35.000.000

Kas 35.000.000

Kewajiban komitmen adm pembiayaan 35.000.000

Pos lawan komitmen administratif pembiayaan 35.000.000

2 Mar 2016 Pembiayaan Musyarakah 25.000.000

Kas 25.000.000

Kewajiban komitmen adm pembiayaan 25.000.000

Pos lawan komitmen administratif pembiayaan 25.000.000


c. Saat penerimaan bagi hasil bagian bank
Pengakuan pendapatan usaha Musyarakah dalam praktik dapat diketahui berdasarkan laporan
bagi hasil atas realisasi pendapatan usaha dari catatan akuntansi mitra aktif atau pengelola
usaha yang dilakukan secara terpisah.
Berikut adalah realisasi laba bruto usaha Bu Nasibah selama dua kali masa panen yang dilaorkan
pada tanggal 2 Mei 2016 dan 2 Agustus 2016

No Periode Jumlah Laba Bruto Porsi Bank 25% Tgl pembayaran bagi hasil

1 Masa Panen I 14.000.000 3.500.000 02 Mei

2 Masa Panen II 16.000.000 4.000.000 12 Agst


Transaksi dapat diklasifikasikan dalam 2 bentuk:
1. Penerimaan bagi hasil yang pembayarannya dilakukan bersamaan dengan pelaporan bagi
hasil
Misal, untuk pembayaran bagi hasil Musyarakah masa panen pertama. Bu Nasibah melaporkan
bagi hasil untuk bank syariah pada tanggal 2 Mei. Pada tanggal tersebut, Bu Nasibah langsung
membayar bagi hasil untuk bank syariah sebesar Rp 3.500.000. Jurnal sbb:

Tanggal Keterangan Debit Kredit

02 Mei Kas 3.500.000

Pendapatan bagi hasil Musyarakah 3.500.000


2. Penerimaan bagi hasil yang waktu pembayarannya berbeda dengan tanggal pelaporan bagi hasil

Tanggal Keterangan Debit Kredit


2 Agst Piutang pendapatan bagi hasil 4.000.000
Musyarakah
Pendapatan bagi hasil Musy – akrual 4.000.000
12 Agst Kas 4.000.000
Piutang pendapatan bagi hasil Musy 4.000.000
d. Saat Akad Berakhir
Alternatif 1 : Nasabah pembiayaan mampu mengembalikan modal Musyarakah bank
Misal, pada tanggal 2 Agustus 2016, saat jatuh tempo Bu Nasibah melunasi pembiayaan
musyarakah sebesar Rp 60.000.000. Maka, jurnal transaksi tersebut sbb:

Tanggal Keterangan Debit Kredit

2 Agst Kas 60.000.000

Pembiayaan Musyarakah 60.000.000


Alternatif 2 : Nasabah pembiayaan tidak mampu mengembalikan modal musyarakah
Misal, pada Bu Nasibah tidak mampu melunasi modal musyarakah bank, maka jurnal pada saat
jatuh tempo sbb:

Keterangan Debit Kredit

Piutang pembiayaan Musyarakah 60.000.000


Jika kemudian hari nasabah membayar piutang musyarakah, maka jurnal sbb:
Pembiayaan Musyarakah 60.000.000

Keterangan Debit Kredit

Kas 60.000.000

Piutang Pembiayaan Musyarakah 60.000.000


e. Pelunasan pembiayaan Musyarakah secara bertahap
Pada musyarakah menurun, pengembalian pokok investasi bank oleh nasabah dilakukan sesuai
dengan jadwal dan jumlah yang ditentukan bersama pada saat akad musyarakah disepakati
Misal, pada kasus Bu Nasibah diatas disepakati bahwa pengembalian pokok dilakukan setiap
tanggal 2 mulai bulan Mei hingga bulan Agustus 2016 (4 bulan) dengan jadwal dan realiasi
pengembalian sbb:

No Jadwal Pengembalian Jumlah Pokok pembiayaan yang Tanggal pembayaran


dikembalikan
1 02 Mei 15.000.000 02 Mei
2 02 Jun 15.000.000 02 Jun
3 02 Jul 15.000.000 12 Jul
4 02 Agst 15.000.000 12 Agst

• Jumlah pokok pembiayaan yang harus diserahkan per bulan dapat dihitung sbb:
Pengembalian pokok per bulan = Total pembiayaan/Jumlah bulan pelunasan
= 60.000.000 / 4
= 15.000.000
Pola pembayaran nasabah dibedakan menjadi 2, yaitu pembayaran pada jadwal yang disepakati
dan pembayaran melewati jadwal yang ditentukan
1. Pembayaran cicilan pokok pembiayaan sesuai dengan jadwal yang disepakati
Pada kasus Bu Nasibah diatas, jurnal untuk pengembalian pokok pada bulan Mei dan Juni yang
dibayar pada tanggal jatuh tempo 2 Mei dan 2 Juni sbb:

