Anda di halaman 1dari 33

KAJIAN STUDI KASUS

PT. INTI (Persero)


PT. INDUSTRI TELEKOMUNIKASI INDONESIA (PERSERO)

KELAS A. Ergonomi
ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts
Anggota Kelompok
1. dr. Jeremi Ferdian
2. dr. Jessica Natasya Tanjung
3. dr. Jesslyn Angelina Soegiharto Wibowo
4. dr. Joctantinus Kawehedo
5. dr. Jum’aturahmadi
6. dr. Kartika Widya Kusuma Agung Putri
7. dr. M. Ardiansyah Madaria
8. dr. Mochamad Rifqie Nugraha Kamal
9. dr. Muhammad Syaifullah
10. dr. Mustakim Burhan
11. dr. Nabila Fawzia
12. dr. Nazaruddin Nur
13. dr. Nike Dwi Putri Lestari
14. dr. Nisrina Maulida Rozanti
15. dr. Nita Herny Christina Simare Mare
16. dr. Novinda Mutiara Fajar
17. dr. Nur Afrida Yunita
18. dr. Nurjaya Martasari
19. dr. Pramudia Wardani
PROFIL PERUSAHAAN PT. INTI (PERSERO)
Tanggung • Peningkatan kualitas lingkungan kerja
jawab • Pembentukan Tim Panitia Pembina Kesehatan dan
perusahaan Keselamatan Kerja (P2K3)
dalam bidang • Bidang Kesehatan: fasilitas poliklinik, medical check

01
ketenagakerjaan up rutin, senam bersama, dan kantin sehat
Alamat Jln. Moch. Toha No. 77 Bandung , kesehatan dan • Bidang Keselamatan Kerja: pemeriksaan rutin
perusahaa keselamatan sarana prasarana, sosialisai K3 setaun sekali,
n kerja Pengendalian B3
1.ISO 9001:2015 Sucofindo International Certification
Jumlah 508 orang karyawan tetap (tahun
Services QSC 01480 16 Agustus 2017 - 15 Agustus
pekerja 2017)
Manufaktur & Perakitan:
0 2020
2.ISO 14001:2015 Sucofindo International Certification
1. Kabel serat optik Services EMS 00270 16 Agustus 2017 - 15 Agustus
2. Smart energy devices 2020
3. Tabung LPG composite Sertifikasi 3.OHSAS 18001:2007 Sucofindo International
Sektor perusahaan Certification Services OSH 00452 16 Agustus 2017 - 15
usaha Layanan Pengelolaan: Agustus 2020
1. Maintenance 4.CIQS 2000:2009 Telkom Professional Certification
2. Repair Center 4 September 2017 - 4 September 2020
5.Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
3. Seat management
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
4. Spare part management
Indonesia Bendera Emas 16 Mei 2016 - 15 Mei 2019
Asuransi 5. ShareKetenagakerjaan
(BPJS) services operation dan BPJS 6.Penghargaan Kecelakaan Nihil Menteri
pegawai Kesehatan Ketenagakerjaan Republik Indonesia
Program Kesehatan
( Promotif, Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif )
Dampak yang dapat Upaya
Hasil Pengamatan Standar/PP Pemecahan masalah
terjadi perusahaan

Upaya program promotif dalam Risiko terjadinya Upaya Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Melakukan promosi kesehatan di
perusahan ini belum meliputi kecelakaan kerja dan perusahaan Pengawasan Ketenagakerjaan tempat kerja
beberapa aspek seperti : penyakit akibat kerja belum ada No.Kep.22/DJPPK/V/2008
Pemeriksaan kesehatan kerja, tinggi.dan juga dalam bidang Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Memberikan pelatihan atau
Tidak terdapat pelatihan atau Tidak optimalnya status promitif Transmigrasi No: PER.03/Men/1982 pembinaan kesehatan kerja kepada
PROMOTIF
pembinaan di bidang kesehatan gizi dan tingkat kebugaran kesehatan Tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga pekerja minimal setiap bulan.
kerja, Program Olahraga rutin pekerja akan menyebabkan tenaga kerja Kerja
terjadwal, Program perbaikan produktivitas menurun dan Monitoring dan evaluasi rutin
Gizi tingginya biaya kesehatan program K3
pekerja

Klinik kerjasama belum Tidak terdapat data kondisi Upaya Peraturan menteri tenaga kerja dan Berjasama dengan provider
menyediakan layanan kesehatan pasien saat masuk perusahaan transmigrasi no. Per.02/men/1980 penunjang lain untuk pelaksanaan
pemeriksaan kesehatan baik kerja dan hasil pemeriksaan belum tentang pemeriksaan kesehatan tenaga pemeriksaan kesehatan pekerja.
pra kerja maupun berkala berkala yang telah di maksimal kerja dalam penyelenggaraan
lakukan. dalam bidang keselamatan kerja. Penjadwalan pemeriksaan berkala
Belum tersedia dokter preventif Keputusan Direktur Jendral Pembinaan
perusahaan yang bersertifikasi Dapat terjadi kecelakaan kesehatan Pengawasan Ketenagakerjaan Menyediakan dokter perusahaan
PREVENTIF Hiperkes dan KK kerja akibat APD yang tidak tenaga kerja No.Kep.22/DJPPK/V/2008 bersertifikasi hiperkes
memadai Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan
Minimnya APD untuk tenaga Transmigrasi No: PER.03/Men/1982 Penyediaan APD serta SOP
kerja Tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga sosialisasi serta monitoring
Kerja penggunaannya
Program Kesehatan
( Promotif, Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif )
Dampak yang dapat Upaya
Hasil Pengamatan Standar/PP Pemecahan masalah
terjadi perusahaan

Belum terdapat klinik dalam Bila pekerja sakit diluar jam Upaya Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Perusahaan menjalin kerjasama
perusaahaan pelayanan klinik menjadi perusahaan Transmigrasi No: PER.03/Men/1982 dengan klinik layanan 24 jam
tidak terlayani. dalam bidang Tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga dan mempunyai ambulance
Layanan klinik kerjasama kuratif Kerja transport.
masih terbatas jam Bila terjadi kecelakaan kerja terhadap
KURATIF
pelayanannya akan terjadi keterlambatan kesehatan Menyediakan secara mandiri
penanganan tenaga kerja klinik serta dokter dan perawat
Klinik kerjasama belum sudah ada hiperkes
memiliki layanan emergency Terjadinya PAK
dan ambulance transport

Program rehabilitasi pada Pekerja yang mengalami Upaya Peraturan pemerintah No.43 tahun 1998 Perusahaan berkerjasama
klinik kerjasama masih kecelakaan kerja atau perusahaan tentang upaya peningkatan kesejahteraan dengan provider layanan
terbatas jenisnya (Bekam). penyakit akibat kerja tidak dalam bidang sosial penyandang cacat. rehabilitasi medis bagi para
dapat kembali bekerja secara kuratif pekerja yang mengalami
Belum bekerjasama dengan optimal terhadap Keputusan Direktur Jendral Pembinaan kecelakaan kerja atau penyakit
provider menyediakan alat kesehatan Pengawasan Ketenagakerjaan akibat kerja.
bantu dengar, protesa dll tenaga kerja No.Kep.22/DJPPK/V2008 maupun penyedia alat bantu dan
REHABILITATIF
belum Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan protesa.
tersedia Transmigrasi No: PER.03/Men/1982
Tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga
Kerja
Pencegahan HIV, AIDS, dan Narkoba
Standar Hukum
 Kep 68/MEN/2004 tentang pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS ditempat
kerja.
 PER11/2005 tentang pencegahan, penanggulangan, penyalahgunaan dan peredaran
gelap narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya di tempat kerja.

Pemecahan Masalah bila belum melakukan pencegahan HIV, AIDS, Narkoba.

