Anda di halaman 1dari 43

+

DST Ekstraksi Gigi Anak


Christin Elisa 1995016

Pembimbing: drg. Anie Apriani, Sp. KGA.


+
Data Umum

Nama • Muhamad Fazrin

Jenis kelamin • Laki-laki

Tanggal lahir / Usia • 20-01-2010/ 10 tahun

Alamat • Jl. Babakan Jeruk 1

Pekerjaan • Pelajar

Status perkawinan • Belum menikah

Agama • Islam
+
Keluhan utama

 Pasiendatang dengan keluhan gigi atas kanan belakang


berlubang sejak 6 bulan lalu, gigi tidak pernah sakit
spontan.
+
Riwayat Kesehatan
Umum Gigi

 Kelainan pernapasan : Tidak  Tidak pernah ke dokter gigi


 Jantung bawaan : Tidak sebelumnya
 Gangguan pencernaan : Tidak  Kebiasaan buruk: -
 Anemia : Tidak : Tidak
 Hepatitis : Tidak
 DM : Tidak
 Epilepsi : Tidak
 Gangguan mental : Tidak
 Alergi obat : Tidak
 Penggunaan obat : Tidak
 Rawat inap RS : Tidak
+
Evaluasi Psiko-Sosial

Selama Setelah
Observasi Kunjungan awal
perawatan perawatan

Personality Kooperatif Kooperatif

Usia mental Sesuai Sesuai

Perilaku di kursi Positif Positif


+
Pemeriksaan intra oral
 Tahapan geligi : Campuran awal
 Oklusi dan relasi gigi
 Molar kanan & kiri : Kelas I
 Caninus kanan & kiri : Kelas I
 Overbite :-
 Overjet : 1mm
 Crowding : Anterior RA & RB
 Open bite :-
 Crossbite :-
 Urutan erupsi : Normal
 Gigi tanggal dini :-
 Persistensi gigi sulung :-
+
Odontogram
+ Rencana Perawatan
Gigi Diagnosa Rencana Perawatan
Pro OHI DHE
16,26,36,46 Pit & Fissure dalam Pro Pit and Fissure Sealant
55 Pulpitis Reversible Pro restorasi GI kelas I
63 Pulpitis revesible Pro restorasi GI kelas III
64 Pulpitis Ireversible Pro Pulpotomi / Pulpektomi
75 Pulpitis reversible Pro Penambalan GI Kelas II
74 Periodontitis Apikali Kronis et causa Pro ekstraksi
Gangren Radiks
84 Periodontitis Apikali Kronis et causa Pro ekstraksi
Gangren Radiks

85 Pulpitis Reversibel Pro restorasi GI kelas I


+
Foto klinis
Radiks 84
+ Indikasi Ekstraksi Gigi Sulung

Gigi dengan karies yang tidak dapat direstorasi  mencapai


bifurkasi / sulit untuk membentuk margin gingiva

Gigi sulung dengan Infeksi pada daerah periapikal dan


interradikular

Abses dentoalveolar akut dengan selulitis

Gigi sulung bertabrakan dengan erupsi normal gigi permanen


suksesornya
+
Indikasi Ekstraksi Gigi Sulung

 Gigisulung yang sudah waktunya untuk tanggal atau


goyang
 Gigi supernumerary
 Keperluan ortodontik
 Gigi persistensi
+
Kontra Indikasi Ekstraksi Gigi Sulung

 Infeksi akut seperti infeksi Vincent’s angina, herpetik stomatitis harus


dihilangkan sebelum ekstraksi

 Kelainan pada darah

 Kelainan jantung

 Penyakit sistemik akut  resistensi tubuh rendah  infeksi sekunder

 Diabetes melitus
+
Posisi Pasien
 RA:
 sudut antara dental chair
dan lantai 450
 Mulut pasien setinggi bahu
operator, dataran oklusal
45º dari bidang horizontal
saat membuka mulut
+
Posisi Pasien
 RB:
 Sudut antara dental chair
dan lantai 900
 Dataran oklusal RB sejajar
dengan bidang horizontal
saat membuka mulut
+
Posisi Operator

 Pencabutan gigi atas,


posterior bawah kiri  posisi
operator jam 8
 Pencabutan gigi posterior
bawah kanan  posisi
operator jam 9-12
 Pencabutan gigi anterior
bawah  posisi operator jam
8-9
+ - Pencabutan beberapa gigi
- Penambalan dan perawatan
saluran akar pada anak yang
sangat sensitif
- Anak dengan special care

Umum Topikal
Jenis Anestesi
Lokal Infiltrasi

Blok
+
Anestesi Topikal

 Menghilangkan rasa sakit pada permukaan (mengenai ujung serabut saraf)

