Anda di halaman 1dari 12

"KONSEP-KONSEP POLITIK"

NAMA : NURTARI
NIM : 2110090812022
1. TEORI POLITIK
 Teori adalah generalisasi yang abstrak mengenai beberapa fenomena. Dalam
menyusun generalisasi, teori selalu memakai konsep-konsep. Konsep lahir dalam
pikiran (mind) manusia dan karena itu bersifat abstrak, sekalipun fakta-fakta dapat
dipakai sebagai batu loncatan. Konsep adalah unsur yang penting dalam usaha kita
untuk mengerti dunia sekeliling. Beberapa fenomena atau karakteristik dengan sifat
yang spesiik yang dimiliki oleh fenomena itu. Jadi, konsep adalah abstraksi dari
atau mencerminkan persepsi-persepsi mengenai realitas, atas dasar konsep atau
seperangkat konsep dapat disusun atau dirumuskan generalisasi. Biasanya konsep
dirumuskan dalam satu atau dua kata
 Teori politik adalah bahasan dan generalisasi dari fenomena yang bersifat politik.
Dengan perkataan lain, teori politik adalah bahasan dan renungan atas a) tujuan dari
kegiatan politik, b) cara-cara mencapai tujuan itu, c) kemungkinan-kemungkinan
dan kebutuhan-kebutuhan yang ditimbulkan oleh situasi politik tertentu dan d)
kewajiban-kewajiban (obligations) yang diakibatkan oleh tujuan politik itu.
Konsep-konsep yang dibahas dalam teori politik mencakup: masyarakat, kelas
sosial, negara, kekuasaan, kedaulatan, hak dan kewajiban, kemerdekaan, lembaga-
lembaga negara, perubahan sosial, pembangunan politik, modernisasi, dan
sebagainya.
Menurut Thomas P. Jenkin dalam The Study of Political Theory dapat
dibedakan dua macam teori politik, sekalipun perbedaan antara kedua kelompok teori
tidak bersifat mutlak
A. Teori-teori yang mempunyai dasar moral atau bersifat akhlak dan yang
menentukan norma-norma untuk perilaku politik (norms for political behavior).
Dengan adanya unsur norma-norma dan nilai (values) ini maka teori-teori ini
boleh dinamakan yang mengandung nilai (valuational). Termasuk golongan ini
adalah ilsafat politik, teori politik sistematis, ideologi, dan sebagainya.

B. Teori-teori yang menggambarkan dan membahas fenomena dan faktafakta politik


dengan tidak mempersoalkan norma-norma atau nilai. Teoriteori ini dapat
dinamakan non­valutional (value­free), biasanya bersifat deskriptif
(menggambarkan) dan komparatif (membandingkan). Teori ini berusaha untuk
membahas fakta-fakta kehidupan politik sedemikian rupa sehingga dapat
disistematisir dan disimpulkan dalam generalisasigeneralisasi.
2. MASYARAKAT
 Masyarakat adalah keseluruhan antara hubungan-hubungan antarmanusia. Robert M.
McIver mengatakan: “Masyarakat adalah suatu sistem hubunganhubungan yang ditata
(Society means a system of ordered relations). Masyarakat dapat menunjuk pada
masyarakat kecil, misalnya, masyarakat kelompok etnis Batak di Sumatera Utara, atau
suatu masyarakat yang lebih luas nation state seperti masyarakat Indonesia. Dalam
masyarakat seperti ini anggota masyarakat dapat berinteraksi satu sama lain karena
faktor budaya dan faktor agama, dan/atau etnis.
 Semua ilmu sosial mempelajari manusia sebagai anggota kelompok.
Timbulnya kelompok-kelompok itu ialah karena dua sifat manusia yang
bertentangan satu sama lain; di satu pihak ia ingin kerja sama, di pihak lain
ia cenderung untuk bersaing dengan sesama manusia. Manusia mempunyai
naluri (instinct) untuk hidup bersama dengan orang lain secara harmonis.
Setiap manusia mempunyai kebutuhan isik maupun mental yang sukar
dipenuhinya seorang diri, maka ia bekerja sama untuk mencapai beberapa
nilai (value).
Di dalam kehidupan berkelompok dan dalam hubungannya dengan manusia yang
lain, pada dasarnya setiap manusia menginginkan beberapa nilai. Dalam mengamati
masyarakat di sekelilingnya, yaitu masyarakat Barat, Harold Laswell4 merinci
delapan nilai, yaitu:
A. Kekuasaan (power)
B. Kekayaan (wealth)
C. Penghormatan (respect)
D. Kesehatan (well­being)
E. Kejujuran (rectitude)
F. Keterampilan (skill)
G. Pendidikan/Penerangan (enlightenment)
H. Kasih sayang (afection)
Dengan adanya berbagai nilai dan kebutuhan yang harus dilayani itu, maka
manusia menjadi anggota dari beberapa kelompok sekaligus.
3. NEGARA
 Negara merupakan integrasi dari kekuasaan politik, negara adalah organisasi pokok dari
kekuasaan politik. Negara adalah alat (agency) dari masyarakat yang mempunyai
kekuasaan untuk mengatur hubungan-hubungan manusia dalam masyarakat dan
menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat. Negara adalah organisasi yang
dalam sesuatu wilayah dapat memaksakan kekuasaannya secara sah terhadap semua
golongan kekuasaan lainnya dan yang dapat menetapkan tujuan tujuan dari kehidupan
bersama itu.Negara menetapkan cara-cara dan batas-batas sampai di mana kekuasaan
dapat digunakan dalam kehidupan bersama, baik oleh individu, golongan atau asosiasi,
maupun oleh negara sendiri. Dengan demikian negara dapat mengintegrasikan dan
membimbing kegiatan-kegiatan sosial dari penduduknya ke arah tujuan bersama.
 Negara mempunyai dua tugas yaitu :
A. Mengendalikan dan mengatur gejala-gejala kekuasaan yang asosial, yakni yang
bertentangan satu sama lain, supaya tidak menjadi antagonis yang membahayakan;
B. Mengorganisir dan mengintegrasikan kegiatan manusia dan golongan-golongan ke
arah tercapainya tujuan-tujuan dari masyarakat seluruhnya. Negara menentukan
bagaimana kegiatan-kegiatan asosiasi-asosiasi kemasyarakatan disesuaikan satu sama
lain dan diarahkan kepada tujuan nasional.