Tanggal Keterangan Debit Kredit


02 Mei Kas 15.000.000
Pembiayaan Musyarakah 15.000.000
02 Jun Kas 15.000.000
Pembiayaan Musyarakah 15.000.000
2. Pembayaran cicilan pokok pembiayaan melewati jadwal yang disepakati
Pada kasus Bu Nasibah, jurnal untuk pengembalian pokok pada bulan Juli dan Agustus sbb:

Tanggal Keterangan Debit Kredit


02 Jul Piutang Musyarakah 15.000.000
Pembiayaan Musyarakah 15.000.000
12 Jul Kas 15.000.000
Piutang Musyarakah 15.000.000
Tanggal Keterangan Debit Kredit
2 Agst Piutang Musyarakah 15.000.000
Pembiayaan Musyarakah 15.000.000
12 Agst Kas 15.000.000
Piutang Musyarakah 15.000.000
f. Kerugian Usaha Musyarakah
Salah satu ciri dari pembiayaan musyarakah adalah ikut sertanya pemilik modal menanggung
resiko jika terjadi kerugian usaha. Maka kerugian musyarakah dapat dibedakan menjadi 2 jenis
yaitu:
1. Kerugian disebabkan bukan karena kelalaian pengelola
Kerugian pembiayaan musyarakah diakui sesuai dengan porsi dana masing-masing mitra dan
mengurangi nilai aset musyarakah
Misal, pada bagi hasil masa panen II, dilaporkan pada tanggal 2 Agustus bahwa Bu Nasibah
mengalami kerugian Rp 1.000.000 akibat bencana alam banjir bandang yang mengenai
gudang penyimpanan berasnya. Perhitungan porsi tanggung jawab bank sbb:
Porsi tanggungjawab bank = (Investasi bank/Total pembiayaan) X Kerugian
= (60.000.000 / 80.000.000) x 1.000.000
= 750.000

Keterangan Debit Kredit


Beban kerugian Musyarakah 750.000

Cad. Kerugian Pembiayaan Musyarakah 750.000


Implikasi dari adanya kerugian tersebut adalah berkurangnya pengembalian modal pembiayaan
musyarakah milik bank syariah
Dengan demikian, jurnal saat Bu Nasibah mengembalikan modal Musyarakah sbb:

Keterangan Debit Kredit


Kas 59.250.000

Cad.Kerugian pembiayaan Musyarakah 750.000

Pembiayaan Musyarakah 60.000.000

2. Kerugian disebabkan karena kelalaian pengelola


Kelalaian mitra aktif, maka kerugian tersebut ditanggung oleh mitra aktif atau pengelola
Misal, pada bagi hasil masa panen ke 2, dilaporkan pada tanggal 2 Agustus bahwa Bu Nasibah
mengalami kerugian Rp 1.000.000. Setelah diteliti, kerugian disebabkan oleh kesalahan Bu
Nasibah.
*Dalam hal ini tidak ada jurnal karena kelalaian nasabah dan kerugian ini tidak berpengaruh
terhadap pembayaran modal pembiayaan musyarakah bank syariah.
SOAL KASUS

Pada tanggal 12 Januari 2016, BPRS Bangun Marwah Warga (BMW) dan
bapak Hendra menandatangani akad musyarakah permanen untuk
pembiayaan usaha fotokopi senilai Rp 40.000.000.

Terdiri dari 30.000.000 kontribusi BPRS dan 10.000.000 kontribusi Pak


Hendra. Bagi hasil didasarkan pada laba bruto. Dengan nisbah bagi hasil
20% BPRS dan 80% Pak Hendra

Bagi hasil disepakati untuk dibayar dan dilaporkan setiap tanggal 20 mulai
bulan Februari. Pembiayaan musyarakah disepakati jatuh tempo pada
tanggal 20 April 2016
Buatlah jurnal untuk transaksi berikut:

1. Tanggal 12 Januari BPRS (saat akad) membuka cadangan


pembiayaan musyarakah untuk Bapak Hendra
2. Tanggal 12 Januari BPRS membebankan biaya administrasi 0,2%
dari nilai pembiayaan
3. Tanggal 20 Januari BPRS mentransfer sebesar 30.000.000 ke
rekening pak Hendra sebagai pembayaran porsi Investasi BPRS
4. Tanggal 20Februari, Pak Hendra melaporkan laba bruto usahanya
sebesar 5.000.000 dan pada tanggal yang sama membayarkan
secara tunai porsi bank sebesar 20% dari laba bruto
5. Tanggal 20 Maret, Pak Hendra melaporkan laba bruto usahanya
sebesar 4.000.000 dan membayarkan secara tunai porsi bank sebesar
20% dari laba bruto pada tanggal 25 Maret
6. Tanggal 20 April, Pak Hendra melaporkan laba bruto usahanya
sebesar 6.000.000 dan pada tanggal yang sama membayarkan
secara tunai porsi bank sebesar 20% dari laba bruto
7. Tanggal 20 April, saat jatuh tempo, Pak Hendra melunasi
pembiayaan musyarakah sebesar 30.000.000 via debit rekening

Anda mungkin juga menyukai