Anda di halaman 1dari 19

Etika dan Akuntansi Islam

Dr. M. Nur A. Birton, SE., Ak., M.Si

LOGO
Bahan Kuliah Teori Akuntansi Islam
Daftar Isi

1 Moral dan Etika

2 Etika dan Bisnis

3 Akhlak dan Etika Islam

4 Etika Islam dan Profesi akuntansi

5 Prinsip Etik Akuntan Profesional

Bahan Kuliah Teori Akuntansi Islam


1. Moral dan Etika

 Moral dan etika memiliki pengertian yang agak berbeda.


 Moral berasal dari bahasa latinyaitu mos, yang berarti adat istiadat yang
menjadi dasar untuk mengukur apakah perbuatan seseorang baik atau buruk .
Dapat dikatakan baik buruk suatu perbuatan secara moral, bersifat lokal.
 Etika adalah ilmu yang membahas tentang moralitas atau tentang manusia
sejauh berkaitan dengan moralitas.
 Etika terdiri dari tiga pendekatan, yaitu etika deskriptif, etika normatif, dan
metaetika [9].
 Kaidah etika yang biasa dimunculkan dalam etika deskriptif adalah adat kebiasaan,
anggapan-anggapan tentang baik dan buruk, tindakan-tindakan yang diperbolehkan
atau tidak diperbolehkan.
 Sedangkan kaidah yang sering muncul dalam etika normatif, yaitu hati nurani,
kebebasan dan tanggung jawab, nilai dan norma, serta hak dan kewajiban.
 Kaidah dalam metaetika adalah ucapan-ucapan yang dikatakan pada bidang
moralitas.
 Kesimpulan bahwa etika adalah ilmu, moral adalah ajaran, dan akhlak adalah
tingkah laku manusia (http://id.wikipedia.org/wiki/Akhlak)

Bahan Kuliah Teori Akuntansi


Islam
1.a. Landasan etika

Beberapa pertimbangan moral sebagai titik-tolak pembangunan etik:

1. Religion, Agama (Teori-teori ilahi)


2. Conscience, hati nurani
3. Selfishness, egoisme
4. Respect, penghargaan
5. Rights, hak
6. Utilitarianism, utilitarianisme
7. Justice , keadilan
8. Virtue , kebajikan

 Banyak orang percaya bahwa moral itu berasal dari agama karena
agama mengajarkan moral.
 Agama pada awalnya memberi pengaruh dalam pembentukan moral.
Hanya saja, sejalan dengan kebangkitan kembali Eropa dan
humanisme, peran agama semakin surut bersamaan dengan
meningkatnya sekularisme.
1.b. Teori-teori etika

Moral Philosophy
(Ethics)

Metaethics Normative Ethics Relativism


(Postmodern ethics)

Theological Philosophy Deontological theories


(Consequentialism) (Duties)

Act-Utilitarianism Act-Deontology

Rule-Utilitarianism Rule-Deontology
1.a. Metaethics

 Metaethics berkaitan dengan:


 Semantic question (good, right and ought to)
 Logical question (validity of moral argument)
 Ontological questions: existence of moral
facts
 Epistemological questions: such as the
possibility of moral knowledge and if it do
exist, the scope of such knowledge
1.b. Normative Ethics

 Normative ethics, that part of moral philosophy, or ethics, concerned with criteria of


what is morally right and wrong. It includes the formulation of moral rules that have
direct implications for what human actions, institutions, and ways of life should be like.
 The central question of normative ethics is determining how basic moral standards are
arrived at and justified. The answers to this question fall into two broad categories—
deontological and teleological.
 The principal difference between them is that deontological theories do not appeal to
value considerations in establishing ethical standards, while teleological theories do.
Deontological theories use the concept of their inherent rightness in establishing such
standards, while teleological theories consider the goodness or value brought into
being by actions as the principal criterion of their ethical value. In other words, a
deontological approach calls for doing certain things on principle or because they are
inherently right, whereas a teleological approach advocates that certain kinds of
actions are right because of the goodness of their consequences. Deontological
theories thus stress the concepts of obligation, ought, duty, and right and wrong, while
teleological theories lay stress on the good, the valuable, and the desirable.
Deontological theories set forth formal or relational criteria such as equality or
impartiality; teleological theories, by contrast, provide material or substantive criteria,
as, for example, happiness or pleasure.
1.c. Relativism (Postmodern Ethics)

 Postmodernism is, per its name, a reaction to


modernism, wherever a postmodernist feels
something that could reasonably be tagged that
needed reacting against; this means that it's not one
coherent thing. It also means a lot of it is difficult to
understand unless you understand what it's a
reaction to.
 From a postmodern worldview perspective, ethics is
the logical outgrowth of a prior commitment to a
particular theology. (http://www.allaboutworldview.
org/postmodern-ethics.htm).
1.d. Alternative Ethics Perspective
1. Defining ethics
2. Meta-ethics
3. Normative ethics
 3.1 Virtue ethics: (3.1.1 Stoicism; 3.1.2 Contemporary virtue ethics).
 3.2 Hedonism: (3.2.1 Cyrenaic hedonism; 3.2.2 Epicureanism)
 3.3 State consequentialism
 3.4 Consequentialism/Teleology (3.4.1 Utilitarianism)
 3.5 Deontology
 3.6 Pragmatic ethics
 3.7 Role ethics
 3.8 Anarchist ethics
 3.9 Postmodern ethics
4. Applied ethics: 4.1 Specific questions; 4.2 Particular fields of application (4.2.1
Bioethics; 4.2.2 Business ethics; 4.2.3 Relational ethics; 4.2.4 Machine ethics; 4.2.5
Military ethics; 4.2.6 Political ethics; 4.2.7 Public sector ethics; 4.2.8 Publication
ethics)
5. Moral psychology: 5.1 Evolutionary ethics
6. Descriptive ethics (Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Ethics)
2. Etika dan Bisnis

 Etika dan bisnis merupakan aplikasi konsep


etika dalam bisnis (applied ethics in
business).
 Bisnis yang memperhatikan unsur etika
merupakan koreksi dari praktik bisnis yang
hanya memperhatikan keuntungan semata.
 Akuntansi dan profesi akuntan juga terikat
dengan nilai-nilai etik yang dipandu disusun
dalam etika profesi.

Bahan Kuliah Teori Akuntansi


Islam
3. Akhlak dan Etika Islam

 Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang


yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk
melakukan suatu perbuatan yang baik.
 Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluk,
berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai, tingkah
laku, atau tabiat.
 Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al
Gazali, dan Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak
adalah perangai yang melekat pada diri seseorang yang
dapat memunculkan perbuatan baik tanpa
mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Akhlak)

Bahan Kuliah Teori Akuntansi Islam


3. Akhlak dan Etika Islam (Lanjt)

 Kata akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku
tersebut harus dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya
sekali melakukan perbuatan baik, atau hanya sewaktu-waktu saja.
Seseorang dapat dikatakan berakhlak jika timbul dengan sendirinya
didorong oleh motivasi dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak
pertimbangan pemikiran apalagi pertimbangan yang sering diulang-
ulang, sehingga terkesan sebagai keterpaksaan untuk berbuat.
Apabila perbuatan tersebut dilakukan dengan terpaksa bukanlah
pencerminan dari akhlak.
 Dalam Encyclopedia Brittanica, akhlak disebut sebagai ilmu akhlak
yang mempunyai arti sebagai studi yang sistematik tentang tabiat
dari pengertian nilai baik, buruk, seharusnya benar, salah dan
sebaginya tentang prinsip umum dan dapat diterapkan terhadap
sesuatu, selanjutnya dapat disebut juga sebagai filsafat moral.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Akhlak)

Bahan Kuliah Teori Akuntansi


Islam
3. Akhlak dan Etika Islam (Lanjt.)

Etika dalam Islam dikatagorikan sesuai pendekatannya.


1.Etika skriptual adalah sebuah etika yang berangkat dari interpretasi
yang melibatkan aktivitas intelektual yang serius dan sungguh-sungguh
terhadap nash al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW sebagai sumber
utama etika.
2.Etika teologis yaitu etika yang berkembang karena perbedaan
interpretasi teologis, seperti (a) rasionalisme mu’tazilah, (b) semi
rasionalis-Asyariyah, (c) etika filsafat yaitu setelah para ulama
berinteraksi dengan filsafat, (d) etika keagamaan.
3.Keadilan distribusi Islam yaitu yang menjamin tiga hal : (1)
terpenuhinya kebutuhan dasar bagi semua, (2) objektivitas atau
keadilan yang bukan persamaan dalam pendapatan individu, (3)
pembatasan ketidakmerataan ekstrem dalam pendapatan dan
kekayaan individu (Badroen, dkk, 2006 : 48-49).

Bahan Kuliah Teori Akuntansi


Islam
4.a. Etika Islam dan Prinsip Maslahah

 Segala bentuk kemaslahatan dalam bentuk kebaikan dan


manfaat yang berdimensi duniawi dan ukhrawi, material
dan spiritual, individu dan bersama.
 Transaksi syariah yang dianggap maslahah harus
memenuhi seluruh unsur-unsur yang menjadi tujuan
ketetapan syariah, yaitu untuk pemeliharaan:
1. Akidah, keimanan dan ketaqwaan (dien)
2. Akal (aql)
3. Keturunan (nasl)
4. Jiwa dan keselamatan (nafs), dan
5. Harta benda (mal)

Bahan Kuliah Teori Akuntansi


Islam
4. b. Landasan (umum) Kode Etik Syariah AAOIFI

Uraian Keterangan
Integrity Orang terbaik dalam bekerja adalah yang kuat dan
dapat dipercaya (Al-Qashas 26).
The principle of Allah menciptakan manusia sebagai khalifah-Nya
vicegerency of humanity di muka bumi (Q.S. Al Baqarah 30).
on earth
Sincerity (keikhlasan) Dalam bekerja, keikhlasan merupakan prinsip
penting dalam bekerja, bukan mencari kekayaan.
(hadits tentang niat).
Piety (saleh/takwa) Hai orang-orang beriman, bertakwalah kepada
Allah dengan sebnar-benarnya (Ali Imran 102)
Righteousness and Allah menyuruh manusia berlaku adil dan berbuat
making one’s work perfect kebajikan (ihsan) (An-Nahl 90)
Allah-fearing conduct in Allah selalu mengawasi semua tindak tanduk kita
everything (An-Nisa :1).
Men’s accountability Manusia semua bertanggung jawab kepada Allah
before Allah (Al Zalzalah 7-8).
Bahan Kuliah Teori Akuntansi Islam
5. Prinsip Etik Pelaksanaan Tanggung Jawab Auditor Profesional

Prinsip-prinsip Pemaknaan
Righteousness Auditor seharusnya tidak hanya membatasi diri untuk
(kebenaran) melaksanakan tugas kerja dan profesional, tetapi juga berusaha
mencapai tingkat kebenaran dan kesempurnaan dalam
melakukan tugas yang diberikan kepadanya dengan cara sebaik
mungkin.
Integrity Auditor harus memiliki integritas yang tinggi, tidak mementingkan
(integritas/keutuhan) diri sendiri tetapi kepentingan bersama atas dasar nilai kejujuran;
sehingga masyarakat percaya.
Trustworthiness Auditor harus dapat dipercaya dan jujur dalam menjalankan
(dapat dipercaya) tugas atau jasa profesionalnya. Kepercayaan juga mensyaratkan
bahwa akuntan harus memiliki tingkat tinggi integritas,
kebenaran, kejujuran, dan ketulusan dan bahwa ia harus
menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh.
Fairness Kewajaran mengakui bahwa kualifikasi audit tidak berarti tanpa
(Keadilan/kewajaran) salah, baik dalam melihat substansi objek pemeriksaan maupun
ketepatan prosedur yang digunakan auditor.

Bahan Kuliah Teori Akuntansi Islam


5.a Prinsip etik (Lanjt)
Honesty Kejujuran menyangkut ketepatan pengakuan atau apa yang dibicarakan
(Kejujuran) seseorang dengan kebenaran dan kenyataan yang terjadi. Auditor harus
menyatakan secara jujur apa yang diketahui, atau tidak menyembunyikan
informasi/temuan untuk kepentingan tertentu.
Independence Terdapat empat aspek independensi: (1)   Independence in fact
(Kebebasan) (independensi dalam fakta); auditor harus mempunyai kejujuran yang tinggi,
keterkaitan yang erat dengan objektivitas; (2)   Independence in appearance
(independensi dalam penampilan), pandangan pihak lain terhadap diri
auditor sehubungan dengan pelaksanaan audit. (3)   Independence in
competence (independensi dari sudut keahliannya); terkait erat dengan
kecakapan profesional auditor. (4) Independensi profesi (profession
independence); berhubungan dengan kesan masyarakat terhadap profesi
akuntan publik.
Objectivity Setiap auditor harus menjaga sikap obyektif dan bebas dari benturan
(keobyektifan) kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya; berupa sikap
adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias,
serta bebas dari benturan kepentingan atau di bawah pengaruh pihak lain.
Professional Setiap praktisi wajib memelihara pengetahuan dan keahlian profesionalnya
competence pada suatu tingkatan yang dipersyaratkan secara berkesinambungan
(Kompetensi sehingga klien atau pemberi kerja dapat menerima jasa professional yang
profesional) diberikan secara kompeten berdasarkan perkembangan terakhir
Bahan Kuliah Teori Akuntansi Islam
5.a. Prinsip etik (Lanjt)

Due care (Hati-hati) Setiap auditor harus melaksanakan jasa


profesionalnya dengan berhati-hati,;
berkewajiban mempertahankan pengetahuan
dan ketrampilan profesional pada tingkat yang
diperlukan.
Confidentiality Setiap auditor harus menghormati kerahasiaan
(Kerahasiaan) informasi yang diperoleh selama melakukan
pekerjaannya, kecuali ada kewajiban hukum untuk
mengungkapkannya.
Professional behavior Setiap auditor harus berperilaku yang konsisten
(Perilaku profesional) dengan karakter yang dimiliki yang harus dapat
menyesuaikan perilakunya dengan setiap situasi.
Technical standards Setiap auditor harus melaksanakan jasa
(Standar teknis) profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan
standar profesional yang relevan.

Bahan Kuliah Teori Akuntansi


Islam
1. Badroen, F. dkk. 2006, Etika Bisnis dalam Islam, Jakarta : Kencana
2. AAOIFI, 2001, Accounting, Auditing, and Governance Standard for
Islamic Financial Institution, AAOIFI: Manama
3. (http://id.wikipedia.org/wiki/Akhlak)

LOGO
Bahan Kuliah Teori Akuntansi Islam

Anda mungkin juga menyukai