Anda di halaman 1dari 53

PARIWISATA DAN PEMBANGUNAN

EKONOMI
(Kuliah-2)

Pengajar
Prof.Dr. Made Antara, MS

Bahan Kuliah
EKONOMI PARIWISATA
Program Studi Magister Ilmu Pariwisata,
Program Pascasarjana, Universitas Udayana

DENPASAR, BALI
Februari 2021 1
Pokok Bahasan: Pariwisata dan Pembangunan
Ekonomi
Sub Pokok Bahasan:
• Sektor-Sektor dalam Perekonomian
• Beberapa Sektor Representasi Pariwisata
• Peranan Pariwisata dalam Pembangunan
Ekonomi
• Nilai Tukar Rupiah
• Neraca Perdagangan dan Neraca Pembayaran

2
Sektor-Sektor dalam Perekonomian
• Manusia hidup di dunia ini perlu biaya (Cost, C) biaya
hidup
• Menutup biaya hidup manusia harus bekerja atau
melakukan proses produksi atau melakukan aktivitas
produksi agar menghasilkan barang dan jasa
• Produksi barang dan jasa dikali harga menjadi nilai atau
pendapatan (Income=Revenue, R)
• Jika Revenue (R ) > biaya hidup (C) surplus (saving)
Jika Revenue (R ) < biaya hidup (C) hutang
• Manusia produktif R > C
Manusia konsumtif R < C

3
• Di dunia ini aktivitas produksi (ekonomi) sangat
beragam dan jumlahnya ribuan
• Berdasarkan kesepakatan lembaga dunia (PBB),
beraneka ragam aktivitas produksi dikelompokkan ke
dalam subsektor, dan subsektor dikelompokan lagi ke
dalam sektor sektor-sektor ekonomi
• Jadi aktivitas produksi (ekonomi) suatu wilayah
(kabupaten, provinsi, nasional) di kelompokan ke
dalam 9 sektor, dan masing sektor dibagi lagi menjadi
sub-sub sektor yang jumlahnya tiap sektor berbeda-
beda (lihat tabel)

4
PRODUK DOMESTIK BRUTO

LAPANGAN NILAI
 1. PERTANIAN, PETERNAKAN,
    KEHUTANAN DAN PERIKANAN
 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
 3. INDUSTRI PENGOLAHAN
 4. LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH
 5. B A N G U N A N
 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN
 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
 8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERSH.
 9. JASA - JASA
 PRODUK DOMESTIK BRUTO
 PRODUK DOMESTIK BRUTO TANPA MIGAS

5
PRODUK DOMESTIK BRUTO
LAPANGAN USAHA NILAI
 1. PERTANIAN, PETERNAKAN,
    KEHUTANAN DAN PERIKANAN
    a. Tanaman Bahan Makanan
    b. Tanaman Perkebunan 
    c. Peternakan dan Hasil-hasilnya
    d. K e h u t a n a n
    e. P e r i k a n a n
 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
    a. Minyak dan gas bumi
    b. Pertambangan tanpa Migas.
    c. Penggalian.
 3. INDUSTRI PENGOLAHAN
    a. Industri  M i g a s
       1). Pengilangan Minyak Bumi
       2). Gas Alam Cair
    b. Industri tanpa Migas
       1). Makanan, Minuman dan Tembakau
       2). Tekstil, Brg. kulit & Alas kaki
       3). Brg. kayu & Hasil hutan lainnya.
       4). Kertas dan Barang cetakan
       5). Pupuk, Kimia & Barang dari karet
       6). Semen & Brg. Galian bukan logam
       7). Logam Dasar Besi & Baja
       8). Alat Angk., Mesin & Peralatannya
       9). Barang lainnya 6
PRODUK DOMESTIK BRUTO
Lapangan Usaha NILAI
 4. LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH
    a. L i s t r i k
    b. Gas Kota
    c. Air bersih
 5. B A N G U N A N
 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN
    a. Perdagangan Besar dan Eceran
    b. H o t e l 
    c. R e s t o r a n
 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
    a. P e n g a n g k u t a n
       1). Angkutan Rel
       2). Angkutan Jalan raya
       3). Angkutan laut
       4). Angk. Sungai, Danau & Penyebr.
       5). Angkutan Udara
       6). Jasa Penunjang Angkutan 
    b. K o m u n i k a s i

7
PRODUK DOMESTIK BRUTO

Lapangan Usaha NILAI


 8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERSH.
    a. B a n k
    b. Lembaga Keuangan tanpa Bank
    c. Jasa Penunjang Keuangan
    d. Sewa Bangunan 
    e. Jasa Perusahaan
 9. JASA - JASA
    a. Pemerintahan Umum 
       1). Adm. Pemerintahan & Pertahanan
       2). Jasa Pemerintahan lainnya
    b. S w a s t a 
       1). Sosial Kemasyarakatan
       2). Hiburan dan Rekreasi
       3). Perorangan dan Rumah tangga
 PRODUK DOMESTIK BRUTO
 PRODUK DOMESTIK BRUTO TANPA MIGAS
Catatan:

8
Beberapa Sektor Representasi Pariwisata
• Pada PDB atau GDP atau PDRB tidak ada sektor
pariwisata seperti dalam pembicaraan sehari-hari
• Masih ada perbedaan persepsi mengenai sektor-sektor
yang merepresentasikan pariwisata
• Ada yang mempersepsikan pariwisata direpresentasikan
oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran, ada yang
menganggap direpresentasikan oleh sektor tersier dan
ada yang menganggap pariwisata tersebar pada semua
sektor-sektor ekonomi.
• Anggap pariwisata direpresentasikan oleh sektor hotel,
perdagangan dan restoran (lihat tabel).

9
Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha, 2000-2013 (Miliar Rupiah)
Lapangan Usaha Nilai
1. PERTANIAN, PETERNAKAN,
KEHUTANAN DAN PERTANIAN
 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
 3. INDUSTRI PENGOLAHAN
 4. LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH
 5. B A N G U N A N
 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN
 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
 8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERSH.
 9. JASA - JASA
 PRODUK DOMESTIK BRUTO
 PRODUK DOMESTIK BRUTO TANPA MIGAS
Catatan:
* Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara

10
Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha yg Dikelompokan ke dalam tiga Sektor,
2000-2013 (Persen)

Lapangan Usaha Nilai


Sektor Primer (Pertanian dan Pertmbng)
1. PERTANIAN, PETERNAKAN,
KEHUTANAN DAN PERTANIAN
 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
Sektor Sekuner (Industri)
 3. INDUSTRI PENGOLAHAN
 4. LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH
 5. B A N G U N A N
Sektor Tersier (Jasa-Jasa) Representasi Pariwisata
 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN
 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
 8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERSH.
 9. JASA - JASA
 PRODUK DOMESTIK BRUTO

11
KONKORDANSI KLASIFIKASI TABEL INPUT-OUTPUT INDONESIA 2010
No Sektor/ Lapangan Usaha GDP/ PDRB
1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 3 subsektor
2 Pertambangan dan Penggalian 4 subsektoir
3 Industri Pengolahan 16 subsektor
4 Pengadaan Listrik, Gas 2 subsektor
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0
6 Konstruksi 0
7 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 2 subsektor
8 Transportasi dan Pergudangan 6 subsektior
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum  2 subsektor
10 Informasi dan Komunikasi  0 subsektor
11 Jasa Keuangan dan Asuransi  4 subsektor
12 Real Estat tidak ada subsektor
13 Jasa Perusahaan  tidak ada subsektor
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib tidak ada
14
subsektor
15 Jasa Pendidikan tidak ada subsektor
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial tidak ada subsektor
17 Jasa lainnya tidak ada subsektor
Total GDP/ PDRB
12
PDRB Tahunan Provinsi Bali Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha (Juta Rupiah)(Sejak 2010 9 17 sektor)
PDRB Tahunan Provinsi Bali Atas Dasar
Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
PDRB Lapangan Usaha (Seri 2010) (Juta Rupiah)
2019 2018
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 34 175 155,96 32 211 427,50
1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 23 451 469,03 22 127 896,09
a. Tanaman Pangan 3 847 590,39 4 037 112,60
b. Tanaman Hortikultura Semusim 506 126,52 460 050,01
c. Perkebunan Semusim 56 699,16 55 735,15
d. Tanaman Hortikultura Tahunan dan Lainnya 4 068 058,42 3 873 053,80
e. Perkebunan Tahunan 3 347 910,37 3 070 751,12
f. Peternakan 11 109 768,17 10 141 574,87
g. Jasa Pertanian dan Perburuan 515 316,00 489 618,54
2 Kehutanan dan Penebangan Kayu 9 960,15 10 220,73
3 Perikanan 10 713 726,78 10 073 310,69

13
B Pertambangan dan Penggalian 2 199  2 207 439,51
874,98
1. Pertambangan Minyak, Gas dan Panas - -
Bumi
2. Pertambangan Batubara dan Lignit - -
3. Pertambangan Bijih Logam - -
4. Pertambangan dan Penggalian Lainnya 2 199  2 207 439,51
874,98

14
C Industri Pengolahan 15 238 290,64 14 036 103,66
1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas - -
2 Industri Makanan dan Minuman 6 817 402,34 6 121 556,04
3 Pengolahan Tembakau 76 179,42 75 201,45
4 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 1 065 466,20 957 585,19
5 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 363 054,30 371 617,97
6 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang 4 168 805,58 3 931 194,15
Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya
7 Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan dan 62 658,10 58 256,26
Reproduksi Media Rekaman
8 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 142 258,24 138 957,86
9 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 243 890,03 242 500,70
10 Industri Barang Galian bukan Logam 788 996,35 745 735,08
11 Industri Logam Dasar - -
12 Industri Barang dari Logam, Komputer, Barang 178 242,99 167 535,32
Elektronik, Optik dan Peralatan Listrik
13 Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL 7 836,59 7 605,88
14 Industri Alat Angkutan 4 431,77 4 214,39
15 Industri Furnitur 974 764,04 894 429,22
16 Industri pengolahan lainnya, jasa reparasi dan 344 304,70 319 714,15
pemasangan mesin dan peralatan 15
D Pengadaan Listrik dan Gas 588 181,91 552 511,82
1 Ketenagalistrikan 582 551,75 547 127,56
2 Pengadaan Gas dan Produksi Es 5 630,16 5 384,26
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah 426 615,73 399 124,03
dan Daur Ulang
F Konstruksi 24 323 373,94 21 958 085,76
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi 21 628 388,00 19 818 662,68
Mobil dan Sepeda Motor
1 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan 4 841 090,56 4 450 226,55
Reparasinya
2 Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan 16 787 297,44 15 368 436,13
Mobil dan Sepeda Motor
H Transportasi dan Pergudangan 24 568 918,47 22 777 123,69
1 Angkutan Rel - -
2 Angkutan Darat 2 124 987,87 1 964 755,90
3 Angkutan Laut 276 874,14 277 599,39
4 Angkutan Sungai Danau dan 4 705 812,35 4 335 325,78
Penyeberangan
5 Angkutan Udara 15 094 739,69 14 042 355,72
6 Pergudangan dan Jasa Penunjang
Angkutan, Pos dan Kurir

16
I Penyediaan Akomodasi dan Makan 58 747 107,76 54 544 
Minum 991,94
1 Penyediaan Akomodasi 36 593 281,11 34 592 
196,86
2 Penyediaan Makan Minum 22 153 826,65 19 952 
795,07
J Informasi dan Komunikasi 13 399 411,56 12 332 511,81
K Jasa Keuangan dan Asuransi 10 041 625,65 9 070 918,92
1 Jasa Perantara Keuangan 8 456 479,36 7 627 533,74
2 Asuransi dan Dana Pensiun 608 709,40 561 459,49
3 Jasa Keuangan Lainnya 971 968,01 877 835,11
4 Jasa Penunjang Keuangan 4 468,88 4 090,57
L Real Estate 9 694 092,31 9 083 704,27
M,N Jasa Perusahaan 2 629 432,59 2 464 554,45
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan 12 391 563,65 11 554 483,73
Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 12 984 974,47 11 996 636,57
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 5 485 769,14 5 076 069,84
R,S,T,U Jasa lainnya 4 074 727,28 3 707 506,10
PRODUK
Sumber: DOMESTIK
Web REGIONAL
BPS Provinsi Bali BRUTO 252 597 504,04 233 791 856,28
17
Peranan Pariwisata dalam Pembangunan
Ekonomi
• Pariwisata telah menjadi salah satu industri terbesar di
dunia dan salah satu sektor ekonomi yang tumbuh tercepat
• Bagi banyak negara pariwisata dipandang sebagai instrumen
utama untuk pembangunan daerah, karena merangsang
kegiatan ekonomi baru.
• Pariwisata dapat memiliki dampak positif ekonomi terhadap
neraca pembayaran, lapangan kerja, pendapatan dan
produksi kotor, tetapi juga dapat memiliki efek negatif,
terutama pada lingkungan.
• Pertumbuhan pariwisata yang tidak direncanakan dan tidak
terkendali dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan. an.

18
• Lingkungan, menjadi sumber utama produk wisata,
karena itu harus dilindungi agar memiliki pertumbuhan
lebih lanjut dari pariwisata dan pembangunan ekonomi di
masa depan.
• Hal ini khusus berlaku berkaitan dengan pariwisata
berbasis pada lingkungan alam serta warisan sejarah-
budaya.
• Pariwisata berkelanjutan memiliki tiga aspek yang
saling berhubungan: lingkungan, sosial-budaya, dan
ekonomi.
• Keberlanjutan berarti permanen, sehingga pariwisata yang
berkelanjutan meliputi pemanfaatan optimal sumber daya,
termasuk keanekaragaman hayati, minimalisasi dampak
ekologi, budaya dan sosial, dan memaksimalkan manfaat
bagi konservasi dan masyarakat setempat.
19
 Tourism is wide spanning, in the sense that it
consists of various service industries related to
the facilitation of travelers, such as restaurant,
accommodation, transportation, and souvenir.
 As such, labour absorbed by this sector is
significantly high, with a close correlation with
the development of tourism service industries,
tourism infrastructures, and tourism attractions.
 The number of labour used in tourism sector at
the end is associated with the number of tourist
arrival and expenditure.

20
THE
THE ROLE
ROLE OF
OF TOURISM
TOURISM IN
IN THE
THE ECONOMY
ECONOMY
From
Fromthe
the33points
pointsof
ofview
view

A. TOURISM IN THE PRODUCTION SECTOR (GDP)


1. Agriculture
2. Mining C. TOURISM IN CONSUMPTION AND
3. Manufacturing INVESTMENT
4. Utility 3 2 1 1. Household consumption
5. Construction 4 9 2. Government consumption
6. Trade, Hotel, and 5 6 3. Investment
Restaurant 8 7 4. Export
7. Transportation/communication 5. Import
2 3
8. Finance
9. Services TSA
1 4

Sector 5
B. TOURISM IN INCOME (GDI)
Expen
1. Wages&Salaries diture Sub Account
2. Profits Income
3. Property income 1 5
4. Taxes
5. Depreciation 2
4
3

21
Economic Contribution of Travel & Tourism Industry

Direct Travel &


TourismContribution

Commodities
•  Accommodation
•  Transportation Indirect Travel
•  Entertainment
•  Attractions & Tourism Induced
Contribution Contribution Total T&T
Industries •  T&T investment •  F&B Contribution
•  Accommodation services spending •  Recreation •  To GDP
•  Food&Beverage •  Clothing •  To Employ
• Govt.Collective ment
T&T •  Housing
Services • Spending
• Retail Trade
•  TransportationServices
• CulturalSports
& Recreational Services
Sourcesof Spending
• Residents

22
• Travel and Tourism contributes to be one of the world’s
largest industries. 2011 was one of the most challenging
years ever experienced by the global travel & tourism
industry.
• Despitepolitical upheaval, economic uncertainity and
natural disasters, the industry’s direct contribution to
world GDP grew by nearly 3% to US$ 2 trillion and
directly generated 1.2 million new jobs.
• This was supported by a 3% increase in visitor exports to
US$ 1.2 trillion, with almost 3% growth in capital
investment, which rose to over US$ 0.7 trillion.
(Source: Dr. Anupama Sharma, Sumita Kukreja, and Dr. Anjana Sharma,
2012 in nternational Journal of Advanced Research in Management and Social
Sciences, ISSN: 2278-6236)

23
Distribusi Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha,
2000-2013 (Persen)
Lapangan Usaha 2000 2005 2010 2013**
Sektor Primer (Pertanian dan Pertmbng) 27,67 24,27 26,45 25,67
1. PERTANIAN, PETERNAKAN, 15,60 13,13 14,43
KEHUTANAN DAN PERTANIAN 15,29
 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 12,07 11,14 11,16      11,24
Sektor Sekuner (Industri) 33,86 35,40 35,81 34,46
 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 27,75 27,41 24,80      23,70
 4. LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH 0,60 0,96 0,76         0,77
 5. B A N G U N A N 5,51 7,03 10,25         9,99
Sektor Tersier (Jasa-Jasa) 38,48 40,34 37,73 39,88
 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 16,15 15,56 13,69      14,33
 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 4,68 6,51 6,56         7,01
 8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERSH. 8,31 8,31 7,24         7,52
 9. JASA - JASA 9,34 9,96 10,24      11,02
 PRODUK DOMESTIK BRUTO 100,00 100,00 100,00   100,00
 PRODUK DOMESTIK BRUTO TANPA MIGAS 87,66 88,61 92,17      92,65
Catatan:
* Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara

24
25
26
Demand of Tourism Labour
Case: Indonesia
 The demand of tourism labor can be seen from the utilization of
labor in number of Accomodation (table 6)
Table 6
Number of Accommodation, Average Worker, and Visitor per Day by Province, Indonesia, 2008

Province Number Of Average Worker Per Guests Per Day


Establish- Room Bed Establish- Room Indonesian Foreign Total
ment ment
Nanggroe Aceh 152 2.579 5.153 6.651 2.58 770 17 787
Darussalam
North Sumatera 736 13.771 21.362 7.327 0,53 7.021 118 7.139
West Sumatera 215 3.061 5.916 6.651 2,17 1.209 70 1.279
Riau 268 6.188 10.551 10.022 1,62 2.710 23 2.733
Jambi 126 2.453 4.158 6.976 2,84 1.225 1 1.226
South Sumatera 237 4.730 8.394 9.249 1,96 1.816 5 1.821
Bengkulu 101 1.456 2.430 7.297 5,01 491 0 491
Lampung 181 3.350 5.926 884 0,26 1.350 8 1.358
Kep Bangka 59 823 1.285 8.949 10,87 286 1 287
Belitung
Kepulauan Riau 229 6.601 7.371 9.511 1,44 3.318 391 3.709
DKI Jakarta 193 6.686 18.580 23.772 3,56 5.155 82 5.237
West Java 1.295 27.793 46.916 12.417 0,45 10.469 152 10.621
Central Java 1.147 19.911 31.597 7.345 0,37 10.299 105 10.404
DI Yogyakarta 1.144 12.707 20.136 4.987 0,39 5.136 97 5.233
East Java 1.428 23.107 37.324 8.182 0,35 11.002 138 11.140
Banten 189 3.219 5.722 8.333 2,59 1.169 16 1.185
B ali 1.565 22.123 33.183 12.799 0,58 6.596 4,520 11.116
West Nusa Tenggara 315 3.887 6.599 7.651 1,97 683 171 854
East Nusa Tenggara 204 3.192 6.052 6.848 2,15 409 48 457
West Kalimantan 293 5.964 8.842 6.805 1,14 2.124 16 2.140
Central Kalimantan 304 4.941 7.436 4.618 0,93 1.036 3 1.039
South Kalimantan 201 3.871 5.950 7.657 1,98 1.442 4 1.446
East Kalimantan 433 8.170 12.282 7.531 0,92 2.232 43 2.275
North Sulawesi 165 3.063 4.590 9.933 3,24 1.022 63 1.085
Central Sulawesi 246 2.788 4.709 5.439 1,95 630 13 643
South Sulawesi 435 6.748 11.362 7.717 1,14 3.000 66 3.066
South East Sulawesi 214 2.335 3.595 5.673 2,43 683 16 699
Gorontalo 60 861 1.338 6.017 6,99 205 2 207
West Sulawesi 74 893 1.534 5.297 5,93 419 4 423
Mal uku 105 1.359 1.991 6.057 4,46 231 4 235
North Maluku 106 1.485 2.911 6.519 4,39 302 1 303
West Irian Jaya 41 763 1.105 9.293 12,18 103 0 103
Papua 121 2.261 3.319 10.851 4,80 692 25 717
Indonesia 12.582 213.139 349.619 265.258 1,24 85.235 6,223 91.458
Sumber: Tourism Statistic. 27
 The number of expatriate employed in tourism of Indonesia is
also significant, as shown in Table 7
Table 7
The number of expatriates in Indonesia by Province, 2008

No Province Number (worker) %


1 DKI Jakarta 9.682 63,7
2 Riau Kepulauan 1.686 11,1
3 Jawa Barat 1.428 9,4
4 Banten 600 3,9
5 Bali 388 2,6
6 Jawa Timur 336 2,2
7 Sumatera Utara 184 1,2
8 Jawa Tengah 170 1,1
9 Kalimantan Timur 133 0,9
10 Nusa Tenggara Barat 103 0,7
11 Sulawesi Selatan 80 0,5
12 Maluku Utara 73 0,5
13 Kalimantan Barat 70 0,5
14 Riau 65 0,4
15 Nusa Tenggara Timur 36 0,2
16 Sumatera Selatan 24 0,2
17 Sulawesi Utara 20 0,1
18 Sumatera Barat 19 0,1
19 Kalimantan Selatan 18 0,1
20 Kalimantan Tengah 14 0,1
21 Lampung 11 0,1
22 Maluku 11 0,1
23 Jambi 10 0,1
24 DI Yogyakarta 9 0,1
25 Papua 9 0,0
26 Bangka-Belitung 7 0,0
27 Bengkulu 5 0,0
28 Nanggroe Aceh Darussalam 4 0,0
29 Sulawesi Tenggara 4 0,0
30 Sulawesi Tengah 2 0,0
31 Gorontalo 1 0,0
32 Irian Jaya Barat 1 0,0
33 Sulawesi Barat 1 0,0
34 Blank 1 0,0
Total 15.205 100,0 28
Source: Ditjen. Binapenta, Depnakertrans (2008)
Table 8
Expatriates in Indonesia by country of origin (nationality), 2008
Negara Jumlah(Orang) Persen (%)
Asia outside ASEAN 7.719 50,8
ASEAN 3.348 22,0
America 1.316 8,7
European Union 1.227 8,1
Australia 1.196 7,9
Other Europe 258 1,7
Africa 141 0,9
Total 15.205 100,0
Source: Ditjen.Binapenta, Depnakertrans (2008)

Table 9
Expatriates in Indonesia by position, 2008
Position Number (Worker) %
Professional 5.770 37.95
Technician 3.310 21.77
Manager 2.502 16.46
Board of Directors 1.248 8.21
Advisor/Consultant 1.153 7.58
Supervisor 1.124 7.39
Commisariate 98 0.64
Total 15.205 100
Source : Dit.Bina Penta, Depnakertrans (2008)
29
Case: Bali
 Based on Bali Tourism satellite Account (TSA), a number of data
can be found, to include labor absorption by sector, both direct and
indirect, and the impacts of tourist’s expenditure in Bali (table 10).

Table 10
Labor absorption in Bali by economic sector, 2007

Sector Labor %
absorption
Agriculture, Forestry, Animal Husbandry and Fishery 738.306 36,71
Quarrying 8.907 0,44
Manufacturing 288.337 14,34
Electricity, Gas and Water Supply 3.912 0,19
Construction 128.790 6,40
Trade, Hotel and Restaurant 466.414 23,19
Transportation and Communication 77.373 3,85
Financial, Insurance, and Enterprise Services 52.936 2,63
Other Services 246.073 12,24
Total 2.011.048 100,00

30
 The economy of Bali employs not only local labour, but also
foreigners, as shown in Table 11. This means that Bali is also
favorable for expatriate to work.
Table 11
Expatriate employed in Bali by economic sector, 2008

No Sector Number of workers


1 Agriculture, Forestry, Animal Husbandry and Fishery 9
2 Quarrying -
3 Manufacturing 66
4 Electricity, Gas and Water Supply -
5 Construction 4
6 Trade and Restaurant 994
7 Hotel 148
8 Transportation and Communication 393
9 Financial, Insurance, and Enterprise Services 12
10 Other Services 91
Total 1.717
Source: Disnaker (2008) 31
Tourism Impact on Jobs Creation
Case: Indonesia
• Using the data National Tourism Satellite Account
2006, can be calculated the multiplier effect of
tourists’ expenditure on employment opportunity
in tourism sector (direct and direct effect) is
0.0000000530 and in national economy
0.000000761.
• This means that an increase one quintillion rupiah
(Rp 1,000,000,000,000,000) of tourists
expenditure will create 53,000 employment
opportunity in tourism sector and 761,000
employment opportunity in national economy.
The share of tourism in employment opportunity is
6.97% (table 12).

32
Table 12
Tourism impacts on national economy and employment, 2006
Items Output GDP Wage Indirect Employment
(B Rp) (B Rp) (B Rp) Taxes (M)
(B Rp)
A. National Economy Value 5.623.993 2.784.960 849.739 127.109 93,958
B. Tourism Economy Value 289.726 146.799 38.764 6.584 6,546
(impact)
1. Domestic 134.137 63.169 18.281 3.058 3,634
2. Outbound 12.055 5.536 1.629 267 0,247
3. International 74.184 37.914 11.237 2.043 1,737
4. Investment 63.747 37.132 6.233 1.119 0,809
5. Promotion and guidance 5.602 3.048 1.384 95 0,120
C. Share of Tourism (%) 5,15 5,27 4,56 5,18 6,97
1. Domestic 2,39 2,27 2,15 2,41 3,87
2. Outbound 0,21 0,20 0,19 0,21 0,26
3. International 1,32 1,36 1,32 1,61 1,85
4. Investment 1,13 1,33 0,73 0,88 0,86
5. Promotion and guidance 0,10 0,11 0,16 0,08 0,13
Source: Depbudpar (2006)
Note: total tourists’ expenditure = Rp 123.433,61 B
33
Case: Bali
• From Bali Tourism Satellite Account 2007, can be calculated
the multiplier index of tourists’ expenditure on employment
opportunity in tourism is 0,00000002775 and in the
economy of Bali 0.00000006756.
• Meaning, every one quintillion (Rp 1,000,000,000,000) of
tourists’ expenditure will create 27,750 job opportunity in
tourism sector, and 67,566 in the economy of Bali as a
whole. Hence, the contribution of tourism in the
employment of Bali reaches 40,56% (table 13).
• The total of tourists’ expenditure in Bali in 2007 was Rp.
29,764,921,000,000 (29.7 quintillion). Using the multiplier
index of tourists’ expenditure above mentioned, so this
expenditure creates in tourism sector are 815,661 jobs and in
the overall Bali’s economy are 2,011,048 jobs (table 13).

34
Table 13
Tourism impact on employment in Bali, 2007.

No Sector Tourism Impact on:


expenditure Output NTB Wages Tax Employment
1 Agriculture 177.170 3.449.849 1.748.258 326.298 13.548 144.586
2 Quarrying 0 255.845 166.926 15.052 2.315 5.383
3 Manufacturing 7.689.647 9.441.977 2.777.610 920.937 76.415 251.684
4 Electricity, Gas & 129 412.191 283.167 28.066 2.795 1.309
Water Supply
5 Construction 3.149.750 3.641.682 1.254.343 422.929 13.295 86.043
6 Trade 0 1.619.539 1.124.343 414.364 26.102 73.024
7 Hotel 7.086.421 7.227.569 3.994.947 663.815 301.058 44.119
8 Restaurant 4.237.049 4.756.029 2.137.804 619.274 104.966 62.798
9 Land Transportation 1.288.922 1.361.836 798.729 203.317 29.918 29.811
10 Water Transportation 57.755 118.438 86.059 19.400 1.799 1.176
11 Air Transportation 1.917.095 2.377.642 1.381.895 45.507 22.583 934
12 Transport Supporting 408.395 721.640 322.232 92.540 3.854 6.616
Services
13 Communication 806.631 1.006.946 650.923 177.856 10.856 9.197
14 Financial Agency 140.820 1.043.499 673.012 136.008 4.606 12.351
15 Services and Other 2.434.139 2.952.611 2.204.010 361.090 40.248 86.029
Total of Tourism 29.393.925 40.387.493 19.543.379 4.446.402 654.338 815.661
Total of Economy 29.764.921 78.325.606 42.336.420 12.311.586 984.809 2.011.048
Share of Tourism - 51,56 46,16 36,12 66,44 40,56
(%)
Source: Depbudpar (2007b).
35
CONCLUDING REMARKS
 Development of tourism has positive impact on
Indonesia economy and Bali’s economy, especially to
increase employment.
 The condition of tourism labour market in Indonesia
seems to be balance, between supply and demand. But
nowdays in Bali there is a trend that tourism labors
prefer to work abroad, in cruise ship, hotels, restaurant,
spa, and the other tourism business.  
 In the case of Bali can be concluded that tourism has
been the engine of job creation. Because contribution
of tourism in the job creation reaches 40,56%

36
 In this perspective, it can be said that Bali has
*************
been correct to put tourism as a priority of its
development strategy, as tourism is a good
vehicle to increase job opportunity, government
income, revitalization of arts and culture,
poverty alleviation, or the welfare of the people
in general

37
Nilai Tukar Rupiah
Pengertian Valuta Asing
• Valuta asing atau disingkat dengan kata “Valas” secara bebas dapat
diartikan sebagai mata uang yang dikeluarkan dan digunakan
sebagai alat pembayaran yang syah di negara lain (Berlianta,
2004).
• Dari pengertian Valas seperti tersebut,k terdapat suatu hal yang
relatif yaitu kata “di negara lain”. Jadi suatu mata uang disebut
valuta asing tergantung dari siapa yang melihat. Untuk penduduk di
negara yang bukan negara asal mata uang akan menyebut sebagai
valuta asing atau valas. Sebaliknya penduduk di negara asal mata
uang tidak akan menyebutnya demikian. Sebagai contoh, bagi orang
Indonesia mata uang US dollar adalah valuta asing, sedang bagi
orang Amerika mata uang US dollar tentunya bukan valuta asing.
• Menurut Berlianta (2004), secara lebih luas, valuta asing dapat
diartikan sebagai seluruh kewajiban terhadap mata uang asing yang
dapat dibayar di luar negeri, baik berupa simpanan pada bank di
luar negeri maupun kewajiban dalam mata uang asing. 38
Perbandingan Nilai Tukar Mata Uang (Kurs=Exchange Rate)
• Perbandingan nilai satu mata uang dengan mata uang lain ditentukan oleh
daya beli (Purchasing Power) uang tersebut terhadap barang dan jasa di
masing-masing negara. Ini dikenal sebagai Teori Purchasing Power Parity
(PPP), dan dikenal interpretasi absolute purchasing power parity dan
interpretasi relative purchasing power parity (Nopirin, 1999).
• Menurut interpretasi absolute purchsing power parity, perbandingan nilai
satu mata uang dengan mata uang lain (kurs) ditentukan oleh tingkat harga
di masing-masing negara. Sebagai contoh, harga 1 kg gandum di Amerika
Serikat adalah $ 1 dan di Indonesia adalah Rp 1.000, maka kurs antara
dollar dan rupiah adalah $ 1 = Rp 1.000,00. Jadi didasarkan pada
perbandingan purchasing power-nya, yakni:

Rp 1.000 / kg
PP ($/Rp) = ------------------- = 1.000
$ 1 / kg
39
• Apabila terjadi perubahan harga yang berbeda di kedua negara yang disebut
perubahan harga relatif, maka kurs tersebut pastilah mengalami perubahan relatif,
sehingga disebut relative purchasing power parity. Misalnya, kalau harga-harga di
Indonesia naik tiga kali dan di Amerika Serikat hanya naik dua kali, maka kursnya
(kurs PP) akan menjadi:

Rp 1.000,00 3 Rp 3.000
(Rp/$) = ----------------- x -------- = ------------------ = 1.500
$1 $2
• Jadi, apabila suatu barang ditukar dengan barang lain, tentu di dalamnya terdapat
perbandingan nilai tukar antara keduanya.
• Nilai tukar ini sebenarnya merupakan semacam ”harga” di dalam pertukaran
tersebut. Demikian pula pertukaran antara dua mata uang yang berbeda, maka akan
terdapat perbandingan nilai/harga antara kedua mata uang tersebut.
• Perbandingan nilai inilah yang sering disebut dengan kurs (exchange rate).
Misalnya, kurs valuta asing (dollar Amerika serikat) adalah US$ 1 = Rp 9.000,
berarti setiap Rp 9.000 dapat ditukar dengan dollar sebanyak US$ 1 atau sama saja
Rp 1 dapat ditukar dengan US$ 1/9.000.
40
Sistem Nilai Tukar
• Dalam sejarah perkembangannya ada beberapa sistem nilai
tukar yang digunakan oleh banyak negara dalam mementukan
dan mengelola nilai tukar mata uangnya, antara lain:
1) Gold standard
Gold standard dimulai pada tahun 1880 dan beakhir pada
awal perang dunia pertama (tidak perlu dibahas)
2) Fixed Exchange Rate System (Nilai Tukar Tetap)
• Sistem ini mulai diterapkan pada pasca perang dunia
kedua yang ditandai dengan digelarnya konferensi
internasional mengenai sistem nilai tukar yang
diadakan di Bretton Woods, New hampshire, Amerika
Serikat pad atahun 1944.
• Indonesia menganut sistem ini di era Orba

41
Intervensi Bank Sentral (membeli $) Intervensi Bank Sentral (menjual $)
Rp Rp
D2 S1 D1 D2 S1
D1 S2 S2
2500
2300 2300
2100
S1 D1 D2 S1 S2
S2
US$ US$
(1) (2)

Gambar . Kurs Valas Stabil

42
3) Floating Exchnge Rate System
(ada dua: Free Exchange Rate dan Floating Managae Exchange Rate)

• Setelah runtuhnya rezim Fixed Exchange Rate System, maka timbul


konsep baru yaitu Floating Exchange Rate System.
• Dalam konsep ini nilai tukar valuta dibiarkan bergerak bebas.
• Nilai tukar valuta ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran
valuta tersebut di pasar.
• Dengan kata lain nilai tukar (kurs) atau harga suatu valuta lokal terhadap
suatu valuta asing ditentukan oleh mekanisme pasar

Rp S2
D1 S1
10000 Do

9000
D1
Do

E1 Eo US$

Gambar 2a. Kurs Valas yang Berubah-Ubah 43


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar Valas

1) Sistem Kurs yang Dianut (apakah fixed exchanger rate


atau free exchanger rate atau floating exchange rate)
2)  Selera (Cita Rasa) Masyarakat (minded impor atau
fanatik produk sendiri)
3) Keadaan Neraca Pembayaran (apakah defisit atau
surplus)
4) Adanya Kebijakan Devaluasi dan Revaluasi
5) Keadaan Kurs Antarnegara Maju

44
Neraca Pembayaran dan Neraca Pembayaran
• Neraca pembayaran adalah suatu catatan aliran keuangan yang
menunjukkan nilai transaksi perdagangan dan aliran dana yang
dilakukan antara suatu negara dengan negara lain dalam suatu tahun
tertentu.
• Menurut IMF (1993), Neraca Pembayaran atau Balance of Payments
Manual (BOP) adalah suatu catatan yang disusun secara sistematis
tentang seluruh transaksi ekonomi yang meliputi perdagangan
barang/jasa, transfer keuangan dan moneter antara penduduksuatu
negara dengan penduduk negara lain untuk suatu periode !aktu
tertentu
• Neraca Perdagangan adalah pencatatan kegiatan perdagangan
internasional yang berupa kegiatan ekspor (X) dan impor (M) dalam
suatu periode tertentu: 
Jika X > M  surplus
Jika X < M  defisit 45
• Transaksi dalam neraca pembayaran dapat dibedakan
dalam dua macam transaksi.
1) Transaksi debit, yaitu transaksi yang menyebabkan
mengalirnya arus uang (devisa) dari dalam negeri ke
luar negeri. Transaksi ini disebut transaksi negatif (-),
yaitu transaksi yang menyebabkan berkurangnya
posisi cadangan devisa. Transaksi debit yang tercatat
dalam BOP atau Neraca Pembayaran meliputi
• Impor barang dan jasa
• Pembayaran  atau hasil investasi
• Transfer
• Berkurangnya hutang.
• Bertambahnya aset-aset keuangan
46
2) Transaksi kredit adalah transaksi yang menyebabkan
mengalirnya arus uang (devisa) dari luar negeri ke
dalam negeri. Transaksi ini disebut juga transaksi
positif (+), yaitu transaksi yang menyebabkan
bertambahnya posisi cadangan devisa negara
(misal: peningkatan devisa krn meningkatnya
kunjungan wisman). Transaksi kredit yang tercatat
dalam BOP atau Neraca Pembayaran meliputi
1) Ekspor barang dan jasa.
2) Penerimaan dari hasil investasi
3) Transfer.
4) Bertambahnya hutang negara atau swasta.
5) Berkurangnya aset-aset keuangan
47
Transaksi ekonomi dalam neraca pembayaran juga dibedakan menjadi
1) Transaksi berjalan (current account)
• adalah transaksi yang meliputi barang-barang dan jasa, dimana
dalam transaksi ini terjadi transaksi antar negara yang perubahan
nilainya setiap saat atau setiap hari. Dalam transaksi berjalan,
Ekspor barang-barang dan jasa merupakan transaksi kredit sebab
transaksi ini menimbulkan hak untuk menerima pembayaran.
Sedangkan Impor barang-barang dan jasa merupakan transaksi
debit sebab transaksi ini menimbulkan kewajiban untuk
melakukan pembayaran kepada penduduk negara lain.
• Surplus transaksi yang sedang berjalan menunjukkan bah!a ekspor
lebih besar dariimpor. Ini berarti bahwa suatu negara mengalami
akumulasi kekayaan valuta asing danmempunyai saldo positif
terhadap dalam investasi luar negeri. Sebaliknya jika defisit maka
impor lebih besar dari ekspor, sehingga terjadi pengurangan
investasi di luar negeri. 

48
• Dengan demikian transaksi berjalan berhubungan erat dengan 
penghasilannasional, karena ekspor dan impor merupakan
komponen penghasilan nasional.)
2) Transaksi modal (capital account) yaitu transaksi yang
menyangkut investasi modal dan emas.
a) Transaksi modal jangka pendek meliputi:
• Kredit untuk perdagangan dari negara lain(transaksi kredit)
atau kredit perdagangan yang diberikan kepada penduduk
negara lain (transaksi debit)
• Deposito bank di luar negeri (transaksi debit) atau
deposito bank di dalam negeri milik penduduk negara lain
(transaksi kredit)
• Pembelian surat berharga luar negeri jangka pendek (transa
ksi debit) atau penjualan surat berharga dalam negeri
jangka pendek kepada penduduk negara lain (transaksi
kredit)
49
b) Transaksi modal jangka panjang meliputi:
• Investasi langsung di luar negeri (transaksi debit)
atau investasi asing di dalam negeri (transaksi
kredit)
• Pembelian surat berharga luar negeri jangka
panjang milik penduduk negara lain (transaksi
debit), atau pembelian surat berharga jangka
panjang dalam negeri oleh penduduk asing
(transaksi kredit)
• Pinjaman jangka panjang yang diberikan kepada 
penduduk negaralain (transaksi debit) atau
pinjaman jangka panjang yang diterima dari
penduduk negara lain (transaksi kredit)

50
3) Transaksi Satu  Arah  (Unilateral Transfer)
Transaksi ini adalah transaksi yang tidak menimbulka
n kewajiban untuk melakukan pembayaran, misalnya
hadiah (gifts) dan bantuan (aid). Apabila suatu negara
memberi hadiah atau bantuan kepada negara lain,
maka ini merupakan transaksi debit. Sebaliknya
apabila suatu negara menerima bantuan atau
hadiah dari negara lain merupakan transaksi kredit.

51
Contoh Neraca Pembayaran Indonesia “INDONESIA'S BALANCE OF PAYMENTSSUMMARY” (millions of USD)

52
THANK YOU
TERIMA KASIH

53

Anda mungkin juga menyukai