Anda di halaman 1dari 32

PEMILU

By :
1 . Ta r e q K e m a l A z i z _ 0 8 0 3 1 3 8 2 1 2 6 0 9 3
2. Mutiah_08031282126050
3 . A u l i a D a m a Ya n t i _ 0 8 0 3 1 3 8 2 1 2 6 0 8 2
4 . M . Wi r ay ud h a U_ 0 8 0 3 1 3 6 2 1 26 0 88
5 . Yu n i k a M . H . A _ 0 8 0 3 1 2 8 2 1 2 6 0 5 9
6 . Wi d y a Nu r u l Ai ni _ 0 80 3 11 8 2 1 2 6 0 0 3
7. Nyiayu Hamidatun_08031282126029
8. P uan M a ha F i ra _0803 1182126024
9. Ni’matussholikhah_08031382126095
Pengertian Pemilu
 Secara Umum
Proses memilih seseorang untuk mengisi jabatan politik tertentu. Jabatan tersebut beraneka
ragam, mulai dari jabatan presiden/eksekutif, wakil rakyat/ legislatif di berbagai tingkat
pemerintahan, sampai kepala desa.
 Menurut Undang-undang No 20 Tahun 2007
Penyelenggara Pemilu diatur mengenai penyelenggara Pemilihan Umum yang dilaksanakan
oleh suatu Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri.
 Menurut Ali Moertopo
Sarana yang tersedia bagi rakyat untuk menjalankan kedaulatannya dan merupakan lembaga
demokrasi.

TAREQ KEMAL
2021 2
AZIZ_08031382126093
Hak Rakyat dalam Pemilu

Setiap warga negara berhak untuk dipilih dan memilih dalam pemilihan
umum berdasarkan persamaan hak melalui pemungutan suara yang
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

TAREQ KEMAL
2021 3
AZIZ_08031382126093
Tugas Saksi
Mempelajari aturan teknis pemungutan, penghitungan dan
rekapitulasi perolehan suara.
 Memahami titik rawan setiap tahapannya.
 Memahami tupoksi, hak dan larangan penyelenggara pemilu dan
saksi di setiap tingkatan.
 Menyerahkan surat mandat dari Partai Politik.

TAREQ KEMAL
2021 4
AZIZ_08031382126093
Tugas KPU

 Merencanakan dan mempersiapkan pelaksanaan Pemilihan Umum.


 Menerima, meneliti dan menetapkan Partai-partai Politik yang berhak sebagai peserta
Pemilihan Umum.
 Membentuk Panitia Pemilihan Indonesia yang selanjutnya disebut PPI dan
mengkoordinasikan kegiatan Pemilihan Umum mulai dari tingkat pusat sampai di Tempat
Pemungutan Suara yang selanjutnya disebut TPS.
 Menetapkan jumlah kursi anggota DPR, DPRD I dan DPRD II untuk setiap daerah
pemilihan.
 Menetapkan keseluruhan hasil Pemilihan Umum di semua daerah pemilihan untuk DPR,
DPRD I dan DPRD II.
 Mengumpulkan dan mensistemasikan bahan-bahan serta data hasil Pemilihan Umum.

TAREQ KEMAL
2021 AZIZ_08031382126093 5
Fungsi dan Tujuan Pemilu
A.Fungsi Pemilu
Menurut Satjipto Rahardjo, pemilu pada dasarnya memiliki empat fungsi
utama yakni:
Sarana legitimasi politik
Fungsi perwakilan politik
Pergantian atau sirkulasi elit penguasa
Sarana Pendidikan politik bagi rakyat

2021 MUTIAH_08031282126050 6
Tujuan diselenggarakannya pemilu antara lain :
Untuk melaksanakan kedaulatan rakyat
Untuk membentuk perwakilan politik
Untuk melakukan pergantian personal pemerintahan secara
konstitusional
Sebagai sarana partisipasi politik masyarakat

