Anda di halaman 1dari 22

PRAKTIKUM BIOFARMASETIKA

PERCOBAAN 5

KETERSEDIAAN OBAT
(AVAILABILITAS OBAT)

Nurul Rizki Fitriana (1041911113)


TUJUAN
Mampu menjelaskann dan menghitung availabilitas relatif
maupun absolut dari produk sirup paracetamol generic
terhadap branded
DASAR TEORI
Bioavailabilitas (ketersediaan hayati) merupakan prosentase dan kecepatan zat aktif dalam suatu produk obat
yang mencapai/tersedia dalam sirkulasi sistemik dalam bentuk utuh/aktif setelah pemberian produk obat tersebut,
diukur dari kadarnya dalam darah terhadap waktu atau dari ekskresinya dalam urin. Dua produk obat disebut
bioekivalen, jika keduanya mempunyai ekivalensi farmaseutik atau merupakan alternatif farmaseutik dan pada
pemberian dengan dosis molar yang sama akan menghasilkan bioavailabilitas yang sebanding sehingga efeknya akan
sama, dalam hal efikasi maupun keamanan (Dirjen POM, 2004).
Bioavailabilitas adalah jumlah dan kecepatan obat yang diabsorpsi melalui jalur pemberian tertentu masuk ke
sirkulasi sistemik (Batubara, 2008). Faktor-faktor yang mempengaruhi bioavailabilitas:
1. Obat : sifat fisiko-kimia zat aktif, formulasi, dan teknik pembuatan.
2. Subjek : karakteristik subjek (umur, bobot badan), kondisipatologis, posisi, dan aktivitas tubuh (pada subjek
yang sama).
3. Rute pemberian
4. Interaksi obat atau makanan
Bioavailabilitas terbagi menjadi dua, yaitu : (Shargel Leon, 2005)
5. Bioavailabilitas absolut 
Bioavailabilitas zat aktif yang mencapai sirkulasi sistemi dari suatu sediaan obat dibandingkan dengan
bioavailabilitas zat aktif tersebut dengan pemberian intra vena
2. Bioavailabilitas relatif
Bioavailabilitas zat aktif yang mencapai sirkulasi sistemik dari suatu sediaan obat dibandingkan dengan
bentuk sediaan lain selain intra vena. Bioavailabilitas suatu produk obat dibandingkan dengan produk standar
Dalam bioavailabilitas ada 3 parameter yang biasanya diukur, yang menggambarkan profil konsentrasi obat dalam
darah dan waktu obat yang diberikan, yaitu : (Shargel, 2005)
3. Konsentrasi puncak (C maks), Menggambarkan konsentrasi obat tertinggi dalam sirkulasi sistemik.
Konsentrasi ini tergantung pada konstanta absorbsi, dosis, Vd dan waktu pencapaian konsentrasi obat
maksimum dalam darah. Konsentrasi puncak sering kali dikaitkan dengan intensitas respon biologis dan
harus diatas KEM & tidak melebihi KTM.
4. Waktu konsentrasi plasma mencapai puncak (T maks), Menggambarkan lama waktu tersedia untuk mencapai
konsentrasi puncak obat dalam sirkulasi sistemik. Parameter ini tergantung pada konstanta absorbsi, yang
menggambarkan permulaan level puncak dari respon biologis. Biasa digunakan sebagai perkiraan laju
absorbsi.
5. Luas daerah dibawah kurva (AUC), Merupakan total area di bawah kurva konsentrasi vs waktu.
Menggambarkan jumlah ketersediaan hayati, biasa digunakan sebagai perkiraan jumlah obat yang diabsorbsi.
Data ketersediaan hayati digunakan untuk menentukan : (Yandi Syukri, 2002)
6. Banyaknya obat yang diabsorpsi dari formulasi atau sediaaan.
7. Kecepatan obat diabsorpsi.
8. Lama obat berada dalam cairan biologi atau jaringan dan dikorelasikan dengan respon pasien.
9. Hubungan antara kadar obat dalam darah dan efikasi klinis serta toksisisitas
ALAT DAN BAHAN

