Anda di halaman 1dari 10

Geopolitik

GEOPOLITIK
• Pengertian Geopolitik
Secara khusus, Geopolitik adalah metode analisis kebijakan luar negeri yang berusaha untuk memahami,
memprediksi dan menjelaskan perilaku poitik internasional dalam variabel geografis. Variabel geografis
umumnya mengarah ke Negara atau lokasi geografis Negara yang bersangkutan, ukuran Negara yang
terlibat, iklim di daerah dimana Negara ini, sumber daya alam, perkembangan teknologi, topografi dan
demografi.

“Geopolitik” kata ini berasal dari politik ego. Politik dan ego berarti bumi. Politik berarti kesatuan
masyarakat. Geopolitik bisa juga disebut dengan wawasan nusantara.

Geopolitik secara tradisional menunjukkan hubungan antara kekuatan politik dan ruang geografis.
Konkretnya, geopolitik sering dilihat sebagai prasyarat untuk belajar pemikiran strategis berdasarkan
kepentingan relatif dari darat dan laut kekuatan dalam sejara dunia. Tradisi geopolitik konsisten
meneliti korelasi kekuatan geopolitik dlama politik dunia, identifikasi wilayah inti internasional, dan
hubungan antara darat dan laut kemampuan.
1. Latar Belakang wawasan Nusantara

Berikut adalah Latar Belakang wawasan Nusantara


a. Filsafah Pancasila
Nilai-nilai pada pancasila memiliki dasar pengembangan wawasan nasional. Nilai-nilai itu
yakni: Penerapan Hak.
b. Aspek Kewilayahan Nusantara
Pengaruh geografi adalah fenomena yang dapat diperhitungkan, sebab Indonesia memiliki
kekayaan suku bangsa dan Sumber Daya Alam (SDA).
c. Aspek Sosial Budaya
Indonesia memiliki ratusan suku bangsa yang memiliki adat istiadat, bangsa, kepercayaan dan
agama yang berbeda-beda, sehingga kehidupan nasional yang berhubungan dengan interaksi
antargolongan mengandung potensi konflik.
d. Aspek Kesejarahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan persepsi Nasional Indonesia diwarnai
oleh pengalaman sejarah yang tidak ingin terulangnya perpecahan di dalam Negara Indonesia. Hal ini
karena kemerdekaan yang telah dicapai oleh rakyat Indonesia adalah hasil dari semangat persatuan
dan kesatuan bangsa Indonesia sendiri sangat tinggi. Jadi, semangat ini harus dipertahankan untuk
persatuan nasional dan menjaga keutuhan wilayah Indonesia.
2. Kedudukan Wawasan Nusantara

• Wawasan nusantara yang diyakini kebenarannya oleh masyarakat untuk mewujudkan dan mencapai suatu
tujuan nasional.
• Wawasan nusantara dalam paradigma nasional memliki spesifikasi sebagai berikut:

1. Pancasila sebagai dasar negara, falsafah dan ideologi bangsa berkedudukan sebagai landasan idiil.
2. Undang – Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusi negara, berkedudukan sebagai landasan
konstitusional.
3. Wawasan nasional sebagai visi nasional, berkedudukan sebagai landasan konsepsional.
4. Ketahanan nasional sebagai konsepsi nasional, berkedudukan sebagai landasan konsepsional.
5. GBHN sebagai politik dan strategi nasional, berkedudukan sebagai landasan operasional.

3. Fungsi Wawasan Nusantara

Wawasan nusantara memiliki fungsi sebagai pedoman, dorongan, rambu-rambu serta  motivasi dalam


menentukan segala kebijakan, perbuatan, keputusan dan tindakan bagi penyelenggaraan negara dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
4. Tujuan Wawasan Nusantara

Tujuan wawasan nusantara terdiri dari dua, yaitu :

Tujuan nasional, dapat dilihat dalam Pembukaan UUD 1945, dijelaskan bahwa tujuan kemerdekaan


Indonesia adalah “untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa , dan
berpartisipasi dalam melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian
abadi dan keadilan sosial “.

Tujuannya adalah untuk membawa kesatuan ke dalam semua aspek dari kedua kehidupan alam dan


sosial, dapat disimpulkan bahwa tujuan bangsa Indonesia menjunjung tinggi kepentingan
nasional, dan kepentingan daerah untuk mengatur dan membina kesejahteraan, perdamaian
dan bangsawan dan martabat manusia di seluruh dunia.
5. Kedudukan (status) Wawasan
Nusantara

Kedudukan (status) wawasan nusantara yaitu kedudukan, metode pandang, dan perilaku bangsa Indonesia mengenai
dirinya yang kaya akan berbagai suku bangsa, agama, bahasa, dan kondisi anggota yang terkait geografis yang berwujud
negara kepulauan, berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Secara hierarki, kedudukan atau status wawasan nusantara
menduduki urutan ketiga setelah UUD 1945. Urutan sistem kehidupan nasional Indonesia adalah:

1. Pancasila sebagai filsafat, ideologi bangsa, dan dasar negara.


2. UUD 1945 sebagai konstitusi negara.
3. Wawasan nusantara sebagai geopolitik Indonesia.
4. Ketahanan nasional sebagai geostrategi bangsa dan negara Indonesia.
5. Politik dan strategi nasional sebagai kebijaksanaan dasar nasional dalam pembangunan nasional.

6. Bentuk Wawasan Nusantara


• Wawasan nusantara sebagai landasan konsepsi ketahanan nasional
• Wawasan nusantara sebagai wawasan pembangunan
• Wawasan nusantara sebagai wawasan pertahanan dan keamanan negara
• Wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan
7. Wadah Wawasan Nusantara
Wadah dari wawasan nusantara adalah Wilayah negara kesatuan RI berupa nusantara dan organisasi negara RI
sebagai kesatuan utuh.

8. Isi Wawasan Nusantara

Isi wawasan nusantara adalah inspirasi Bangsa Indonesia berupa cita-cita nasional berdasarkan pancasila dan
UUD 1945.

9. Tata Laku Wawasan Nusantara

Tata laku dari wawasan nusantara adalah tindakan Bangsa Indonesia untuk melaksanakan falsafah Pancasila
dan UUD 1945 yang apabila dilaksanakan dapat menghasilkan wawasan nusantara.

10. Implementasi Wawasan Nusantara

Imlementasi wawasan nusantara bertujuan untuk menerapkan wawasan nusantara dalam kehidupan sehari-
hari yang mencakup anggota politik, ekonomi, sosial, budaya, serta pertahanan nasional.
1. Implementasi dalam Kehidupan Politik
2. Implementasi dalam Kehidupan Ekonomi
3. Implementasi dalam Kehidupan Sosial
4. Implementasi dalam Kehidupan Pertahanan dan Keamanan

11. Kasus Geopolitik


• Perairan Ambalat di Laut Sulawesi
Masalah antara Indonesia dan Malaysia seputar blok Ambalat mengemuka ketika terbetik kabar bahwa pemerintah
Malaysia melalui perusahaan minyak nasionalnya, Petronas, memberikan konsesi minyak (production sharing
contract) kepada perusahaan minyak Shell, atas cadangan minyak yang terletak di Laut Sulawesi (perairan sebelah
timur Kalimantan). Pemerintah Indonesia mengajukan protes atas hal ini karena merasa bahwa wilayah itu berada
dalam kedaulatan negara Indonesia.
Sebenarnya klaim Malaysia terhadap cadangan minyak di wilayah itu sudah diprotes Indonesia sejak tahun 1980,
menyusul diterbitkannya peta wilayah Malaysia pada tahun 1979. Peta tersebut mengklaim wilayah di Laut Sulawesi
sebagai milik Malaysia dengan didasarkan pada kepemilikan negara itu atas pulau Sipadan dan Ligitan. Malaysia
beranggapan bahwa dengan dimasukkannya Sipadan dan Ligitan sebagai wilayah kedaulatan Malaysia, secara otomatis
perairan di Laut Sulawesi tersebut masuk dalam garis wilayahnya. Indonesia menolak klaim demikian dengan alasan
bahwa klaim tersebut bertentangan dengan hukum internasional.
Untuk memperjelas pokok permasalahan mengenai sengketa wilayah ini, kutipan dari tulisan Melda Kamil Ariadno,
Pengajar Hukum Laut Fakultas Hukum UI, Ketua Lembaga Pengkajian Hukum Internasional (LPHI) FHUI, yang
dimuat di Kompas, 8 Maret 2005, dapat membantu.
• Aksi dan Reaksi Yang Ditimbulkan

Walaupun pemerintah Indonesia dan Malaysia berulang kali menegaskan bahwa penyelesaian dengan cara kekerasan bukanlah pilihan yang mau diambil,
dan kedua pihak akan mengedepankan dialog melalui jalur-jalur diplomasi, masalah ini berkembang menjadi perdebatan seru karena kedua pihak sama-sama
kukuh pada pendiriannya. Malaysia melalui Perdana Menteri Abdullah Badawi dan Menlu Syeh Hamid Albar menegaskan bahwa pihaknya tidak salah dalam
melakukan uniteralisasi peta 1979, dan bahwa konsesi yang diberikan Petronas kepada Shell di perairan Laut Sulawesi berada di wilayah teritorial Malaysia.
Sementara pemerintah Indonesia melalui pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan Deplu, TNI, maupun presiden Susilo Bambang Yudhoyono, menegaskan
bahwa Indonesia tidak akan melepaskan wilayah itu karena wilayah itu merupakan kedaulatan penuh Indonesia. Tentang hal itu jurubicara TNI AL, Laksamana
Pertama Abdul Malik Yusuf mengatakan kepada Asia Times, “We will not let an inch of our land or a drop of our ocean fall into the hands of foreigners.”
Di Indonesia masalah ini kemudian menjadi santapan media massa dan memancing reaksi keras dari berbagai kalangan masyarakat. Sentimen anti-
Malaysia dengan slogan “Ganyang Malaysia” pun lalu berkumandang. Kedutaan Besar dan Konsulat-konsulat Malaysia tiba-tiba disibukkan dengan aksi unjuk
rasa berbagai elemen masyarakat yang mengecam sikap Malaysia itu. Di beberapa daerah aksi tersebut diwarnai dengan pembakaran bendera Malaysia dan
penggalangan sukarelawan “Front Ganyang Malaysia.” Pihak DPR-RI pun bersuara keras meminta pemerintah bertindak tegas atas pelanggaran terhadap
wilayah kedaulatan RI di Laut Sulawesi. Di wilayah yang dipersengketakan pun ketegangan-ketegangan terjadi antara tentara Malaysia dengan TNI. TNI
menggelar pasukan dan kapal-kapal perangnya di wilayah tersebut, yang dikatakan untuk mengimbangi kapal-kapal perang Malaysia yang sudah lebih dulu ada
di sana. Bahkan di Pulau Sebatik, yang berbatasan darat dengan Malaysia, TNI dan Tentara Diraja Malaysia saling mengarahkan moncong senjatanya, dan
konon saling ejek pun kerap terjadi. Kapal-kapal perang Malaysia diberitakan mengganggu pembangunan mercusuar di atol Karang Unarang, bahkan sempat
menangkap dan menyiksa seorang pekerjanya. Saling intimidasi antara kapal-kapal perang Malaysia dan kapal-kapal TNI AL terjadi tiap hari. Yang paling parah
terjadi pada tanggal 8 April 2005, ketika KRI Tedong Naga saling serempet dengan KD Rencong di dekat Karang Unarang.
Insiden serempetan dua kapal perang itu kembali menghangatkan suasana, padahal sebelumnya pada tanggal 22-23 Maret 2005, telah diadakan pertemuan
teknis antara perwakilan kedua negara untuk mencari solusi yang damai. Menlu Malaysia pun telah diterima presiden, dan beberapa anggota DPR RI pun telah
menemui PM Malaysia, untuk membicarakan langkah-langkah diplomasi. Kedua pemerintahan juga sudah sepakat melanjutkan dialog berkala setiap dua bulan.
Geostrategi
• pengertian Geostrategi
Geostrategi adalah masalah penting bagi setiap bangsa baik pada masa lampau, kini, maupun mendatang. Geostrategi
menjadi sangat penting karena setiap bangsa yang telah menjadi negara membutuhkan strategi dalam memanfaaatkan
wilayah negarasebagai ruang hidup nasional untuk menentukan kebijakan, sarana dan sasaranperwujudan kepentingan
dan tujuan nasional melalui pembangunan sehingga bangsa itu teteap eksis dalam arti ideologis, politis, ekonomis,soaial
budaya
Geostrategi Indonesia dirumuskan dalam wujud ‘ketahanan nasional’, sehingga bisa dikatakan geostartegi adalah
ketahanan nasional itu sendiri. Ketahanan nasional itu sendiri adalah suatu kondisi dinamik suatu bangsa yang berisi
keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan dalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman, tantangan,
hambatan maupun gangguan yang datang dari luar maupun yang datang dari dalam, yang secara langsung maupun tidak
langsung dapat membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mencapai
tujuan nasional.
Geostrategi Indonesia adalah strategi dalam memanfaatkan konstelasi geografi negara Indonesia untuk menentukan
kebijakan, tujuan, sarana-sarana untuk mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia. Geostrategi Indonesia memberi
arahan-arahan tentang bagaimana merancang strategi pembangunan guna mewujudkan masa depan yang lebih baik,
aman, dan sejahtera. Oleh karena itu Geostrategi Indonesia bukan merupakan Geopolotik untuk kepentingan polotik dan
peran tapi untuk kepentingan kesejahteraan dan keamanan.

Anda mungkin juga menyukai