2021 MUTIAH_08031282126050 7
Secara singkat, tujuan pemilu adalah untuk membentuk pemerintahan baru dan
perwakilan rakyat yang benar-benar bekerja untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat. Serta untuk membentuk pemerintahan yang demokratis, kuat dan
memperoleh dukungan rakyat dalam rangka mewujudkan tujuan nasional sesuai
UUD 1945.
Berdasarkan Pasal 22E ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 yang menyatakan, “Pemilihan umum diselenggarakan untuk memilih
anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil
Presiden serta Dewan Perwakilan Rakyat Daerah”

2021 MUTIAH_08031282126050 8
Alasan di adakannya pemilu
Pemilihan umum di Indonesia dilakukan mengingat adanya Konstitusi UUD 1945,
dimana wujud pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam sebuah Negara dengan
melaksanakan sistem demokrasi Pemilu sebagai wujud demokrasi dan salah satu aspek
yang penting untuk dilaksanakan secara demokratis.Semua demokrasi modern
melaksanakan pemilihan. Namun tidak semua pemilihan adalah demokratis.Karena
pemilihan secara demokratis bukan sekedar lambang, melainkan pemilihan yangharus
kompetitif, berkala, inklusif (luas), dan definitif untuk menentukan pemerintah.Terdapat
dua alasan mengapa pemilu menjadi variabel penting suatu negara, yakni:
 Pemilu merupakan suatu mekanisme transfer kekuasaan politik secara damai.
Legitimasi kekuasaan seseorang atau partai politik tertentu tidak diperoleh dengan
cara kekerasan. Namun kemenangan terjadi karena suara mayoritas rakyat didapat
melalui pemilu yang fair.
Demokrasi memberikan ruang kebebasan bagi individu. Pemilu dalam konteks ini,
artinya konflik yang terjadi selama proses pemilu diselesaikan melalui lembaga-
lembaga demokrasi.
2021 AULIA DAMA YANTI_08031382126082 9
Sejarah Pemilu di INDONESIA
 Pemilu Pertama (1955)
Pemilihan Umum 1955 merupakan Pemilu yang pertama dalam sejarah bangsa Indonesia yang
digelar secara nasional. Sekitar tiga bulan setelah kemerdekaan diproklamasikan Soekarno dan
Hatta pada 17 Agustus 1945, pemerintah waktu itu sudah menyatakan keinginannya untuk bisa
menyelenggarakan Pemilu pada awal tahun 1946. Dicantumkan dalam Maklumat X, atau Maklumat
Wakil Presiden Mohammad Hatta tanggal 3 Nopember 1945 , menyebutkan, Pemilu untuk memilih
anggota DPR dan MPR akan diselenggarakan bulan Januari 1946. Ternyata Pemilu pertama tersebut
baru terselenggara hampir sepuluh tahun setelah kemudian ,karna ketidaksiapan pemerintah
menyelenggarakan pemilu, belum tersedianya perangkat perundang-undangan untuk mengatur
penyelanggaraan pemilu maupun rendahnya stabilitas keamanan negara. Pemilu 1955 dilakukan dua
kali. Yang pertama, pada 29 September 1955 untuk memlih anggota-anggota DPR. Yang kedua, 15
Desember 1955 untuk memilih anggota-anggota Dewan Konstituante. Puncak kerapuhan politik
Indonesia terjadi ketika MPRS menolak Pidato Presiden Soekarno yang berjudul Nawaksara pada
Sidang Umum Ke-IV tanggal 22 Juni 1966

2021 M. WIRAYUDHA U_08031362126088 10


B. Pemilu (1971 – 1997)
Pasca pemerintahan Presiden Soekarno, MPRS menetapkan Soeharto sebagai Pejabat
Presiden pada 12 Maret 1967 dan tanggal 27 Maret 1968 Soeharto ditetapkan menjadi
Presiden sesuai hasil Sidang Umum MPRS (TAP MPRS No. XLIV/MPRS/1968). Selama
32 tahun Presiden Soeharto memimpin bangsa Indonesia, telah terjadi enam kali
penyelenggaraan Pemilu untuk memilih anggota DPR, DPRD Tingkat I dan DPRD
Tingkat II. Pada era ini Presiden dipilih oleh MPR.
Pada Pemilu 1971, Orde Baru mulai meredam persaingan politik dan mengubur pluralisme
politik. Hasil Pemilu 1971 menempatkan GOLKAR sebagai mayoritas tunggal dengan
perolehan suara 62,82%, diikuti NU (18,68%), PNI (6,93%) dan Parmusi (5,36%).
Pada Pemilu 1977, Kontestan Pemilu dari semula 10 Partai Politik menjadi 3 Partai Politik
melalui Fusi 1973. NU, Parmusi, Perti dan PSII menjadi Partai Persatuan Pembangunan
(PPP). PNI, Parkindo, Partai Katolik, Partai IPKI dan Partai Murba menjadi Partai
Demokrasi Indonesia (PDI). Formasi kepartaian ini (PPP, GOLKAR dan PDI) terus
dipertahankan hingga Pemilu 1997. GOLKAR sebagai mayoritas tunggal terus berlanjut
pada Pemilu 1982, 1987, 1992 dan 1997. GOLKAR menjadi Partai pemenang. PPP dan
PDI menempati peringkat 2 dan 3.

2021 M. WIRAYUDHA U_08031362126088 11


Tahun 1998, Soeharto digantikan oleh BJ. Habibie sampai diselenggarakan Pemilu berikutnya (Sidang Istimewa
MPR RI, 23 Juli 2001, melalui Ketetapan MPR RI No. II/MPR/2001
C. Pemilu (1999- Sekarang)
Pasca pemerintahan Presiden Soeharto, Wakil Presiden BJ. Habibie dilantik menjadi Presiden RI pada tahun 1998.
Pada masa pemerintahan BJ. Habibie, Pemilu yang semula diagendakan tahun 2002 dipercepat pelaksanaannya
menjadi tahun 1999.
PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 1999
• Pemilu pertama pada masa reformasi
• Peserta: 48 Partai Politik • Pelaksanaan: 7 Juni 1999
• Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri dipilih dan ditetapkan oleh MPR RI sebagai Presiden dan
Wakil Presiden RI
• Pasangan Abdurrahman Wahid - Megawati Soekarnoputri digantikan oleh pasangan Megawati Soekarnoputri -
Hamzah Haz (Sidang Istimewa MPR RI, 23 Juli 2001, melalui Ketetapan MPR RI No. II/MPR/2001)
PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2004
• Pelaksanaan: - 5 Juli 2004 (putaran I) - 20 September 2004 (putaran II)
• Peserta: 5 pasangan calon
• Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2004 - 2009
2021 M. WIRAYUDHA U_08031362126088 12
PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2009
• Pelaksanaan: 8 Juli 2009 (1 putaran)
• Peserta: 3 pasangan calon
• Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden
RI periode 2009 – 2014

PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014


• Pelaksanaan: 9 Juli 2014
• Peserta: 2 pasangan calon
• Joko Widodo dan Muhammad Jusuf Kalla ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden
RI periode 2014 – 2019

PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2019


• Pelaksanaan: 17 April 2019
• Peserta: 2 pasangan calon
• Joko Widodo dan Ma’ruf Amin ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI
periode 2019 - 2024

2021 M. WIRAYUDHA U_08031362126088 13


Politik Uang Di Pusaran
Pemilu
Menurut M. Abdul Kholiq, Politik uang
adalah suatu tindakan membagi- bagikan
uang atau materi lainnya baik milik pribadi
dari seorang politisi atau milik partai untuk
mempengaruhi suara pemilu yang
diselenggarakan

2021 YUNIKA M. H. A_08031282126059 14


FA K T O R P E N Y E B A B T E R J A D I N YA P O L I T I K U A N G
 KETERBATASAN EKONOMI
Penyebab terjadinya politik uang tidak terlepas dari faktor keterbatasan ekonomi yang hingga
saat ini selalu memunculkan masalah-masalah baru termasuk membuka peluang bagi terjadinya
politik uang di masyarakat
 RENDAHNYA PENDIDIKAN
Tentunya hal ini tidak terlepas dari rendahnya faktor ekonomi yang membuat masyarakat tidak
memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik, sehingga ini
mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku ketika melakukan sesuatu.
 LEMAHNYA PENGAWASAN
Lemahnya pengawasan ini lebih menitikberatkan kepada adaptasi individu terhadap peraturan
yang mengawasi praktek politik uang itu sendiri
 KEBIASAAN DAN TRADISI
Dampak ini diakibatkan karena rendahnya pengawasan yang dilakukan dan kurangnya
pengetahuan dan kurangnya kesadaran masyarakat akan praktek politik uang yang terjadi dalam
pemilu
2021 YUNIKA M. H. A_08031282126059 15
FA K T O R P E N Y E B A B T E R J A D I N YA P O L I T I K U A N G
 KETERBATASAN EKONOMI
Penyebab terjadinya politik uang tidak terlepas dari faktor keterbatasan ekonomi yang hingga
saat ini selalu memunculkan masalah-masalah baru termasuk membuka peluang bagi terjadinya
politik uang di masyarakat
 RENDAHNYA PENDIDIKAN
Tentunya hal ini tidak terlepas dari rendahnya faktor ekonomi yang membuat masyarakat tidak
memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik, sehingga ini
mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku ketika melakukan sesuatu.
 LEMAHNYA PENGAWASAN
Lemahnya pengawasan ini lebih menitikberatkan kepada adaptasi individu terhadap peraturan
yang mengawasi praktek politik uang itu sendiri
 KEBIASAAN DAN TRADISI
Dampak ini diakibatkan karena rendahnya pengawasan yang dilakukan dan kurangnya
pengetahuan dan kurangnya kesadaran masyarakat akan praktek politik uang yang terjadi dalam
pemilu
2021 YUNIKA M. H. A_08031282126059 16
P em i l u y a n g p e r n a h d i l ak s a n a k a n d i I n d o n es ia
Pemillu pertama kali diakan untuk memilih presiden dan wakil presiden pada
tahun 2004. Pada 2007, berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007,
pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah (pilkada) juga dimasukkan
sebagai bagian dari rezim pemilu. Pada umumnya, istilah "pemilu" lebih sering
merujuk kepada pemilihan anggota legislatif dan presiden yang diadakan setiap
5 tahun sekali.

2021 WIDYA NURUL AINI_08031182126003 17


I. Pemilihan umum anggota lembaga legislatif
Sepanjang sejarah Indonesia, telah diselenggarakan 12 kali pemilu anggota lembaga legislatif yaitu pada tahun 1955, 1971, 1977,
1982, 1987, 1992, 1997, 1999, 2004, 2009, dan 2014, dan 2019.
A. Pemilu 1955
Pemilu pertama dilangsungkan pada tahun 1955 dan bertujuan untuk memilih anggota-anggota DPR dan Konstituante. Pemilu ini
sering kali disebut dengan Pemilu 1955, dan dipersiapkan di bawah pemerintahan Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo. Namun,
Ali Sastroamidjojo mengundurkan diri dan pada saat pemungutan suara, kepala pemerintahan telah dipegang oleh Perdana
Menteri Burhanuddin Harahap. Sesuai tujuannya, Pemilu 1955 ini dibagi menjadi dua tahap, yaitu:

 Tahap pertama adalah Pemilu untuk memilih anggota DPR. Tahap ini diselenggarakan pada tanggal 29 September 1955, dan
diikuti oleh 29 partai politik dan individu,
 Tahap kedua adalah Pemilu untuk memilih anggota Konstituante. Tahap ini diselenggarakan pada tanggal 15 Desember 1955.
Lima besar partai dalam Pemilu ini adalah Partai Nasional Indonesia, Masyumi, Nahdlatul Ulama, Partai Komunis Indonesia, dan
Partai Syarikat Islam Indonesia.
2021 WIDYA NURUL AINI_08031182126003 18
B. Pemilu 1971
Pemilu berikutnya diselenggarakan pada tahun 1971, tepatnya pada tanggal 5 Juli 1971. Pemilu ini adalah Pemilu
pertama setelah orde baru, dan diikuti oleh 9 Partai politik dan 1 organisasi masyarakat.Lima besar dalam Pemilu
ini adalah Golongan Karya, Nahdlatul Ulama, Parmusi, Partai Nasional Indonesia, dan Partai Syarikat Islam
Indonesia.
Pada tahun 1975, melalui Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1975 tentang Partai Politik dan Golkar, diadakanlah
fusi (penggabungan) partai-partai politik, menjadi hanya dua partai politik (yaitu Partai Persatuan Pembangunan
dan Partai Demokrasi Indonesia) dan satu Golongan Karya.
C. Pemilu 1977-1997
Pemilu-Pemilu berikutnya dilangsungkan pada tahun 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997. Pemilu-Pemilu ini
diselenggarakan di bawah pemerintahan Presiden Soeharto. Pemilu-Pemilu ini sering kali disebut dengan "Pemilu
Orde Baru". Sesuai peraturan Fusi Partai Politik tahun 1975, Pemilu-Pemilu tersebut hanya diikuti dua partai
politik dan satu Golongan Karya. Pemilu-Pemilu tersebut kesemuanya dimenangkan oleh Golongan Karya.

2021 WIDYA NURUL AINI_08031182126003 19


D. Pemilu 1999
Pemilu berikutnya, sekaligus Pemilu pertama setelah runtuhnya orde baru, yaitu Pemilu 1999 dilangsungkan pada
tahun 1999 (tepatnya pada tanggal 7 Juni 1999) di bawah pemerintahan Presiden BJ Habibie dan diikuti oleh 48
partai politik. Lima besar Pemilu 1999 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Golkar, Partai
Persatuan Pembangunan, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Amanat Nasional.
Walaupun Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan meraih suara terbanyak (dengan perolehan suara sekitar 35
persen), yang diangkat menjadi presiden bukanlah calon dari partai itu, yaitu Megawati Soekarnoputri, melainkan
dari Partai Kebangkitan Bangsa, yaitu Abdurrahman Wahid (Pada saat itu, Megawati hanya menjadi calon
presiden). Hal ini dimungkinkan untuk terjadi karena Pemilu 1999 hanya bertujuan untuk memilih anggota MPR,
DPR, dan DPRD, sementara pemilihan presiden dan wakilnya dilakukan oleh anggota MPR.
E. Pemilu 2004
Pada Pemilu 2004, selain memilih anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota, rakyat juga dapat
memilih anggota DPD, suatu lembaga perwakilan baru yang ditujukan untuk mewakili kepentingan daerah.

2021 WIDYA NURUL AINI_08031182126003 20


F. Pemilu 2009
Pemilihan umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
2009 (biasa disingkat Pemilu Legislatif 2009 atau Pileg 2009) diselenggarakan untuk memilih 560 anggota Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR), 132 anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD
Provinsi maupun DPRD Kabupaten/Kota) se-Indonesia periode 2009-2014. Pemungutan suara diselenggarakan secara
serentak di hampir seluruh wilayah Indonesia pada tanggal 9 April 2009 (sebelumnya dijadwalkan berlangsung pada 5 April,
tetapi kemudian diundur. 38 partai memenuhi kriteria untuk ikut serta dalam pemilu 2009. Partai Demokrat memenangkan
suara terbanyak, diikuti dengan Golkar dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
G. Pemilu 2014
Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
2014 (biasa disingkat Pemilu Legislatif 2014) diselenggarakan pada 9 April 2014 untuk memilih 560 anggota Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR), 132 anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD Provinsi maupun DPRD Kabupaten/Kota) se-Indonesia periode 2014-2019. Daftar kandidat anggota DPR daerah
pemilihan DKI Jakarta II. Pemilihan ini dilaksanakan pada tanggal 9 April 2014 serentak di seluruh wilayah Indonesia.
Namun untuk warga negara Indonesia di luar negeri, hari pemilihan ditetapkan oleh panitia pemilihan setempat di masing-
masing negara domisili pemilih sebelum tanggal 9 April 2014. Pemilihan di luar negeri hanya terbatas untuk anggota DPR di
daerah pemilihan DKI Jakarta II, dan tidak ada pemilihan anggota perwakilan daerah.
2021 WIDYA NURUL AINI_08031182126003 21
H. Pemilu 2019
Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah 2019 (biasa disingkat Pemilu Legislatif 2019) diselenggarakan pada 17 April 2019 untuk memilih 575
anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), 136 anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), serta anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD Provinsi maupun DPRD Kabupaten/Kota) se-Indonesia periode 2019–2024.
Pemilu Legislatif tahun tersebut dilaksanakan bersamaan dengan Pemilihan umum Presiden Indonesia 2019.

2021 WIDYA NURUL AINI_08031182126003 22


II. Pemilihan umum presiden dan wakil presiden
Pemilihan umum presiden dan wakil presiden (pilpres) pertama kali diadakan dalam Pemilu 2004.
A. Pemilu 2004
Pemilu 2004 merupakan pemilu pertama di mana para peserta dapat memilih langsung presiden dan wakil
presiden pilihan mereka. Pemenang Pilpres 2004 adalah Susilo Bambang Yudhoyono. Pilpres ini dilangsungkan
dalam dua putaran, karena tidak ada pasangan calon yang berhasil mendapatkan suara lebih dari 50%. Putaran
kedua digunakan untuk memilih presiden yang diwarnai persaingan antara Yudhoyono dan Megawati yang
akhirnya dimenangi oleh pasangan Yudhoyono-Jusuf Kalla.
B. Pemilu 2009
Pilpres 2009 diselenggarakan pada 8 Juli 2009. Pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono berhasil menjadi
pemenang dalam satu putaran langsung dengan memperoleh suara 60,80%, mengalahkan pasangan Megawati
Soekarnoputri-Prabowo Subianto dan Muhammad Jusuf Kalla-Wiranto.

2021 WIDYA NURUL AINI_08031182126003 23


C. Pemilu 2014
Pilpres 2014 diselenggarakan pada 9 Juli 2014. Pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla berhasil menjadi pemenang
dalam satu putaran langsung dengan suara sebesar 53,15%, mengungguli pasangan Prabowo Subianto-Hatta
Rajasa.
D. Pemilu 2019
Pilpres 2019 diselenggarakan pada 17 April 2019, diikuti oleh dua pasangan calon, yakni Jokowi-Amin dengan
nomor urut 01 dan Prabowo-Sandi dengan nomor urut 02. Pemilihan umum pada tahun ini diselenggarakan
bersamaan dengan pemilu legislatif. Dan Pemilihan Umum ini dimenangkan oleh pasangan nomor urut 01 Joko
Widodo-Ma'ruf Amin dengan perolehan suara 55,50%, diikuti oleh pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-
Sandiaga Uno dengan perolehan suara 44,50%.
III. Pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah
Pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah (pilkada) menjadi bagian dari rezim pemilu sejak 2007.
Pilkada pertama di Indonesia adalah Pilkada Kabupaten Kutai Kartanegara pada 1 Juni 2005.

2021 WIDYA NURUL AINI_08031182126003 24


S T R AT E G I A G A R P E M I L U B E R J A L A N S E S U A I A S A S
PEMILU
Secara normatif prinsip-prinsip penyelenggaraan pemilu yang berlandaskan pada
Kejujuran
Kerahasiaan
Ketenangan
Langsung

NYIAYU
2021 25
HAMIDATUN_08031282126029
Indonesia sebagai salah satu Negara demokrasi terbesar di dunia telah menetapkan enam
ukuran pemilu yang demokratis yakni langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Hal
itu termuat dalam pasal 22E ayat 1 Undang Undang Dasar 1945. Undang Undang Pemilu
dan Penyelenggara Pemilu yang menjadi turunannya kemudian menambah beberapa
kriteria lagi seperti transparan, akuntabel, tertib dan profesional.
Dalam mengimplementasikan enam asas penyelenggaraan pemilu tersebut, Indonesia
pascareformasi telah melakukan sejumlah perbaikan mulai dari perbaikan sistem pemilu
(electoral system), tata kelola pemilu (electoral process) dan penegakan hukum pemilu
(electoral law).

NYIAYU
2021 26
HAMIDATUN_08031282126029
Perbaikan Sistem
Contoh perbaikan sistem yang pernah dilakukan adalah penghapusan dwifungsi
abri. Masih dalam aspek sistem, Indonesia juga melakukan koreksi terhadap
sistem proporsional.
Perbaikan Manajemen
Untuk perbaikan dalam aspek tata kelola atau manajemen pemilu dilakukan
dengan menyasar dua hal, yakni :
- Penyelenggara pemilu (electoral actor), dan
- Penyelenggaraan pemilu (electoral process).

NYIAYU
2021 27
HAMIDATUN_08031282126029
 Penyelenggara pemilu (electoral actor)
Penataan kelembagaan dan keanggotaan KPU diperbaiki. Konstitusionalitas
KPU sebagai lembaga yang bersifat nasional, tetap dan mandiri diwujudkan
dengan menghapuskan kewajiban KPU untuk menyampaikan
pertanggungjawaban penyelenggaraan pemilu kepada Presiden.
 Penyelenggaraan pemilu (electoral process)
1. Penataan akses informasi publik
2. Menjaga hak konstitusional warga Negara
3. Menjaga otentisitas suara rakyat

NYIAYU
2021 28
HAMIDATUN_08031282126029
ASAS PEMILU(LUBER JURDIL)
LANGSUNG
Rakyat memiliki hak untuk memberikan suaranya secara langsung tanpa perantara.
UMUM
Semua Warga Negara berhak memilih dan dipilih sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
BEBAS
Rakyat memilih sesuai dengan hati nuraninya tanpa adanya paksaan dan tekanan.
RAHASIA
Pemilih dijamin tidak akan ada siapapun yang mengetahui siapa yang dipilih dan untuk siapa suaranya
diberikan.
JUJUR
Semua pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam Pemilu harus bersikap jujur.
ADIL
Setiap pemilihan dan partai politik peserta pemilu mendapatkan perlakuan yang sama.
2021 PUAN MAHA FIRA_08031182126024 29
STUDI KASUS
Vi d e o D u g a a n K e c u r a n g a n P e m i l u d i Ta p a n u l i
B e re d a r
 ANALISIS KASUS
Sehari sesudah pencoblosan yang dilakukan pada 2019 lalu beredar video dugaan kecurangan
pemilu di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng).Rekaman video tersebut memperlihatkan
penghitungan suara tidak sesuai dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 3
tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara dalam Pemilu dan Undang-Undang Nomor 7
Tahun 2017 tentang Pemilu.
Dalam video berita ini memperlihatkan 2 kasus kecurangan dalam pemilu yang terjadi di
Tapanuli Tengah. Yang pertama di TPS 01 kampung Solok-Barus Kabupaten Tapanuli Tengah,
terjadi pencurangan oleh petugas KPPS dalam proses penghitungan dimana nama yang disebut
tidak sesuai dengan yang ada pada surat suara secara berkali-kali. Yang kedua terjadi di TPS
yang berada di Kecamatan Andam Dewi Kabupaten Tapanuli Tengah, terlihat 2 petugas KPPS
yang memasukan surat suara secara terus-menerus dan leluasa dalam kondisi TPS sepi.
2021 NI’MATUSSHOLIKHAH_08031382126 30
095
Penyebab dan Solusi dari Kecurangan
 Penyebab:
Tidak diawasi oleh pengawas pemilu ataupun aparat negara secara langsung
Terjadi ketidak-jujuran petugas pemilu
 Solusi:
Laporkan kecurangan tersebut kepada Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum
(Bawaslu) untuk ditindaklanjuti. Selain itu bisa lapor ke Mahkamah Konstitusi
sebagaimana merupakan lembaga negara yang mengelesaikan perkara
kecurangan dalam pemilu.

NI’MATUSSHOLIKHAH_08031382126
2021 31
095
THAN
K YOU

32

Anda mungkin juga menyukai