ALAT BAHAN
• Spektrofotometer • Kelinci
• Sentrifugase • Paracetamol baku
• Ependrof • Sirup PCT generik dan branded
• Mikropipet • Asam trikloroasetat (TCA) 20%
• Alat gelas • Natrium nitrit 10%
• Kateter oral • Asam Sulfamat 15%
• HCl 6 N
• NaOH 10%
• Heparin
CARA KERJA
Didiamkan selama 15
menit ditempat dingin
Diperoleh dengan suhu < 15°C
kadar 1 Ditambahkan 0,5 ml
Dilarutkan dengan mg/ml atau HCl 6 N dan 1,0 ml Ditambahkan 1,0ml
1000 µg/ml Diambil 1,5ml fase asam sulfamat 15%
aquadest panas hingga NaNO2 10%
bening (supernatan) dengan hati-hati
larut, di ad kan 100 ke dalam labu takar
ml, digojog hingga melalui dinding tabung
10,0 ml Ditambahkan 2,0ml dan tambahkan 3,5 ml
homogen
TCA 20% kemudian NaOH 10%
Ke dalam 250µl darah dilakukan vortexing
Ditimbang 100 mg dibuat deret baku dan disentrifugasi pada Ad dengan aquadest
pct, di masukkan dengan konsentrasi 0, kecepatan 2500 rpm
dalam erlenmeyer 100, 200, 300, 400, selama 10 menit
Dimasukkan larutan ke
100,0 ml 500, 600, 700 µg/ml dalam kuvet, dibaca
intensitas warnanya
pada spektrofotometer
dengan panjang
Pembuatan Larutan Stok Pembuatan Kurva Baku gelombang 435 nm
Paracetamol Paracetamol
Ditambahkan 0,5 ml HCl 6N dan 1,0 ml NaNO2 10%,
campur dan diamkan 15menit (<15⁰C)
Diambil fase bening (supernatan) 1,5ml dimasukkan dalam labu
takar 10,0ml
Ditambahkan 1,0 ml asam sulfamat 15% melalui dinding
dan 3,5ml NaOH 10% ad aquadest sampai tanda batas
Ditambahkan 2,0ml TCA 20% lalu disentrifuge (10 menit, 2500
rpm)

Dibaca intensitas warnanya pada spektrofotometer


Kelinci yang telah diberi paracetamol dengan dosis 1000
mg/kgBB secara peroral, diambil darah lewat vena telinga pada
menit ke 10, 20, 30, 45, 60,90,120,150,180, 210 (darah yang
ditampung pada ependrofyang berisi heparin)

Uji Bioavailabilitas
DATA
PENGAMATAN
Dosis 500 mg/50 kgBB manusia 120 0,075
OT. 10 menit 0,061
150
λ maksimal yang terukur = 436,4 nm 0,055
 Data Kurva Baku Paracetamol 180
210 0,052
Konsentrasi (ppm) Absorbansi
99,7 0,103
199,4 0,198 Waktu (menit) Absorbansi
299,1 0,297 0 0
398,8 0,401 10 0,001
498,5 0,495 20 0,005
598,2 0,591 30 0,015
 Paracetamol Generik 0,24

697,9
Paracetamol Branded
0,689 45
60 0,125
Waktu (menit) Absorbansi 90 0,08
0 0 120 0,075
10 0,001 0,061
150
20 0,005 0,055
180
30 0,016
210 0,051
45 0,24
60 0,13
90 0,075
PERHITUNGAN
KURVA BAKU PARACETAMOL
Dosis 500 mg/ 50 Kg BB manusia
Konversi ke 70 kg BB manusia = = 700 mg
Konversi ke 1,5 kg BB kelinci = 0,07 700 mg = 49 mg
Konsentrasi Absorbansi
(ppm)
99,7 0,103
199,4 0,198
299,1 0,297
398,8 0,401
498,5 0,495
598,2 0,591
697,9 0,689

Nilai a, b, r
a = 0,004571
b = 0,000982
r = 0,999938
Persamaan Regresi Linier
Y = bx + a
y = 0,000982x + 0,004571
PARACETAMOL BRANDED
Waktu Absorbansi Cp Ln Cp
(menit)
0 0 -4,654121 -
10 0,001 -3,636032 -
20 0,005 0,436324 -0,829371
30 0,016 11,635303 2,454044
45 0,24 239,687236 5,479335
60 0,13 127,697447 4,849664
90 0,075 71,702553 4,272526
120 0,075 71,702553 4,272526
150 0,061 57,449307 4,050903
180 0,055 51,340773 3,938485
210 0,052 48,286506 3,877152

 Fase Eliminasi

Waktu Absorbansi Cp Ln Cp a = 4,47676583


(menit) b = -0,002896
150 0,061 57,449307 4,050903 r = -0,985897
180 0,055 51,340773 3,938485 y = a + bx
210 0,052 48,286506 3,877152 y = 4,476766 - 0,002896x
 Fase Distribusi

Waktu Absorbansi Cp Cp* Cp Res Ln Cp a = 5,126685


(menit) Res b = -0,028769
60 0,13 127,697447 73,922336 53,775111 3,984811 r = -0,648908
90 0,075 71,702553 67,771357 3,931196 1,368944 y = a + bx
120 0,075 71,702553 62,132192 9,570361 2,258671 y = 5,126685 - 0,028769x

