PERCOBAAN 5
KETERSEDIAAN OBAT
(AVAILABILITAS OBAT)
ALAT BAHAN
• Spektrofotometer • Kelinci
• Sentrifugase • Paracetamol baku
• Ependrof • Sirup PCT generik dan branded
• Mikropipet • Asam trikloroasetat (TCA) 20%
• Alat gelas • Natrium nitrit 10%
• Kateter oral • Asam Sulfamat 15%
• HCl 6 N
• NaOH 10%
• Heparin
CARA KERJA
Didiamkan selama 15
menit ditempat dingin
Diperoleh dengan suhu < 15°C
kadar 1 Ditambahkan 0,5 ml
Dilarutkan dengan mg/ml atau HCl 6 N dan 1,0 ml Ditambahkan 1,0ml
1000 µg/ml Diambil 1,5ml fase asam sulfamat 15%
aquadest panas hingga NaNO2 10%
bening (supernatan) dengan hati-hati
larut, di ad kan 100 ke dalam labu takar
ml, digojog hingga melalui dinding tabung
10,0 ml Ditambahkan 2,0ml dan tambahkan 3,5 ml
homogen
TCA 20% kemudian NaOH 10%
Ke dalam 250µl darah dilakukan vortexing
Ditimbang 100 mg dibuat deret baku dan disentrifugasi pada Ad dengan aquadest
pct, di masukkan dengan konsentrasi 0, kecepatan 2500 rpm
dalam erlenmeyer 100, 200, 300, 400, selama 10 menit
Dimasukkan larutan ke
100,0 ml 500, 600, 700 µg/ml dalam kuvet, dibaca
intensitas warnanya
pada spektrofotometer
dengan panjang
Pembuatan Larutan Stok Pembuatan Kurva Baku gelombang 435 nm
Paracetamol Paracetamol
Ditambahkan 0,5 ml HCl 6N dan 1,0 ml NaNO2 10%,
campur dan diamkan 15menit (<15⁰C)
Diambil fase bening (supernatan) 1,5ml dimasukkan dalam labu
takar 10,0ml
Ditambahkan 1,0 ml asam sulfamat 15% melalui dinding
dan 3,5ml NaOH 10% ad aquadest sampai tanda batas
Ditambahkan 2,0ml TCA 20% lalu disentrifuge (10 menit, 2500
rpm)
Uji Bioavailabilitas
DATA
PENGAMATAN
Dosis 500 mg/50 kgBB manusia 120 0,075
OT. 10 menit 0,061
150
λ maksimal yang terukur = 436,4 nm 0,055
Data Kurva Baku Paracetamol 180
210 0,052
Konsentrasi (ppm) Absorbansi
99,7 0,103
199,4 0,198 Waktu (menit) Absorbansi
299,1 0,297 0 0
398,8 0,401 10 0,001
498,5 0,495 20 0,005
598,2 0,591 30 0,015
Paracetamol Generik 0,24
697,9
Paracetamol Branded
0,689 45
60 0,125
Waktu (menit) Absorbansi 90 0,08
0 0 120 0,075
10 0,001 0,061
150
20 0,005 0,055
180
30 0,016
210 0,051
45 0,24
60 0,13
90 0,075
PERHITUNGAN
KURVA BAKU PARACETAMOL
Dosis 500 mg/ 50 Kg BB manusia
Konversi ke 70 kg BB manusia = = 700 mg
Konversi ke 1,5 kg BB kelinci = 0,07 700 mg = 49 mg
Konsentrasi Absorbansi
(ppm)
99,7 0,103
199,4 0,198
299,1 0,297
398,8 0,401
498,5 0,495
598,2 0,591
697,9 0,689
Nilai a, b, r
a = 0,004571
b = 0,000982
r = 0,999938
Persamaan Regresi Linier
Y = bx + a
y = 0,000982x + 0,004571
PARACETAMOL BRANDED
Waktu Absorbansi Cp Ln Cp
(menit)
0 0 -4,654121 -
10 0,001 -3,636032 -
20 0,005 0,436324 -0,829371
30 0,016 11,635303 2,454044
45 0,24 239,687236 5,479335
60 0,13 127,697447 4,849664
90 0,075 71,702553 4,272526
120 0,075 71,702553 4,272526
150 0,061 57,449307 4,050903
180 0,055 51,340773 3,938485
210 0,052 48,286506 3,877152
Fase Eliminasi
Fase Absorbsi
Waktu Absorbansi Cp* Cp** Cp Res 2 Ln Cp a = 4,264284
(menit) Res 2 b = -0,07265
10 0,001 85,439401 126,342297 40,902896 3,71120086 r = -0,92411
20 0,005 83,000688 94,755975 11,755287 2,46430309 Y= a + bx
30 0,016 80,631584 71,0664205 9,5651633 2,25812768 Y= 4,264284 - 0,07265x
Parameter farmakokinetika Paracetamol Branded
Parameter Perhitungan Hasil
Fase Absorbsi
Kesimpulan : Obat Paracetamol memenuhi syarat rentang sesuai pedoman uji
bioekivalensi BPOM.
Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan pengujian bioavailabilitas (ketersediaan hayati) suatu obat. Bioavailabilitas
merupakan karakter suatu obat yang diberikan pada sistem biologi tubuh yang menunjukan suatu pengukuran laju
dan jumlah obat yang aktif terapeutik yang mencapai sirkulasi umum. Ketersediaan hayati obat yang diformulasi
menjadi sediaan farmasi merupakan bagian dari tujuan rancangan bentuk sediaan dan untuk alasan keefektifan
obat tersebut. Pengkajian terhadap ketersediaan hayati ini tergantung pada absorbsi obat ke dalam sirkulasi
sistemik.
Dalam percobaan kali ini digunakan sediaan sirup paracetamol yang dibandingkan untuk produk obat branded
maupun paten, sirup dengan ukuran partikel obat yang kecil yang sudah terlarut maka waktu untuk mencapai
absorbsi lebih cepat dan dapat dibandingkan satu dengan lainnya dalam waktu relatif singkat.
Pengujian jumlah relatif dapat diketahui obat yang diabsorpsi dan kecepatan obat berada dalam sirkulasi sistemik,
dapat diperkirakan tercapai tidaknya efek terapi yang dikehendaki menurut formulasinya dan fabrikasinya.
Dengan demikian, bioavailabilitas dapat digunakan untuk mengetahui faktor formulasi yang dapat mempengaruhi
efektivitas obat.
Pada percobaan ini sebelumnya dilakukan uji pendahuluan paracetamol, yaitu pembuatan deret baku, penentuan
λmaks dan Operating time. Tujuan dibuat deret baku untuk membandingkan kadar obat dalam darah kelinci yang
diabsorbsi. Persamaan kurva baku digunakan sebagai acuan untuk menghitung kadar obat didalam darah kelinci.
Dibuat deret baku, ditimbang paracetamol sebanyak 100 mg, didapatkan larutan induk dengan konsentrasi 1000
µg/ ml. Kemudian dari larutan induk dibuat deret baku dengan konsentrasi 100 µg/ml, 200 µg/ml, 300 µg/ml,
400 µg/ml, 500 µg/ml, 600 µg/ml, dan 700 µg/ml. Hasil persamaan regresi linier dari dari absorbansi vs
konsentrasi yang didapat adalah y = 0,000982x + 0,004571
Dari hasil perhitungan pada praktikum didapatkan hasil AUC total dari paracetamol generik didapatkan hasil
sebesar 29398,62 µg.menit/ml dan AUC total pada obat branded sebesar 31523,23 menit/ml. Sedangkan % BA
Relatif yang didapat adalah sebesar 107,227 %.
KESIMPULAN
1. Pada percobaan didapatkan hasil persamaan regresi linier sebesar y = 0,000982x + 0,004571
dengan linieritas r = 0,999938.
2. AUC total dari PCT generik didapatkan hasil sebesar 29398,62 µg.menit/ml, sedangkan AUC total
pada PCT branded sebesar 31523,23 menit/ml.
3. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa AUC pada sirup branded lebih besar daripada sirup
generik. % BA Relatif yang didapat adalah sebesar 107,227 %.
Rata −Rata Geometrik AUC Merk Dagang
0,800 < < 1,250
Rata −Rata Geometrik AUC Generik
0,800 <1,072< 1,250
Menurut Pedoman Uji Bioekivalensi BPOM (2004), dua produk dikatakan bioekivalen jika:
Jadi dapat disimpulkan Obat Paracetamol memenuhi syarat rentang sesuai pedoman uji
bioekivalensi BPOM.
THANKS ^^