• Ref : 1, 2, 3, 4, 5, 6
12. D. Osteosarcoma
• Laki-laki 20 tahun
• Benjolan bahu kanan , 3 bulan membesar
• Nyeri Hebat
• Immobile, ukuran 10 x 10 cm, venektasi (+)
• Xray : Sunburst dan Codman Triangle khas!
12. Jawaban D
• Fibrosarkoma Sarkoma berasal dari
jaringan ikat, Gambaran lesi hanya lesi
litik, Gambaran PA : Herringbone
• Osteosarkoma Sarkoma berasal dari
sel tulang, Gambaran lesi reaksi
periosteal Segitiga Codman dan
Sunburst Appearance
• Ewing Sarcoma Berasal dari sel
neuroectodermal, Jarang, usia muda,
gambaran khas onion skin
• Myeloma Multipel Keganasan sumsum tulang
dalam produksi sel darah, terjadi produksi sel
plasma berlebihan, Diagnosis : Monoclonal Protein
(+)
• Hemangioma Pelebaran pembuluh darah.
Gejala tergantung letak dan organ disekitar.
• Ref: 1, 2, 3, 4
13. D. Paget Disease
• Laki-laki 50 tahun
• Nyeri punggung bawah 5 bulan lalu
• Nyeri lokal tidak menjalar
• Lab dan Xray normal
• CT Scan lesi litik dengan dominan sklerotik
Khas!!
13. Jawaban D
• Paget Disease
• Penyakit kronis, menyerang usia tua (>55 tahun),
• Laki-laki > Perempuan,
• terjadi destruksi dan formasi tulang berlebihan dan
berkali-kali, menyebabkan bentuk tulang berubah.
• Predileksi femur, pelvis dan lumbal,
• Gejala: Bone Pain
• Diagnosis : Xray : focal osteolysis coarse trabecula,
sclerotic bone, bone expansion, and cortical
thickening
• Ref: 1
• Osteoporosis penurunan massa tulang akibat usia dan hormonal,
menyebabkan tulang rapuh
• Renal Osteodistrofi gangguan mineralisasi tulang, disebabkan oleh CKD
Retensi fosfat disertai kalsium serum menurun hormon PTH meningkat
sebagai kompensasi resorpsi tulang meningkat destruksi tulang
• Rakitis /Rickets gangguan pertumbuhan tulang akibat defisiensi vitamin D
pada anak
• Osteomalacia Rakitis pada dewasa
• Ref : 1, 2, 3, 4
14. Jawaban D
• Perempuan, 50 tahun
• Nyeri lutut 3 tahun
• TB 158, BB 78 BMI 31,2 Obese! Faktor
Resiko OA!
• Xray : OA Bilateral Grade III
14. Jawaban D
• Ref: 1
15. A. Allopurinol
• Wanita 60 tahun
• Benjolan pangkal ibu jari kaki kanan 2 tahun lalu,
makan kacang2an (+) indikasi farmakologi!
• Benjolan di belakang telinga kanan (+)
• As Urat 10 mg/dl, Urinalisis As Urat 180 mg/ 24
jam
15. Jawaban A
• Gout Arthritis Guideline ACR 2012:
• Diagnosis : As. Urat Serum > 6 mg/dl
• Indikasi Terapi Farmakologis :
– Tophi (+)
– Serangan > 2x/tahun
– CKD Stage II atau lebih
– Urolithiasis
• First Line : Allopurinol atau Febuxostat
• Second Line : Probenecid (tidak boleh digunakan pada CKD stage III atau lebih)
• Target : Asam Urat < 6 mg/dl
• Terapi Serangan Akut Gout :
– 1-2 Joint, Nyeri Ringan / Sedang
• NSAID / COX-2 Inhibitor
• Kortikosteroid
• Colchicine
– > 2 joint, Nyeri Berat : Terapi Kombinasi
• NSAID + Colchicine
• Kortikosteroid + Colchicine
• Intraarticular Steroid + Colchicine/NSAID
16. D. JRA
• Anak Perempuan 5 tahun
• Nyeri kedua sendi
• Kedua kaki merah
• Urinalisis: Protein (+), cast (-)
• ANA (+) Autoimun!
16. Jawaban D
• Osteosarkoma lihat penjelasan No 12
• Osteomyelitis lihat penjelasan No 11
• Reactive Arthritis / Reiter Disease
– Trias : Urethritis, Arthritis, Conjunctivitis
– Penyakit Autoimun yang dipicu infeksi Shigella,
Salmonella, Campylobacter dan lainnya.
• Ref: 1, 2, 3, 4
Ref : ACR/SLICC 2012,
Note: Kriteria 2015 sudah published, tapi kurang aplikatif untuk UKDI karena pakai skor
17. Jawaban A. Septic Arthritis
• Laki-laki, 45 tahun
• Nyeri dan bengkak kaki kiri mendadak tadi malam setelah
laparotomi
• Belum pernah nyeri sebelumnya
• Pola makan tidak teratur
• Riwayat DM dan Nyeri Sendi
• Lab 3 tahun lalu normal
• Lab saat ini Leukositosis
17. A. Septic Arthrtitis
• Septic Arthritis disebabkan infeksi, terutama Staphyloccocus atau
Streptoccocus.
– Faktor Resiko : Immunocompromised/Lansia, penderita DM dan Pengguna Sendi Prostetik
– Sign and Symptom : Arthritis disertai tanda infeksi sistemik (demam, leukosit meningkat)
• Gout Arthritis lihat penjelasan soal 15
• Pseudogout disebabkan deposit Calcium Pyrophospate, gejala dan tanda
sama dengan GA
• Arthritis Reumatoid Autoimun, Kronik, Bilateral
• Arthritis Post Traumatic Arthritis setelah trauma pada sendi
• Ref: 1, 2, 3, 4
18. E. Uretrografi
• Laki-laki 35 tahun, tidak bisa BAK
• Jatuh terduduk dan mengangkang
• Hematoma skrotum dan darah di meatus
urethra
• Tindakan lanjutan?
18. Jawaban E
• Diagnosis Susp. Ruptur Urethra Posterior
• Bloody Meatus dan Hematoma Skrotum
• Tatalaksana:
– Initial Management : Pungsi Suprapubik untuk drainase urin
– Jangan lakukan pemasangan kateter urin atau Urethroscopy!
– Lakukan Retrograde Urethrography sebagai diagnosis pasti
• Ref : Referensi : Smith and Tanagho’s Urology Edisi 18
19. Jawaban C. Prazosin + Finasteride
• Laki-laki 72 tahun
• Tidak bisa BAK 1 hari
• BAK tidak lampias, harus mengejan, pancaran melemah,
terbangun malam hari untuk BAK gejala LUTS khas BPH!
• DRE : massa berat 40 gram, permukaan licin, nyeri tekan
(-) khas BPH!
• Pasang kateter urine keluar 300 cc
19. Jawaban C
• Diagnosis BPH :
– Gejala LUTS :
• Obstruktif : Straining, Hesitancy, Weak Flow, Dribbling, Prolonged Voiding
• Iritatif: Frequency, Urgency, Nocturia, Incontinence, Small Void Volume, Pain
• Dinilai dengan Kuesioner IPSS
– DRE
– PSA
• Terapi:
– Observasi untuk IPSS < 7
– Farmakologi : Alfa1 Bloker, 5-alfa-reductase inhibitor, (kombinasi
lebih baik!) , fitoterapi Referensi : Smith
– Pembedahan : Konvensional (TURP, TIP, Open Prostatectomy),
and Tanagho’s
Minimally Invasive Surgery (Laser, Microwave dll)
Urology Edisi 18
20. Jawaban A. Torsio Testis
• Laki laki 19 tahun
• Bengkak zakar kanan 2 hari
• Skrotum dan testis kanan bengkak, merah, nyeri
• Nyeri tidak berkurang jika skrotum diangkat! Phren
Sign
• Gondongan 5 hari lalu
• Diagnosis?
20. Jawaban A
• Torsio Testis :
– Angel’s Sign (+) : Testis yang mengalami torsio letaknya lebih
tinggi dan lebih horizontal
– Prehn’s Sign (+) : Testis yang mengalami torsio tidak
berkurang nyeri saat diangkat
– Refleks Cremaster menghilang : Testis terangkat akibat
kontraksi m.cremaster saat paha dalam sisi ipsilateral ditekan
• Ref: Referensi : Smith and Tanagho’s Urology Edisi 18
21. D. USG
• Laki-laki 60 tahun
• BAK berdarah 1 minggu, BAK berpasir, BAK
nyeri 1 tahun lalu khas urolithiasis!
• Ureum 89 mg/dl, Kreatinin 2 mg/dl curiga
CKD!
21. Jawaban D
• Diagnosis : Urolithiasis + Suspect CKD
• Pemeriksaan Penunjang :
– Kalau Urolithiasis saja CT Scan Non Contrast pilihan
utama
– Karena ada Suspect CKD maka renal sonogram paling
tepat untuk pemeriksaan penunjang
• Referensi : Smith and Tanagho’s Urology Edisi 18
22. E.coli
• Wanita 24 tahun
• Nyeri berkemih dan sering berkemih
• T 38, nyeri palpasi suprapubik Sistitis!
• Mc Conkey koloni ponk, motil, fermentasi
gula, menghasilkan gas
22. Jawaban E
• Diagnosis UTI
• Quantitative Urine Culture > 105 CFU/ml
• E. coli Batang gram negatif, motil, fermentasi gula (+), menghasilkan gas (+)
• Pseudomonas aeruginosa Batang gram negatif, motil, fermentasi gula (+), tidak
menghasilkan gas
• Proteus mirabilis batang gram negatif, motil, fermentasi gula (-)
• Staphylococcus saprophyticus Coccus gram postif, non motil
• Klebsiella pneumoniae Batang gram negatif, non motil, fermentasi gula (+),
menghasilkan gas (+).
fs
Abortus
Perdarahan pada Kehamilan Muda
Kehamilan Ektopik
Abortus Mola Hidatidosa
Terganggu
Definisi
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin
dapat hidup di luar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari
20 minggu atau berat janin 500 gram
fs
Abortus
Diagnosis Perdarahan OUE/ Serviks Uterus Lain-lain Penatalaksanaan
Abortus Iminens sedikit-sedang Tertutup Sesuai usia kehamilan Plano (+) Bedrest
Progesteron
Abortus Insipiens sedang-banyak Terbuka Sesuai usia kehamilan Plano (+) Kuret/ aspirasi vakum manual
Abortus Inkomplit sedikit-banyak Terbuka Kecil usia kehamilan Plano (+) Kuret/ aspirasi vakum manual
Keluar jaringan (+)
Abortus Komplit sedikit-tidak ada Terbuka/tertutup Kecil usia kehamilan Plano (+) Medikamentosa
Keluar jaringan (+)
Missed Abortion (-) Tertutup Kecil usia kehamilan Plano tes (-) Kuret/ aspirasi vakum manual
Nb: - Plano tes akan tetap (+) selama 7-10 hari abortus
- Kuret/AVM didahului dilatasi
- AVM hanya bisa dilakukan < 12 minggu
fs
31. E. Abortus Septik
KEYWORDS:
• Pendarahan per vaginam
• HPHT 10 minggu, tes plano (+) early
• Riwayat ke dukun dan diberikan ramuan yang diminum dan
dimasukkan ke dalam vagina percobaan abortus
• Demam(+), fluor (+), bau (+) tanda-tanda infeksi
fs
Abortus Septik
Definisi
Abortus Septik adalah abortus yang disertai penyebaran infeksi pada peredaran darah tubuh
atau peritonium.
Faktor Resiko
• Pelaksanaan abortus kriminalis (cth: dukun)
• Tindakan aborsi yang kurang memperhatikan asepsis dan antisepsis
fs
32. D. Mola Hidatidosa
KEYWORDS:
• Perdarahan pervaginam
• HPHT 3 bulan kehamilan muda
• Mual dan muntah peningkatan β-HCG
• Uterus teraba setinggi umbilikus besar massa kehamilan
fs
Mola Hidatidosa
Definisi
Mola Hidatidosa adalah kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana tidak ditemukan janin dan hampir
seluruh vili korialis mengalami perubahan berupa degenerasi hidropik.
Manifestasi Klinis
• Mual, muntah dan pusing dengan derajat lebih hebat
• Uterus besar masa kehamilan
• Riwayat keluarnya gelembung mola
• Peningkatan TD
Pemeriksaan Penatalaksanaan
• Denyut jantung janin (-) • Perbaiki KU dan KP
• USG : honeycomb appearence atau
• Suction curretage atau kuretase
snowstorm appearence
• β-HCG meningkat tinggi • Follow up > beta HCG, profil tiroid
fs
33. E. Merujuk dengan suspek KET
KEYWORDS:
• Perdarahan pervaginam
• HPHT 5 minggu, plano tes (+) early
• Nyeri perut bawah
• Nyeri goyang serviks (+)
fs
Kehamilan Ektopik Terganggu
Definisi
Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan yang pertumbuhan sel
telur yang telah dibuahi tidak menempel pada dinding endometrium
kavum uteri. Dikatakan terganggu apabila diikuti dengan
penyulit/gejala (cth: sakit perut mendadak atau ruptur pada tuba).
fs
Kehamilan Ektopik Terganggu
Manifestasi Klinis
• Amenorrhea
Pemeriksaan
• Pendarahan
• Plano test (+)
• Nyeri perut
• Kuldosentesis (+): darah pada kavum douglas
• Nyeri tekan abdomen
• USG tampak kehamilan di luar uterus
• Massa atau nyeri pada adnexa
• Nyeri goyang portio
• Kavum douglas menonjol Penatalaksanaan
• Perbaiki KU dan KP
• Laparatomi
fs
34. E. Superimposed Preeclampsia
KEYWORDS:
• Tekanan darah 180/110 mmHg
• Proteinuria (++)
• Kedua kakinya edema
• Riwayat hipertensi (+) sebelum kehamilan
fs
Hipertensi Dalam Kehamilan
fs
Hipertensi Dalam Kehamilan
• Hipertensi Gestasional :
Didapatkan desakan darah ≥ 140/90 mmHg untuk pertama kalinya pada kehamilan, tidak
disertai dengan proteinuria dan desakan darah kembali normal < 12 minggu pasca persalinan.
• Preeklamsi :
Kriteria minimum: Desakan darah ≥ 140/ 90 mmHg setelah umur kehamilan 20 minggu,
disertai dengan proteinuria ≥ 300 mg/24 jam atau dipstick ≥ 1+ (atau salah satu kriteria
preeklampsia berat)
• Hipertensi kronik :
Ditemukannya desakan darah ≥ 140/ 90 mmHg, sebelum kehamilan atau sebelum kehamilan
20 minggu dan tidak menghilang setelah 12 minggu pasca persalinan.
fs
Solusio Plasenta
Definisi
Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan
maternal plasenta dari tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua
endometrium sebelum waktunya, yakni sebelum anak lahir.