• Perusahaan membuat kebijakan secara tertulis dengan pekerja mengenai pencegahan HIV/AIDS
dan Narkoba,
• Membuat beberapa ketentuan khusus terkait serta sanksi tegas terhadap pekerja yang didapatkan
menderita HIV/AIDS, terutama merupakan penyalahgunaan Narkoba.
• Menyusun jadwal kegiatan secara berkala (Min.1 bulan sekali), untuk Penyuluhan
• Memberikan Informasi tentang testing dan konseling sukarela HIV/AIDS dan narkoba pada
saaat MCU
• Menjamin kerahasian dan perlindungan terhadap pekerja/buruh dari diskriminatif
• Edukasi penggunaan APD yang baik dan benar sebagai salah satu upaya pencegahan HIV/AIDS
• Evaluasi Program Pencegahan tersebut
Pencegahan HIV, AIDS, dan Narkoba
Hasil Pengamatan Dampak terjadi karena telah melakukan pencegahan

• Perusahaan telah
Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran tenaga kerja
melakukan program PT INTI mengenai HIV/AIDS dan narkoba.
pencegahan
HIV/AIDS dan
penyuluhan narkoba. Dampak yang terjadi bila tidak dilakukan pencegahan

• Tidak adanya Kepedulian Pekerja/Buruh tentang kebijakan


pencegahan HIV/AIDS dan narkoba, karena tidak dituangkan
Upaya perusahaan secara tertulis
• Kurangnya Pemahaman Pekerja/Buruh terhadap dampak dari
• PT INTI Bekerjasama HIV/AIDS dan narkoba karena tidak adanya program penyuluhan
dengan pelayanan • Peredaran dan Penyalahgunaan Narkoba di tempat kerja
kesehatan PT. Widya • Produktivitas kinerja menurun, karena penyakit yang tidak
Bhakti Inti. terdeteksi dari pekerja/buruh terhadap HIV/AIDS dan Narkoba
PEMERIKSAAN KESEHATAN TENAGA KERJA
Permenakertrans No.2 Tahun 1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Kerja

Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan


kesehatan kesehatan kesehatan
sebelum bekerja berkala khusus
Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan
kesehatan awal kesehatan secara kesehatan secara
sebelum tenaga kerja periodik minimal 1 khusus terhadap
diterima bekerja tahun sekali tenaga kerja tertentu.
(Pemeriksa : Dokter) (Pemeriksa : Dokter) (Pemeriksa : Dokter)

Tujuan agar tenaga kerja Mempertahankan derajat Untuk menilai adanya


yang diterima berada dalam kesehatan tenaga kerja sesudah
berada dalam pekerjaannya, serta pengaruh – pengaruh dari
kondisi kesehatan yang
menilai kemungkinan adanya pekerjaan tertentu
optimal, tidak mengidap pengaruh – pengaruh dari
penyakit menular dan cocok terhadap tenaga kerja
pekerjaan seawal mungkin yang
untuk pekerjaan yang akan perlu dikendalikan dengan usaha atau golongan – golongan
dilakukan – usaha pencegahan. tenaga kerja tertentu.
PEMERIKSAAN KESEHATAN TENAGA KERJA
Jenis dan Hasil Pemeriksaan

Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan


Awal Berkala khusus Pemeriksaan
meliputi:
Fit for duty
Sehat Sehat

Fit for duty with minor


correctable defect
Perlu tindak lanjut Perlu tindak lanjut

Pemeriksaan fisik
Fit for
selected/limited duty lengkap
Perlu tindak lanjut Perlu tindak lanjut ●
Kesegaran jasmani
dari segi dari segi
Unfit for duty
pekerjaannya pekerjaannya ●
Rontgen paru

Lab. Rutin

Pemeriksaan lain
PEMERIKSAAN KESEHATAN TENAGA KERJA

Medical Check Up PT. INTI


Dilakukan tgl 29 & 30 Agustus 2018 dan 13 September
2018 di Lobby Gedung PT.INTI yang terletak di Jl. Moh.
Toha No.77, Bandung., kerja sama drngan PT WBI
Berupa pemeriksaan darah, tekanan darah, cek fisik,
konsultasi dengan dokter, mengukur tinggi dan
berat badan, tes buta warna, tes mata, tes urine,
EKG
Dari hasil video wawancara, PT. INTI belum ada
kejelasan setiap berapa tahun PT inti dikalukan
pemeriksaan kesehatan berkala
Sumber:
https://widyabhaktiinti.co.id/index.php?views=MCU
Persiapan alat dan bahan
Tabung LPG selesai
diproduksi
Pressing (200-250
Numerator
ton)

Flanching Alur Leak testing

Produksi
Footring Welding Tabung Pemasangan valve
LPG
Handguard Welding Pengecatan