 Fase Absorbsi
Waktu Absorbansi Cp* Cp** Cp Res 2 Ln Cp a = 4,264284
(menit) Res 2 b = -0,07265
10 0,001 85,439401 126,342297 40,902896 3,71120086 r = -0,92411
20 0,005 83,000688 94,755975 11,755287 2,46430309 Y= a + bx
30 0,016 80,631584 71,0664205 9,5651633 2,25812768 Y= 4,264284 - 0,07265x
 Parameter farmakokinetika Paracetamol Branded
Parameter Perhitungan Hasil

Eliminasi B = anti ln a 87,949768 μg/ml


 AUC Trapesium
β = abs (b) 0,002896 / menit
Waktu AUC
T1/2 =
0,693
=
0,693 239,308256 menit ~ 3,99 jam (menit) Absorbansi Cp (µg.menit/ml
Kecepatan Eliinasi 0,002896
Distribusi A = anti ln a 168,45772 μg/ml )
0 0 -4,654121 -41,45077
α = abs (b) 0,028769 / menit 10 0,001 -3,636032 -15,99854
20 0,005 0,436324 60,358133
Absorbsi C = anti ln a 71,113965 μg/ml 30 0,016 11,635303 1884,919
45 0,24 239,687236 2755,3851
Ka = abs (b) 0,0726537 / menit 60 0,13 127,697447 2991
90 0,075 71,702553 2151,0766
0,693 0,693 9,5384046 menit ~ 0,159 / jam
T1/2 = Kecepatan Absorbsi
= 0,0726537 120 0,075 71,702553 1937,2779
Tmax Ka 21,11 jam 150 0,061 57,449307 1631,8512
Ln ( ) 180 0,055 51,340773 1494,4092
α
(Ka − α) 210 0,052 48,286506 16674,401 AUC
Cmax = A.e(-α.tmax) + B. e(-β.tmax) - C.e(-Ka.tmax) 159,1708 ppm ~
AUC Total 31523,228  
PARACETAMOL GENERIK
Waktu Absorbansi Cp Ln Cp
(menit)
0 0 -4,654121 -
10 0,001 -3,636032 -
20 0,005 0,436324 -0,829371
30 0,015 10,617214 2,362477
45 0,24 239,687236 5,479335
60 0,125 122,607002 4,808984
90 0,08 76,792998 4,341113
120 0,075 71,702553 4,272526
150 0,061 57,449307 4,050903
180 0,055 51,340773 3,938485
210 0,051 47,268417 3,855842
 Fase Eliminasi
Waktu Absorbansi Cp Ln Cp a = 4,533592
(menit) b = -0,003251
150 0,061 57,449307 4,050903 r = -0,996139
180 0,055 51,340773 3,938485 y = a + bx
210 0,051 47,268417 3,855842 y = 4,533592 - 0,003251x
 Fase Distribusi

Waktu Absorbansi Cp Cp* Cp Res Ln Cp a = 5,161616


(menit) Res b = -0,027795
60 0,125 122,607002 76,594965 46,012037 3,828903 r = -0,820824
90 0,08 76,792998 69,477368 7,315630 1,990013 y = = a + bx
120 0,075 71,702553 63,021174 8,681379 2,161180 y = 5,161616 - 0,027795x

 Fase Absorbsi

Waktu Absorbansi Cp* Cp** Cp Res 2 Ln Cp a = 4,394173


(menit) Res 2 b = -0,07890
10 0,001 90,114567 132,113631 41,999064 3,737647 r = -0,960211
20 0,005 87,232043 100,053858 12,821815 2,551148 y = a + bx
30 0,015 84,441724 75,773971 8,667752 2,159609 y = 4,394173 - 0,078902x
 Parameter farmakokinetika Paracetamol Generik
Parameter Perhitungan Hasil
Eliminasi B = anti ln a 93,092342 μg/ml
β = abs (b) 0,003251 / menit
213,16454 menit ~ 3,55 jam
0,693 0,693
Distribusi T1/2 = A = anti ln a = 0,003251 174,44616 μg/ml
Kecepatan Eliinasi
α = abs (b) 0,0277954 / menit
Absorbsi C = anti ln a 80,977617 μg/ml  AUC Trapesium
Ka = abs (b) 0,0789019 / menit
8,7830593 menit ~ 0,146 / jam
Waktu Absorban Cp AUC
Tmax 0,693 0,693 20,42 jam (menit) si (µg.menit/ml)  
T1/2 = =
Kecepatan Absorbsi 0,0789019
0 0 -4,654121 -41,45077  
Cmax Ka- C.e(-Ka.tmax)
= A.e(-α.tmax) + B. e(-β.tmax) 169,8381 ppm 10 0,001 -3,636032 -15,99854  
Ln ( )
α 0,005 0,436324 55,26769
20  
(Ka − α)
30 0,015 10,617214 1877,283  
45 0,24 239,687236 2717,207  
60 0,125 122,607002 2991  
90 0,08 76,792998 2227,433  
120 0,075 71,702553 1937,278  
150 0,061 57,449307 1631,851  
180 0,055 51,340773 1479,138  
210 0,051 47,268417 14539,61 AUC~
AUC Total 29398,62  
PERHITUNGAN BA RELATIF

AUC Branded 31523,228 µg.menit/ml


1. BA relatif = AUC Generik = 29398,62 µg.menit/ml = 1,072269

2. % BA relatif = 1,072269x 100% = 107,227 %


 
Menurut Pedoman Uji Bioekivalensi BPOM (2004), dua produk dikatakan
bioekivalen jika:
 
Rata −Rata Geometrik AUC Merk Dagang
0,800 < < 1,250
Rata −Rata Geometrik AUC Generik
0,800 <1,072< 1,250

 
Kesimpulan : Obat Paracetamol memenuhi syarat rentang sesuai pedoman uji
bioekivalensi BPOM.
Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan pengujian bioavailabilitas (ketersediaan hayati) suatu obat. Bioavailabilitas
merupakan karakter suatu obat yang diberikan pada sistem biologi tubuh yang menunjukan suatu pengukuran laju
dan jumlah obat yang aktif terapeutik yang mencapai sirkulasi umum. Ketersediaan hayati obat yang diformulasi
menjadi sediaan farmasi merupakan bagian dari tujuan rancangan bentuk sediaan dan untuk alasan keefektifan
obat tersebut. Pengkajian terhadap ketersediaan hayati ini tergantung pada absorbsi obat ke dalam sirkulasi
sistemik.
Dalam percobaan kali ini digunakan sediaan sirup paracetamol yang dibandingkan untuk produk obat branded
maupun paten, sirup dengan ukuran partikel obat yang kecil yang sudah terlarut maka waktu untuk mencapai
absorbsi lebih cepat dan dapat dibandingkan satu dengan lainnya dalam waktu relatif singkat.
Pengujian jumlah relatif dapat diketahui obat yang diabsorpsi dan kecepatan obat berada dalam sirkulasi sistemik,
dapat diperkirakan tercapai tidaknya efek terapi yang dikehendaki menurut formulasinya dan fabrikasinya.
Dengan demikian, bioavailabilitas dapat digunakan untuk mengetahui faktor formulasi yang dapat mempengaruhi
efektivitas obat.
Pada percobaan ini sebelumnya dilakukan uji pendahuluan paracetamol, yaitu pembuatan deret baku, penentuan
λmaks dan Operating time. Tujuan dibuat deret baku untuk membandingkan kadar obat dalam darah kelinci yang
diabsorbsi. Persamaan kurva baku digunakan sebagai acuan untuk menghitung kadar obat didalam darah kelinci.
Dibuat deret baku, ditimbang paracetamol sebanyak 100 mg, didapatkan larutan induk dengan konsentrasi 1000
µg/ ml. Kemudian dari larutan induk dibuat deret baku dengan konsentrasi 100 µg/ml, 200 µg/ml, 300 µg/ml,
400 µg/ml, 500 µg/ml, 600 µg/ml, dan 700 µg/ml. Hasil persamaan regresi linier dari dari absorbansi vs
konsentrasi yang didapat adalah y = 0,000982x + 0,004571
Dari hasil perhitungan pada praktikum didapatkan hasil AUC total dari paracetamol generik didapatkan hasil
sebesar 29398,62 µg.menit/ml dan AUC total pada obat branded sebesar 31523,23 menit/ml. Sedangkan % BA
Relatif yang didapat adalah sebesar 107,227 %.
KESIMPULAN
1. Pada percobaan didapatkan hasil persamaan regresi linier sebesar y = 0,000982x + 0,004571
dengan linieritas r = 0,999938.
2. AUC total dari PCT generik didapatkan hasil sebesar 29398,62 µg.menit/ml, sedangkan AUC total
pada PCT branded sebesar 31523,23 menit/ml.
3. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa AUC pada sirup branded lebih besar daripada sirup
generik. % BA Relatif yang didapat adalah sebesar 107,227 %.
Rata −Rata Geometrik AUC Merk Dagang
0,800 < < 1,250
Rata −Rata Geometrik AUC Generik
0,800 <1,072< 1,250

Menurut Pedoman Uji Bioekivalensi BPOM (2004), dua produk dikatakan bioekivalen jika:
Jadi dapat disimpulkan Obat Paracetamol memenuhi syarat rentang sesuai pedoman uji
bioekivalensi BPOM.
THANKS ^^

Anda mungkin juga menyukai