Faktor resiko
• Riwayat solusio plasenta
• KPD
• Preklampsia & hipertensi kronik
• Merokok & kokain
• Trombofilia
• Trauma abdomen
fs
Solusio Plasenta
Manifestasi Klinis
• Perdarahan (bisa tersembunyi-banyak), berwarna merah tua /kehitaman
• Palpasi abdomen nyeri dan tegang
• Anemis dan tanda-tanda syok
• Fundus uteri lama-lama naik
• VT: ketuban tegang
Pemeriksaan
• Fetal distress : DJJ melemah/(-)
• USG : hematom retroplasenta
Penatalaksanaan
• Perbaiki KU dan KP
• Bila janin hidup terminasi kehamilan (SC)
• Bila janin meninggal terminasi dengan pervaginam
fs
36. B. Grande Multipara
KEYWORDS:
• Perdarahan pervaginam, UK 32 mg late
• Empat minggu sebelumnya pasien juga mengeluh perdarahan saat
berhubungan recurrent
• Letak kepala masih tinggi bagian terbawah janin masih tinggi
• Wanita G6P4A1 faktor resiko
fs
Plasenta previa
Definisi
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim
sehingga menutup seluruh, sebahagian atau berada sangat dekat dengan ostium
uteri.
Faktor resiko
• Riwayat seksio sesaria
• Paritas tinggi
• Bertambah usia ibu
• Kehamilan ganda
• Merokok Klasifikasi berdasarkan lokasi
fs
Plasenta Previa
Manifestasi Klinis
• Perdarahan tanpa nyeri Painless
• Perdarahan tanpa suatu sebab Causeless
• Perdarahan berulang sebelum partus
• Darah berwarna merah segar
Recurrent
• Bagian terbawah janin masih tinggi
Pemeriksaan
• VT: pada fornix posterior teraba bantalan
• USG : plasenta berada pada segmen bawah rahim
fs
37. C. Plasenta Previa
KEYWORDS:
• Peradarahan pervaginam, UK 39 mgg late
• Perdarahan tidak disertai dengan nyeri perut painless
• Perdarahan seperti ini dialami sudah dua kali recurrent
fs
Plasenta Previa
Tanda dan gejala
• Perdarahan tanpa nyeri Painless
• Perdarahan tanpa suatu sebab Causeless
• Perdarahan berulang sebelum partus
• Darah berwarna merah segar
Recurrent
• Bagian terbawah janin masih tinggi
Pemeriksaan
• VT: pada fornix posterior teraba bantalan
• USG : plasenta berada pada segmen bawah rahim
fs
38. C. Pemberian Antibiotik
KEYWORDS:
• Cairan dari jalan lahir sedikit-sedikit curiga cairan ketuban
• Cairan jernih tidak berbau (-) tanda infeksi
• HIS (-) belum inpartu
• UK 8 bulan
fs
Ketuban Pecah Dini
Definisi
Ketuban pecah dini adalah robeknya selaput korioamnion dalam kehamilan (sebelum onset persalinan
berlangsung).
• PPROM (Preterm Premature Rupture of Membranes) : ketuban pecah saat usia kehamilan < 37 minggu
• PROM (Premature Rupture of Membranes) : usia kehamilan > 37 minggu
fs
Pengelolaan
>34 minggu:
• Lakukan induksi persalinan dengan oksitosin bila tidak ada kontraindikasi.
• Antibiotik intrapartum profilaksis
24-33 minggu:
• Expectanat managemen , bayi dilahirkan di usia kehamilan 34 minggu
• Bila terdapat amnionitis, abrupsio plasenta, dan kematian janin, lakukan persalinan segera.
• Antibiotik profilaksis
• Berikan deksametason 6 mg IM tiap 12 jam selama 48 jam atau betametason 12 mg IM tiap 24 jam selama 48 jam.
• Lakukan pemeriksaan serial untuk menilai kondisi ibu dan janin.
<24 minggu:
• Pertimbangan dilakukan dengan melihat risiko ibu dan janin.
• Lakukan konseling pada pasien. Terminasi kehamilan mungkin menjadi pilihan.
• Jika terjadi infeksi (korioamnionitis), lakukan tatalaksana korioamnionitis
fs
39. E. Cefotaxime
KEYWORDS:
• Demam sejak 1 minggu
• Mual-muntah dan nyeri perut gejala gastrointestinal
• Lidah kotor
• titer widal S. typhi O 1/640, H 1/320 widal (+)
fs
Demam Tifoid pada Kehamilan
Definisi
Demam tifoid merupakan penyakit infeksi usus halus yang disebabkan
oleh bakteri Salmonella typhi.
Manifestasi Klinis
Demam, sakit kepala, nyeri perut, Pemeriksaan
• Widal
nafsu makan berkurang, diare atau
• Tubex
konstipasi, coated tongue. • Typhidot
• Kultur darah
Penatalaksanaan
• Berikan sefotaksim 200 mg/kgBB IV/hari dibagi
menjadi 3-4 dosis, ATAU seftriakson 100 mg/kgBB hari
(max 4 g/hari) dibagi menjadi 1-2 dosis.
• Berikan parasetamol 3x500 mg per oral bila demam.
fs
40. B. Hiperemesis gravidarum tingkat I
KEYWORDS:
• Mual dan muntah setiap kali makan hiperemesis
• Mata tampak cekung dan turgor kulit berkurang dehidrasi
• Berat badan turun
• Tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 110 x/menit, RR 26 x/menit
fs
Hiperemesis Gravidarum
• Definisi : keluhan mual,muntah pada ibu hamil yang berat
hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
• Biasanya mulai setelah minggu ke-6 dan baik dengan
sendirinya sekitar minggu ke-12
• Etiologi : Kemungkinan kadar BhCG yang tinggi atau faktor
psikologik
• Predisposisi :primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan
ganda.
• Akibat mual muntah dehidrasi elektrolit berkurang,
hemokonsentrasi, aseton darah meningkat kerusakan liver
fs
Grade
Tingkat 1 :
Lemah,napsu makan↓, BB↓,nyeri epigastrium, nadi↑,turgor kulit berkurang,TD sistolik↓, lidah
kering, mata cekung.
Tingkat 2 :
Apatis, nadi cepat dan kecil, lidah kering dan kotor, mata sedikit ikterik, kadang suhu sedikit ↑,
oliguria, aseton tercium dalam hawa pernafasan.
Tingkat 3 :
KU lebih lemah lagi, muntah-muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen sampai koma, nadi
lebih cepat, TD lebih turun. Komplikasi fatal ensefalopati Wernicke : nystagmus, diplopia, perubahan
mental, ikterik
fs
41. A. Infus NaCl 0,9%
KEYWORDS:
• UK 8 minggu
• Muntah sudah 10 kali dalam 1 hari
DIAGNOSIS Hiperemesis
TERAPI Rehidrasi Infus NaCl O,9%
fs
Medikamentosa
• Vitamin B6 3-4 x 10mg
• Doksilamin 3-4 x 10 mg
• Dimenhidrinat 4-6 x 50-100 mg
Rehidrasi
• NaCl 0,9% atau Hartmans solution
• Hindari dextrose sampai pemberian
tiamin untuk mencegah wernike.
Rehidrasi
fs
fs
42. B. Terminasi Kehamilan
KEYWORDS:
• Nyeri perut epigastric pain
• Penurunan kesadaran gangguan pada serebral
• 160/90 mmHg hipertensi
• Sklera ikterik & peningkatan SGOT/PT LFT meningkat
fs
Preklampsia
Preeklampsia adalah: TD sistolik ≥ 140 mmHg atau diastolik ≥ 90 mmHg
dan
proteinuria ≥ 300 mg/24 atau dipstik ≥ 1+
atau
diikuti salah satu kriteria preeklampsia berat
Preeklampsia berat ditegakkan bila salah satu kriteria ini dipenuhi pada
pasien dengan preklampsia:
No Kriteria Keterangan
1. Tekanan darah meningkat sistolik ≥ 160 mmHg, or
diastolik ≥ 110 mmHg
2. Trombositopenia < 100.000/mm3
3. LFT meningkat 2 times
RUQ pain (+)/epigastric pain (+)
4. Kreatinin meningkat 2 times or > 1.1mg/dl
Preeklampsia Berat
fs
Letak Sungsang
Pemeriksaan
• Gerakan janin teraba di bawah abdomen
• Pemeriksaan abdomen: kepala dibagian atas dan bokong di daerah pelvis
• VT : teraba bokong atau kaki
• DJJ lokasinya lebih tinggi
fs
Seksio sesaria direkomendasikan
pada: Persalinan pervaginam hanya dapat
• Presentasi bokong primigravida dilakukan bila:
• Double footling breech • Tenaga terlatih
• Pelvis kecil • Pelvis adekuat
• Janin yang sangat besar • Presentasi bokong lengkap atau
presentasi bokong murni
• Janin tidak terlalu besar
• Tersedia fasilitas SC
Persalinan sungsang
• Melahirkan lengan yang berada di dada bayi manuver bracht
• Melahirkan lengan yang lurus ke atas kepala atau terjungkit
dibelakang kepala manuver lovset
fs • Melahirkan kepala manuver mauriceau smellie veit
44. B. Kesempitan pintu tengah panggul
KEYWORDS:
• Pembukaan 10 cm kala II
• His 4-5x dalam 10 menit selama 60 detik His adekuat
• Dipimpin mengejan selama 2 jam tapi belum lahir
• Kedua spina teraba menonjol
DIAGNOSIS Pintu tengah panggul sempit Fase ekspulsi
(kala II) memanjang
TERAPI Seksio Sesaria
fs
Persalinan Lama
Distosia pada kala I fase aktif
Grafik pembukaan serviks pada partograf berada di antara garis waspada
dan garis bertindak, atau sudah memotong garis bertindak.
fs
Penatalaksanaan persalinan lama
• Lakukan augmentasi persalinan dengan oksitosin dan/atau
amniotomi bila terdapat gangguan Power.
• Lakukan tindakan operatif (forsep, vakum, atau seksio sesarea)
untuk gangguan Passenger dan /atau Passage, serta untuk
gangguan Power yang gagal dengan augmentasi persalinan
• Jika ditemukan obstruksi atau CPD, tatalaksananya adalah seksio
sesarea.
fs
Panggul Sempit
Pintu atas panggul sempit
• Diameter anterioposterior <10cm
(konjungata vera < 11,5 cm)
• Diameter transversal <12 cm
fs
45. A. Partus Percobaan
KEYWORDS:
• Mules-mules, pembukaan lengkap
• Ketuban (+)
• Bekas SC persalinan terakhir
• Panggul sempit relatif, teraba bahu janin St-1
• TBBA 2500, anak letak belakang kepala
DIAGNOSIS Inpartu
TERAPI Partus percobaan
fs
Vaginal birth after cesarean section (VBAC)
VBAC dapat dipertimbangkan sebagai pilihan bila :
• Hanya pernah 1 (satu) kali seksio sesarea transversal pada segmen bawah, tanpa
komplikasi
• Presentasi janin verteks normal
• Tidak ada kecurigaan disproporsi sefalopelvik
• Ada fasilitas untuk seksio sesarea darurat
fs
46. C. Ruptur Uteri
47. B. Laparotomi
KEYWORDS:
• Sudah dipimpin meneran 2 jam persalinan lama
• Tampak darah keluar sedikit dari vagina, 90/60 mmHg, nadi 112
x/i, respirasi 32 x/i tanda-tanda perdarahan
• Nyeri tekan perut bawah, bagian teraba jelas
• Didorong perutnya agar cepat lahir faktor resiko
fs
Ruptur Uteri
Definisi
Ruptur komplit adalah keadaan robeknya pada rahim dimana telah terjadi hubungan langsung
antara rongga amnion dan rongga peritoneum.
fs
48. B. Gagal Ginjal Akut
KEYWORDS:
• Sudah dipimpin meneran 2 jam persalinan lama
• Tampak darah keluar sedikit dari vagina, 90/60 mmHg, nadi 112
x/i, respirasi 32 x/i tanda-tanda perdarahan
• Nyeri tekan perut bawah, bagian teraba jelas
• Didorong perutnya agar cepat lahir faktor resiko
fs
Komplikasi Ruptur Uteri
Komplikasi Ruptur Uteri
Janin Ibu
Hipoksia janin Pendarahan hebat atau anemia
Kematian maternal
fs
49. C. Cervical intraepithelial neoplasia (CIN) II
KEYWORDS:
• Perdarahan setelah koitus
• Ibu berusia 40 tahun dan menikah dengan pengemudi
antar kota faktor resiko
• Sel-sel epitel mengalami dysplasia pada dua pertiga
dari ketebalan epitel
fs
Cervical intraepithelial neoplasia (CIN)
Definisi
Cervical intraepithelial neoplasia (CIN) adalah suatu penyakit serviks
premalignan yang disebut juga displasia servikalis.
Etiologi : HPV terutama kelompok resiko tinggi (16,18,45,56)
fs
Faktor Resiko
Usia, koitus pada usia muda, sosial ekonomi rendah, multipel partner seksual,
pasangan yang memiliki multipel partner seksual, perokok.
Klasifikasi
1. CIN 1 adalah tergolong LGSIL, dimana terdapat perubahan seluler atipikal yang
ringan pada 1/3 bawah (1/3 basal) dari epitelium.
2. CIN 2 adalah tergolong HGSIL, dimana terdapat perubahan seluler atipikal yang
sedang pada 2/3 basal dari epitelium.
3. CIN 3 adalah tergolong HGSIL, dimana terdapat perubahan seluler atipikal yang
berat pada lebih dari 2/3 basal dari epitelium atau keseluruhan epitelium
(disebut juga karsinoma insitu)
fs
50. E. Progesteron-only pill
KEYWORDS:
• Ingin kontrasepsi
• Melahirkan 4 minggu lalu
• Sedang menyusui
fs
Pil KB Kombinasi
• Pil ini merupakan kombinasi antara estrogen dan progesteron
• Secara umum merupakan kontrasepsi hormonal oral pilihan kecuali
terdapat kontradindikasi
• Beberapa jenis pil KB kombinasi
1. Monophasic (each tablet contains a fixed amount of estrogen and
progestin);
2. Biphasic (each tablet contains a fixed amount of estrogen, while the
amount of progestin increases in the second half of the cycle); or
3. Triphasic (the amount of estrogen may be fixed or variable, while the
amount of progestin increases in 3 equal phases).
fs 114
Pil KB Kombinasi
ABSOLUTE CONTRAINDICATIONS
fs
Pil Progestin
Pil progestin merupakan pilihan pada :
• Ibu menyusui, karena progestin tidak seperti pil KB kombinasi yang
diketahui menurunkan produksi ASI
• Untuk wanita yang memiliki kontraindikasi terhadap penggunaan pil KB
kombinasi (mengandung estrogen)
• Untuk wanita yang berencana hamil dalam waktu dekat, dikarenakan
progestin tidak menghambat ovulasi
fs
51. B. DHF grade I
KEYWORDS:
• Panas badan terus menerus sejak 5 hari
• Ht 32% -> Ht: 40% HT meningkat ≥ 20%
• Plt 64.000/uL -> T: 47.000/uL
• Tes rumpel leed (+)
• IgG anti dengue (+), IgM anti dengue (+) akut
fs
Dengue Hemorrhagic Fever
fs
52. E. Amodiakuin + artesunat + primakuin
KEYWORDS:
• Demam & menggigil
• Hepar teraba 2 jari di BAC hepatomegali
• Hb 8,2 gr/dL anemis
• Parasit berbentuk pisang P. falciparum
fs
Malaria
Definisi
Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium yang menyerang eritrosit
dan ditandai dengan ditemukan bentuk aseksualnya didalam darah.
