Anda di halaman 1dari 54

NEMATODA

Dr. dr. Dianawaty Amiruddin., SpKK.,MSi

DE PART E MEN PAR ASITOLOGI


FAKULTAS KE DOKTE R AN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021
PENDAHULUAN
Definisi infeksi Kecacingan menurut WHO  infestasi satu atau lebih cacing parasit usus yang
terdiri dari golongan nematoda usus . (World Health Organization (WHO)., 2011. Soil Transmitted Helminthes. Intestinal Worms 2011. [online], Available at:
http://www.who.int/intestinal worms/en/)

Penyakit kecacingan disebabkan t u oleh infeksi Soil Transmitted Helminth  menurun kondisi
kesehatan, gizi, kecerdasan dan produktivitas penderita sehingga secara ekonomi
menyebabkan kerugian, karena adanya kehilangan karbohidrat dan protein serta kehilangan
darah yang pada akhirnya dapat menurunkan kualitas sumber daya manusia.
Kecacingan mempengaruhi pemasukan (intake), pencernaan (digestif), penyerapan (absorpsi),
dan metabolisme makanan.
Secara kumulatif infeksi cacingan dapat menimbulkan kurangan gizi berupa kalori dan protein,
serta kehilangan darah yang berakibat menurunnya daya tahan tubuh dan menimbulkan
gangguan tumbuh kembang t u anak.
. Brooker S., et al., 2000. Epidemology Single and Multiple Species of Helminth Infection Among School Children In Busia District, Kenya. East African Medicak Journal Vol.77 No. 3 March 2000, hal 1 .Available at
http://www.ajol.info/index.php/eamj/article/view/46613
https://apps.who.int/neglected_diseases/ntddata/sth/sth.html
• Infestasi Cacing menurut Final SNPPDI 20092019.edit20102019.pdf
hal 149
Ascaris lumbricoides
(Roundworm, Cacing gelang)

• TAKSONOMI
Filum : Nematoda
Klas : Secernentea
Ordo : Ascaridida
Super famili : Ascaridoidea
Genus : Ascaris
Spesies : Ascaris lumbricoides
Ascaris lumbricoides
(Roundworm, Cacing gelang)

Host : Manusia
Habitat : Usus halus
Penyakit : Askariasis
 
SIKLUS HIDUP Ascaris lumbricoides
Cacing dewasa :
- bentuk bulat panjang (silindris)
- kedua ujung lebih kecil,
- berwarna kuning kecoklatan
- pada mulut terdapat 3 bibir
Cacing jantan : - 10 – 31 cm
- ekor melengkung ke ventral
- mempunyai 2 spikulum
Cacing betina : - 20 – 35 cm,
- ekor lurus
MORFOLOGI
TELUR DIBUAHI (FERTIL) : TELUR TIDAK DIBUAHI (UNFERTIL):
Bentuk oval / lonjong dengan
 Bulat, ukuran : 45‐75 μm x 35‐50 μm
 Panjang : 88-94 πm , Lebar : 40-45 πm
 Memiliki 3 lapisan dinding yang tebal
transparan :  Dinding dalam lapisan hialin tipis
Lapisan luar adalah albuminous yang tebal,  Dinding luar lapisan albuminoid kasar dan tidak
berkelok-kelok teratur
Lapisan tengah adalah hyaline, lapisan ini Isi : granula yang refraktil/
memberi bentuk telur
Protoplasma yang mati
Lapisan dalam disebut vitelline / lipoid.
Lapisan ini mengelilingi sel telur
nonpermeabel (dalam)
Telur berisi embrio
MORFOLOGI
TELUR DEKORTIKASI TELUR INFEKTIF
 TELUR DIBUAHI YANG KEHILANGAN/TANPA  TELUR YANG BERISI LARVA
LAPISAN ALBUMINOID
 LAPISAN PALING LUAR ADALAH HIALIN
Patomekanisme dan gejala klinis
Respon imun, migrasi larva, mekanik, nutrisi
 Migrasi Larva menimbukan rx pd jar yg dilalui
1. Larva : menyebabkan Sindrom Loeffler dengan gejala-gejala :
- Demam, batuk, sesak napas, urtika
- Eosinofilia
- Pada foto toraks nampak infiltrat
2. Cacing dewasa :
* Pada infeksi ringan :
Kurang nafsu makan, mual, sakit perut, diare, obstipasi
* Pada infeksi berat : - malabsorpsi dari vitamin dan nutrisi (terutama
pada anak-anak)
- obstruksi usus (ileus obstruktiva)
- hipoproteinemia, anasarka
Diagnosis…
Gejala klinis :
Ascaris pneumonia : dyspnea, demam diatas 400C, batuk, sputum
berdarah
Urtikaria,edema, eritem
Mudah lelah
Gangguan pencernaan, diare, muntah, cacing dewasa keluar sendiri
melalui mulut, hidung.
• Pemeriksaan fisik:
• Malnutrisi
• Pemeriksaan lab :
• Eosinophilia
• Pada foto toraks nampak infiltrat
• Direct smear ditemukan telur dalam tinja
TERAPI…
DOC :
- Mebendazol 500 mg dosis tunggal
- Albendazol 400mg dosis tunggal
Alternatif:
- Pyrantel pamoat 10mg/kgBB
- Levamizol
- Oksantel pamoat
 