 Diaplikasikan pada mukosa

 Keberhasilan anestesi topikal tergantung dari cara pemberiannya

 Sediaan :
 Gel dan salep
 Spray
 Emulsi
+
Anestesi Topikal

Indikasi

• Mengurangi ketidaknyamanan saat injeksi anestesi lokal pada daerah


mucobuccal fold dan daerah anterior maksila
• Meminimalisir rasa sakit pada mukosa oral karena tusukan jarum
• Pemasangan protesa, crown
• Pencabutan gigi sulung
• Pelepasan jahitan

Kontra indikasi

• Pasien dengan hipersensitifitas


• Ulkus dekubitus
+

• Konsistensi gel tidak mudah terbilas


saliva
Keuntungan • Meningkatkan kenyamanan pasien
pada banyak prosedur
Anestesi Topikal Sediaan
• Timbulnya Gel dan
efek anestesi cukupSalep
lama
(2-5 menit)
Kekurangan • Konsistensi salep lebih mudah
terbilas saliva  diaplikasikan ulang
• Keringkan mukosa yang akan
dianestesi dengan kapas
Teknik • Isolasi dengan cotton roll
• Aplikasikan gel dengan cotton bud
+
+
Anestesi Topikal Sediaan Emulsi
• Prosedur pencetakan (pasien dengan
gag reflex tinggi)
Indikasi • Pasca operatif (mengurangi rasa
nyeri)

• Kumur sekitar rongga mulut dan


Teknik orofaring, biarkan 1-2 menit
kemudian buang
+
Anestesi Topikal Sediaan Spray

 Spray lignokain hidroklorida 10%

 Anestesi muncul setelah1 menit

 Durasi anestesi 10 menit

 Spray ethyl chloride

• Dosis berlebih  nekrosis mukosa akibat


Efek samping dan hal vasokonstriksi pembuluh darah
yang perlu • Jangan terkena mukosa di sekitar yang
diperhatikan akan dianestesi  proses penyembuhan
lambat
+
Anestesi Topikal Sediaan Spray

• Keringkan mukosa untuk mencegah


larutnya bahan anestesi
• Larutan dapat disemprotkan
menggunakan kasa / kapas kecil
• Semprotkan anestesi dengan jarak ±15
Teknik cm sampai permukaan mukosa
membeku
• Diamkan hingga mukosa kering dan
berwarna agak keputihan (kapas)
• Lakukan pencabutan
+
Anestesi Infiltrasi

• Anestesi gigi sulung/permanen


Indikasi
untuk pencabutan 1 atau 2 gigi

• Inflamasi akut pada area injeksi dan


Kontraindikasi
area apikal gigi
+
Tahap Anestesi Infiltrasi

 Keringkan mukosa dan aplikasikan anestesi topikal selama 2 menit

 Bersihkan kelebihan bahan anestesi topikal

 Tarik mukosa

 Untuk mengalihkan perhatian anak  tekan bibir dengan tekanan


ringan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk sehingga mukosa yang
akan disuntik terlihat.
+

 Daerah bukal RA/RB


 Masukkan jarum ke dalam mukosa kurang lebih 2-3
mm, ujung jarum berada pada apeks gigi yang akan
diekstraksi
 Aspirasi
 Injeksikan cairan anestetikum perlahan sebanyak 0,5ml
+

 Daerah palatal/lingual
 Masukkan jarum pada bagian mukosa yang mendekati
apikal gigi sampai menyentuh tulang
 Aspirasi
 Injeksikan cairan anestetikum perlahan sebanyak 0,5 ml
 Akan terlihat mukosa daerah tersebut putih/pucat
+
Anestesi Blok

 Larutan anestesi diinjeksikan pada dekat batang saraf melalui


pemblokiran seluruh impuls  anestesi pada daerah yang disuplai
oleh saraf tersebut

 Daerah anestesi luas, dilakukan dengan jarum yang pendek

 Indikasi:
 Ekstraksi gigi M sulung dengan akar yang belum
resorpsi
 Ekstraksi M permanen
+
Anestesi Blok RA

 Jarang dilakukan pada anak karena blok n. palatinus dan


nasopalatinus menyebabkan rasa sakit  diganti teknik infiltrasi

 Harus diberi anestesi topikal terlebih dahulu untuk mengurangi rasa


sakit

 Anestesi pada papila insisif, ujung jarum diarahkan ke atas pada garis
tengah menuju canal palatina anterior, injeksi sebanyak 0,5ml
+
Anestesi Blok RB

 Perbedaan pada anestesi anak:


 Ramus ascendence lebih pendek dan cekung dalam arah
anteroposterior
 Foramen mandibula pada anak letaknya lebih ke bawah dari
dataran oklusal daripada orang dewasa  injeksi dibuat lebih
rendah dan lebih posterior daripada pasien dewasa.
 Foramen mentale selalu pada garis dekat ramus, 2/3 dari
permukaan anterior yang konkaf
+

A. Foramen mandibula pada orang dewasa, B. Pada anak letaknya lebih ke


bawah
+
Teknik Anestesi RB

 Jari telunjuk berada diatas permukaan oklusal gigi molar, dengan


ujung jari telunjuk berada pada tepi oblique interna.

