Anda di halaman 1dari 15

WELCOME

ESDA
ZARINA 190320055
VII-B
LATAR BELAKANG

• Air adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa. Manusia dan semua makhluk hidup butuh air. Air
merupakan material yang membuat kehidupan terjadi di bumi. Semua organism yang hidup
tersusun dari sel-sel yang berisi air sedikitnya 60% dan aktivitas metaboliknya mengambil
tempat di larutan air. Dapat disimpulkan bahwa untuk kepentingan manusia dan kepentingan
komersial lainnya, ketersediaan air dari segi kualitas maupun kuantitas mutlak diperlukan.

• Di suatu tempat, jumlah air yang terlalu besar mempunyai kekuatan destruktif yang hebat
mengakibatkan yang mengakibatkan bencana yang disebut banjir, longsor, ataupun banjir
bandang. Namun, dalam jumlah yang terlalu kecil di suatu lokasi, air juga menimbulkan
bencana kekeringan. Dengan kata lain air harus ada secukupnya baik secara kuantitas
maupun kualitas pada suatu lokasi tertentu, dan pada saat yang tepat.
• Air merupakan bagian dari sumberdaya alam sekaligus juga sebagai bagian dari
ekosistem. Kuantitas dan kualitasnya pada lokasi dan waktu tertentu tergantung
dan dipengaruhi oleh berbagai hal, berbagai kepentingan dan berbagai tujuan.
Seiring dengan pertumbuhan penduduk, berbagai persoalan yang terkait dengan
air atau sumberdaya air telah dan terus berlangsung. Ketersediaan air cenderung
menurun namun di lain pihak kebutuhan air semakin meningkat.

• Dengan kata lain, karena air di suatu tempat dan di suatu waktu bisa berubah
secara kuantitas dan kualitas sehingga menimbulkan berbagai masalah maka air
harus dikelola dengan baik. Sehingga, penulisan makalah ini akan menjelaskan
tentang sumberdaya air, teknik pemanfaatan, dan dampak pemanfaatan
sumberdaya air tersebut.
TUJUAN

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk


mengetahui beberapa hal tentang sumberdaya air,
bagaimana teknik pemanfaatan sumberdaya air, dan
dampak pemanfaatan sumberdaya air.
TINJAUAN PUSTAKA

SIKLUS HIDROLOGI

Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari air mulai saat jatuh di daratan sampai masuk kelautan dan
kembali ke atmosfer. Hidrologi melibatkan air permukaan dan air bawah permukaan. Untuk memahami
sifat-sifat/karakteristik air di daratan maka diperlukan pemahaman mengenai siklus hidrologi.
Hujan yang jatuh ke bumi baik langsung menjadi aliran maupun tidak langsung melalui vegetasi
atau media lainnya akan membentuk siklus alran air mulai dari tempat yang tinggi (gunung,
pegunungan) menuju ke tempat yang rendah baik di permukaan tanah maupun di dalam tanah yang
berakhir di laut.
Air berubah wujud berupa gas/uap akibat panas matahari dan disebut dengan proses penguapan
atau evaporasi. Uap ini bergerak di atmosfir (udara) kemudian akibat perbedaan temperature di atmosfir
dari panas menjadi dingin maka air akan terbentuk akibat dari kondensasi dari uap menjadi keadaan
cairan. Bila temperatur berada di bawah titik beku Kristal-kristal es terbentuk. Tetesan air kecil tumbuh
oleh kondensasi dan berbenturan dengan tetesan air lainnya dan terbawa oleh gerakan udara turbulen
sampai pada kondisi yang cukup besar menjadi butir-butir air. Apabila jumlah butir air sudah cukup
banyak dan akibat berat sendiri (secara gravitasi) butir-butir air itu akan turun ke bumi dan proses
turunnya butiran air ini disebut dengan hujan.
Hujan jatuh ke bumi baik secara langsung maupun melalui media misalnya melalui tanaman (vegetasi).
Di bumi air mengalir dan bergerak dengan berbagai cara. Pada retensi (penyimpanan air) air akan
menetap/tinggal untu beberapa waktu. Retensi dapat berupa retensi alam seperti daerah-daerah cekungan,
danau, tempat-tempat yang rendah, dll., maupun retensi buatan manusia seperti tampungan, sumur,
embung, waduk, dll.

Seacar gravitasi (alami) air mengalir dari daerah yang tinggi ke daerah yang rendah, dari gunung-
gunung, pegunungan ke lembah, lalu ke daerah lebih rendah, sampai ke daerah pantai dan akhirnya akan
bermuara ke laut. Aliran air ini disebut aliran permukaan tanah karena bergera di atas muka tanah. Aliran air
ini biasanya akan memasuki daerah tangkapan atau daerah aliran menuju ke sistem jaringan sungai, sistem
danau ataupun waduk. Dalam sistem sungai aliran mengalir mulai dari sistem sungai yang kecil menuju ke
sistem sungai yang besar dan akhirnya akan menuju mulut sungai atau sering disebut estuari yaitu tempat
bertemunya sungai dengan laut.

Sebagian air hujan yang jatuh di permukaan tanah meresap ke dalam tanah dalam bentuk-bentuk
infiltrasi, perkolasi, kapiler. Aliran air tanah dapat dibedakan menjadi aliran tanah dangkal, aliran tanah
dalam, aliran tanah antara dan aliran dasar. Disebut aliran dasar karena aliran ini merupakan aliran yang
mengisi sistem jaringan sungai. Hal ini dapat dilihat pada waktu musim kemarau, ketika hujan tidak turun
untuk beberapa waktu, pada suatu sistem sungai tertentu masih ada aliran secara tetap atau kontinyu.
Akibat panas matahari air di permukaan juga akan berubah ujud menjadi gas/uap dalam
bentuk evaporasi dan bila melalui tanaman disebut transpirasi. Air akan diambil oleh tanaman
melalui akar-akarnya yang dipakai untuk kebutuhan hidup dari tanaman tersebut, lalu air di
dalam tanaman juga akan keluar berupa uap akibat energi panas matahari (evaporasi). Proses
pengambilan air oleh akar tanaman kemudian terjadinya penguapan dari dalam tanaman tersebut
sebagai evapotranspirasi.

Evaporasi yang lain dapat terjadi pada sistem sungai, embung, reservoir, waduk maupun air
laut yang merupakan sumber air terbesar. Walaupun laut adalah tempat dengan sumber air
terbesar namun tidak bias langsung dimanfaatkan sebagai sumber kehidupan karena mengandung
garam dan dikenal dengan nama air asin.

Uap atau gas mengalir dan bergerak di atmosfir. Proses selanjutnya sama dengan diuraikan
di atas. Kejadian tersebut aan membentuk suatu pergerakan yang akan membentuk siklus
hidrologi. Siklus ini merupakan konsep dasar tentang keseimbangan air secara global di bumi.
Siklus hidrologi juga menunjukkan semua hal yang berhubungan dengan air.
BENTUK ALIRAN AIR

Air keluar dari suatu areal tertentu dapat melalui beberapa bentuk seperti aliran
permukaan (surface runoff), aliran bawah permukaan (subsurface flow), aliran bawah tanah
(ground water flow), dan aliran sungai (stream flow). Penjelasan secara ringkas berbagai jenis
aliran air tersebut adalah sebagai berikut:

Aliran Permukaan. Aliran permukaan atau yang biasa dikenal dengan surface runoff
adalah air yang mengalir di permukaan pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh presipitasi
tahunan (curah hujan tahunan), intensitas curah hujan (dihitung dalam volume per-satuan
waktu), kecepatan evapotranspirasi, kedalam muka air tanah (water table), permeabilitas
tanah/batuan, tuutpan lahan, kecuraman lereng, karakteristik sungai, dan aktivitas dari
manusia.
Volume air permukaan secara langsung dapat dihitung dengan cara menjumlahkan
total curah hujan dikurangi dengan evapotranspirasi dan infiltrasi air yang masuk kedalam
tanah/batuan. Sedangkan curah hujan dapat dihitung dengan menjumlahkan volume air
hujan atau salju yang turun kepermukaan
Aliran di bawah permukaan. Aliran di bawah permukaan adalah air yang masuk ke
dalam tanah tetapi tidak masuk cukup dalam disebabkan adanya lapisan kedap air. Air ini
mengalir di bawah permukaan tanah pada kedalaman 30 – 40 cm, kemudian keluar ke
permukaan tanah di bagian bawah lereng atau, masuk ke sungai.
Aliran air bawah tanah. Aliran air bawah tanah adalah aliran air yang masu dan
terpekolasi jauh ke dalam tanah menjadi air bawah tanah (ground water). Air bwah tanah
mengalir di bawah tanah tidak mengandung bahan tersuspensi atau kapur sehingga
kelihatan jernih. Air bawah tanah merupakan sumber air bagai sungai, danau, atau waduk,
atau reservoir pada musim kemarau.
Aliran sungai. Aliran sungai adalah air yang mengalir di dalam saluran-saluran yang
jelas, seperti sungai. Aliran sungai dapat tetap atau tersendat. Aliran sungai juga dapat
menyebabkan erosi, tetapi pengaruhnya sangat terbatas. Air sungai dapat jernih atau pekat
berwarna colat mengandung sedimen tergantung dari sumber airnya. Sungai bersumber
dari aliran bawah permukaan dan aliran air bawah tanah akan jernih, sedangkan yang
bersumber utama dari aliran permukaan akan keruh oleh sedimen yang dikandungnya.
PERMASALAHAN HIDROLOGI DAN
PENGENDALIANNYA