Prognosis : Baik
Trichuris trichiura
(Whipworm, Cacing cambuk)

Taksonomi :
• Phylum : Nematoda
• Class : Adenophorea
• Subclass : Enoplia
• Ordo : Trichocephalida
• Family : Trichuridae
• Genus : Trichuris
• Spesies : Trichuris trichiura
Trichuris trichiura
(Whipworm, Cacing cambuk)

Host : Manusia
Habitat : Usus besar terutama sekum
Penyakit : Trikuriasis
SIKLUS HIDUP Trichuris trichiura
Cacing dewasa :
- berbentuk seperti cambuk,
- 3/5 bagian anterior halus,

- 2/5 bagian posterior besar


MORFOLOGI
DEWASA JANTAN DEWASA BETINA

 Panjang: 3 - 4 cm  Panjang: 4 - 5 cm,


 Bagian antarior merupakan 3/5 tubuh  Bagian anterior merupakan 3/5 tubuh
lebih langsing seperti ujung cambuk
 Bagian posterior 2/5 tubuh lebih tebal  Bagian posterior 2/5 tubuh lebih tebal
bagian ekor membulat, tumpul dan bagian ekor membulat, tumpul tetapi
melingkar ke ventral seperti koma serta relatif lurus
memiliki 1 psg spikula
MORFOLOGI
Telur
 Berukuran 50 - 54 X 22 - 23 μm
 Bentuk seperti tong anggur (barrel shaped atau
lemon shaped)
 Kedua kutubnya terdapat semacam tutup yang
jernih dan menonjol dikenal sebagai mucoid
plugs.
Patomekanisme dan gejala klinis
Terjadi traumatik
jk cacing dewasa menusukkan bagian anterior tubuhnya
ke mukosa usus sekum dan kolon sehingga  iritasi
inflamasi dan perdarahan
Alergi
Gejala klinis:
Infeksi ringan : - tanpa gejala atau gejala tidak jelas
Infeksi berat : - diare dengan tinja yang berdarah,
nyeri perut dan mual
- prolapsus rektum
- anemia
Diagnosis…
 Gejala klinis:
- Anemia
- Nyeri perut, mual anoreksia
- Diare disertai darah
- Gangguan status nutrisi
- Gangguan pertumbuhan dan intelektual
- Prolapsus ani
Pemeriksaan lab:
Direct smear Menemukan telur dalam tinja
Terapi…
DOC :
- Mebendazol 500mg dosis tunggal

- Albendazol 400 mg dosis tunggal


 
Prognosis: Baik
Cacing tambang
(Hookworm)

TAKSONOMI:
• Kingdom :Animalia
• Phylum :Nematoda
• Class : Secernentea
• Order : Strongiloidae
• Family :Ancylostomatidae
• Genus : Necator/Ancvlostoma
• Species : Necator americanus (Charles W. Stiles, 1898)
Ancylostoma duodenale (Angelo Dubini, I838)
Cacing tambang
(Hookworm)
Pada manusia : - Necator americanus
-
Ancylostoma duodenale
Necator americanus
dan
Ancylostoma duodenale

Host : Manusia
Habitat : Usus halus (jejenum dan duodenum)
Penyakit :
Necator americanus  nekatoriasis
Ancylostoma duodenale  ankilostomiasis
 
SIKLUS HIDUP Necator americanus &
Ancylostoma duodenale
Cacing dewasa : - berbentuk silinder/selindrik,
- berwarna putih keabuan
- bentuk menyerupai huruf S
Cacing jantan :
- 5 – 11 mm
- ekor melebar
(bursa kopulatriks)
- mempunyai 2 spikulum
Cacing betina :
- 9 – 13 mm
- ekor lancip
Morfologi…

Necator americanus :
Bentuk badan : huruf S
Pada mulut : 1 pasang benda khitin
 
 
 
Ancylostoma duodenale :
Bentuk badan : huruf C
Pada mulut : 2 pasang gigi sama besar
Morfologi…

Larva rhabditiform :
- ± 250 µm
- esofagus mempunyai bulbus ( rhabditoid),
1/3 panjang badan
- mulut terbuka, panjang dan sempit
- genital premordial kecil
Morfologi…

Larva filariform :
- ±­ 700 µm
- esofagus lurus (filariform),
1/4 panjang badan
- mulut tertutup
- ekor runcing
- mempunyai selubung (sarung)
MORFOLOGI
TELUR
Bentuk Lonjong

- 60 x 40 µm

- Dinding : tipis, bening

- Isi : tinja segar : 2 – 16 sel telur

tinja lama : larva


Patologi dan gejala klinis
1. Larva :
 vesikel dan pustulosa eritem pada port the di kulit
“Ground itch”
 paru-paru  pneumonitis dan bronchitis, Sindrom
Loeffler’s .
2.Cacing dewasa :
- Infeksi akut yang ringan biasanya tanpa gejala
- Infeksi menahun yang sedang/berat
menyebabkan Anemia hipokrom mikrositer dengan
gejala pucat, lemah, lesu, letih
Diagnosis :
- telur, larva rhabditiform atau filariform
dalam tinja
Terapi :
DOC  Albendazol 400 mg dosis tunggal
- Pirantel pamoat
- Mebendazol
- Oksantel pamoat

 Prognosis : Baik
Taenia saginata
(Beef tapeworm, Cacing pita sapi)

Hospes definitif : Manusia


Hospes perantara : Sapi dan kerbau
Habitat : Usus halus
Penyakit : Teniasis saginata
SIKLUS HIDUP Taenia saginata
MORFOLOGI
Cacing dewasa :
 Bentuk pita terdiri atas :
- Kepala (skoleks)
- Leher (collum)
- Badan (strobila) : - proglotid immature
- proglotid mature
- proglotid gravida
- Panjang 4 – 12 m, kadang-kadang 20 m
- Mempunyai 1.000 – 2.000 proglotid
MORFOLOGI
Skoleks : Proglotid gravida:
- Bulat 1 – 2 mm - Berbentuk segi empat, panjang > lebar
- Mempunyai 4 batil isap, tanpa rostelum dan - Uterus mempunyai 15 – 30 cabang lateral
kait2
- Lubang genital di bagian lateral(unilateral)
- Lubang uterus tidak ada
MORFOLOGI
Telur :  Larva (sistiserkus bovis) :
- Gelembung
- Bentuk agak bulat - ½ - 1 cm
- Berisi cairan dan skoleks tanpa kait-kait
- (30 – 40) x (20 – 30) µm
- Dinding bergaris radier
- Isi heksakan embrio
(embrio dengan 6 kait-kait)
Taenia solium
(Pork tapeworm, Cacing pita babi)

Host definitif : Manusia

Host perantara : Babi dan manusia


Penyakit : - Cacing dewasa  teniasis solium
- Larva  sistiserkosis
Habitat : - Cacing dewasa dalam usus halus
- Larva dalam otot, otak, mata, hati
1.Cacing dewasa :
Berbentuk pita terdiri atas :
- Kepala (skoleks)
- Leher (collum)
- Badan (strobila) :
- proglotid immature
- proglotid mature
- proglotid gravida
Panjang 2-4 m, kadang-kadang 8m
Jumlah proglotid < 1000
MORFOLOGI
 SKOLEKS  Proglotid gravida :
 Bulat, kecil ± 1 mm  Berbentuk segi empat, panjang > lebar
 Mempunyai 4 batil isap dan rostelum dengan 2 baris  Uterus mempunyai 7 – 12 cabang lateral
kait-kait
 Lubang genital di bagian lateral (unilateral)
 Lubang uterus tidak ada
MORFOLOGI
Telur : Larva (sistiserkus selulose) :
- Bentuk agak bulat - Gelembung
- (30 – 40) x (20 – 30) µm - ½ - 1 cm
- Dinding bergaris radial - Berisi cairan dan
- Isi heksakan embrio skoleks dengan kait-kait
(embrio dengan 6 kait-kait)
 
Patologi dan gejala klinis

Gejala intestinal ringan :


 nyeri perut, mual, diare, konstipasi.
Obstruksi usus (ileus obstructiva).
Eosinofilia
 Proglotid  dapat bermigrasi ke berbagai organ seperti apendiks,
uterus, duktus biliaris, dan nasofaring sehingga menyebabkan
appendisitis, kholangitis, kolesistitis dan sindrom lainnya.
Diagnosis Laboratorium

Pada pemeriksaan tinja:


- Menemukan proglotid gravida pada tinja atau proglotid keluar melalui
anus
- Menemukan telur dalam tinja
Terapi

DOC :
- Prazikuantel 5-10 mg/kgBB dosis tunggal
- Niclosamide 2gr dosis tunggal
- Albendazol 400 mg dosis tunggal

Prognosis : Baik
Enterobius vermicularis
Oxyuris vermicularis; Pin worm; Cacing kremi Dewasa betina: 8-13 mm,
Dewasa jantan: 2 -5 mm
Epidemiologi  Worldwide Makroskopik:
Lebih sering pada anak usia pra-sekolah atau
sekolah dan pada kondisi yang padat
penduduk  
Umumnya pada negara tropis  
Host : Manusia
Stadium: Habitat  dewasa : Caecum www.medicscientis.com

Penyakit : Oksiuriasis/enterobiasis
SIKLUS HIDUP
MORFOLOGI
TELUR
• Ukuran: 50 – 60 µm
• Lonjong asimetris
• Satu sisi dinding
mendatar dan sisi yang
lain cembung
• Dinding tipis transparan
• Berisi larva http://www.tropicalmed.eu/Page/WebObjects/PageTr
opE.woa/wa/displayPage?name=PlayEggNemIntPopup
LABORATORIUM

Anal swab
Siklus hidup Enterobius vermicularis
• Manusia terinfeksi karena tertelan telur
cacing yang infektif, melalui tangan yang
terkontaminasi, retroinfeksi dan inhalasi
• Larva menetas dalam usus halus
kemudian menjadi cacing dewasa di
sekum
• Cacing dewasa betina bermigrasi dari
kolon menuju rektum dan meletakkan
telurnya di daerah lipatan kulit perianal
pada malam hari
• Cacing betina dapat pula meletakkan
telurnya di daerah vulva, vagina dan
terkadang di uterus serta peritoneum.
• Setelah semua telur diletakkan di
perianal, cacing dewasa betina akan mati
• Cacing dewasa jantan tidak bermigrasi
dan mati setelah kopulasi.
Patologi dan gejala klinis

Cacing betina meletakkan telur didaerah perianal pada malam hari 


iritasi dan gatal di daerah tersebut (pruritus ani)  garukan dan
ekskoriasi pada kulit sekitar anus
Pada anak perempuan cacing betina dapat bermigrasi ke vagina 
vaginitis
Migrasi cacing betina di uterus, tuba fallopii atau peritoneum 
salpingitis kronis, servisitis, peritonitis dan infeksi saluran kemih berulang.
Diagnosis Laboratorium

 Pemeriksaan feses dengan metode direct smear 


cacing dewasa, telur
 Pemeriksaan anal swab  dilakukan pagi hari sebelum
penderita mandi dan BAB
Terapi

• Albendazole 400 mg dosis tunggal (drug of choice)


• Pyrantel pamoat 11 mg/kgBB dosis tunggal
• Mebendazole 100 mg dosis tunggal
• Thiabendazol 25 mg/kg BB, 2 x sehari selama 7 hari

Bila perlu terapi diulang 2 minggu kemudian.


Pengobatan dilakukan terhadap seluruh anggota keluarga penderita dan
komunitas penderita.

Prognosis : Baik

Anda mungkin juga menyukai