Sedang ec
Pneumonia
Kelompok A3
Deva Wulandari
Syifa Inanta Mulia Nasution
Fatihah Az-Zahra
Sarah Mareta Azzahra
Nurul Shafira
Wira Veronica
Maryamah
R. A. Mitha Aulia
Dinda Radeta
Definisi
Bronkopneumonia peradangan/inflamasi
yang mengenai parenkim paru, disebabkan
oleh berbagai macam etiologi,
menimmbulkan ketidakseimbangan antara
ventilasi dan perfusi di sistem pernapasan,
yang tercermin melalui gejala klinins,
radiologis maupun laboratoris.
Epidemiologi
Terdapat sekitar 120 juta kasus
bronkopneumonia di seluruh dunia, yang
mengakibatkan 1,3 juta kematian. Anak
usia < 2 tahun pada negara berkembang
menyumbang 80% kematian.
4 mo-4 Respiratory syncytial virus, other respiratory viruses (rhinoviruses, parainfluenza viruses, influenza
yr viruses, human metapneumovirus, adenovirus), S. pneumoniae, H. influenzae (type b,* nontypeable),
Mycoplasma pneumoniae, group A streptococcus
● Tanda PF:
○ pekak perkusi
○ suara napas melemah, dan ronki.
● Peny dpt disertai: konjungtivitis, otitis media, faringitis, dan laringitis
● Anak besar : berbaring pada sisi yang sakit dengan lutut tertekuk karena nyeri dada
● Ronki ditemukan bila infiltrat alveolar
● Retraksi dan takipnea: tanda klinis pneumonia
● Efusi pleura atau empiema, gerakan ekskursi dada tertinggal di daerah efusi
● Gerakan dada terganggu jika nyeri dada akibat iritasi pleura semakin berkurang dan
berubah menjadi nyeri tumpul.
● Nyeri abdomen bila terdapat pneumonia lobus kanan bawah yang menimbulkan
iritasi diafragma dapat menyebar ke kuadran kanan bawah dan menyerupai
apendisitis
APGAR Score
Score
Sign
0 1 2
Appearance (color) Blue or pale Pink body with blue Completely pink
extremities
Pulse (heart rate) Absent Slow (<100beats/min) >100beats/min
GOMELLA, Tricia Lacy, et al. (ed.). Neonatology: management, procedures, on-call problems, diseases, and drugs. New York: McGraw-Hill Education Medical, 2013.
● Skor dicatat pada menit ke-1 dan ke-5
● Interpretasi
○ Skor 7-10: normal
○ Skor 4-7: asfiksia sedang, memerlukan beberapa tindakan resusitasi
○ Skor <3: asfiksia berat, membutuhkan resusitasi segera
GOMELLA, Tricia Lacy, et al. (ed.). Neonatology: management, procedures, on-call problems, diseases, and drugs. New York: McGraw-Hill Education Medical, 2013.
Down’s Score
0 1 2
Respiratory rate <60/min 60=80/min >80/min
Retractions No retraction Mild retractions Severe retractions
Cyanosis No cyanosis Cyanosis relieved by Cyanosis on )2
O2
Air entry Good bilateral air Mild decrease in air No air entry
entry entry
Grunting No grunting Audible by Audible with ear
stethoscope
Total Diagnosis
<4 Gangguan pernapasan ringan
4-5 Gangguan pernapasan sedang
≥6 Gangguan pernapasan berat, diperlukan analisis gas darah
DIAGNOSIS
• Keluhan yang terkait dengan pneumonia
tidak spesifik, termasuk batuk, demam,
takipnea, dan kesulitan bernapas
• Anamnesis penting meliputi durasi gejala,
pajanan, perjalanan, kontak sakit, kesehatan
dasar anak, penyakit kronis, gejala berulang,
tersedak, riwayat imunisasi, kesehatan ibu,
atau komplikasi kelahiran pada neonatus.
Ebeledike C, Ahmad T. Pediatric pneumonia. StatPearls [Internet]. 2020 Nov 21 [cited 2021 Sept 13]. Available on: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK536940/.
DIAGNOSIS
● Dapat ditemukan tanda klinis
seperti pekak perkusi, suara napas
melemah, dan ronki.
● Pada neonatus dan bayi kecil,
gejala dan tanda pneumonia lebih
beragam dan tidak selalu jelas
terlihat. Pada perkusi dan
auskultasi paru umumnya tidak
ditemukan kelainan
Ebeledike C, Ahmad T. Pediatric pneumonia. StatPearls [Internet]. 2020 Nov 21 [cited 2021 Sept 13]. Available on: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK536940/.
DIAGNOSIS
World Health Organization; alih bahasa. Tim Adaptasi Indonesia. Buku saku pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. Jakarta: WHO. 2009.
DIAGNOSIS
Pneumonia Berat
Selain itu bisa didapatkan pula tanda berikut Pada auskultasi terdengar:
ini: Crackles (ronki)
Napas cepat: Suara pernapasan menurun
< 2 bulan : ≥ 60 kali/menit Suara pernapasan bronkial
2 – 11 bulan : ≥ 50 kali/menit
1 – 5 tahun : ≥ 40 kali/menit
≥ 5 tahun : ≥ 30 kali/menit
Suara merintih (grunting) pada bayi muda
World Health Organization; alih bahasa. Tim Adaptasi Indonesia. Buku saku pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. Jakarta: WHO. 2009.
DIAGNOSIS
Pada Neonatus
• Diagnosis berdasarkan kombinasi faktor risiko perinatal, tanda gangguan
pernapasan neonatal, hasil lab, hasil radiologi, klinis
• Klinis ibu: demam, korioamnionitis, leukopeni
• Kriteria berdasarkan Centers for disease control and prevention:
• Adanya peningkatan kebutuhan oksigen dan ventilator dan
setidaknya 3 dari tanda berikut:
• Ketidakstabilan suhu, mengi, takipnea, batuk, denyut jantung
abnormal, perubahan sekret pernapasan, dan jumlah darah putih
perifer yang abnormal
Reiterer F. Neonatal pneumonia. InNeonatal bacterial infection 2013 Apr 30 (pp. 19-32). Rijeka, Croatia: IntechOpen.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM
• Pneumonia virus dan pneumonia mikoplasma: leukosit normal
atau sedikit meningkat
• Pneumonia bakteri leukositosis : 15.000-40.000/mm3 dengan
predominan PMN
• Leukopenia (< 5.000/mm3) menunjukkan prognosis yang buruk.
• Infeksi Chlamydia pneumoniae: eosinofilia
• Efusi pleura merupakan cairan eksudat dengan sel PMN berkisar
antara 300-100.000/mm3, protein > 2,5 g/dl, dan glukosa relatif
lebih rendah daripada glukosa darah
• Anemia ringan dan laju endap darah (LED) yang meningkat.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
RADIOLOGI
• Tidak rutin dilakukan
• Direkomendasikan pada pneumonia berat yang dirawat
• Rontgen toraks posisi AP
• Meliputi infiltrat ringan pada satu paru hingga
konsolidasi luas kedua paru
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada Neonatus
Frontal chest radiograph shows bilateral diffuse
and patchy opacities (white arrows) and trace of
Leonidas et al., efusi bilateral pleural effusions (black arrows)
Hodler J, Kubik-Huch RA, von Schulthess GK. Diseases of the Chest, Breast, Heart and Vessels 2019-2022: Diagnostic and Interventional Imaging.
- Pneumonia neonatal merupakan
kelainan pada alveoli yang
tersebar
- Gambaran dapat berupa garis-
garis opak perihilar menyerupai
TTN atau infiltrat luas hampir
homogen menyerupai HMD.
- Pada neonatus cukup bulan
dengan gambaran ground glass
yang menyerupai HMD, pikirkan
terlebih dahulu pneumonia yang
biasanya disebabkan streptokokus.
- Terkadang dapat dijumpai efusi
pleura (tidak seperti HMD).
PUDJIADI, Antonius H., et al. Pedoman pelayanan medis ikatan dokter anak Indonesia. 2010.
DIAGNOSIS BANDING
- Surfactant deficiency syndrome
- Transient tachypnea of the newborn (TTN)
- Sindrom aspirasi mekonium (MAS), perdarahan paru,
edema paru, limfangiektasis paru primer atau
limfangiomatosis paru, gagal jantung kongestif.
- Investigasi tambahan seperti ekokardiografi, computed
tomography resolusi tinggi, studi laboratorium lebih
lanjut, dan dalam kasus yang jarang terjadi, biopsi paru
sangat membantu dalam pemeriksaan diagnostik.
Hodler J, Kubik-Huch RA, von Schulthess GK. Diseases of the Chest, Breast, Heart and Vessels 2019-2022: Diagnostic and Interventional Imaging.
Tatalaksana
● Pemberian Oksigen dan dimonitoring dengan pulse oxymetri
● Resusitasi cairan dan pemberian kalori yang cukup dan sesuai
● Bila sesak tidak terlalu hebat dapat dimulai pemberian diet
bertahap dengan NGT, OGT, maupun PO
● Jika sekresi lendir berlebih inhalasi dengan salin normal
● Koreksi kelainan elektrolit
● Pemberian antibiotik yang dievaluasi setiap 48-72 jam
● Lama pemberian antibiotik berdasarkan kemajuan klinis,
pemeriksaan penunjang, dan jenis kuman penyebab
(umumnya 10-14 hari kecuali kuman staphylococcus yang
diterapi 6 minggu)
Antibiotik
Pilihan antibiotika untuk penderita pneumonia baru yang
datang ke IGD atau rawat jalan yang belum pernah
mendapatkan perawatan di RS lainnya:
● Pneumonia ringan yang bisa rawat jalan:
○ Amoksisilin 50-80 mg/kg/hari per oral dibagi
dalam 3 dosis, atau
○ Amoksisilin+asam klavulanat 50 mg/kgbb peroral
dibagi dalam 3 dosis
● Pneumonia yang memerlukan rawat inap:
○ Ampicilin 100 mg/kgbb/hari intravena dibagi
dalam 4 dosis atau
○ Ampicilin sulbactam 100 mg/kgbb/hari intravena
dibagi dalam 4 dosis
Antibiotik
● Pneumonia yang memerlukan rawat inap yang disertai
penyakit penyerta yang menular tanpa disertai sepsis
(ISK, gastroenteritis, morbili)
○ Ampicilin sulbactam 100 mg/kgbb/hari intravena
dibagi dalam 4 dosis
● Pneumonia yang memerlukan rawat inap yang disertai
sepsis
○ Ampicilin sulbactam 200 mg/kgbb/hari intravena
dibagi dalam 4 dosis
Antibiotik
Pilihan antibiotika untuk penderita pneumonia yang diduga
disebabkan oleh infeksi kuman atipik (pneumonia atipik) dapat
diberikan salah satu antibiotik di bawah ini:
● Spiramisin 50 mg/kgbb/hari dibagi 3 dosis (10-14 hari)
● Eritromisin 30-50 mg/kgbb/hari dibagi 3-4 dosis (10-14
hari)
● Azitromisin 10mg/kgbbsekali sehari (5 hari)
● Klaritromisin 15-30 mg/kgbb/hari dibagi 2 dosis (7-10 hari)
Antibiotik
Obat Dosis/kgBB/hari Cara Pemberian
Ampisilin 50-100 mg IM/IV, dibagi 4 kali pemberian
Amoksisilin 50-80 mg PO/IM/IV, dibagi 3-4 kali pemberian
Amoksisilin+Asam Klavulanat 30-75 mg PO, dibagi 3-4 kali pemberian
Ampisilin Sulbactam 100 mg IV, dibagi 4 kali pemberian
Amikasin 15 mg IM/IV, 1kali sehari
Azitromisin 7,5-15 mg PO/IV, 1 kali sehari
Cefotaksim 50-100 mg IV, dibagi 3-4 kali pemberian
Ceftriaxon 50-100 mg IV, dibagi 1-2 kali pemberian
Ceftazidim 50-100 mg IV, dibagi 2-3 kali pemberian
Cefuroxim 25-50 mg IV, dibagi 3-4 kali pemberian
Cefixim 5 mg PO, dibagi 2 kali pemberian
Eritromisin 30-50 mg PO, dibagi 3-4 kali pemberian
Gentamisin 5-7 mg IM/IV, dibagi 1-2 kali pemberian
Klaritromisin 15-30 mg PO, dibagi 2 kali pemberian
Kloramphenikol 50-100 mg IV/PO, dibagi 3-4 kali pemberian
Kloksasilin 50 mg IM/IV, dibagi 4 kali pemberian
Kotrimoksazol 6 mg (TMP) PO, dibagi 2 kali pemberian
Meropenem 30-50mg IV, dibagi 3 kali pemberian
Spiramisin 50mg PO, dibagi 3 kali pemberian
Edukasi
● Menjelaskan mengenai gejala dan
penyebab penyakit
● Menjelaskan mengenai pemberian
antibiotik, dosis dan efek samping
● Menjelaskan mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi prognosis
● Menjelaskan prognosis dan komplikasi
penyakit
● Menjelaskan perlunya pemberian
imunisasi, ASI yang adekuat serta asupan
gizi yang cukup.
● Menjauhkan anak dari polusi udara dan
asap rokok
Edukasi
● Menjelaskan mengenai gejala dan
penyebab penyakit
● Menjelaskan mengenai pemberian
antibiotik, dosis dan efek samping
● Menjelaskan mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi prognosis
● Menjelaskan prognosis dan komplikasi
penyakit
● Menjelaskan perlunya pemberian
imunisasi, ASI yang adekuat serta asupan
gizi yang cukup.
● Menjauhkan anak dari polusi udara dan
asap rokok
Pencegahan
Pneumonia dapat dicegah dengan pemberian vaksinasi
haemofilus influenza B yang terkonjugasi dengan S.
pneumonia yang diberikan tiap tahun dan dianjurkan untuk
anak berusia 6 bulan – 18 tahun.
Komplikasi
• Efusi parapneumonik
• Empiema
• Bronkiektasis
• Abses paru
Prognosis
• Ad vitam : dubia ad bonam
• Ad sanationam : dubia ad bonam
• Ad fungsionam : dubia ad bonam
ANALISIS KASUS
Analisis Kasus
● Berdasarkan anamnesis, ibu datang ke IGD RSUD dengan keluhan
air ketuban berwarna hijau.
● Pada pemeriksaan fisik didapatkan takipneu (>60x/m), sianosis,
napas cuping hidung, retraksi suprasternal dan subkostal,
merintih(grunting), stridor, yang berarti anak kemungkinan
mengalami pneumonia dan distress napas pada neonatus.
● Status gizi anak normal
• Appearance: normal Assesment Kegawatan
• T: anak tampak bergerak aktif
• I: anak dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitar
• C: anak menangis namun dapat ditenangkan
• L: anak dapat melihat ke pemeriksa
• S: anak menangis kuat
• Breathing: abnormal
• Posisi abnormal: tidak ada head bobbing, sniffing,
tripoding (karena posisi anak berbaring)
• Suara napas abnormal: tidak terdengar stridor, wheezing
(tanpa auskultasi)
• Usaha napas: RR meningkat (hitung RR idealnya 1 menit
penuh, sambil memegang dada anak), tampak retraksi
suprasternal dan subkostal
• Napas cuping hidung + (lihat di hidung gerakan kembang
kempis lubang hidung)
• Circulation:
• (-) pucat, mottled, sianosis (sentral: mulut, perifer: jari
kuku tangan & kaki)
Skor Downe
Komponen 0 1 2
Frekuensi napas <60 kali/ menit 60-80 kali/menit >80 kali/menit
Retraksi Tidak ada retraksi Retraksi ringan Retraksi berat
Sianosis Tidak ada sianosis Sianosis hilang dengan Sianosis menetap
pemberian oksigen walaupun diberi
oksigen
Air Entry Udara masuk Penurunan ringan Tidak ada udara masuk
udara masuk
Merintih Tidak merintih Dapat didengar dengan Dapat didengar tanpa
stetoskop stetoskop
Total Diagnosis
<4 Gangguan pernapasan ringan
4-5 Gangguan pernapasan sedang
≥6 Gangguan pernapasan berat, diperlukan analisis
gas darah
Menyingkirkan DD
• Pneumonia
– Terutama terjadi pada anak < 5
tahun
– Trias: Sesak napas, batuk, demam
– Pemeriksaan fisik: napas cepat,
retraksi, ronki basah halus
nyaring
– Penunjang: WBC meningkat pd
bakteri, menurun/ Normal pada
virus
– Rontgen: interstisial infiltrat,
konsolidasi, peningkatan corakan
bronkovaskular
Analisis Kasus