Permasalahan air sebetulnya sudah ada sejak lama, namun intensitas dan frekuensinya
semakin besar, meningkat dari waktu ke waktu dengan bertambahnya jumlah penduduk,
perluasan kawasan pemukiman, pembukaan lahan-lahan baru, pengembangan kawasan
industri, pengembangan budidaya pantai, pengembangan berbagai bentuk rekayasa baik di
kawasan pantai maupun jauh di pedalaman atau pegunungan.
Dari kegiatan tersebut di atas berbagai masalah antara lain air tidak lagi menjadi barang
atau suatu zat yang mudah di dapat di mana-mana, air tidak lagi mempunyai konotasi yang
kurang baik seperti banjir, penyebab tanah longsor erosi tanah, dll. Oleh karena itu
permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan air adalah:

1. Pasokan Air 4. banjir 7. Sedimentasi


2. Air Permukaan 5. Erosi Tanah 8. Kualitas Air
3. Air Bawah Tanah 6. Amblesan
DAMPAK PEMANFAATAN AIR TANAH

Pada kenyataan pemanfaatan air untuk memenuhi kebutuhan sektor industri dan jasa
masih mengandalkan air tanah secara berlebihan menimbulkan dampak negatif terhadap
sumberdaya air tanah maupun lingkungan, antara lain:
• Penurunan muka air tanah
• Intrusi air laut
• Amblesan tanah
Contoh Kasus Dampak Pemanfaatan Air Tanah

Sebagai contoh kasus dari dampak negatif akibat pemboran air tanah secara berlebihan,
antara lain :
• Penurunan Muka Air Tanah
• Muka Air tanah pada Sistem Akuifer Tertekan Atas (40 – 100 m)
• Muka Airtanah pada Sistem Akuifer Tertekan Tengah (100 – 140m)
• Muka Airtanah pada Sistem Akuifer Tertekan Bawah (140 – 250m )
UPAYA PENGENDALIANDARI ASPEK
TEKNIK

Mengingat sebaran airtanah tidak dibatasi oleh batas-batas administratif suatu daerah,
maka pengelolaan airtanah berdasarkan aspek teknis seharusnya mengacu pada suatu
cekungan airtanah, yakni suatu wilayah yang ditentukan oleh batasan-batasan
hidrogeologi, di mana semua event hidrolika (pengisian, pengambilan dan pengaliran
airtanah) berlangsung.

Batasan-batasan teknis hidrogeologi ini menyangkut geometri dan parameter akuifer,


jumlah dan mutu airtanah, pengaliran dan keterdapatan airtanah. Batasan-batasan tersebut
menentukan berapa jumlah airtanah yang dapat dimanfaatkan dan bagaimana upaya
konservasi airtanah harus dilakukan.
Beberapa tindakan upaya pengendalian dampak
negatif akibat pemompaan airtanah secara berlebihan,
antara lain :

1. Penentuan Lokasi Pemompaan


2. Pengaturan Kedalaman Penyadapan
3. Pembatasan Debit Pemompaan
4. Penambahan Imbuhan
5. Penentuan Kawasan Lindung
KESIMPULAN
 Sumberdaya air sebagai bagian dari ekosistem secara keseluruhan dan mempunyai karakteristik
unik dibandingkan dengan sumberdaya lainnya. Air bersifat sumberdaya yang terbarukan dan
dinamis. Artinya sumber utama air yang berupa hujan akan selalu datang sesuai dengan waktu
dan musimnya sepanjang tahun.
 Air keluar dari suatu areal tertentu dapat melalui beberapa bentuk seperti aliran permukaan
(surface runoff), aliran bawah permukaan (subsurface flow), aliran bawah tanah (ground water
flow), dan aliran sungai (stream flow).
 Permasalahan sumberdaya air meliputi; pasokan air, air permukaan, air bawah tanah, banjir,
erosi tanah, amblesan, sedimentasi, dan kualitas air.
 Dampak pemanfaatan air tanah, yaitu terjadi penurunan muka air tanah, intrusi air laut, dan
amblesan tanah.
 Tindakan/upaya pengendalian dari aspek teknis, yaitu:
a. Penentuan lokasi pemompaan
b. Pengaturan kedalaman penyadapan
c. Pembatasan debit pemompaan
d. Penambahan imbuhan
e. Penentuan kawasan lindung
THANK FOR
WATCHING

Anda mungkin juga menyukai