Manifestasi Klinis
• Tanda klasik:
Menggigil Demam tinggi Berkeringat banyak dgn interval reguler terutama pd P. vivax dan P.
ovale
• Keluhan lain: malaise, sakit kepala, nyeri sendi, mual, muntah, dll
• Pemeriksaan fisik : Demam, anemia, dan splenomegaly
Pemeriksaan
• Sediaan darah tepi
• Tes antigen
• Tes serologi
fs
Malaria
Characteristic P. falcifarum P. vivax P. ovale P. malariae
Red cell preference Younger cells (but Red cells up to 14 Reticulocytes Older cells
can invade cells of all ages) days old
fs
Regimen Terapi Malaria
fs
53. B. AKI renal
KEYWORDS:
• Demam, sklera ikterik, hepar teraba sedikit membesar, limpa
tidak teraba, dan nyeri otot gastroknemius (+)
• Riwayat digigit tikus
• BUN dan kreatinin meningkat gagal ginjal
fs
Leptospirosis
Definisi
Suatu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh mikroorganisme Leptospira interogans.
Penularan
Kontak dengan air, tanah atau lumpur yang terkontaminasi urin bintang yang terinfeksi atau akibat
gigitan binatang infeksius. Vektor: tikus, anjing, babi, lembu, kuda, kucing, binatang pengerat lainnya.
Manifestasi Klinis
Demam, mengigil, sakit kepala, meningismus, anoreksia, mialgia, nyeri tekan otot, mual, muntah,
nyeri abdomen, ikterus, hepatomegali, ruam kulit.
Pemeriksaan
• Kultur darah atau cairan serebrospinal
• Serologi: MAT, MSAT
• Mikroskop lapangan gelap
fs
Leptospirosis
Patologi
Ginjal : Tubular nekrosis akut gagal ginjal akut
Hati : nekrosis sentilobuler fokal
Mata : Uveitis
SSP : Meningitis
Otot rangka : Lokal neksoris
Pembuluh darah: Vaskulitis perdarahan/ pteki pada mukosa
Weil Disease : Leptospirosis berat yang ditandai dengan iketrus, biasanya disertai
perdarahan, anemia, azotemia, gangguan kesadaran dan demam kontinu.
Penatalaksanan
Leptospirosis ringan : Doksisiklin 2x100mg
Leptospirosis sedang/berat: Penisilin G 1,5 juta unit/6jam(iv)
fs
54. E. Kultur Feses
KEYWORDS:
• Demam sejak 2 minggu
• Demam sore hari dirasakan makin lama makin tinggi
stepladder
• Lidah kotor
fs
Demam Tifoid
Definisi
Penyakit infeksi sistemik yang disebabkan oleh kuman batang gram negatif Salmonella typhi.
Manifestasi Klinis
• Demam terutama sore hari (stepladder) Pemeriksaan
• Sakit kepala, nyeri otot, malaise • Kultur : sumsum tulang >>mgg 1 (gold standard
• Konstipasi, diare darah >> mgg 1
feses >> mgg 2 atau 3
• Rose spot pada abdomen, splenomegali
urin >> mgg 3 atau 4
Diagnosis • Widal
Kasus Pasti (Confirmed case) • typidot, tubex, dll
• Demam (> 38°C) > 3 hari
• Kultur Positif
Kasus probable ( Probable case )
• Demam (> 38°C) > 3 hari
• Serologis positif atau dijumpai antigen
• Kultur tidak dilakukan atau negatif
fs
55. C. Hepatitis B periode jendela
KEYWORDS:
• Mata terlihat kuning sejak, BAK berwarna gelap seperti teh
• ALT dan AST meningkat 3 kali normal & bilirubin direk 3,5
LFT meningkat
• IgM anti HAV (-), HbsAg (-), IgM anti HBc (+), HCV RNA (-)
serologi
fs
Marker Hepatitis B
fs
HbsAg
Anti-Hbc
Anti-Hbs
Anti-Hbc
fs
56. B. Ascaris lumbricoides
KEYWORDS:
• Sesak nafas, batuk
• Anak suka bermain tanah faktor resiko
• Eosinophilia dan IgE meningkat tanpa riwayat alergi
fs
Ascaris lumbricoides
Penularan : telur tertelan
Larva migrasi
Sindroma Loeffler batuk, batuk
berdarah, sesak nafas, pneumonitis askaris
X-ray : infiltrat paru
Lab : eosinofilia & IgE meningkat
Cacing dewasa
Mual, nafsu makan bekurang, diare,
konstipasi, malnutrisi, obstuksi intestinal
Pemeriksaan: telur cacing pada tinja
fs
57. B. PPI + amoksisilin + klaritromisin
KEYWORDS:
• Nyeri ulu hati sejak 2 bulan
• Pasien mengaku sering terlambat makan
• urea breath test (+) H. pilori
fs
Ulkus Peptik
Definisi
Ulkus peptik adalah kerusakan mukosa atau lebih dalam sampai submukosa
dari lambung/duodenum, pinggiran ulkus dikelilingi oleh sel-sel inflamasi baik akut
maupun kronik; dengan ukuran ≥5mm.
Manifestasi Klinis Pemeriksaan
• Nyeri epigastrium • Non-invasif : urea breath test,
• Mual & muntah pemeriksaan serologi
• Anoreksia & berat badan menurun • Invasif : Endoskopi & biopsi
• Hematemesis & melena
fs
Regimen Pengobatan Ulkus Peptik
Terapi Eradikasi Helikobakter pylori lini I
PPI + Amoksisillin + Klaritromisin
PPI + Metronidazol + Klaritromisin
PPI + Metronidazol + Tetrasiklin
nb: terapi selama 1 minggu
PPI Antibiotik
Omeprazole 2x20mg/hari Amoksisillin 2x1000mg/hari
Esomeprazole 2x20mg/hari Klaritromisin 2x500mg/hari
Lansoprazole 2x30mg/hari Metronidazol 3x500mg/hari
Pantoprazole 2x40mg/hari Tetrasiklin 4x250mg/hari
fs
58. C. Sfingter yang Lemah
KEYWORDS:
• Dada terasa terbakar setelah makan heartburn
• Endoskopi : sfingter esofagus hiperemis, ditemukan epitel
kolumnar dan permukaan seperti beludru barret’s esofagus
fs
59. A. Ten Horn Sign
• Keywords:
- Nyeri perut kanan bawah
- Lebih nyaman dalam posisi terlentang dan kaki sedikit
ditekuk
- Psoas’ sign (+), Rovsing sign (+), Obturator Sign (+).
• Diagnosis: Apendisitis akut
• DD: Pielonefritis, Kolitis, Pankeatitis
Definisi
• Peradangan dari apendiks veriformis dan merupakan
penyebab abdomen akut yang tersering
• Diagnosis :
- Anamnesis Nyeri perut kuadran kanan bawah yang
makin progresif dan mual muntah
- Pemeriksaan Fisik
Nyeri tekan dan lepas (Blomberg Sign) pada McBurney point
Defans muskular
Tanda khas:
-Rovsing sign Nyeri perut kuadran kanan bawah saat palpasi
kuadran kiri bawah
-Psoas Sign Nyeri pada perut kuadran kanan bawah saat ekstensi
panggul kanan
-Oburator sign Nyeri perut kanan bawah pada saat rotasi internal
panggul kanan
-Ten Horn Sign Nyeri perut disebabkan oleh tarikan ringan pada
testikel kanan
• Penatalaksanaan:
Operatif : Apendektomi terbuka
Laparoskopi apendektomi
60. A. Cairan kristalid, antibitotik, norepinefrin
• Keywords :
- Beberapa hari sebelum ada riwayat nyeri perut kanan
bawah (suspek apendisitis)
- Defense muskular (+) : Peritonitis
- Suhu 39, TD 80/60, Nadi 124x, RR: 26x
• Diagnosis: Syok sepsis
• Penanganan awal: Pemberia vasopresor dan Terapi cairan
• Definisi: Sepsis dengan kelainan hipotensi yang tidak
membaik dengan resusitasi cairan awal.
• Manifestasi klinis: Perubahan hemodinamik
a) Kondisi hiperdinamik: Peningkatan cardiac output,
penurunan resistensi pemiluh darah sistemik
b) Kondisi hipodinamik: Suatu bentuk lanjut setelah
hiperdinamik dimana telah terjadi penurunan cardiac
output
• Tatalaksana:
A. Resusitasi awal dan kontrol infeksi
1. Resusitasi cairan dalam 6 jam pertama, dengan
cairan kristaloid ( NaCl, RL) maupun koloid.
Cminimal 30 mL/KgBB bolus cepat selama 30 menit
2. Pemberian antibiotik diberikan sesuai kultur darah
• B. Terapi dukungan hemodinamik
1. Pemberian vasopresor dan inotropik
Vasopresor pilhan pertama adalah Norepinefrin
2. Kortikosteroid
Pemberian hidrokortison intravena dosis 50mg tiap 6 jam selama
7 hari
C. Terapi suportif lain:
Transfusi darah bila Hb <7 g,dL
61. A. Ileus Obstruktif
• Keywords:
- Nyeri perut
- Muntah hijau
- Tidak bisa buang air besar dan buang angin
- Darm steifing (+), Metallic sound (+)
- Gambaran step ladder (+), air fluid level (+)
• Diagnosis: Ileus Obstruktif
Definisi
• Keadaan dimana isi lumen saluran cerna tidak
bisa disalurkan ke distal atau anus karena ada
hambatan yang disebabkan kelaianan dalam
lumen usus, dinding usus, atau usus luar yag
menekan atau kelainan vaskularisasi pada suatu
segmen usus yang menyebabkan nekrose
segmen usus tersebut.
• Klasifikasi:
- Letak tinggi: bila sumbatan terdapat di esofagus,
gaster atau duodenum
- Letak rendah: bila sumbatan terdapat di usus halus,
usus besar, sampai anus
• Etiologi:
- Ekstraluminal: hernia, karsinoma, adhesi, abses
- Intrinsik dinding usus: tumor primer, hematoma, dll
- Intraluminal: Batu empedu, impalsi fekal
• Anamnesis: Gejala utama berupa nyeri abdomen kolik, nausea, muntah
berwarna hijau, distensi abdomen
• Pemeriksaan fisis : Adanya hipotensi dan takikardi, Distensi abdomen, Mettalic
sound,
• Pemeriksaan penunjang :
* Pada pemeriksaan darah ditemukan Hemokonsentrasi, Leukositosis, gagguan
elektrolit
* Pemeriksaan radiologis: Air fluid level dan step ladder, terdapat bagian yang dilatasi tampak
seperti pigura dari abdomen
• Penatalaksaan:
Operasi laparotomi dan eksplorasi unutk
menemukan viabilitas usus setelah pelepasan
strangulasi.
62. C. Haemorrhoid Interna
• Keywords: BAB berdarah, menetes pada akhir
BAB dan tidak bercampur dengan feses,
teraba massa pada RT
• Diagnosis: Haenorrhoid Interna
• Penatalaksaan: Nonbedah dan bedah
Definisi
• Penonjolan isi perut dari ronga yang normal
melalui suatu defek pada fasia dan
muskiloaponeurotik dinding perut, baik cara
kongenital atau didapat.
Klasifikasi
• Berdasarkan letaknya
- Groin: Inguinalis dan Femoralis
- Anterior : Umbilikal, epigastrik dan spigelian
- Pelvis : Obturator, sciatic, perineal
- Posterior : :umbar
• Berdasarkan sifat
- Reponibilis: isi keluar masuk
- Ireponibilis: Isi hernia tidak bisa dikembalikan ke tempat asalnya
- Inkarserata: isi hernia tidak dapat
dikembalikan dan terjepit oleh cincin hernia,
dan terdapat ganggun pasase usus.
- Strangulata: Isi tidak dapat dikembalikan dan
terjepit oleh cincin hernia dan terdapat
gangguan vaskularisasi, nyeri hebat.
Pemeriksaan fisik:
- Inspeksi: Terlihat benjolan di inguinal, apabila massa
tidak tampak, lakukan RT.
- Jika ujung jari menyentuh masa hernia inguinalis
lateralis
- Jika sisi jari yang menyentuh massa hernia
inguinalis medialis
Penatalaksanaan
• Nonbedah: Medikamentoda simtomatis seperti
Analgesik
• Bedah:
- Rujuk ke spesialis bedah untuk tindakan operasi
- Hernia inguinalis reponibilis dan ireponibilis :
Operasi elektif
- Hernia inkarserata dan strangulata: Operasi CITO
• Teknik operasi: Herniotomi dan Herniorafi
63. B. Sulfas Atropin
• Keyword: Baygon ( Organofosfat)
• Diagnosis: Intoksikasi Organofosfat
• Penatalaksanaan
- Antidotum organofosfat: Inj. Sulfas atropin 2
mg IV atau IM
64. E. Kolesistitis akut dan Kolelitiasis
• Keywords:
- Perempuan
- 40 tahun FAKTOR RESIKO
- Gemuk
- Nyeri abdomen kanan atas
- Gambaran double rims dan accoustic shadow
Definisi
• Kolesistitis: Inflamasi dinding kandung empedu, dapat bersifat
akut atau kronis
• Gejala klinis:
• Nyeri perut kuadran kanan atas
• Demam
• Ikterus
• Mual muntah
• Kolik bilier
• Ditemukan Murphy sign (+) pada pemfis, yaitu
nyeri yang memberat atau inspirasi sejenak
saat inspirasi dalam atau batuk dengan
penekanan pada daerah subkosta abdomen
• Kolelitiasis: Depoait kristal empedu yang
ditemukan di dalam kandung empedu.
• Gejala klinis:
-Nyeri kuadran kanan atas atau epigastrium
-Episodik, intermitten, mendadak
-Disertai mual dan muntah
• Pemeriksaan penunjang: USG dan foto polos
abdomen
65. A. Mulai pengobatan TB, 2 minggu kemudian
dikombinasikan dengan ARV
• Keywords:
- Batuk berdahak > 3 minggu
- Keringat malam
- Sputum BTA (+)
- CD4 412
• Diagnosis: HIV AIDS disertai TB Paru
Penatalaksanaan
• TB dengan keadaan khusus:
- TB + DM: KGD tidak terkontrol --> 9 bulan OAT
Rifampicin menurunkan OAD Sulfonilurea
- TB + HIV AIDS Prinsip mulai OAT disusul ARV
• Zilovudin -> menurunkan toxic OAT
• Rifampicin -> menurunkan efek nelfinavir
• TB dalam keadaan hamil : Mulai OAT kecuali
Streptomicin
66. C. 2 (RHZES)/ HRZE / 5 (HRE)3
• Keywords:
- Batuk berdahak 1 bulan
- Mendapat pengobatan paru 6 tahun lalu dan sembuh
- Sputum BTA (+/+/-)
• Diagnosis:
TB Paru Kasus Kambuh
• Definisi: TB kasus kambuh apabila sudah
pernah menjalani obat TB, sembuh, dan
datang dengan keadaan kambuh.
• Pengobatan:
Tb kasus kambuh dilakukan pengobatan
Kategori 2 -> 2 RHZES / HRZE / 5 (HRZE) 3
67. B. Profilaksis isoniazid 10 mg/kg/hr selama 3 bulan
68. D. Inhalasi agonis beta 2 kerja singkat
• Keywords:
- Sesak sejak 10 tahun lalu
- Mampu mengucapkan beberapa kata
- Mengi saat ekspirasi
• Diagnosa: Asma Bronkial serangan sedang
• Pengobatan awal:
- Oksigenasi denan nasal kanul
- Inhalasi agonis beta-2 kerja cepat (tiap 20
menit/jam) atau injeksi agonis beta-2
(terbutalin atau adrenalin)
69. A. Sputum tiga lapis
• Keywords:
- Batuk kental dan kuning
- Honeycomb appearance
• Diagnosis:
Bronkiektasis
• Definisi: Dilatasi bronkus yang bersifat abnormal dan
permanen
• Manifestasi klinis:
- Batuk berdahak
- Sputum mukoid, mukopurulen, kental atau campuran
yang dikenal dengan Sputum tiga lapis
- Demam, nyeri dada pleuritik
• Pemeriksaan foto thoraks: ditemukan
gambaran Honey Comb, gambaran ruang
kistik, dan air fluid level
70. d. Pemberian preparat besi sampai 2 bulan setelah kadar
Hb normal dan eliminasi penyebab
• Keywords :
- Merasa sesak saat duduk
- Riwayat hipertensi, dyspneu on effort, nokturi
- Pembesaran cor ke kiri
- Jantung berbentuk boots
• Diagnosis:
Dekompensasi kordis kiri NYHA klas fungsi IV
• Definisi: Suatu sindrom akibat kelainan struktur atau fungsi
jantung yang ditandai dengan:
- Gejala gagal jantung: sesak napas atau lelah bila
beraktivitas pada kondisi berat dapat muncul saat istirahat
- Tanda – tanda retensi cairan, seperti kongesti paru atau
bengkak pergelangan kaki
- Bukti obyektif kelainan struktur atau fungsi jantung saat
istirahat
• Manifestasi klinis
Pasien gagal jantung akut dapat datang dengan berbagai kondisi
klinis, yaitu:
1. Acute decompensated heart failure
2. Hypertensive acute heart failure
Gejala gaga; jantung dengan tekanan darah tinggi dan fungsi
ventrikel yang masih baik, apabila ada gambaran edema paru
akut;
3. Edema paru
Sesak napas hebat, engan ronki basah kasar terutama di basal paru, ortopnea, saturasi oksigen
< 90 % dikonfirmasi dengan foto thoraks
4. Syok kardiogenik
Adanya bukti hipoperfusi jaringan walaupun volume telah dikoreksi
5. High output failure
Gejala curah jantung tinggi, laju nadi yang cepar, akral hangat, kongesti paru
6. Gagal jantung kanan
Gejala curah jantung rendah, peningkatan tekanan vena jugularis, serta pembesaran hati dan
hipotensi
Klasifikasi NYHA Terapi
NYHA 1 Diuretik
NYHA 2 Diuretik + ACE/ARB
NYHA 3 Diuretik ACE/ARB +PSD + Digoksin
NYHA 4 Diuretik + ACE/ARB + PSD + Digoksin + Inotropic Agent
(Dobutamine (TD 70 - 100 tanpa syok), Dopamine (TD
70 – 100 dengan syok))
78. E. Atenolol
• Keywords:
- Nyeri kepala bagian belakang
- Hipertensi
- Riwayat asma
• Diagnosis:
Hipertensi stage 2
• Blokade reseptor beta‐2 pada bronkhi dapat mengakibatkan
bronkhospasme, bahkan jika digunakan beta‐bloker
kardioselektif.
• Efek samping lain adalah bradikardia, gangguan kontraktil
miokard, dan tanga‐kaki terasa dingin vasokonstriksi akibat
blokade reseptor pada otot polos pembuluh darah perifer
• Penderita hipertensi dengan riwayat asthma harus menkonsumsi
golongan beta blocker selektif, contoh: Atenolol dan metoprolol
79. D. Regurgitasi mitral
• Keywords:
Murmur sistolik ICS IV linea mid klavikula sinistra
• Diagnosis:
Regurgitasi mitral
• Definisi:
Kelainan katup jantung yang ditandai dengan berbaliknya arah aliran darah ari ventrikel kiri ke
atrium kiri akibat insufisiensi katup mitral.
• Pemeriksaan fisik:
- Terdapat pergeseran iktus kordis ke lateral akibat pembesaran venrikel kiri
- Teraba thrill di apeks
- Murmur pansistolik
- Dapat diserati opening snap atau S3
80. D. Dopamin 5 mcg/kgBB/menit IV
• Keywords:
- TD rendah (80 / 60 mmHg)
- Nadi 120c/mnt
- Akral dingin
• Diagnosis :
Syok kardiogenik
• Definisi:
Sinrom klinis akibat penurunan curah jantung yang menyebabkan hipoksia jaringan dengan volume
• Kriteria:
2. Hipotensi sistolik arteri (, 90 mmhg) atau MAP berkurang . 30 mmHg nilai normal
3. Peningkatan tekanan diastolik akhir ventrikel kiri atau tekanan diastolik akhir ventrikel kanan > 10 – 15 mmHg
• Tatalaksana
1. Oksigen dan intubasi
2. Nitrogliserin bila TDS > 100 mmHg
3. Dopamine bila TDS 70 – 100 mHg dengan tanda
syok
4. Dobutamine bila TDS > 100 mmHg tanpa gejala syok
81. C. Penyakit jantung rematik
• Keywords:
- Eritema marginatum
- Nyeri gerak pada sendi lutut kanan
- Demam hilang timbul
• Diagnosa:
Demam rematik
• Definisi:
Penyakit inflamasi akibat reaksi silang antibodi setelah infeksi Streptokokus beta hemolitikus grup A.
• Manifestasi klinis
1. Nyeri tenggorokan
2. Poliartritis
3. Karditis
4. Sydenham corea
5. Eritema marginatum
6. Nodul subkutan
• Diagnosis
- Membutuhkan 2 kriteria mayor atau 1 kriteria mayor dan 2 kriteria minor ditambah bukti infeksi
Streptococcus sebelumnya
Kriteria mayor:
Kriteria minor:
Dipicu oleh kontraksi ventrikel atau atrium yang prematur atau stimulan
seperti kafein, alkohol, dan obat- obatan maupun kondisi hipotiroidisme
• EKG:
- QRS yang menyempit
- Regular
- Depolarisasi atrium retrograde
- P wave tidak terlihat jelas
84. Edema paru akut
• Keywords:
- JVP meningkat
- Ronki basa halus di semua lap paru
- Gambaran bat’s wings appearance
Diagnosis
Edema paru akut
• Definisi:
Manifestasi klinis :
- sesak napas hebat yang dapat disertai sianosis
- batuk dapat disertai dahak yang berwarna kemerahan (pink frothy sputum).
• Pemeriksaan Fisik :
- frekuensi napas meningkat,
- retraksi inspirasi pada sela interkostal dan fossa supraklavikula
- Pada pemeriksaan paru didapatkan ronki basah kasar setengah lapangan paru
atau lebih, sering disertai wheezing.
- Pemeriksaan jantung dapat ditemui protodiastolik gallop, bunyi jantung II
pulmonal mengeras.
• Radiologis
• Manifestasi klinis:
Nyeri dada sentral atau retrosentral yang dapat menyebar ke
salah satu atau kedua tangan, leher dan punggung
Gambaran EKG:
- Selama fase awal miokard infark akut, EKG pasien yang mengalami oklusi
total arteri koroner menunjukkan elevasi segmen ST.
menjadi gelombang Q.
• Diagnosis:
Hipertensi emergensi
• Definisi:
-Hipertensi emergensi (darurat) ditandai dengan TD Diastolik > 120 mmHg, disertai
kerusakan berat dari organ sasaran yang disebabkan oleh satu atau lebih penyakit/kondisi
akut.
- TD harus diturunkan sampai batas tertentu dalam satu sampai beberapa jam.
• Keywords:
Pingsan sesaat setelah mendapat suntikan
• Diagnosis:
Syok anafilaktik
• Definisi:
Sindrom klinis yang diakibatkan respon hipersensitivtias sistem imun
• Tanda dan gejala klinis:
1. Reaksi sistemik ringan seperti rasa gatal hangat, rasa penuh di mulut
dan tenggorokan, edema di sekotar mata, kulit gatal
2. Reaksi sistemik sedang seperti gejala sistemik ringan ditambah spasme
bronkus atau edema saluran nafas sehingga ada keluhan sesak.
3. Reaksi sistemik berat seperti gejala sistemik ringan sedang yang
memberat
• Tatalaksana
- Periksa airway, breathing, circulation
- Pasang akses vena untuk obat – obatan
- Epinefrin 1 : 1000 sebanyak 0,3 – 0,5 mg IM
88) C. Pemberian cairan IV 250 cc dalam
1 jam pertama, dilanjutkan dengan 600 cc dalam 5 jam pertama
KEYWORDS :
• Anak usia 8 bulan, BAB > 5x/hari selama 4 hari
• Anak tampak lemas, tidak mau menyusu, mata
cowong dan cubitan kulit perut kembali dalam 3
detik Dehidrasi berat
Derajat Dehidrasi
Tatalaksana dehidrasi
89. A. Atresia Esofagus
KEYWORDS :
• Anak berusia 1 hari
• Anak muntah, dari hidung dan mulut anak
keluar cairan seperti buih, berulang kali
• Sewaktu disusui anak selalu muntah, batuk,
tersedak dan tampak sesak, serta kebiruan
• Atresia Esofagus merupakan suatu kondisi kongenital
dimana tidak terbentuknya esofagus (kerongkongan)
secara sempurna atau memang tidak terbentuk sama
sekali.
• Atresia esofagus dapat atau tanpa disertai dengan
fistula.
Atresia Esofagus
Gejala Klinis Diagnosis
mengeluarkan ludah yang Salah satu tanda awal dari
atresia esofagus diketahui dari
sangat banyak dan berbuih
pemeriksaan USG prenatal
terbatuk atau tersedak
yaitu polihidramnion
setelah berusaha untuk
menelan
tidak mau menyusu Radiologi
sianosis (kulit kebiruan).
Defek lain yang berhubungan
• VERTEBRAL – Hemivertebrae and scoliosis
• ANORECTAL MALFORMATION
• CARDIAC DEFECTS – VSD, Patent Ductus Arteriosus and Tretralogy of
Fallot
• TRACHEO
• ESOPHAGEAL (American esophageal)
• RENAL TRACT – Ectopic kidneys, horseshoe, duplex systems, renal
agenesis, urethral malformations and hypospadias
KEYWORDS :
Bayi perlu dilakukan resusitasi
92. D. Vaksin HiB
KEYWORDS :
• Anak berusia 9 tahun kejang, 2 hari sebelumnya batuk, demam tidak
terlalu tinggi, suara serak dan sulit bernafas. (ISPA)
• 1 hari sebelumnya tampak lemah, tidak nafsu makan dan selalu ingin tidur.
• Suhu Tubuh 38oC, Kesadaran menurun, Kaku kuduk (+) Meningitis
• Cairan Serebrospinal agak keruh, sel terutama neutrofil 200/µl, Glukosa
25 mg/dL, protein 250 mg/dL Meningitis bakterial
• Hasil kultur di agar darah (-)
• Tumbuh koloni kecoklatan pada agar coklat, katalase dan oksidase (+)
• Pewarnaan Gram : Kuman berbentuk batang pendek gram negatif
Meningitis Bakterial
• Infeksi purulen akut dalam rongga subarakhnoid
• Bakteri penyebab meningitis terbanyak disebabkan oleh:
– Hemophilus influenzae,
– Streptococcus pneumoniae dan
– Neisseria meningitidis.
Pathogenesis
• Infection of upper respiratory tract
• Invasion of blood stream (bacteraemia)
• Seeding & inflammation of meninges
Gejala Klinis
Non-spesifik
• Demam
• Kaku kuduk
• Letargi
• Malas makan
• Nyeri kepala
• Kejang
Analisis Cairan Serebrospinal/Cerebrospinal Fluid
• Nilai normal untuk anak – anak
- Hitung sel : 0 – 7 sel/mm3 (0% sel PMN)
- Glukosa : 40 – 80 mg/dL
Jenis
- Protein : 5 –Warna
meningitis
40 mg/dL Glukosa protein Sel Nonne-Pandy
Kuning keruh,
Bakteri akut pus (+) Rendah tinggi PMN +
normal atau
Virus akut Jernih Normal MN -
tinggi
Berkenaan dgn
Xantochrom Rendah tinggi MN +
penyakit TBC
Hemophylus influenzae
• GRAM-NEGATIVE RODS OR COCCOBACILLI
• NONMOTILE
• NON-SPORE-FORMING
• CATALASE: POSITIVE
• OXIDASE: POSITIVE
• FACULTATIVELY ANAEROBIC
• requirement of X+V factor in cultivation media; X = hematin, V =
nicotinamide adenine dinucleotide(NAD)
• growth on chocolate agar but not on blood agar (when cultivated in pure
culture)
• satelite phenomenon with Staphylococcus aureus (on blood agar)
H. Influenza tipe B
Pemberian vaksin
haemophilus b
(haemophilus b
conjugate vaccine)
pada anak-anak
Profilaksis : pemberian
rifampisin bagi yang
93. E. Wasted
KEYWORDS :
• Anak umur 2 tahun
• BB/U < -2 SD
• TB/U < -2 SD
• BMI < -2 SD
Pemantauan Pertumbuhan
94. C. Diazepam IV 0,3 – 0,5 mg/KgBB/kali
KEYWORDS:
• Bayi 7 bulan, kejang 30 menit yang lalu
• Pasien sudah terpasang infus
Tatalaksana Kejang pada Anak
95. B. 5
KEYWORDS :
• Bayi usia 10 jam, usia kehamilan 34 minggu dan BBL
2000 gram
• Frekuensi nafas 72x/i
• Retraksi interkostal ringan (+)
• Sianosis yang hilang dengan pemberian O2
• Bayi merintih tanpa stetoskop
• Suara nafas terdengar jelas pada kedua paru
96. C. Ikterus Neonatorum
Fisiologis
KEYWORDS :
• Bayi usia 6 hari dengan keluhan kuning sejak 3
hari dari bagian mata, wajah hingga perut.
• Pemeriksaan fisik normal
• Riwayat persalinan normal
• Ayah dan Ibu bayi adalah WNI
• Ibu dan bayi bergolongan darah B
Derajat Kramer
Physiological Jaundice
• Appears > 24 hours
• Maximum intensity by 4th-
5th day in term & 7th day in
preterm
• Serum level less than 15
mg / dl
• Clinically not detectable
after 14 days
• Disappears without any
treatment
Pathological Jaundice
• Appears < 24 hours of age
• Increase of bilirubin > 5 mg / dl / day
• Serum bilirubin > 15 mg / dl
• Jaundice persisting after 14 days
• Stool clay / white colored and urine staining
clothes yellow
• Direct bilirubin> 2 mg / dl
Dosis Pemberian Vitamin A pada
Posyandu bulan Feb dan Agustus
97. A. Untuk anak usia 6-11 bulan diberikan
tablet vitamin A warna biru 1 kali dalam 1
tahun; untuk anak usia 1-5 tahun diberikan
tablet vitamin A warna merah 2 kali dalam 1
tahun
98. A. Ampicillin
KEYWORDS :
• Anak laki – laki, 11 bulan, BB 7,8 kg, mengalami diare
lembek cair dengan darah dan lendir, frekuensi >
6x/hari.
• Bila BAB anak selalu menangis dan mengejan
• 2 minggu yang lalu, anak menderita batuk pilek tapi
sudah sembuh.
• Suhu tubuh 38,5oC
• Abdomen cembung tapi tidak distensi
Definition
• Watery Diarrhea: 3
or more liquid or
watery stools in 24 h
• Dysentery: Presence
of blood and/or
mucus in stools
• Persistent Diarrhea:
Diarrhea lasting for
D ia rrh e a
W a te ry d ia rrh e a D y s e n te ry P e rs is te n t d ia rrh e a
SHIGELLOSIS AMEBIASIS
• Frequent passage of scanty • Offensive and bulky stools
amount of stools, mostly containing mostly mucus
mixed with blood and mucus and sometimes blood
• Moderate to high grade • Lower abdominal cramp
fever • Mild grade fever
• Severe abdominal cramps • No dehydration
ANTIMICROBIAL AGENTS
Type of diarrhea Antimicrobial agent
Cholera Tetracycline,
Doxycycline,
Ciprofloxacine
Shigellosis Cotrimoxazole,
Pivmecillinam
(Selexid), Ampicillin,
Nalidixic acid,
Ciprofloxacin,
Ceftriaxone
Amebiasis Metronidazole
99. E. Kaput Suksadenum;
observasi benjolan dan perdarahan
KEYWORDS :
• Bayi usia 2 hari, lahir spontan, namun
persalinan berjalan lama karena ibu
kelelahan.
• Setelah lahir, bayi aktif dan menangis kuat.
• Terdapat benjolan pada bagian oksipital
kepala, diameter 8cm, kemerahan, lunak, dan
Traumatic Delivery
Cephalhematoma
Subgaleal hemorrhage with skull fracture
281
Caput Succedaneum
• most frequently observed lesion
• pressure on the scalp against cervix
• subcutaneous, extraperiosteal accumulation
of blood/serum
• overlying bruising/Petechiae
• crosses suture lines
• resolves within days
100. B. Intususepsi
KEYWORDS :
• Anak laki – laki, 10 tahun, mengeluhkan sakit
perut sejak 2 jam yang lalu.
• Sebelumnya anak menderita diare, sudah
berhenti namun perut masih sakit
• Nadi 112x/i, nafas 28x/i dan suhu 38oC
• Tampak massa pada regio kiri atas sementara
Intususepsi
• Sebagian usus masuk ke dalam bag. Usus
yang lain obstruksi usus
• Bayi sehat, tiba-tiba menangis kesakitan
(crying spells), nyeri, Letargi
• Teraba massa berbentuk sosis dan
kekosongan pada kuadran kanan bawah
(Dance sign)
• Biasanya jenis kelamin laki-laki
• Nyeri perut
•kolik, berat dan hilang timbul, biasanya
kaki diangkat keatas perut atau
menunjang kearah atas
• Portio-like on DRE
Etiologi
• 90% Idiopatik
– Belum dapat dipastikan, namun diperkirakan
penyebabnya adalah virus ( Anomalies with
peristalsis)
• 10% Patologis
– Polyp, tumour or other mass within the intestinal
tract is caught by the normal contractions,
creating a “lead point” which pushes along
causing the intussusception
Radiologic Signs
USG Signs Barium Enema
GOLD STANDARD
• "coiled spring” appearance
101. D. Atasi hipoglikemia,
hipotermia, dan dehidrasi
KEYWORDS :
• Anak usia 3 tahun sulit makan dan tampak
sangat kurus.
• BB 5 kg, kulit kering dan bersisik, atrofi otot,
dan edema pretibial MEP tipe
Marasmik - Kwashiorkor
Malnutrisi Energi
Malnutrisi Energi Protein
Protein
BB/TB
Edema
Hepatomegali
Rambut kemerahan,
mudah dicabut
Kurang aktif,
rewel/cengeng
Hipotropi otot
Crazy pavement
dermatosis
Marasmus
Wajah seperti orang tua
Kulit terlihat longgar
Tulang rusuk tampak
terlihat jelas
Kulit paha berkeriput
Terlihat tulang belakang
lebih menonjol dan kulit
di pantat berkeriput
( baggy pant )
Terjadi secara kronis
Marasmus -
Kwashiorkor
Gambaran klinik
merupakan campuran
dari beberapa gejala
klinik Kwashiorkor
dan Marasmus
dengan BB/TB <-3 SD
disertai edema yang
tidak mencolok
“10 langkah utama” Tatalaksana Gizi Buruk
No Tindakan Stabilisasi Transisi Rehabilitasi Tindak lanjut
h 1-2 h 3-7 mg-2 mg 3-6 mg 7-26
1. Atasi/cegah
hipoglikemia
2. Atasi/cegah
hipotermia
3. Atasi/cegah
dehidrasi
4. Perbaiki gang-
guan elektrolit
5. Obati infeksi
6. Perbaiki def. tanpa Fe + Fe
Nutrien mikro
7. Beri diit awal
102. B. Sindroma Klinefelter
KEYWORDS :
• Anak laki – laki usia 8 tahun menderita
keterlambatan kognitif.
• Fenotip seorang laki-laki bersuara tinggi,
pertumbuhan payudara (+), mikrotestis,
namun genital eksterna tampak normal
• Analisis sperma : Azoospermia
Features of Klinefelter Syndrome
• Chromosome • Gynaecomastia
complement: 47,XXY • Low level of intelligence
•Phenotype: Male
•Tall stature; thin build; • Serum testosterone
long lower limbs levels low to normal
• Testicular atrophy • FSH and LH levels very
• Female pattern of high
pubic hair • Sex chromatin positive
Sindrom Klinefelter
103. Glomerulonefritis Akut
KEYWORDS :
• Anak usia 7 tahun mengeluh buang air kecil
kemerahan.
• Volume urin lebih sedikit daripada biasanya,
namun nyeri (-)
• 3 minggu yang lalu, pasien sakit tenggorokan
dan sembuh sendiri.
Acute Poststreptococcal
Glomerulonephritis
• Glomerulonephritis-various renal diseases in
which inflammation of the glomerulus,
manifested by proliferation of cellular
elements, is secondary to an immunologic
mechanism
• Most associated with postinfectious state
• 4-12yr with peak 5-6 years
Clinical Presentation
History: latent period 7-21 days between streptococcal infection and
glomerulonephritis characteristics
Edema most frequent manifesting symptom
85%
Abrupt onset
Periorbital area, may be generalized
Gross hematuria 30-50%
Smoky, cola, rust, tea colored
+/- oliguria
Various degree of malaise, lethargy, anorexia, fever, abdominal pain,
headache
Histologic Findings
• Light Microscopy-Glomerular tufts
enlarged and swollen
104. B. Metronidazole 3x125
mg/hari selama 7 hari
KEYWORDS :
• Anak usia 3 tahun, BB = 25 kg, mengeluh diare sejak 14 hari yang
lalu, diare berlendir tanpa disertai darah, 6 – 7x/hari Diare
Persisten
• Teman-temannya juga mengalami hal yang sama Keracunan
makanan
• Bising usus meningkat, turgor kembali lambat
Persisten Berat
• Sklera dan kulit pasien ikterus Hepatitis A atau Amebiasis Hati
DIARRHOEA
- FREQ. ≥ 3 X /DAY
- CHANGING OF CONSISTENCY
- WITH/ WITHOUT VOMITING
- WITH/WITHOUT BLOODY STOOL
BLOODY
< 14 DAYS > 14 DAYS
DIARRHOEA
Keracunan Makanan
Clinical Presentation
• The incubation period can range from a few days to
months or years, with 2–4 weeks being the most
common for development of symptomatic
nondysenteric disease.
• Transitions from one type of intestinal syndrome to
another can occur and intestinal infections can give
rise to extraintestinal infections.
• Typical symptoms include: diarrhea, cramps,
flatulence, nausea, and anorexia.
Treatment
105. E. Fimosis
KEYWORDS :
• Anak laki – laki mengeluh nyeri BAK.
• Apabila BAK, ujung penis terlihat
menggembung.
• Dijumpai massa pada OUE sebesar 0,5 cm,
kenyal, mobile, tidak nyeri, preputium
lengket Retensi smegma
Fimosis
• Fimosis adalah prepusium Fimosis
penis yang tidak dapat
diretraksi (ditarik) ke proksimal Bila BAK, ujung
sampai ke korona glands penis Nyeri BA
menggelembung
• Retensi smegma
• Fisiologis pada neonatus
• Treatment
– Dexamethasone 0.1%
(6 weeks) for spontaneous
retraction
106. Ventilasi Tekanan Positif
KEYWORDS :
• Bayi dengan BB = 1.160 gram Berat Bayi Lahir
Sangat Rendah (BBLSR)
• Usia Kehamilan : 30 minggu Neonatus Kurang
Bulan – Sesuai Masa Kehamilan (NKB – SMK)
• Nilai APGAR = 6 pada 1 menit setelah lahir
Asfiksia
• Saat ini bayi agak kebiruan dan tidak menangis
Skor APGAR menurun
APGAR SCORE
Diagram Alur Resusitasi
107. E. Berikan vaksin hepatitis B dan HBIg
dalam 12 jam setelah lahir, dan vaksinasi
hepatitis B pada usia 1 bulan dan 6 bulan
KEYWORDS :
• Bayi aterm dengan BB = 3100 gram dari ibu
HbsAg (+)
Management of Infants Born to
Women Who Are HBsAg Positive
• All infants born to HBsAg-positive women
should receive single-antigen hepatitis B
vaccine and HBIG (0.5 mL) <12 hours of birth,
administered at different injection sites.
• The vaccine series should be completed
according to a recommended schedule for
infants born to HBsAg-positive. The final dose
108. A. Pungsi Lumbal
KEYWORDS :
• Anak usia 4 tahun dengan kejang sudah 3 kali,
tipe kejang lengan dan kaki kelojotan, mata
melirik ke atas, kejang selama 15 menit,
setelah kejang tidak sadar.
• Sebelumnya pasien mengalami batuk pilek.
• Suhu Tubuh 38,5oC
Symptoms of meningitis
• Fever
• Altered consciousness, irritability, photophobia
• Vomiting, poor appetite
• Seizures 20 - 30%
• Bulging fontanel 30%
• Stiff neck or nuchal rigidity
• Meningismus (stiff neck + Brudzinski + Kernig signs)
Clinical signs of meningeal irritation
Diagnosis – lumbar puncture
• Contraindications:
– Respiratory distress (positioning)
– ICP reported to increase risk of herniation
– Cellulitis at area of tap
109. B. Inkompatibilitas ABO
KEYWORDS :
• Bayi berusia 2 hari dengan keluhan kuning sejak 1 hari yang lalu.
• Pada pemeriksaan fisik didapatkan bayi tampak tenang, bisa
menyusu, sklera ikterik, hepar teraba 1 jari di bawah arkus costa.
• Neonatus Cukup Bulan – Sesuai Masa Kehamilan
• APGAR 3/8
• Ibu golongan darah O Rh (+), anak golongan darah A Rh (+)
• Bilirubin total 8, bilirubin indirek 1.4
ABO Hemolytic Disease
• Mother group O, baby A or B
• Group O individuals have anti-A, -B and –A,B in their
plasma, fetal RBCs attacked by 2 antibodies
• Occurs in only 3%, is severe in only 1%, and <1:1,000
require exchange transfusion.
110. D. Tetanus Neonatorum
KEYWORDS :
• Bayi dengan keluhan kejang dan kaku pada
leher, perut, dan punggung bayi, tidak mau
menetek serta mulut yang mencucu seperti
mulut ikan.
• Ibu bersalin di dukun beranak dengan
peralatan seadanya serta tidak pernah
Tetanus
Causative agent
• Clostridium tetani
Relatively large, Gram-positive,
rod-shaped bacteria
Spore-forming, anaerobic.
“Oposthotonus” by Sir
Charles Bell, 1809.
Edema
Hepatomegali
Rambut kemerahan,
mudah dicabut
Kurang aktif,
rewel/cengeng
Hipotropi otot
Crazy pavement
dermatosis
Marasmus
Wajah seperti orang
tua
Kulit terlihat longgar
Tulang rusuk tampak
terlihat jelas
Kulit paha berkeriput
Terlihat tulang belakang
lebih menonjol dan kulit
di pantat berkeriput
( baggy pant )
Marasmus -
Kwashiorkor
Gambaran klinik
merupakan
campuran dari
beberapa gejala
klinik Kwashiorkor
dan Marasmus
dengan BB/TB <-3
113. A. Entropion
KEYWORDS :
• Laki – laki 68 tahun dengan keluhan mata
kanan merah dan berair.
• Terdapat jaringan parut pada kornea, dan
palpebra inferior dextra terlipat ke dalam.
• Bulu mata mengenai konjungtiva.
• Entropion senilis
ENTROPION
MELIPATNYA TEPI KELOPAK MATA (MARGO PALPEBRA) KE
ARAH DALAM BULU MATA MENGGOSOK
CONJUNCTIVA / CORNEA (TRICHIASIS)
Etiology of Entropion
• Senile Entropion
• Cicatricial Entropion
• Spastic Entropion
• Congenital Entropion
• Mechanical Entropion
Entropion senilis
Juga disebut entropion
involusional.
Pasien menderita kelemahan
tendon horizontal dari kantus
lateral atau medial.
Otot retraktor palpebra
inferior juga lemah.
Dapat juga terjadi enoftalmus.
Gejala
• Kemerahan dan nyeri di mata
• Sensitif terhadap cahaya dan angin
• Air mata berlebihan
• Penurunan visus, khususnya bila kornea
terkena
114. D. Peradangan kronis kelenjar meibom
KEYWORDS :
• Wanita dengan benjolan di kelopak mata
kanan atas sejak 1 minggu yang lalu.
• Massa dengan konsistensi keras, tidak nyeri
tekan, tidak hiperemis, pseudoptosis (+)
Chalazion (Tarsal cyst or
mebomian cyst)
• Clinical classifications:
– 1) Allergic conjunctivitis (AC):
• Acute allergic conjunctivitis:
– Seasonal or hay fever.
– Toxic- induced (induced by acute contact with irritant,
drugs, preservatives, etc).
• Chronic allergic conjunctivitis:
– Perennial.
– Toxic-induced (long standing).
Ocular allergy
– 2) Contact dermatoblepharitis.
– 3) Vernal keratoconjunctivitis
– 4) Giant papillary conjunctivitis
– 5) Atopic keratoconjunctivitis
– 6) Atopic blepharoconjunctivitis
Giant Papillary Conjunctivitis (GPC)
Characterized by the
• presence of abnormally large papillae ( more
than 0.3 mm in diameter) on the upper tarsal
conjunctiva
• conjunctival hyperemia
• excess mucus secretion
• foreign body sensation
• itching
• Etiology : wearing contact lenses.
116. D. Tetes mata kloramfenikol 1% 6x sehari
KEYWORDS :
• Wanita dengan mata merah dan terasa mengganjal
• Mata mengeluarkan sekret berwarna putih
kekuningan dengan konsistensi lengket.
• Visus normal.
• Injeksi konjungtiva, kemosis, serta sekret purulen
(+)
Konjungtivitis
• Definisi:
Peradangan conjunctiva ditandai dengan
discharge (sekret) dapat berair, mucoid,
mucopurulent atau purulent dan tidak
disertai penurunan tajam penglihatan.
Viral Bacteri Allergic
gatal minimal minimal hebat
Injeksi Sedang Mencolok Ringan - sedang
konjungtiva
Kemosis ± ++ - ++
Lakrimasi Amat banyak Sedang Sedang Sedang
Papil - ± ± ++
Folikel + - ++ +
Adenopati Biasanya ada Langka Biasanya Tidak ada
aurikuler hanya ada
pada
118 D. Iridosiklitis
• Laki-laki 35 tahun, mata kanan merah
• Pasien merasa silau, pandangan terasa kabur
• Pemeriksaan:
visus mata kanan 6/9 non correction
injeksi siliar, keratic presipitate (+), efek tyndall (+)
Diagnosis???
UVEITIS ANTERIOR
• Definisi
Uveitis anterior = iridosiklitis
Merupakan proses peradangan intraokular yang kompleks dan melibatkan
jaringan uvea (iris, korpus silier, dan koroid)
• Faktor risiko
– Trauma
– Infeksi
– Penyakit autoimun
– Neoplasma
– idiopatik
UVEITIS ANTERIOR
• Manifestasi klinis
– Anamnesis:
Mata merah, nyeri, fotofobia, lakrimasi (+/-), visus menurun
– Pemeriksaan :
• Visus menurun (tidak hebat)
• Konjungtiva : injeksi siliar
• Kornea : keratik presipitat , penurunan sensibilitas kornea
• COA : sel dan flare, hipopion
• Pupil : kecil ireguler
• Iris : sinekia +/- kadang ada nodul-nodul iris.
• Lensa : jernih
Injeksi SIlier Keratic Presipitat
119. B Non Proliferative Diabetic
Retinopathy
• Pria, 35 tahun dirujuk dari klinik mata dan klinik endokrin
• Riwayat DM sejak 10 tahun yang lalu
• Funduskopi: media jernih, papil normal, retina datar,
neovaskularisasi (-), dot hemorrhage (+), hard exudate (+),
makula edema (-), refleks fovea normal
Diagnosis???
RETINOPATI DIABETIKA
– Ditandai dengan peningkatan kadar gula darah menyebabkan
perubahan mikrovaskular pada seluruh organ termasuk mata
– Komplikasi kronik dari DM dan dapat menimbulkan kebutaan
– Klasifikasi :
– Ciri-ciri klinis
• Pemulihan: dimulai 2-4 minggu setelah progresivitas
berhenti (bisa juga hingga beberapa bulan)
• Disfungsi otonom: takikardi, aritmia, hipotensi postural,
hipertensi dengan gejala vasomotor
• Tidak ada demam saat onset gejala neurologis
124 E. Neisseria meningitidis
• Pria, 20 tahun, penurunan kesadaran sejak 1 hari yang lalu
• Diawali demam, muntah, nyeri punggung, leher, dan kepala
sejak 1 minggu yang lalu
• PF: kaku kuduk (+), Kernig's sign (+), Brudzinsky I dan II (+)
• Pemeriksaan CSF: Gram negatif kokus berpasangan
Diagnosis: Meningitis
Etiologi???
Etiologi meningitis
• Streptococcus pneumoniae -> Kokus gram (+)
• Staphylococcus epidermidis -> Kokus gram (+)
• Staphylococcus aureus -> Kokus gram (+)
• Neisseria meningitidis -> Kokus gram (-)
125 C. Tetanus umum gr III
• Laki-laki, 5 tahun, sulit membuka mulut sejak 2 hari yang lalu
• Disertai perut tegang seperti papan dan punggung melenting
• Ada kejang dengan/tanpa rangsangan, 10x sehari tetap sadar
• Riwayat tertusuk paku 3 hari lalu
• PF: TD 140/90 mmHg, N 120x/menit, R 40x/menit, S 38
• Trismus 1 cm, opistotonus . Luka di dorsal pedis kanan dengan sedikit
pus
Diagnosis: Tetanus
Grading berdasarkan klasifikasi Abblet???
126 D. L4
• Wanita 50 tahun DM mengalami drop foot
Kerusakan saraf penyebab drop foot???
• Radikulopati l4 Dorsifleksi Drop foot
Moore anatomy 5th ed
127 D. Nyeri Kepala Cluster
• Laki-laki usia 25 tahun, nyeri kepala berulang sejak 1 minggu
lalu
• Nyeri kepala dirasakan di seluruh kepala berlangsung 45 menit
• Disertai rasa berkeringat di wajah, keluar air mata & hidung
berair
• Keluhan nyeri kepala bertambah dengan aktifitas
Diagnosis???
KRITERIA DIAGNOSIS
CLUSTER HEADACHE
A. Setidaknya 5 serangan yang memenuhi kriteria B dan D
B. Nyeri hebat atau sangat hebat di orbita, supraorbita dan/atau
temporal yang unilateral, berlangsung selama 15-180 menit bila tidak
diobati
C. Nyeri kepala disertai setidaknya disertai oleh 1 dari gejala berikut:
1. Injeksi konjungtiva dan/atau lakrimasi ipsilateral
2. Kongesti nasal dan/atau rinorea ipsilateral
3. Edema kelopak mata ipsilateral
4. Dahi dan wajah berkeringat ipsilateral
5. Miosis dan/atau ptosis ipsilateral
6. Perasaan gelisah atau agitasi
128 B. Kortikosteroid
• Laki-laki, 34 tahun, sulit menggosok gigi dan kumur
• PF: wajah asimetri, kerutan dahi kanan hilang, alis kanan lebih
rendah, lipatan nasolabial kanan hilang, pasien tidak dapat
mengangkat alis kanan, tidak dapat mengerutkan dahi kanan dan
tidak dapat menutup mata sebelah kanan
Fungsi pengecapan 2/3 lidah bagian depan sebelah kanan menurun
dan ditemukan hiperakusis
Diagnosis: Bell’s Palsy
Terapi???
TATA LAKSANA BELL’S PALSY
(American Academy Neurology/ ANN,2011)
• Farmakologi
– Steroid
• Dapat meningkatkan perbaikan fungsi saraf kranial, jika diberikan
pada onset awal
• Prednison 1 mg/kgBB atau 60 mg/ hari selama 6 hari, diikuti
dengan penurunan dosis bertahap selama 10 hari
– Antiviral
• Asiklovir 5x 400 mg selama 10 hari
• Jika dicurigai varicella zoster berikan asiklovir dosis tinggi 5x800
mg
129 E. Levodopa
• Pria, 75 tahun, sulit menggerakkan anggota tubuh
• Tangan kiri terlihat bergetar seperti orang menghitung uang
• Wajah terlihat kaku seperti topeng
• Cara berjalan terlihat kaku dan langkahnya kecil-kecil
Diagnosis: Parkinson
Terapi???
Harrison 18th ed
130 A. Stroke Perdarahan
Intraserebral
• Laki-laki, 60 tahun,keluhan nyeri kepala hebat
• Muntah sebanyak 3 kali
• Riwayat hipertensi selama 5 tahun
• PF: TD 160/100 mmHg, N 58 x/menit, R 20 x/menit, suhu 37,40C.
Fundukopi didapatkan flame shape pada kedua mata
Diagnosis???
131 B. Simple Partial Motoric Seizure
Klasifikasi Keterangan
Sindrom stevens johnson Mengenai < 10% area permukaan tubuh (body
surface area= BSA)
Overlapping SJS-TEN Lepasnya epidermis pada 10-30% BSA
• TEN merupakan bentuk lebih parah dari SJS ditandai dengan ada epidermolisis, dapat
menyebabkan kematian dan ketidakseimbangan elektrolit.
• Memiliki gejala prodormal: sakit berat, demam tinggi, koma, lesi kulit generalisata
Manifestasi klinis
• Gejala prodromal berlangsung 1-14 hari
• Onset tiba-tiba
• TRIAD:
– Lesi kulit
Makula eritema, morbiliform, yang muncul pertama kali pada wajah,
leher, dan badan; papul, vesikel, bula (tanda Nikolsky (+)), erosi,
purpura
– Keterlibatan mukosa
Mukosa mulut (100%), genitalia (50%), anus/hidung (4-8%)
– Gangguan mata
80% konjungtivitis kataralis, ulkus kornea, iritis, iridoksiklitis
SJS pada wajah dan bibir
TEN
135 B. Dermatitis Atopik
• Bayi 6 bulan, bruntus kemerahan di kedua pipi, gatal
• Riwayat atopik pada keluarga (+)
• Status dermatologikus: lesi bilateral asimetris pada kedua pipi
tampak lesi multipel sebagian konfluens dengan ukuran 0,3 x
0,3 x 0,1 cm sampai dengan 4 x 5 x 0,1 cm berbatas tegas.
Sebagian besar berupa makula eritem, papula eritem, plak
eritem skuama, dan erosi
Diagnosis?
DERMATITIS ATOPIK
• Keadaan peradaangan kulit kronis disertai rasa gatal yang
umumnya terjadi selama masa bayi dan anak-anak
• Penyakit atopik sekelompok penyakit pada individu
yang mempunyai riwayat kepekaan dalam keluarga
• Co : asthma – rhinitis alergi – DA
KRITERIA DIAGNOSTIK
SVENSSON
Kriteria Mayor
• Pruritus
• Morfologi dan distribusi khas
– Likenfikasi fleksuralis pada dewasa
– Lesi pada daerah wajah dan ekstensor bayi
• Dermatitis berulang kronik
• Riwayat atopi pada penderita dan keluarga
DKA
DERMATITIS NUMULARIS
DERMATITIS NUMULARIS
DERMATITIS STATIS
136 B. Mupirocin
• Laki-laki, 4 tahun, keropeng di hidung dan mulut sejak 3 hari lalu
• Status dermatologikus: tampak bula, hipopion, dan apabila kering
terbentuk krusta berwarna kekuningan
• Gram’s stain: ditemukan gram positif
Diagnosis: Impetigo Krustosa
Terapi???
137 A. Eritrasma
• Wanita, 34 tahun, gatal & kemerahan di lipat paha
• Sudah berobat memakai ketokonazol juga
kortikosteroid namun tidak membaik
• PF: plak eritem tipis, berbatas tegas, bentuk ireguler
dengan skuama halus
• Tes KOH (-)
Diagnosis???
Eritrasma Tinea cruris
Erysipelas Selulitis
138 C.Ketokonazol 200 mg, 1x/hari selama 7 hari
– Kelembaban kulit
– Genetik
– Malnutrisi
– Lingkungan
GAMBARAN KLINIS
• Predileksi: Punggung, dada, lengan
atas & juga bisa pada tempat lain.
• Gatal +/-
• Makula dimulai di sekitar folikel
rambut
• Bermacam-macam warna
• Skuama halus
Treatment
Topikal
• Sampo selenium sulfida 1% & 2,5%, setiap hari selama 2
minggu
• Sampo ketokonazol 2%, 2-3x/minggu selama 2-4 minggu
Sistemik
• Ketokonazol 200 mg/hari, 7-10 hari
• Itrakonazol200 mg/hari, 3-7 hari
• Flukonazol 400 mg dosis tunggal
139 C. MH dengan reaksi tipe 2
• Laki-laki 45 tahun, bentol-bentol kemerahan hampir di
seluruh badan disertai dengan demam dan nyeri di
persendian
• Pasien mengeluh lemah dan nafsu makan menurun
• Sekitar 2 bulan yang lalu pasien didiagnosis MH, MB tipe BL
• Saat ini pasien sedang dalam pengobatan MDT MB
Diagnosis???
Reaksi Kusta
Keterangan REVERSAL ENL
Reaksi imun Hipsen tipe lambat, biasanya terjadi Humoral, biasanya terjadi pada tahun
oada 6 bulan pertama pengobatan, ke 2 pengobatan, tidak terjadi
terjadi perubahan tipe penyakit perubahan tipe penyakit
Saraf tepi Nyeri pada Nyeri pada perabaan Nyeri pada Nyeri pada perabaan (+)
perabaan (-) (+) perabaan (-)
Gangguan fungsi - + - +
saraf
Keadaan umum Demam (-) Demam (+) Demam (-) Demam (+)
Gangguan pada - - - +
organ lain Terjadi peradangan: Iridosiklitis,
epididimoorckitis, nefritis , limfadenitis
Ganggguan pada tulang, hidung,
tenggorokan
140 D. Krim Benzoil Peroxida 5%
• Laki-laki, 19 tahun, keluhan jerawat yang kadang terasa
nyeri diwajah
• Satu bulan terakhir jerawat bertambah banyak
• Status dermatologikus: lesi multiple, papul eritema,
pustula memenuhi hampir seluruh pipi, komedo tertutup
dan sebagian komedo terbuka
Obat topikal yang diberikan???
Derajat Keparahan Acne
• Keterangan:
– Lesi sedikit <5 – Radang (-): komedo, papula
– Lesi beberapa 5-10 – Radang (+): pustula, nodus, kista
– Lesi banyak >10
Penatalaksanaan
Prinsip :
• Perbaiki perubahan pola keratinisasi follicular
• Menghilangkan sumbatan
• Pengurangan aktivitas glandula sebasea (mengurangi
sebum)
• Pengurangan populasi bakteri follicular (P.acne)
• Menghasilkan efek antiinflamasi
Tujuan :
• Mencegah timbulnya sikatrik dan mengurangi frekuensi dan
hebatnya eksaserbasi
Penatalaksanaan
1. Menghilangkan sumbatan
• Asam salisilat 0,5-2 % dalam larutan hidroalkoholik
• Asam alfa hidroksi (AHA) 10%
• Benzoil peroksida 2,5-5 %
• Asam retinoid 0,05 % dalam bentuk krim atau gel
• Penelupasan kimia (Chemical peeling) dengan larutan asam
trikhloroasetat 10-30% atau asam glikolat 20-50% dapat diulang setelah 4
mingggu sekali
• Untuk komedo terbuka dapat dilakukan ekstraksi komedo
2. Produksi sebum :
• Anti androgen/ pil KB
• Isotretinoin
• Estrogen
4. Antiinflamasi
Kortikosteroid topikal (hidrokortison 1-2,5%) atau untuk suntikan intralesi
(triamsinolon asetonid 10 mg/cc).
Treatment Algorithm
Mild Moderate Severe
Comedone Papular/ Papular/ Nodular Conglobata/ fulminant
Pustular PUstular
First Topical retinoid Topical retinoid + Oral antibiotic + topical Oral antibiotic + topical retinoid ± Oral isotretinoin ± oral
topical retinoid ± BPO BPO corticosteroids
antimicrobial
Second Azelaic acid/ Azelaic acid/ Oral antibiotic + topical Oral isotretinoin or oral antibiotic + High dose oral
salicylic acid salicylic acid retinoid ± BPO topical retinoid ± BPO/ azelaic acid antibiotic + topical
retinoid + BPO
Infeksi pada kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi dari
Sarcoptes Scabei
PENULARAN
Langsung (kontak kulit) & tidak langsung (kontak barang)
4 tanda kardinal*
Mengenai
Pruritus Terowongan Menemukan
sekelompok
nokturna kanalikulus tungau
orang
*Diagnosis dapat dibuat dengan
menemukan 2 dari 4 tanda cardinal tersebut.
Treatment
143 B. Gardnerella vaginalis
• Wanita 35 tahun, keputihan yang terasa gatal
• Keputihan banyak dan berwarna putih
• Pemeriksaan venereologi: keputihan warna putih dan
tes amin (+)
Diagnosis: Bacterial vaginosis
Etiologi???
ETIOLOGI DAN MANIFESTASI KLINIS
VAGINITIS
Infeksi bakteri
• Vaginosis bakterial :
peningkatan bakteri anaerob seperti Gardnerella
vaginalis, mobiluncus, bacteroides
• Pada wanita yang masih aktif berhubungan
• Gejala : duh tubuh vagina ringan/ sedang yang
berbau amis, darah menstruasi berbau abnormal
• Pemeriksaan : duh tubuh vagina tidak banyak,
warna putih keabu-abuan, homogen, cair, biasanya
melekat pd dinding vagina
• Ph >4,5
Laboratory Examination Vaginitis : Bacterial Vaginosis (Amsel
criteria)
• ETIOLOGI?
Candidosis
VAGINITIS SERVISITIS
Vaginosis
vulvovagininalis bacterial Trikomoniasis Servisitis gonorrhoe N.S.G.I
Etiologi Candida albicans Gardnerella vaginalis Trichomonas Neisseria Gonorrhoe Chlamydia trachomatis
vaginalis Ureaplasma Urealiticum
Mycoplasma hominis
Klinis Sangat gatal, disuria, Gatal ringan Strawberry Disuria, polakisuria, OUE Dysuria, frequency,
dispareunia, hyperemia, appearance, gatal, merah pyuria, serviks tampak
erosif dysuria, dyspareunia ektopi, eritema, edema
Duh Gumpalan putih seperti Abu-abu, homogen, Lebih encer, Putih Mukopurulen, kuning purulen atau
tubuh susu kental, bau asam bau amis kehijauan berbuih kehijauan mukopurulen
Lab KOH 10% : blastospora, Clue cell (bakteri Sediaan langsung Gram: gram negatif, Gram : PMN >5/LPB, tidak
pseudohifa mengelilingi epitel (NaCl 0,9%): diplococcus dalam PMN ditemukan diplococcus
vagina), tes amin +, Trikomonas vaginalis intra selular atau gram (-)
pH 4,5-5,5 (protozoa berbentuk ekstraselular
pear, berflagel)
Terapi Mikonazol atau Klotrimazol, Metronidazol 2 gr Metronidazol 2 gr Cefxime 400 mg PO, SD dan Azitromisin 1 gr PO, SD
Kriteria diagnosis Amsel bacterial vaginosis
Duh tubuh
Amine test fishy odor
pH > 4,5
Pewarnaan gram terdapat clue cell
Candidiasis
Trikomoniasis
vulvovaginalis
SERVISITIS
Gonorrhea Nongonorrhea
• PENGOBATAN?
DUH TUBUH URETRA
URETRITIS GONORRHEA URETRITIS NON GONORRHEA
FAKTOR RISIKO :
1. Mitra Seksual >1 dalam 1 bulan terakhir.
2. Berhubugan seksual dengan penjaja seks dalam 1 bulan terakhir.
3. Mengalami lebih 1/lebih episode IMS dalam 1 bulan terakhir.
4. Perilaku isteri/mitra seksual berisiko tinggi.
Sefiksim 400 mg, dosis tunggal, per oral Azitromisin 1 g, dosis tunggal, per oral
ATAU ATAU
Levofloksasin* 500 mg, dosis tunggal, per oral Doksisiklin* 2x100 mg, per oral, 7 hari
KEYWORDS:
• Seorang laki-laki 35 tahun, keluhan nyeri saat BAK dan keluar nanah
dari kemaluannya uretritis
• Pasien bekerja sebagai supir bus antarkota faktor risiko infeksi
menular seksual
• Dari pewarnaan Gram ditemukan diplokokus intrasel (+) Nesseria
Gonorrhea
KEYWORDS:
• Perempuan, 29 tahun, keluhan lecet di kemaluan.
• Pemeriksaan fisik : ulkus dangkal, dan dasar kotor
ULKUS MOLE
• ETIOLOGI?
Sifilis stadium 1
ULKUS GENITAL Herpes genitalis Ulkus mole
Etiologi Treponema Pallidum HSV 2 Hemofilus ducreyi
Bentuk Durum: keras, bersih, merah, tidak Ulkus dangkal berkelompok Mole: multiple ulcer, lunak,
ulkus bergaung, tidak nyeri, indurasi di atas dasar eritem kotor, bergaung, tidak teratur
Terapi SI: penicillin G benzatin 2,4 juta iu, IM, Inisial : Asiklovir 5x200mg Siprofloksasin* 2x500 mg, PO,
dosis tunggal, ATAU selama 7 hari selama 3 hari, ATAU
Penisilin prokain 600.000 u, IM, Rekuren : Asiklovir 5x200mg Eritromisin base 4x500 mg PO,
selama 10 hari selama 5 hari selama 7 hari, ATAU
ULKUS GENITAL
Genital herpes Syphilis Chanroid
HSV 1&2 T. pallidum H. ducreyi
Terapi SI: penicillin G benzatin 2,4 juta iu, IM, dosis tunggal, ATAU
Penisilin prokain 600.000 u, IM, selama 10 hari
SII: penicillin G benzatin 7,2 juta iu
SII: penicillin G benzatin 9,6 juta iu
Syphilis SIFILIS SEKUNDER
T. pallidum
149. B. Krioterapi
KEYWORDS:
• Pria 28 tahun, riwayat pekerjaan supir kontainer faktor risiko
• Keluhan : benjolan seperti daging bergerombol di kemaluannya. Hal
ini timbul kurang lebih sejak 6 bulan yang lalu CONDYLOMA
ACCUMINATA
• Penderita mempunyai kebiasaan berganti-ganti partner seks faktor
risiko
Gejala Rambut penuh eksudat, Makula papula terasa gatal Sangat gatal, dijumpai bercak
klinis kusam & infeksius digaruk infeksi sekunder kebiruan disebut makula
karena digaruk Kadang-kadang ditemukan telur & serulae / blue sky spot, black
tungau di lipatan baju dot pada pakaian dalam
• DIAGNOSIS?
Diagnosis berdasarkan PPDGJ III
• Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang jelas (dan biasanya dua
gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas)
(a)- Thought echo : isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema
dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan; walaupun isinya
sama, namun kualitasnya berbeda; atau
- Thought insertion or withdrawal : isi pikiran yang asing dari luar masuk
ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh
sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan
- Thought broadcasting: isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain
atau umum mengetahuinya
(b) - Delusion of control : waham tentang dirinya dikendalikan oleh
suatu kekuatan tertentu dari luar; atau
- Delusion of influence : waham tentang dirinya dipengaruhi oleh
suatu kekuatan tertentu dari luar; atau
- Delusion of passivity : waham tentang dirinya tidak berdaya dan
pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar;
(tentang “dirinya”: secara jelas merujuk ke pergerakan
tubuh/anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau penginderaan
khusus);
- Delusional perception : pengalaman inderawi yang tak wajar, yang
bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau
mukjizat
(c) Halusinasi auditorik
- Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap
perilaku pasien, atau
- Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri (diantara berbagai
suara yang berbicara),atau
- Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh
KEYWORDS:
• Perempuan 30 tahun, keluhan tidak bisa tidur. Sedang menyusun acara melukis
murid seminggu terakhir namun belum selesai. Kepala sekolah menyuruh
istirahat namun pasien malah mengomel dan marah-marah serta merasa hanya
dia yang bisa menyelesaikan tugas tersebut iritabilitas dan harga diri yang
membumbung
• Pasien sering membeli alat lukis dan kemudian memberikannya pada murid
yang ditemuinya sambil mengatakan bahwa hasil karya pasienlah yang
terhebat WAHAM KEBESARAN
• Pasien sebelumnya bersedih selama kurang lebih 2 minggu karena ditinggalkan
suami bertugas ke luar kota sebelumnya depresi
• DIAGNOSIS?
GANGGUAN AFEKTIF
SKIZOAFEKTIF BIPOLAR
• Gejala-gejala defenitif
adanya skizofrenia dan
gangguan afektif sama-
HIPOMANIA
sama menonjol pada saat
yang bersamaan, atau
dalam beberapa hari yang
satu sesudah yang lain. ●
Derajat gangguan yang lebih ringan dari mania. Afek
yang meninggi atau berubah disertai peningkatan
aktifitas, menetap sekurang-kurangnya beberapa hari
berturut-turut pada suatu derajat intensitas dan yang
bertahan melebihi apa yang digambarkan siklotimia, dan
tidak disertai halusinasi atau waham
●
Pengaruh nyata kelancaran pekerjaan dan aktivitas sosial
MANIA TANPA GEJALA PSIKOTIK MANIK DENGAN GEJALA PSIKOTIK
●
Episode harus sekurang-kurangnya 1 minggu ●
Gambaran klinis merupakan bentuk
dan cukup berat sampai mengacaukan mania yang lebih berat
seluruh atau hampir seluruh pekerjaan dan ●
Harga diri yang membumbung dan
aktivitas sosial yang biasa dilakukan.’ gagasan kebesaran yang dapat
●
Perubahan afek harus disertai dengan energi berkembang menjadi waham kebesaran,
yang bertambah sehingga terjadi akititas iritabilitas dan kecurigaan menjadi waham
berlebihan, percepatan dan kebanyakan kejar. Waham dan halusinasi sesuai
bicara, kebutuhan tidur yang berkurang, ide- dengan keadaan afek tersebut (mood
ide perihal kebesaran, dan terlalu optimistik. congruent)
GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR
EPISODE KINI HIPOMANIK EPISEODE KINI MANIK TANPA GEJALA
• Episode yang sekarang harus PSIKOTIK
memenuhi kriteria untuk hipomania; • Episode yang sekarang harus memenuhi
dan kriteria untuk mania tanpa gejala psikotik;
• Harus ada sekurang-kurangnya satu dan
episode afektif lain (hipomanik, • Harus ada sekurang-kurangnya satu episode
manik, depresif, atau campuran) di afektif lain (hipomanik, manik, depresif, atau
masa lampau campuran) di masa lampau
• NAMA KELAINAN?
EFEK SAMPING ANTI PSIKOTIK
Gerakan motorik abnormal (mengecap-ngecap bibir, menghisap, dan mengerutkan
Diskinesia Tardif
●
sedang duduk, kalan di tempat, kaki tidka bisa diam, pasien merasa gelisah.
Distonia akut Spasme otot yang menetap atau intertermiten : opistotonus, rigiditas otot-otot belakang, tortikolis leher,
●
spasme pada sebelah atau kedua mata sehingga mata mendelik keatas, protrusi lidah, distonia laring
seperti robot
157. B. Heroine withdrawal
KEYWORDS:
• Laki-laki 21 tahun, dibawa ke IGD karena diare dan muntah.
Pasien akhir-akhir ini jarang keluar dari rumah. Saat ini merasa
cemas dan khawatir. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan
darah 170/110 mmHg, frekuensi nadi 110 kali/menit, frekuensi
nafas 20 kali/menit kedalaman cukup, pupil midriasis, otot
berkedut selama dua jam, dan ingus terus keluar.
• GANGGUAN?
GANGGUAN PREFERENSI SEKSUAL
●
Mengandalkan pada beberapa benda mati sebagai
Fetihisme rangsangan untuk membangkitkan keinginan seksual dan
memerikan kepuasan seksual.
Transvestisme ●
Pria lebih menyukai untuk mengenakan pakaian wanita,
atau pada kasus yang lebih jarang, wanita lebih menyukai
Fetihisme mengenakan pakaian pria.
●
Kecenderungan untuk melakukan aktivitas seksual
Pedofilia dengan anak kecil.
●
Seseorang (biasanya laki-laki) memamerkan alat
Eksihibisionisme kelaminnya kepada orang lain yang sama sekali
tidak menduga hal ini akan terjadi .
●
Seseorang akan terangsang jika melihat orang lain
Voyeurisme yang menanggalkan pakaiannya, telanjang atau
sedang melakukan hubungan seksual.
●
Masokisme : kenikmatan seksual yang diperoleh jika penderita secara fisik
Masokisme dan dilukai, diancam atau dianiaya.
●
Sadisme : kenikmatan seksual yang diperoleh penderita jika dia
Sadisme menyebabkan penderitaan fisik maupun psikis pada mitra seksualnya.
159. D. Hipokondriasis
KEYWORDS:
• Perempuan 35 tahun, keluhan dadanya sakit seperti tertekan
dan terikat, terkadang timbul perasaan nyeri di dada sebelah
kiri, sering gelisah, jantung berdebar, dan sering mengeluarkan
keringat dingin. Pada pemeriksaan penyakit dalam, neurologis,
EEG, EKG, dan rontgen paru-paru tidak ada kelainan.
KEYWORDS:
• Seorang pasien usia 25 tahun laki-laki datang dengan keluhan
menjadi korban pemukulan, tampak luka tertutup pada pipi kanan
berwarna kemerahan, pasien datang dengan sendiri dan minta
dibuat virsum et repertum. Hasil pemeriksaan didapatkan
kesadaran baik, perdarahan tidak ada.
• DIAGNOSIS?
OTITIS EKSTERNA
DEFINISI : FAKTOR PREDISPOSISI :
• Radang pada liang telinga • Perubahan pH dalam
• Akut atau kronis telilnga
• Udara hangat dan lebab
• Akibat infeksi bakteri (S.
• Trauma ringan saat
aureus, Pseudomonas
mengorek telinga
aeruginosa), virus, jamur
• Maserasi telinga
• Tidak adanya serumen
Otitis Eksterna Akut Sirkumskripta Otitis Eksterna Akut Difusa
Swimmer’s ear
Infeksi pada pilosebasea di kulit 1/3 luar Infeksi pada kulit 2/3 dalam liang telinga
liang telinga
•Folikulitis furunkel atau abses • Liang telinga hiperemis dengan edema
• Otalgia hebat : saat penekanan tidak berbatas tegas
perikondrium dan sat membuka mulut • Otalgia
• Rangguan pendengaran jika furunkel • Gatal di liang telinga
besar • Nyeri tekan tragus
• Otorea jika abses ruptur • Nyeri saat menarik daun telinga ke atas
dan ke belakang
169. D. Otitis media akut fase supuratif
KEYWORDS:
• Anak 7 tahun, keluhan nyeri telinga kiri sejak kemarin. Empat
hari lalu pasien menderita batuk pilek namun tidak diberikan
obat apa-apa. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan demam (+).
• Pemeriksaan telinga : membran timpani intak, hiperemis,
bulging, dan didapatkan supurasi telinga tengah OMA
stadium supurasi
• DIAGNOSIS?
OTITIS MEDIA AKUT
DEFINISI : ETIOLOGI :
• Radang telinga tengah • S. pneumoniae (40%)
• Akut <3 minggu • H. influenza (25-30%)
• Gangguan pertahanan
tubuh pada silia mukosa FAKTOR RISIKO :
tuba eustachius.
• Usia , anak-anak
• Riwayat infeksi saluran nafas
atas
• Penyakit hidung/sinus
Stadium OMA :
1. Oklusi tuba 2. Hiperemis 3. Supurasi 4. Perforasi 5. Resolusi
• DIAGNOSIS?
OTOSKLEROSIS
• Kelainan herediter
• Stapes kaku karena pertumbuhan
tulangnya yang berlebihan
penghantaran getaran suara ke
labirin terganggu TULI
KONDUKTIF PROGRESIF
• Tinnitus, kadang vertigo
• Usia dewasa muda
• Bilateral
Pemeriksaan otosklerosis :
• OTOSKOPI
– Biasanya normal :MT intak, tuba
eustachius paten
– Bisa ditemukan Schwartze’s sign
(pelebaran pembuluh darah
promontium MT hiperemis)
• TIMPANOMETRI
– Fungsi middle ear normal
• AUDIOMETRI
– Tuli konduktif
– Bisa menjadi tuli sensorineural jika sudah
terkena koklea
TIMPANOSKLEROSIS
= myringosclerosis /
intratympanic
tympanosclerosis
• Kalsifikasi jaringan di telinga
tengah dan membran
timpani
• E.c trauma membran
timpani, post OMA / OMSK
171. D. Otitis media efusi
KEYWORDS:
• Anak 8 tahun mengeluh telinga terasa penuh
sejak sehari lalu.
• Demam disangkal pasien, dan tidak terdapat
cairan keluar dari telinga x OMA atau
OMSK
• Pasien mengeluh sering mengalami alergi
OTITIS MEDIA EFUSI
Sinonim : Otitis media serosa FAKTOR PREDISPOSISI :
• Sumbatan tuba
DEFINISI :
• Alergi
• Akumulasi sekret non
purulen di telinga tengah • Infeksi virus
• Membran timpani utuh • Barotrauma
• Tanpa gejala dan tanda
radang atau infeksi
Klasifikasi OME :
Otitis Media Serosa Akut Otitis Media Serosa Kronik
• DIAGNOSIS?
OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK
DEFINISI ETIOLOGI
• Radang telinga tengah • Pseudomonas Aeruginosa
• Perforasi membran timpani (48-89%)
permanen • Staphylococcus aureus (15-
• Sekret encer/kental/bening 30%)
nanah yang • Prosteus species (10-15%)
intermiten/persisten • Klebsiella pneumoniae (10-
• > 12 minggu 21%)
Klasifikasi OMSK :
OMSK Benigna
-Perforasi sentral : perforasi pars tensa dikelilingi sisa membran timpani di tepi perforasi
- Kolesteatom (-)
- Penurunan pendengaran, otore (mucoid, tidak berbau)
173. C. Tuli campuran
KEYWORDS:
• Pasien datang dengan keluhan penurunan pendengaran pada telinga
kanan. Pemeriksaan garpu tala, didapatkan hasil sebagai berikut:
Pemeriksaan garpu tala AD AS
Tes Rinne - +
Tes swabach memanjang memendek
Tes weber lateralisasi ke AD
DIAGNOSIS?
Telinga kanan : tuli konduktif
Telinga kiri : tuli sensorineural
TULI KONDUKTIF TULI SENSORINEURAL
Tes Rinne - +
Tes Weber Lateralisasi ke telinga sakit Lateralisasi ke telinga sehat
550
Klasifikasi (ARIA 2012)
Ringan (harus memiliki semua Sedang-berat (moderate-severe)
kriteria)
• Tidak ada gangguan tidur • Gangguan tidur
• Tidak ada gangguan pada • Gangguan pada aktivitas
aktivitas sehari-hari, olahraga sehari-hari, olahraga dan
dan rekreasi rekreasi
• Tidak ada gangguan pada • Gangguan pada pekerjaan
pekerjaan dan aktivitas belajar
dan aktivitas belajar
• Tidak ada gejala yang berat
• Gejala yang berat
551
Klasifikasi
(berdasarkan frekuensi)
Inte Persis
ten :
rmit Lebih
en: dari 4
Kura hari
ng dalam
semin
dari ggu
4 dan
hari lebih
dala dari 4
mingg
m u
semi bertu
ngg rut-
turut
u
552
Manifestasi Klinis
Nasal/allergic
crease
Allergic shiners
Spekulum hidung:
Mukosa hidung edematosa/
hipertrofi, pucat kebiruan,
553
sekret cair
175. D. A. Etmoidalis posterior
KEYWORDS:
• Laki-laki 19 tahun, Keluhan perdarahan keluar dari hidung kanan
setelah mengalami kecelakaan. Dari pemeriksaan fisik
ditemukan hiperemis pada cavum nasi, hematoma septum nasi
• Perdarahan aktif dari nasofaring EPISTAKSIS POSTERIOR
556
Tata Laksana
Epistaksis Anterior
• Posisikan pasien duduk tegak condong ke depan,posisi
kepala terangkat tapi tidak hiperekstensi.
• Lakukan penekanan langsung dengan jari pada kedua
cuping hidung arah septum selama 10-15 menit. Pasien
bernapas melalui mulut
• Apabila tidak berhenti, pasang tampon adrenalin :
Kassa steril diteteskan dengan epinefrin 0,5% 1:10.000
ditambah pantokain atau lidokain 2%. Evaluasi. Tampon
bisa dipasang sampai 2x24 jam.
557
Tata Laksana
Epistaksis Posterior
• Dilakukan pemasangan tampon
Bellocq (tampon posterior).
Kontraindikasi apabila ada trauma
fasial.
• Alternatif pengganti tampon Bellocq :
kateter folley dengan balon, tampon
buatan pabrik dengan balon khusus
hidung tampon gel hemostatik.
• Rujuk Sp.THT
558
176. E. Tonsilitis kronis eksaserbasi akut
KEYWORDS:
• Laki-laki 44 tahun, keluhan demam sejak 4 hari lalu. Pasien juga
mengeluh batuk dan nyeri menelan. Dua bulan lalu juga mengalami
hal serupa.
• Pemeriksaan fisik : tonsil hiperemis (+), T2-T2, detritus (+), faring
hiperemis EKSASERBASI AKUT
• kripta melebar (+) TONSILITIS KRONIS
• DIAGNOSIS?
TONSILITIS
• Peradangan pada tonsil palatina yang ditandai dengan, sakit
tenggorok, gangguan menelan dan pembesaran ringan kelenjar limfe
leher.
560
GRADING
Ditemukan:
To: T2-T2
hiperemis
Kripta (-)
Detritus (-)
561
TONSILITIS KRONIS
Faktor Predisposisi :
Pajanan radiasi, kebiasaan kebersihan mulut yang buruk, rokok, perubahan cuaca,
penggunaan obat-obatan
Gejala Klinis :
Rasa mengganjal di tenggorok, nyeri menelan berulang, napas berbau (halitosis)
Tata Laksana:
Terapi suportif obat kumur
Tonsilektomi (sesuai indikasi)
562
AKUT vs KRONIS
AKUT KRONIS
●
Tonsil hiperemis & ●
Tonsil membesar/mengecil
swollen ●
Hiperemis (-)
●
Kripta tidak melebar ●
Kripta melebar
●
Detruitus +/- ●
Detruitus +
173.c. Tuli campuran
KEYWORDS
Pasien dengan keluhan penurunan pendengaran pada telinga kanan.
Pemeriksaan garpu tala:
Tes Rinne - +
Tes swabach memanjang memendek
Tes weber lateralisasi ke AD
Diagnosis??
• Tes Rinne
Tes Penala
Bila penala masih terdengar di depan telinga = Rinne +
Bila penala sudah tidak terdengar di depan telinga = Rinne –
• Tes Weber
Bila bunyi penala terdengar lebih keras pada salah satu telinga = Weber
lateralisasi ke telinga tersebut
• Tes Schwabach
Bila pemeriksa masih dapat mendengar setelah penala dipindahkan dari
pasien = schwabach memendek
Bila pemeriksa tidak mendengar, pemeriksaan diulang sebaliknya, jika
penderita masih bisa mendengar setelah penala dipindahkan dari
Buku ajar pemeriksa = Schwabach
ilmu kesehatan THT KL ed 7. FKUI memanjang
Diagnosis
Tes Rinne Tes Weber Tes Schwabach telinga yang
diperiksa
+ Tidak ada lateralisasi sama dengan Normal
pemeriksa
- Lateralisasi ke telinga memanjang Tuli konduktif
yang sakit
+ Lateralisasi ke memendek Tuli
telinga yang sakit sensorineural
Anamnesis
●
Rinoskopi anterior:mukosa
edem, basah, pucat/livid
●
Persisten→ mukosa inferior
hipertrofi
PE
Berdasarkan sifat ●
Intermiten: gejala <4x/minggu atau <4minggu
●
Persisten: gejala >4x/minggu atau >4 minggu
berlangsungnya
Berdasar ●
Ringan: tanpa gangguan tidur, aktivitas harian,
derajat ●
bersantai, berolahraga, belajar, bekerja, dll
Sedang berat: terdapat 1/lebih gangguan
keparahan
Buku ajar ilmu kesehatan THT KL ed 7. FKUI
175.d. A.etmoidalis posterior
KEYWORDS:
• Laki-laki 19 tahun keluhan perdarahan keluar dari
hidung kanan setelah kecelakaan.
• PF: hiperemis pada cavum nasi, hematoma septum
nasi,
perdarahan aktif dari nasofaring → daerah posterior
• Pembuluh darah yang kemungkinan terkena?
Epistaksis
●
Sering pada anak, kebiasaan mengorek hidung, sering
berulang, dapat berhenti sendiri
●
Dari pleksus Kisselbach / arteri etmoidalis anterior
Epistaksis anterior
Pelay
anan
pem
eriks
aan
ibu
hami
l,
kese
hata
n
ibu,
kese
hata
n
bayi,
imun
isasi,
tum
buh
kem
bang
anak
,
kons
eling
, dll
Kolateral ●
tertentu
Misal: Dokter keluarga merujuk pasien DM dengan
glaukoma ke dokter sp.M
●
Pasien dirujuk untuk perawatan penuh
Interval ●
selama beberapa waktu
Misal: pasien yang harus menjalani operasi
McWhinney’s Textbook of Family Medicine, 4th ed 2015
●
Pasien dibawah penanganan multispesialis,
Split ●
tanggung jawab dipegang oleh 2 dokter/lebih
Misal: pasien DM yang dirawat dan mengalami
serangan jantung
●
Pasien dianjurkan untuk menemui dokter
Rekaman, radio
Film
Pameran
Field trip
Alat peraga
Demonstrasi
Sandiwara
Benda tiruan
Benda asli
S: Becker, 1979
Notoadmodjo, S. Perilaku kesehatan. 2003
Health Perilaku sehubungan dengan
●
4.
Kel
uar
ga
den
gan
ana
k
usi
a
sek
ola
h
(an
ak
tert
ua
6-
13
tah
un)
7.Keluarga
6.
5. Orangmelepas
Keluarga tua
dg anak
anak usia dewasa muda
usiayg (anak
remaja
(anak
tertua
meninggalkan
13-20 tahun)
pertengahan
rumah)
8.
K
el
u
ar
ga
d
al
a
m
m
as
a
la
ns
ia
187.e. Bagaimana perasaan Anda tentang
anak, menantu dan cucu anda?
KEYWORDS:
• Mengidentifikasi faktor ketidakharmonisan dalam
keluarga yang dirasakan pasien dilakukan dengan
teknik BATHE agar memudahkan jalannya konsultasi
medis.
• Pertanyaan yang dapat diajukan untuk mengetahui
aspek feeling state (Affect)?
BATHE technique
●
What is going on in your life?
Background
Handling
●
Suatu kejadian yg mengakibatkan cedera yg tdk diharapkan pada pasien karena suatu tindakan
(commission) atau krn tdk bertindak (omission), ketimbang krn “underlying disease” atau kondisi pasien.
●
Suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tdk mengambil tindakan yg seharusnya diambil (omission), yg dpt mencederai pasien, tetapi cedera serius tdk terjadi.
●
1. Dapat obat c.i., tidak timbul (chance)
●
2. Dosis lethal akan diberikan, diketahui, dibatalkan (prevention)
●
3. Dapat obat c.i./dosis lethal, diketahui, diberi antidote-nya (mitigation)
●
Contoh: pasien terima suatu obat kontra indikasi tetapi tidak timbul reaksi obat
Euthanasia ●
Perbuatan menghentikan/mencabut segala
tindakan atau pengobatan yg perlu untuk
pasif mempertahankan hidup manusia
Euthanasia ●
Euthanasia yang dilakukan pada pasien yg
(sudah) tidak sadar, dan biasanya keluarga
involuntir pasien yg meminta
Populasi
Sampel
Pertama, pilih
Lalu hitung paparan
OR = AD/BC
= 5
200.a. 114/130
KEYWORDS:
Data penelitian mengenai pasien yang memiliki infark miokard
akut yang dihubungkan dengan pemeriksaan ureum creatinin:
Negative Predictive
Value = True
negatives/All
negatives
Slide CRP medulab
Sensitivitas Kemampuan suatu tes untuk mengidentifikasi individu
●
(+)
NPV Persentasi pasien yang tidak sakit dengan hasil tes (-)
●