Neckring Welding Shot blasting

Circumferential
Hydrostatic test
Welding
TAHAPAN KERJA SIKAP KERJA KOMPONEN DAMPAK SARAN
PENGAMATAN
SAAT BEKERJA
PRESSING 200 • Tinggi • Nyeri pinggang • Pengadaan alat
TON landasan kerja • Cedera akibat kerja dan edukasi
Dan PRESSING setinggi siku peregangan pekerja sesuai
250 TON • Pekerja berdiri • gerakan otot berulang prinsip ergonomi
lama berulang dan • MSD • Mengatur jam kerja
(prolonged memutar • NIHL • Pembinaan
standing) badan • Kecelakaan kesegaran jasmani
dengan • Pencayaan kerja khusus maupun
tumpuan satu tampak kurang kegiatan olah raga
kaki & sedikit • Tidak • Penyediaan kursi
membungkuk, menggunakan • Alas kaki yang
• Mengangkat masker sesuai
tabung dengan • Tidak • Pekerja dapat
membebankan menggunakan mempertahankan
satu anggota pelindung lengan dan siku
gerak yaitu telinga dekat dengan badan
tangan • Pekerja tidak • Menggunakan
TAHAPAN SIKAP KERJA KOMPONEN DAMPAK SARAN
KERJA PENGAMATAN SAAT
BEKERJA
FLANCHING • Gerakan berulang • Nyeri • Pengadaan alat kerja dan
dan memutar badan pinggang edukasi pekerja sesuai
• Tidak memakai • Cedera prinsip ergonomi
pelindung telinga akibat • Menggunakan Masker
Pekerja • Tidak menggunakan peregangan dan Face Shield
berdiri lama pelindung wajah otot • Menggunakan Ear Muff
(prolonged berulang
standing) • MSD
• NIHL
• Kecelakaan
kerja

• FOOTRIN • Tidak menggunakan • Kecelakaan • Pengadaan alat kerja dan


G pelindung wajah kerja edukasi pekerja sesuai
WELDING • Tidak menggunakan • Fame burn prinsip ergonomi
• HANDGU pelindung telinga • NIHL • Menggunakan Face
ARD Pekerja • Tidak menggunakan Shield khusus Pekerja Las
WELDING berdiri lama baju panjang (tidak dengan Helm
TAHAPAN KERJA SIKAP KERJA KOMPONEN DAMPAK SARAN
PENGAMATAN
SAAT BEKERJA
CYRCUMFERENTIA Tidak • Kecelakaan • Pengadaan alat
L WELDING menggunakan kerja kerja dan edukasi
masker • Fame burn pekerja sesuai
Tidak • NIHL prinsip ergonomi
menggunakan • Menggunakan
pelindung wajah Masker dan Face
Tidak memakai Shield
pelindung telinga • Menggunakan Ear
Muff

Hydrostatik Test • Tidak • Nyeri pinggang • Pengadaan alat


menggunakan • Kelelahan otot kerja yang sesuai
alat tes kaki dengan Prinsip-
hidrostatik • Cedera akibat prinsip ergonomi
• Bak air terlalu peregangan • Edukasi pekerja
Berdiri
TAHAPAN SIKAP KOMPONEN DAMPAK SARAN
KERJA KERJA PENGAMATAN SAAT
BEKERJA
Shotblasting • Terlalu banyak • Nyeri • Edukasi pekerja tentang
membungkuk, pinggang ergonomi
• Gerakan berulang • LBP • Mengatur jam kerja
dan memutar badan • Kelelahan
otot kaki

Pasang Valve • Tidak • MSD. • Edukasi pekerja tentang


Berdiri menggunakan • Kecelakaan ergonomi
masker kerja • Mengatur jam kerja
• Gerakan berulang • Penyediaan kursi
dan memutar badan • Alas kaki yang sesuai
• Jangkauan tabung
jauh
• Pecahayaan yang
kurang
TAHAPAN SIKAP KOMPONEN DAMPAK SARAN
KERJA KERJA PENGAMATAN SAAT
BEKERJA
Leak Test • Terlalu banyak • CTS • Pengadaan alat kerja dan
menggunakan • LBP edukasi pekerja sesuai
tangan kanan, risiko • MSD prinsip ergonomi ergonomi
CTS dan LBP • DKA • Mengatur jam kerja
• Tidak menggunakan • Kecelakaan • Tempat duduk dan meja
masker kerja Ergonomis
• Duduk tanpa • Penggunaan tangan kanan
sandaran dan kiri diseimbangkan
• Sering • Menggunakan Face Shield
membungkuk • Menggunakan masker
Duduk • Gerakan berulang • Menggunakan Ear Muff
dan memutar badan • Menggunakan Sarung
tangan pelindung

Numerator • Tidak • MSD. • Pengadaan alat kerja dan


menggunakan • Astenopia edukasi pekerja sesuai
masker • Kecelakaan prinsip ergonomi ergonomi
Kesesuaian Pekerja dengan Alat
• Lingkungan kerja sempit
Lingkungan • Ventilasi minimal
Kerja • Pencahayaan kurang
• Iklim kerja panas

• Tidak terdapat informasi mengenai jadwal dan jam


Beban kerja
Kerja • Pada perusahaan sejenis jam kerja dengan total 8
jam/shift

Aktivitas kerja termasuk dalam beban kerja sedang 


Ragam Postur Tubuh Tenaga Kerja dan Evaluasi Faktor Risiko

RULA

alat untuk mengevaluasi faktor-faktor risiko postur,


konstraksi otot statis, gerakan repetitive, dan
gaya yang digunakan untuk suatu pekerjaan
tertentu

REBA

• Metode untuk menganalisis pekerjaan


berdasarkan posisi tubuh
• Didesain untuk mengevaluasi pekerjaan atau
aktivitas yang dapat cenderu untuk terjadinya
kelelahan pada leher, punggu dan lengan
+
3

+
3
+ +
1√ 3
+
2

+ +
2 3
+ 5
4 +
+
1
+
1
+
27 7 2
8
+
2
+
3
+
+ 1
3 +
+
2 2
5 4
0 0
5
4
5 1 6
Masalah terkait Ergonomi
• Lingkungan kerja, tempat kerja yang kecil  pekerja bekerja deng
an kurang leluasa
• Beberapa pekerja dalam proses produksi barang masih banyak yan
g membungkuk dalam proses bekerja
• Kursi yang digunakan memiliki tatakan duduk yang keras dan tanp
a sandaran
• Posisi duduk pekerja kurang tepat
• Prolonged standing dengan gerakan repetitif
• Tinggi meja tempat kerja terlalu rendah pada pekerja dengan posi
si berdiri
Pemecahan Masalah terkait Ergo
nomi
• Ruang lingkup kerja diperluas untuk meningkatkan ruang gerak pekerja
• Jarak antar karyawan yang bekerja diperlebar
• Disediakan tempat penyimpanan tabung LPG khusus, yang terpisah dengan area kerj
a  untuk pengangkutan dapat pula disediakan alat bantu
• Penyesuaian tinggi meja dengan pekerja
• Pekerjaan sebisa mungkin dilakukan dalam posisi duduk atau bergantian duduk berdiri
• Pekerja diberi waktu untuk melakukan stretching untuk mengatasi kelelahan otot setia
p 2 jam sekali, selama 5-10 menit
• Diadakan pelatihan berkala mengenai ergonomi serta posisi dan postur kerja yang erg
onomis dan manfaat ergonomi pada tenaga kerja, termasuk bagaimana prosedur me
ngangkat beban yang benar
• Penyediaan kursi yang memiliki sandaran dan disesuaikan dengan tinggi pekerja
Program Pemenuhan Gizi Pekerja, Kantin, atau
Ruang Makan
Kegiatan pemenuhan gizi pekerja, keadaan
Hasil Observasi kantin dan ruang makan tidak tampak
dalam video studi kasus.

• PT. INTI wajib menyediakan Kantin atau Ruang


makan karena memiliki Pekerja lebih dari 200 orang,
dimana hal ini beresuaian dengan Edaran Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi nomor 01/Men/1979.
• Melakukan penerapan ergonomi dalam setiap
penyajian makanan untuk pekerja.
Saran • Memastikan perhitungan gizi pekerja sesuai angka
kecukupan gizi.
• Memperhatikan hygienitas dan sanitasi dalam
penyajian makanan dengan melakukan pemeriksaan
kesehatan berkala pada penyaji makanan atau
petugas kantin.
• Penyedian air dan dispenser di masing-masing
tempat kerja untuk mencegah terjadinya dehidrasi.
10 Besar Penyakit Tersering di Per
usahaan
Akibat posisi bekerja dan lama b
erdiri;
• Myalgia
• Low back pain
• Varises
Akibat pengecatan:
• Rhinitis alergi
• Nausea vomitting dan dizzi
ness
• Dermatitis kontak iritan
Akibat pengelasan:
• Luka bakar
• Korpus alienum pada mata
Akibat mengangkat beban:
• Trauma benda tumpul
• Carpal tunnel syndrome
Akibat kebisingan;
• Noise induced hearing loss
Penyakit Akibat Kerja (PAK) terkait
Ergonomi
• Tenosynovitis  Gerakan berulang, penggunaan tenaga yang terlalu kuat dan
posisi yang tidak nyaman dan kadang ekstrim pada pergelangan tangan
• Bursitis  Tekanan berkepanjangan pada daerah siku
• Carpal tunnel syndrome  Gerakan pergelangan tangan yang repetitif dan be
rkepanjangan, pengaruh dari getaran, dan posisi yang tidak nyaman dan kada
ng ekstrim pada pergelangan tangan
• Epicondylitis  Gerakan berulang (dorso-fleksi) dari sendi pergelangan
• HNP  Posisi berdiri yang terlalu lama dan gerakan mengangkat benda berat
• Frozen shoulder syndrome  Posisi mengangkat benda berat dan menumpu
pada bagian bahu dan lengan atas
• Neck strain  Posisi kepala menunduk, bisa terjadi akut ataupun kronis
PAK Terkait Ergonomi

Faktor-faktor penyebab Penyakit Akibat Efek Terhadap Tubuh


Kerja terkait Faktor Ergonomi/Fisiologi

Akibat Cara Kerja - Kelelahan Fisik


- Nyeri Otot
Posisi Kerja - Deformitas Tulang
- Perubahan Bentuk
Lingkungan Kerja yang Salah - Dislokasi
- Kecelakaan
Kontruksi yang Salah

Alat Kerja
SARANA P3K

DASAR HUKUM
HASIL
PENGAMATAN

Permen RI No.Per-
15/Men/VIII/2008, tentang ●
Dalam vidio tidak Terdapat
Pertolongan Pertama Pada atau tidak terlihat kotak P3K

Kecelakaan di tempat kerja


IDENTIFIKASI BAHAYA
Kemungkina
No. Proses Fisika Kimia Biologi Ergonomi Psikologi Kemungkinan n
Kerja PAK Kecelakaan
Kerja
1. Pressing Iklim kerja Repetitive, Target Heat cramps, heat Terjepit mesin
panas, Bising, Prolonged standing, produksi syncope, heat stroke, hidrolik
konsleting awkward position: heat exhaustion, stamping,
listrik twisiting dehidrasi, NIHL, Terbentur body
tidak menggunakan stress kerja, miliaria, mesin stamping,
peindung telinga, LBP, tendonitis, kejatuhan plat,
Pencahayaan kurang tenosynovitis tersengat listrik,
Tidak, menggunakan
masker

2 Flanging Iklim kerja Repetitive, Target Heat cramps, heat Terjepit mesin
panas, Bising, Prolonged standing, produksi syncope, heat stroke, hidrolik
konsleting tidak menggunakan heat exhaustion, bending,
listrik peindung telinga, dehidrasi, NIHL, Terbentur body
Pencahayaan kurang stress kerja, miliaria, mesin bending,
LBP, tendonitis, kejatuhan plat,
tenosynovitis, CTS tersengat listrik,
terjatuh,
IDENTIFIKASI BAHAYA
3 Footring, Iklim kerja Sinar UV, Repetitive, Target Heat cramps, heat Tersandung
Handguard, panas, Asap: Prolonged standing, produksi syncope, heat kabel mesin
neckring dan Bising, kromium awkward position: stroke, heat las, terjatuh,
circuferential konsleting heksavalen twisiting, exhaustion, terkena
Welding listrik , nikel, Tidak dehidrasi, NIHL, percikan api
alumunium menggunakan stress kerja, las, tersengat
, mangan, pelindung wajah, miliaria, LBP, arus listrik,
dll Tidak tendonitis, ledakan dan
menggunakan tenosynovitis, kebakaran,
pelindung telinga, CTS, gangguan
Tidak neurologis paparan
menggunakan baju jangka panjang
panjang (tidak mangan seperti
tertutup Parkinson
menyeluruh (American
sehingga masih Academy of
ada bagian tubuh Neuorology),
yang dapat terkena radang saluran
percikan api) pernapasan,
karsinogen, GGK,
luka bakar
4 Hydrostatic Iklim kerja Repetitive, Target Heat cramps, heat Terjatuh,
test panas, Prolonged standing, produksi syncope, heat ledakan dan
Bising, awkward position: stroke, heat kebakaran,
konsleting twisiting exhaustion, tersengat
listrik tidak menggunakan dehidrasi, NIHL, listrik
peindung telinga, stress kerja,
Pencahayaan miliaria, LBP,
kurang tendonitis,
Tidak, tenosynovitis,
IDENTIFIKASI BAHAYA
5 Shot blasting Iklim kerja Terpapar Repetitive, Target Heat cramps, heat Terjatuh,
panas, Bising, liquid dan Prolonged standing, produksi syncope, heat ledakan dan
konsleting terhirup: awkward position: stroke, heat kebakaran,
listrik, HCl, twisiting exhaustion, tersengat listrik,
Thinner A, tidak menggunakan dehidrasi, NIHL, kejatuhan plat
thinner B, peindung telinga, stress kerja,
timah AZ, miliaria, LBP,
dll tendonitis,
tenosynovitis, CTS,
luka bakar, luka
akibat zat kimia
6 Pasang valve Iklim kerja Repetitive, Target Heat cramps, heat Terjepit mesin,
panas, Bising, Prolonged standing, produksi syncope, heat Terbentur body
konsleting awkward position: stroke, heat mesin,
listrik twisiting exhaustion, kejatuhan
tidak menggunakan dehidrasi, NIHL, tabung,
peindung telinga, stress kerja, tersengat listrik,
Pencahayaan kurang miliaria, LBP,
Tidak, menggunakan tendonitis,
masker tenosynovitis
IDENTIFIKASI BAHAYA
7 Leak test Iklim kerja Repetitive, Target Heat cramps, heat Terjatuh,
panas, Bising, Prolonged standing, produksi syncope, heat ledakan dan
konsleting awkward position: stroke, heat kebakaran,
listrik twisiting exhaustion, tersengat listrik
tidak menggunakan dehidrasi, NIHL,
peindung telinga, stress kerja,
Pencahayaan kurang miliaria, LBP,
Tidak, menggunakan tendonitis,
masker tenosynovitis, CTS,
luka bakar
8 Numerator Iklim kerja Repetitive, Target Heat cramps, heat Terjepit mesin,
panas, Bising, awkward position: produksi syncope, heat Terbentur body
konsleting twisiting stroke, heat mesin,
listrik tidak menggunakan exhaustion, kejatuhan
peindung telinga, dehidrasi, NIHL, tabung,
Pencahayaan kurang stress kerja, tersengat
Tidak, menggunakan miliaria, LBP, listrik,
masker tendonitis,
tenosynovitis,
astenopia
Personil kesehatan
• Terdapat kerja sama dengan unit
pelayanan kesehatan di perusahaan
yaitu klinik Pratama Widya Bhakti Inti.
• Terdapat Tim P2K3 pada Perusahaan

Dasar hukum: • Terdapat fasilitas kesehatan berupa


 Peraturan Mentri Tenaga praktek dokter umum, dokter gigi
Kerja no.Per02/Men/1982 dan klinik bekam.
tentang Pelayanan Kesehatan • Terdapat program promotif,
Kerja preventif, kuratif & rehabilitatif yang
 Per 02/Men/1992 tentang dijalankan dibawah binaan dokter
Tata Cara Penunjukan Ahli perusahaan dan tim P2k3
Kesehatan dan Keselamatan
Kerja
Terima Kasih…

Anda mungkin juga menyukai