Deinisi Mengenai Negara


1. Roger H. Soltau: “Negara adalah agen (agency) atau kewewenangan (authority) yang
mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama atas nama masyarakat
(The state is an agency or authority managing or controlling these (common) afairs on
behalf of and in the name of the community).
2. Harold J. Laski: “Negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena
mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan yang secara sah lebih berkuasa
daripada individu atau kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat. Masyarakat
adalah suatu kelompok manusia yang hidup dan bekerja sama untuk memenuhi
terkabulnya keinginankeinginan mereka bersama. Masyarakat merupakan negara
kalau cara hidup yang harus ditaati baik oleh individu maupun oleh asosiasi-asosiasi
ditentukan oleh suatu wewenang yang bersifat memaksa dan mengikat
3. Max Weber: “Negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam
penggunaan kekerasan isik secara sah dalam sesuatu wilayah (The state is a human
society that (succesfully) claims the monopoli of the legitimate use of physical force
within a given territory).

4. Robert M. Maclver: “Negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan penertiban di


dalam suatu masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan sistem hukum yang
diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang untuk maksud tersebut diberi kekuasaan
memaksa (The state is an association which, acting through law as pormulgated by a
government endowed to this end with ceorcive power, maintains whitin a community
territorially demarcated the universal external conditions of social order).
Jadi, sebagai deinisi umum dapat dikatakan bahwa negara adalah suatu daerah
teritorial yang rakyatnya diperintah (governed) oleh sejumlah pejabat dan yang berhasil
menuntut dari warga negaranya ketaatan pada peraturan perundang-undangannya melalui
penguasaan (kontrol) monopolistis terhadap kekuasaan yang sah.
Sifat-Sifat Negara
1. Sifat memaksa. Agar peraturan perundang-undangan ditaati dan dengan demikian
penertiban dalam masyarakat tercapai serta timbulnya anarki dicegah, maka negara
memiliki sifat memaksa, dalam arti mempunyai kekuasaan untuk memakai
kekerasan isik secara legal. Sarana untuk itu adalah polisi, tentara, dan sebagainya.
Organisasi dan asosiasi yang lain dari negara juga mempunyai aturan akan tetapi
aturan-aturan yang dikeluarkan oleh negara lebih mengikat.
2. 2. Sifat monopoli. Negara mempunyai monopoli dalam menetapkan tujuan bersama
dari masyarakat. Dalam rangka ini negara dapat menyatakan bahwa suatu aliran
kepercayaan atau aliran politik tertentu dilarang hidup dan disebarluaskan, oleh
karena dianggap bertentangan dengan tujuan masyarakat.
3. Sifatnya mencakup semua (all­encompassing, all­embracing). Semua peraturan
perundang-undangan (misalnya keharusan membayar pajak) berlaku untuk semua
orang tanpa kecuali.
Unsur-Unsur Negara
1. Wilayah
2. Penduduk.
3. Pemerintah.
4. Kedaulatan
Tujuan dan Fungsi Negara
Menurut Roger H. Soltau tujuan negara ialah: “Memungkinkan rakyatnya berkembang
serta menyelenggarakan daya ciptanya sebebas mungkin (The freest possible development and
creative self­expression of its members). Dan menurut Harold J. Laski: ”Menciptakan keadaan di
mana rakyat dapat mencapai keinginan-keinginan mereka secara maksimal (Creation of those
conditions under which the members of the state may attain the maximum satisfaction of their
desires). Tujuan negara Republik Indonesia sebagai tercantum di dalam UndangUndang Dasar
1945 ialah: ”Untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial dengan berdasarkan kepada:
Ketuhanan Yang Mahaesa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta
dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Fungsi yang mutlak perlu, yaitu:
1. Melaksanakan penertiban (law and order). Untuk mencapai tujuan bersama dan
mencegah bentrokan-bentrokan dalam masyarakat, negara harus melaksanakan
penertiban. Dapat dikatakan bahwa negara bertindak sebagai stabilisator.
2. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya. fungsi ini sangat penting,
terutama bagi negara-negara baru
3. Pertahanan. Hal ini diperlukan untuk menjaga kemungkinan serangan dari luar. Untuk
ini negara dilengkapi dengan alat-alat pertahanan.
4. Menegakkan keadilan. Hal ini dilaksanakan melalui badan-badan peradilan.

Sarjana lain, Charles E. Merriam, menyebutkan lima fungsi negara yaitu:


1. Keamanan ekstern
2. Ketertiban intern
3. Keadilan
4. Kesejahteraan umum
5. Kebebasan K
Keseluruhan fungsi negara di atas diselenggarakan oleh pemerintah untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan bersama.
REFERENSI
 Miriam_Budiardjo_Dasar-Dasar_Ilmu_Politikz-
lib.org_.pdf
 https://adjisuradji.blogs.umrah.ac.id/pengantar-il
mu-politik/
 https://PengantarIlmuPolitik-SetaBasri

Anda mungkin juga menyukai