 Syringe diletakkan pada dataran gigi molar sulung pada sisi


berlawanan dari gigi yang akan dianestesi.

 Ukuran rahang yang lebih kecil mengurangi kedalaman jarum


berpenetrasi pada anestesi blok.

 Kedalaman insersi jarum bervariasi (± 15 mm sesuai ukuran


mandibula), perubahan proporsi tergantung usia pasien.
+

 Posisi foramen mandibula


sesuai pertumbuhan tulang
+

 Jarum diinsersikan pada pertengahan lengkung kuku dari sisi rahang


yang tidak dianestesi

 Spuit digeser ke sisi yang akan dianestesi, sejajar dengan bidang


oklusal, insersikan jarum  aspirasi (-)  injeksikan anestetikum 0,5
ml (n. lingualis)

 Spuit digeser ke gigi kaninus regio yang tidak dianestesi  insersikan


sambil menyusuri tulang  aspirasi (-)  injeksikan anestetikum 1
ml (n. alveolaris inferior)

 Keluarkan spuit

 N. Bukalis  0,5 ml.


+
+
Anestesi Intraligamen

 Menggunakan larutan anestesi


lokal 0,2ml pada tiap akar gigi

 Jarum yang digunakan no. 30

 Gunakan cytoject  lebih mudah


memberikan tekanan yang
diperlukan untuk menyuntik ke
dalam ligamen periodontal
+

 Daerah anestesi harus bersih dari kalkulus

 Insersikan jarum pada sulkus gingiva ke bawah pada bagian mesial


dan distal gigi dengan bevel jarum menjauhi gigi

 Dorong jarum ke membran periodontal dengan sudut 300 terhadap


sumbu panjang gigi

 Gerakkan jarum ke apikal sampai tersendat di antara gigi dan puncak


alveolar, masukkan dengan perlahan sekitar 2mm

 Penempatan jarum yang benar  daerah memucat

 Dosis tidak lebih dari 0,2 ml tiap akar


+ Prinsip Ekstraksi Gigi Sulung

 Hindari luka pada jaringan lunak (lidah, bibir, gingiva, pipi)

 Hindari luka pada gigi permanen di bawahnya yang sedang berkembang,


dan jaringan keras lain (tulang, gigi sebelah)

 Penggunaan radiografi untuk menentukan:


 Ukuran dan bentuk akar
 Jumlah dan arah resorpsi akar
 Posisi dan tahap perkembangan gigi permanen
 Adanya patologis
+
Ekstraksi Gigi Anak

• Tekanan ke arah labial disertai


Ekstraksi gigi
rotasi mesial, kemudian ekstraksi
anterior RA dan RB
ke sisi labial

• Tekanan ke arah bukal diikuti


Ekstraksi molar RA
tekanan ke lingual dan ekstraksi ke
dan RB
sisi lingual
+
Komplikasi

Terjadinya trauma pada benih gigi tetap


• Benih gigi yang tercabut bisa dikembalikan ke tempatnya,
mukosa dilakukan penjahitan sehingga soket tertutup 
observasi
Fraktur akar
• Bila terlihat keluarkan dengan tang khusus radiks/bein &
harus dikerjakan dengan hati-hari, keluarkan sebelum erupsi
gigi permanen karena sisa akar dapat terjepit gigi-gigi
permanen
• Rontgen: melihat posisi benih gigi, jika jauh, benih gigi harus
diambil, jika dekat dengan benih gigi permanen, akar dapat
ditinggalkan agar teresorpsi dengan sendirinya
+

Dry socket

• Jarang terjadi  vaskularisasi anak cukup baik

Perdarahan

• Hal ini mungkin terjadi bila anak menderita kelainan


perdarahan / kemungkinan terdapat sisa akar atau tulang
yang menyebabkan iritasi terhadap jaringan
+
Instruksi Pasca Ekstraksi

 Menggigit tampon 30 menit & makan setelah 1 jam

 Minum menggunakan gelas selama 1 hari.

 Minum & makan makanan yang dingin, seperti es krim.

 Berkumur secara perlahan-lahan pada saat menyikat gigi.

 Menjaga kebersihan mulut dengan menyikat gigi setiap hari.

 Daerah luka didiamkan saja & makan pada sisi yang tidak luka
(kanan / kiri).

 Minum obat yang diberikan.


+

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai