Anda di halaman 1dari 24

BIAYA PENGGUNAAN MODAL

(COST OF CAPITAL)
PENGERTIAN “COST OF CAPITAL”

Cost of Capital (Biaya Modal) adalah biaya yang harus


dikeluarkan atau dibayar oleh perusahaan untuk
mendapatkan modal yang digunakan untuk investasi
perusahaan.
Biaya modal bisa diartikan sebagai tingkat
keuntungan yang disyaratkan. Semakin tinggi risiko,
semakin tinggi tingkat keuntungan yang disyaratkan.
Biaya modal dipakai sebagai discount rate untuk
perhitungan analisis penganggaran modal. Discount
rate tersebut sering juga disebut sebagai biaya modal
rata-rata tertimbang (weighted average cost of capital).
ILUSTRASI
Misalkan perusahaan mengerjakan proyek jangka
waktu tidak terbatas yang didanai 100% dengan
menggunakan hutang yang membayarkan tingkat
bunga sebesar 20% pertahun. Berapa tingkat
keuntungan yang disyaratkan oleh pemberi hutang?
Jawab : 20%.
Biaya modal hutang dengan demikian 20% (sebelum
pajak). Proyek tersebut harus bisa menghasilkan
minimal keuntungan 20% (bersih) agar bisa
menutup biaya hutang tersebut.
BIAYA MODAL RATA-RATA TERTIMBANG
Biaya modal bisa didefinisikan sebagai tingkat
keuntungan yang diharapkan atau tingkat keuntungan
yang disyaratkan. Dalam analisis investasi, biaya modal
digunakan sebagai discount rate dalam analisis NPV atau
IRR. Biaya modal pada dasarnya merupakan biaya modal
rata-rata tertimbang dari biaya modal individual.
Untuk menghitung biaya modal rata-rata tertimbang
tersebut kita harus melakukan beberapa langkah:
1. Mengidentifikasi sumber-sumber dana
2. Menghitung biaya modal individual (biaya modal untuk
setiap sumber dana)
3. Menghitung proporsi dari masing-masing sumber dana
4. Menghitung rata-rata tertimbang dengan
menggunakan proporsi dana sebagai pembobot.
MENGIDENTIFIKASI SUMBER-SUMBER DANA

Secara umum ada dua jenis sumber dana yang paling sering
digunakan, yaitu hutang dan saham. Hutang bisa terdiri
atas hutang bank atau hutang melalui obligasi. Pemberi
hutang memperoleh kompensasi berupa bunga. Saham
merupakan bentuk penyertaan. Saham bisa berupa private
placement (penempatan dana tidak melalui pasar modal),
bisa juga dengan membeli saham yang diperjualbelikan di
pasar sekunder. Pendapatan saham berasal dari dividen dan
capital gain. Capital gain adalah selisih antara harga jual
dengan harga beli. Tetapi jenis saham preferen mempunyai
ciri-ciri gabungan antara hutang dengan saham. Saham
preferen adalah saham (bentuk kepemilikan) dan berhak
memperoleh dividen. Tetapi dividen tersebut bersifat
(secara umum) tetap, sehingga mirip dengan bunga.
MENGHITUNG BIAYA MODAL INDIVIDUAL

1. Biaya Penggunaan Dana yang Berasal Dari Utang Jangka


Pendek
Biaya modal hutang merupakan tingkat keuntungan yang
disyaratkan yang berkaitan dengan penggunaan hutang. Karena
bunga bisa dipakai sebagai pengurang pajak, biaya modal hutang
dihitung net pajak.
Misalkan perusahaan meminjam dengan tingkat bunga 20%.
Berapa biaya modal hutang (kd)? Kd relatif mudah dihitung
karena parameternya cukup jelas (yaitu tingkat bunga). Kd = 20%
(sebelum pajak).

Jika pajak 30%,


maka kd* (net pajak) = (1 – 0,3) 20% = 14%.
Kadang-kadang kita ingin menghitung lebih tepat biaya
modal hutang.
Misalkan suatu perusahaan menerbitkan obligasi dengan
kupon bunga 20%, nilai nominal Rp1 juta, selama sepuluh
tahun. Biaya emisi obligasi dan lainnya adalah Rp50.000
perlembar obligasi. Berapa biaya modal hutang (kd) yang
dibayarkan perusahaan tersebut?
Aliran kas yang berkaitan dengan emisi obligasi tersebut
bisa digambarkan sebagai berikut ini.
Kas masuk bersih yang diterima perusahaan
adalah Rp1 juta – Rp50 ribu = Rp950.000. Biaya
modal hutang (kd) sebelum pajak adalah, dengan
menggunakan tehnik perhitungan IRR, kd=21%.
Perhatikan bahwa kd, yang merupakan tingkat
bunga efektif, lebih tinggi sedikit dibandingkan
dengan tingkat bunga nominal.
Bunga bisa dipakai sebagai pengurang pajak.
Karena itu faktor pajak bisa dimasukkan agar
diperoleh biaya modal hutang net pajak. Biaya
modal hutang net pajak (dengan tingkat pajak 40%)
dihitung sebagai.
Untuk contoh di atas, kd* adalah;

Hutang dagang dan akrual tidak


dimasukkan ke dalam perhitungan biaya
modal. Alasannya adalah karena untuk
analisis penganggaran modal, hutang dagang
dan sejenisnya dikurangkan dari aset lancar.
Kemudian kita akan menghitung modal kerja
bersih (aset lancar – hutang dagang dan
akrual).
2. Biaya Penggunaan Modal yang Berasal Dari Utang
Jangka Panjang
Biaya Penggunaan Utang Jangka Panjang atau Biaya
Penggunaan Dana yang Berasal dari obligasi (cost of bonds)
dapat di hitung dengan menggunakan tabel present value.

Untuk lebih jelasnya dapatlah diberikan contoh sebagai


berikut:
Kita akan mengeluarkan obligasi dengan harga nominal per
lembar Rp.10.000,00 yang mempunyai umur 10 tahun. Hasil
penjualan obligasi neto yang kita terima sebesar Rp.9.700,00.
Bunga atau coupon obligasi per tahunnya 4%. Berapa besarnya
biaya obligasi tersebut? (cost of bonds)
a) Dengan menggunakan rumus “short cut” atau
atas dasar kira-kira (approximate method).
Ada 4 langkah perhitungan “cost of bonds” kalau
menggunakan metode ini, yaitu;
1. Mengadakan estimasi jumlah rata-rata dari dana
yang tersedia bagi kita selama 10 tahun.
2. Mengitung biaya rata rata tahunan (average
annual cost) dari penggunaan dana tersebut.
3. Menghitung presentase biaya rata rata tahunan
dari jumlah dana rata rata yang tersedia.
4. Menyesuaikan biaya obligasi itu atas dasar
sesudah pajak (after-tax basis)
Berdasarkan data tersebut kita dapat mengitung cost of
bonds sebagai berikut;
1. Dana rata-rata yang tersedia yang akan digunakan selama
10 tahun ada sebesar;

2. Kita harus memperhatikan biaya ekstra sebesar Rp.300,00


yaitu selisih antara dana yang diterima (yang efektif dapat
digunakan) dengan jumlah dana yang harus dibayar kembali
sesudah 10 tahun.
Kalau biaya ekstra itu disebarkan secara merata selama 10
kali pembayaran bunga, berarti bahwa biaya ekstra per
tahun sebesar Rp.30,00 (yaitu )

ditambahkan pada bunga yang setiap tahun di bayarkan.


Dengan demikian maka setiap tahun selama 10 tahun
kita harus membayar beban sebesar Rp.400,00 (= 4% x Rp.
10.000,00) plus Rp. 30,00 (biaya ekstra) sehingga berjumlah
Rp. 430,00 (average annual cost).
3. Menghitung persentase biaya tahunan rata rata dari jumlah
dana rata rata yang tersedia.
Biaya obligasi sebelum pajak =

Biaya obligasi sebelum pajak ini dapat pula dihitung


secara langsung dengan menggunakan rumus perhitungan
tingkat pendapatan investasi dalam obligasi seperti;
4. Sebagai langkah terakhir adalah menyesuaikan
biaya obligasi sebelum pajak atas dasar sesudah
pajak. Apabila tingkat pajak 40%, maka: biaya
sesudah pajak = 4,36% (1,0 – 0,4) = 2,62%
b) Dengan menggunakan tabel PV atau metode “accurate”
Dalam hal ini kita mencari tingkat bunga yang menjadikan nilai
sekarang dari pembayaran bunga tahunan sebesar Rp.400,00 plus
pembayaran akhir sebesar Rp.10.000,00 sama dengan nilai sekarang
dari penerimaan, yaitu sebesar Rp.9.700,00. Persamaannya dapat
dituliskan;

Kalau kita menggunakan tingkat bunga 4% dan 6% untuk mengadakan


interpolasi maka hasilnya adalah;
Tingkat bunga 4%
Biaya (bunga) tahunan selama 10 tahun = Rp.400,- x 8,11 = Rp.3244,00
Pembayaran pinjaman pokok
pada akhir tahun ke 10
Tingkat bunga 6%
Biaya (bunga) tahunan selama 10 tahun = Rp.400,00 x 7,360 = Rp.2.944,00
Pembayaran pinjaman pokok
pada akhir tahun ke 10
3. Biaya Modal Saham Preferen
Saham preferen mempunyai karakteristik gabungan
antara hutang dengan saham, karena merupakan bentuk
kepemilikan (saham), tetapi dividen yang dibayarkan
mirip dengan bunga karena bersifat tetap (pada
umumnya). Perhitungan biaya modal saham preferen
mudah dilakukan, sama seperti perhitungan biaya
hutang. Paramater yang akan diestimasi relatif jelas.
Biaya saham preferen (kps) adalah;

dimana; kps = biaya saham preferen


Dps = dividen saham preferen
P = harga saham preferen
4. Biaya Modal Saham Biasa
Biaya modal saham lebih sulit dihitung karena
melibatkan biaya kesempatan (opportunity cost) yang
tidak bisa diamati secara langsung. Bagian ini akan
membicarakan biaya modal saham melalui beberapa
metode: DCF, bond-yiled, dan CAPM.
Discounted Cash Flow (Aliran Kas yang Di
diskontokan). Pada waktu kita membicarakan penilaian
saham dengan pertumbuhan konstan, harga saham
bisa dituliskan sebagai berikut ini (modul mengenai
Nilai Waktu Uang)
Dengan merubah r menjadi ks (biaya modal saham), PV
menjadi P (harga saham), persamaan di atas bisa dirubah
menjadi berikut ini.

dimana; ks = biaya modal saham


D1 = dividen pada tahun pertama
P = harga saham saat ini
g = tingkat pertumbuhan
Biaya modal saham sama dengan dividend yield
ditambah tingkat pertumbuhan. Untuk menggunakan
rumus di atas, beberapa parameter harus diestimasi, yaitu
harga saham, dividen yang dibayarkan, dan tingkat
pertumbuhan.
Tingkat pertumbuhan bisa dihitung melalui beberapa
cara. Pertama, kita bisa menggunakan formula berikut.
 

dimana; DPR = dividend payout ratio


ROE = return on equity

Persamaan di atas mengatakan bahwa tingkat


pertumbuhan merupakan fungsi dari pembayaran
dividend dan return on equity. Jika perusahaan
membayarkan dividen yang kecil (yang berarti
menanamkan sebagian besar labanya kembali ke
perusahaan), tingkat pertumbuhan diharapkan menjadi
lebih tinggi. Tingkat pertumbuhan akan semakin kecil jika
dividen yang dibayarkan semakin besar.
Kedua, tingkat pertumbuhan juga bisa dihitung melalui
data historis. Penggunaan data historis mempunyai asumsi
bahwa pola di masa lalu akan sama dengan pola di masa
mendatang (pola konstan).
Pertumbuhan dividen bisa dihitung melalui dua cara:
(1) pertumbuhan aritmatika, dan
(2) pertumbuhan geometris.

Dengan pertumbuhan aritmatika, tingkat pertumbuhan


setiap tahun bisa dihitung sebagai:
( (Dt + 1 – Dt) / Dt) × 100%.
Meskipun pertumbuhan dividen adalah tingkat
pertumbuhan yang seharusnya dihitung, dalam beberapa
situasi, barangkali kita ingin menghitung tingkat
pertumbuhan earning, bukannya dividen.
Beberapa perusahaan tidak pernah membayar dividen,
meskipun mempunyai earning yang baik. Dalam situasi
tersebut, kita menghitung tingkat pertumbuhan earning,
bukannya dividen. Tetapi pada akhirnya dividenlah yang
akan diterima oleh investor. Tingkat pertumbuhan mana
yang akan dipilih pada akhirnya tergantung dari
pertimbangan analis atau manajer keuangan.
Pendekatan Bond-Yield. Didasarkan pada argumen
bahwa tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk
investasi yang lebih berisiko akan lebih tinggi
dibandingkan dengan tingkat keuntungan investasi yang
lebih kecil risikonya. Saham mempunyai risiko yang lebih
tinggi dibandingkan obligasi. Jika terjadi kebangkrutan,
pemegang saham mempunyai prioritas klaim yang lebih
kecil dibandingkan dengan obligasi.
Pendekatan yield obligasi bisa dituliskan sebagai berikut.
 

Jika kita menggunakan rumus di atas, kita memerlukan


estimasi yield dari obligasi perusahaan (atau obligasi yang
mempunyai kelas risiko yang sama), dan premi risiko
saham atas obligasi.
Dengan pendekatang yield obligasi, ks bisa dihitung
berikut ini. Pertama, kita akan menghitung yield obligasi.
 
Kemudian, kita akan mengestimasi premi risiko
saham atas obligasi. Salah satu cara untuk
menghitung premi tersebut adalah dengan melihat
data historis. Sebagai contoh, misalkan tingkat
keuntungan tahunan selama lima tahun yang lalu
untuk saham adalah 22%. Tingkat keuntungan (yield)
obligasi selama lima tahun yang lalu adalah 15%.
Premi saham atas obligasi dengan demikian adalah:

Setelah yield obligasi dan premi saham atas obligasi


dihitung, ks (biaya modal saham) bisa dihitung.

Anda mungkin juga menyukai