Anda di halaman 1dari 8

Filsafat

Dakwah
" MEDIA DAKWAH "
Disusun oleh kelompok 7 :
1. Dila Rani Putri (2041040221)
2. Nabila Putri Amalia (2041040207)
3. Muhammad Andra Bagastara (2041040205)

Kelas : BKI C
A. Pengertian Media Dakwah

Media berasal dari bahasa latin yaitu medius yang secara harfiah berarti perantara,
tengah atau pengantar. Wilbur Schraman mendefinisikan media sebagai teknologi
informasi yang dapat digunakan dalam pengajaran. Secara spesifik, yang dimaksud
dengan media adalah alat-alat fisik yang menjelaskan isi pesan atau pengajaran, seperti
buku, film, video, kaset, slide, dan sebagainya. Adapun yang dimaksud dengan media
dakwah, adalah alat yang dipergunakan untuk menyampaikan materi dakwah kepada
mad’u. Media adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat perantara untuk
mencapai satu tujuan tertentu. Sedangkan dakwah adalah segala sesuatu yang dapat
dipergunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah yang telah ditentukan,media
dakwah ini dapat berupa barang atau alat, orang, tempat, kondisi tertentu dan
sebagainya.
B. Macam-Macam Media Dakwah
Media dakwah menurut Samsul Munir dalam bukunya “Ilmu Dakwah”
dibagi menjadi dua, yaitu:

Non Media Massa Media Massa


a. Manusia : utusan, kurir, a. Media massa manusia: pertemuan,
danlain-lain. rapat umum, seminar, sekolah,
b. Benda: telepon, surat, dan danlain-lain.
lain-lain. b. Media massa benda: spanduk,
buku, selebaran, poster, folder, dan
lain-lain.
c. Media massa periodik cetak dan
elektronik: visual, audio, dan
audiovisual.
C. Pedoman Pemilihan Media Dakwah

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada waktu memilih media adalah sebagai berikut
:
1. Tidak ada satu media pun yang paling baik untuk keseluruhan masalah atau tujuan
dakwah. Sebab setiap media memiliki karekeristik (kelebihan, kekurangan,
keserasian) yang berbeda-beda.
2. Media yang dipilih sesuai dengan tujuan dakwah yang hendak dicapai.
3. Media yang dipilih sesuai dengan kemampuan sasaran dakwahnya.
4. Media yang dipilih sesuai dengan materi dakwahnya.
5. Pemilihan media hendaknya dilakukan dengan cara objektif, artinya pemilihan
media bukan atas dasar kesukaanda’i.
6. Kesempatan dan ketersediaan media perlu mendapat perhatian.
7. Efektivitas dan efensiensi harus diperhatikan.
D. Strategi Dakwah
1. Al-Tajribi
Tajribi artinya Eksperimen yaitu suatu percobaan yang dilaksanakan serta memiliki sistem dan
terencana untuk membuktikan kebenaran suatu teori. Metode tajribi (observasi dan eksprimen)
merupakan metode ilmiah terbaik dalam menjelaskan fenomena- fenomena alam material. Sebab
itu, metode ini sangat mengandalkan pengamatan indrawi dalam menelah realitas material.
Namun metode ini juga memiliki beberapa kekurangan seperti pengetahuan yang diperoleh
dengan indra mata, contohnya, ketika sebuah kapal berlayar dilautan, semakin jauh kapal tersebut
berlayar maka maka kapal tersebut terlihat seolah habis di telan oleh lautan, namun dalam
kenyataannya tidak demikian.
Dalam Q.S al-Baqarah/2: 164, dijelaskan “sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih
bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi
manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu dia hidupkan
bumi sesudah mati (kering)nya dan dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran
angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, sungguh terdapat tanda-tanda (keesaan
dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan”.
2. Al-Manhaj al-athifi (Strategi Sentimentil)
Pengertian metode al-athifi itu ada dua : Pertama, yaitu merupakan metode atau cara-
cara dakwah yang memfokuskan pada aspek hati yang menggerakkan perasaan dan
batin mitra dakwah. Kedua, memberi arti atau makna dakwah nasihat yang
mengesankan dan memanggil dengan kelembutan.
Metode atau cara mau’idhotul hasanah (nasehat yang baik), dan bentuk-bentuknya
adalah sebagai berikut:
1. Khitobah (ceramah/pidato).
2. Mengingat nikmat Allah dan bersyukur atas nikmat itu.
3. Memuji yang berdoa bagi yang didoakan.
4. Senang dan berharap akan pahala.
5. Janji yang harus ditepati dan menolongnya.
6. Bercerita yang mengesankan atau kisah-kisah lembut yang menginspirasi.
Kesimpulan 01

02
Dalam menghadapi era globlalisasi informasi dan perkembangan teknologi akhir-akhir
ini, dunia dihadapkan pada cepatnya perkembangan arus informasi. Pemanfaatan
alat-alat elektronika sebagai media penyampai informasi kepada khalayak, 03
sepertinya tidak dapat dibendung. Tetapi sebaliknya, keberadaan teknologi canggih
di era globalisasi informasi dan komunikasi ini harus dimanfaatkan untuk 04
penyebaran informasi dan pesan-pesan dakwah Islam.
Pelaksanaan aktivitas dakwah bagi muslim bukan hanya sebatas memberikan wejangan
atau nasehat di atas panggung. Proses dakwah dapat dilakukan dengan 05
menggunakan berbagai macam media yang ada, bisa dengan harta benda yang
dimiliki, bisa dengan perintah atau larangan bagi orang yang mempunyai
06
kekuasaan, bisa memakai senyuman atau menghibur sesamanya, atau dengan
aktivitas lainnya.
01

02

03

Thank You
04

05

06

Anda mungkin juga menyukai