Anda di halaman 1dari 12

Demokrasi yang berketuhanan yang

maha esa

 Kelompok 1 :
 1.Dwi febriyanti
 2.yuli karyati
Demokrasi yang berketuhanan yang
maha esa

 Demokrasi yang berketuhanan yang maha esa yang dimaksud


adalah bahwa dalam berdemokrasi selalu dijiwai dan diliputi oleh nilai-
nilai ketuhanan yang maha esa. Dalam penerapannya sesuai atau tidak
bertentangan dengan norma agama-agama.
 Pembahasan

 Di Indonesia, setiap wakil rakyat yang terpilih untuk melaksanakan tugas-


tugas nasional tidak hanya bertanggung jawab kepada rakyat. Namun pada hari
kiamat, segala perbuatannya juga menjadi tanggung jawabnya kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Begitu pula dengan manusia sebagai pemegang kekuasaan
tertinggi, mereka juga harus bertanggung jawab atas apa yang mereka lakukan
di hadapan Tuhan. Oleh karena itu, dalam melaksanakan demokrasi antara
pemerintah dan rakyat juga harus disadari bahwa hukum yang berlaku tidak
hanya hukum buatan manusia, tetapi juga hukum Tuhan (hukum Islam),
sehingga semua tujuan hanya untuk mendapatkan rahmat Tuhan, bukan.
Melakukan perilaku buruk seperti korupsi dan penyuapan.
Arti Sila Pertama Pancasila
 "Ketuhanan yang Maha Esa" dalam sila pertama berarti kita
sebagai bangsa Indonesia harus mengakui adanya Tuhan yang
menciptakan semesta beserta isinya.
 Di Indonesia, masyarakatnya harus punya kepercayaan terhadap
Tuhan dan masing-masing agama yang dianut.
 Di dalam sila pertama Pancasila mencakup nilai-nilai agama
untuk mengatur hubungan negara dan agama.
 Nila-nilai yang ada dalam pancasila juga enggak boleh
bertentangan dengan ajaran masing-masing agama.
 Ada juga harapan pada sila pertama pancasila ini, yaitu dengan
kita percaya pada Tuhan maka kita enggak akan menyakiti
saudara sebangsa.
 Hal ini tentunya akan menciptakan kerukunan untuk bangsa kita.
contoh penerapan demokrasi yang
berketuhanan yang maha esa
 1 Mengembangkan sifat hormat-menghormati dan bekerja sama
antara pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-
beda dengan berpedoman pada prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa.
 2. Memberi peluang kepada semua masyarakat yang berbeda agama
dan kepercayaan untuk tetap berpartisipasi dalam jalannya roda
pemerintahan.
 3. Tidak melarang semua umat yang berbeda agama dan kepercayaan
untuk mendirikan tempat ibadah dan melaksakan semua aturan yang
digunakannya dalam proses menjalakan ibadah.
 4. Tidak memaksakan seseorang yang beragama dan berkepercayaan
untuk menganut agama atau kepercayaan yang lain.
 5. Mengembangkan sikap kerukunan dan tolong menolong antar umat
yang berbeda agama dan kepercayaan.
 6. Menyatukan segala aspek yang ada pada aliran-aliran agama dan
kepercayaan yang berbeda-beda untuk mencegah adanya
perpecahan.
 BAGAIMANA KEHIDUPAN SOSIAL
BUDAYA MASA KINI?
 Sosial budaya masa kini sudah menyimpang dari nilai-nilai moral
yang berlaku dalam masyarakat. Penyimpangan ini dapat dilihat dan
dominan pada generasi milenial sekarang yang mencontoh budaya
barat, misalnya dalam cara berpakaian dan kebiasaan perilaku. Cara
berpakaian remaja yang mencontoh budaya barat saat ini sudah
sering diperbincangkan keberadaannya. Kebiasaan perilaku budaya
barat juga dijadikan sebagai kebiasaan baru, kalau saja kebiasaan
yang dicontoh adalah budaya baiknya seperti kedisiplinan waktu,
menghargai waktu, dan pekerja keras itu akan berdampak baik dalam
sosial budaya di Indonesia. Tetapi sayangnya kebiasaan perilaku
yang ditiru adalah budaya buruknya seperti seks bebas, narkoba,
alkohol, dan lain sebagainya. Budaya barat yang masuk ke Indonesia
dapat dengan mudah diterima di kalangan remaja, hal ini terjadi
karena kurang tersaringnya budaya barat yang masuk di Indonesia.
Budaya yang masuk tersebut dinilai sebagai contoh kebiasaan yang
baru dan baik di kacamata generasi milenial saat ini.
Pasal yang menyangkut sosial budaya
 Pasal 18B ayat (2) UUD 1945
Kesatuan masyarakat hukum adat diakui: (1)
Sepanjang masih hidup; (2) Sesuai dengan
perkembangan masyarakat; (3) Sesuai dengan
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia.

 Pasal 28I ayat (3) UUD 1945


Identitas budaya dan hak masyarakat
tradisional dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban.
Tokoh robert k.
 Robert K. Merton merumuskan teori Anomie untuk menjelaskan
penyebab perilaku menyimpang. Menurut dia, perilaku
menyimpang merupakan pencerminan tidak adanya kaitan antara
aspirasi yang ditetapkan kebudayaan dan cara yang dibenarkan
struktur sosial untuk mencapai tujuan itu. Merton berpendapat,
struktur sosial dapat menghasilkan tekanan sehingga mendorong
seseorang melakukan penyimpangan.

Jadi, teori Anomie menjelaskan bahwa penyimpangan


merupakan akibat dari berbagai ketegangan dalam struktur
sosial. Perilaku menyimpang terjadi sebab adanya
ketidakharmonisan antara tujuan budaya dengan cara-cara yang
dipakai untuk mencapai tujuan tersebut.
 Untuk menghindari konflik sosial, sikap toleran yang rendah,
sarat kepentingan politik dan fanatisme, Pancasila adalah salah
satu dasar utama yang harus dipahami. Masa kini semakin marak
oknum yang mengatasnamakan agama untuk legitimasi tujuan
sebagai klaim kebenaran kelompok maupun pribadi. Untuk itu
pancasila harus dikuatkan sebagai mentalitas kehidupan
berbangsa. Termasuk dalam kehidupan beragama, pancasila harus
menjadi landasan teologis, sehingga kehidupan umat beragama
dapat terwujud dengan tidak ada saling klaim tuduh salah benar,
dan sebagainya
 Apakah dengan adanya undang undang mengenai
kebudayaan dapat membatasi perkembangan
kebudayaan di Indonesia?

 UU No.5/2017 tentang Pemajuan Kebudayaan 
tidak hadir untuk membatasi kebudayaan,
tetapi untuk memajukannya. Amanah ini menjadi
tanggungjawab bersama, terutama
masyarakat Indonesia.
Tujuan pemajuannya adalah untuk
meningkatkan ketahanan budaya dan kontribusi
budaya Indonesia di tengah peradaban dunia.
Kesimpulan
 Sebagai bangsa yang bersatu keberadaan agama di Indonesia yang
plural, menghendaki pemahaman Pancasila yang baik, sehingga
terhindar dari gesekan dan konflik. Potensi konflik yang sangat rentan
adalah perbedaan keyakinan agama. Salah satu langkah untuk
meminimalisir petensi konflik tersebut adalah melalui jalur
pemahaman nilai pancasila, terutama pada sila yang pertama
Ketuhanan Yang Maha Esa. Mengingat Indonesia memiliki keragaman
agama dan budaya, pancasila adalah jalan kunci bagi terbangunnya
stabilitas nasional. Adapun munculnya aksi teror dan radikalisme
agama adalah karena mulai pudar dan rapuhnya ideologi pancasila.
Untuk itu pancasila harus dikuatkan sebagai mentalitas kehidupan
berbangsa. Termasuk dalam kehidupan beragama, pancasila harus
menjadi landasan teologis, sehingga kehidupan umat beragama dapat
terwujud dengan tidak ada saling klaim tuduh salah benar, dan
sebagainya.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai