Induksi Enzim
Induktor atau zat yang menginduksi enzim pemetabolis (CYP) akan meningkatkan
sistensis enzim tersebut. Interaksi induktor CYP dengan substratnya menyebabkan
laju kecepatan metabolisme obat (substrat) meningkat sehingga kadarnya menurun
dan efikasi obat akan menurun; atau sebaliknya, induksi Cyp menyebabkan
meningkatnya pembentukan metabolit yang bersifat reaktif sehingga memungkinkan
timbulnya resiko toksik.
No. Nama Obat Kegunaan Mekanisme Kerja Dosis Efek Samping
1. Rifampisin Antibiotik Menghambat DNA tergantung Polimerase Dosis dewasa : 150 Gangguan saluran
RNA dari ikatan ke subunit beta, dimana itu mg-300 mg perhari. cerna, muntah, tidak
memblock RNA transcription, mengurangi Dosis injeksi : 600 mg nafsu makan, batuk,
enzim. Dimetabolisme oleh hati, mengalami perhari. gusi berdarah, sakit
resirkulasi enterohepatis. Tuberkulosis : 10 kepala, menurunkan
mg/kg/hari per oral atau frekuensi urin,
10 mg/kg/hari 2 kali pendarahan di urin,
seminggu. mata atau kulit
kuning.
2. Phenobarbital Obat kejang Menekankan konteks sensor motorik, Dewasa: 30-120 mg per Pusing, kantuk,
cerebellum. Aktivitas antikejang terjadi oral,2-3 kali sehari. hilang nafsu makan,
dimana GABA memediasi neurotransmission. Dosis tidak lebih dari fatigue (kelelahan),
Untuk hiperbilirubinemia: phenobarbital 400 mg per hari. vertigo.
meningkatkan glucuronyl transferase dan Anak-anak: 2-3
hepatic ikatan bilirubin Y protein ke serum mg/kgBB per oral, 3 kali
terendah bilirubin concentrations. sehari.
3. Isoniazid Antibiotik untuk Menghambat biosintesis dinding sel dengan Dewasa : 50 mg-300 Kehilangan nafsu
tuberkulosis mengganggu sintesis lipid dan DNA mg per hari, sekali makan, munta, sakit
(TBC) (bakterisida). sehari. perut, pusing,
Anak-anak : 10-15 anemia.
mg/kgBB per oral setiap
hari, tidak melebihi 300
mg per hari.
No. Jenis Obat Yang berinteraksi Mekanisme Interaksi Efek Yang Terjadi Solusi
1. Isoniazid, Rifampisin Paracetamol Dapat meningkatkan efek obat Menyebabkan Monitoring ketat
(Acetaminophen) parasetamol dengan metabolisme diperlukan pada pasien
mempengaruhi metabolisme parasetamol menjadi dan jika terjadi
enzim CYP2E1. Isoniazid dan metabolit toksik perubahan dalam tes
rifampisin akan menginduksi sehingga fungsi hati, sebaiknya
sitokrom P450 meningkatnya dipertimbangkan
isoenzim CYP2E1. hepatotoksisitas. untuk penghentian
salah satu atau kedua
obat tersebut.
2. Rifampisin Metilprednisolon Terjadi pada fase metabolisme Dapat mengurangi Sebaiknya dihindari
dimana rifampisin akan efektivitas dan dalam pemberiannya.
menginduksi enzim bioavailability dari Jika tidak dapat
metabolisme CYP450 pada kortikosteroid. dihindari, maka
kortikosterid. meningkatkan dosis
kortikosteroid menjadi 2
sampai 3 kali lipat
adalah pilihan lain di
samping monitoring
ketat pada pasien.
3. Isoniazid Metilprednisolon Peningkatan asetilasi Menyebabkan Sebaiknya dihindari
hepatik atau renal penurunan dan tidak
clearanceoleh isoniazid. konsentrasi serum memerukan
(interaksi farmakokinetik isoniazid. perlakuan khusus.
karena terjadi pada fase
metabolisme).
4. Phenobarbital Asam Dapat menurunkan Meningkatkan Dengan
Valproat metabolisme hepatik konsentrasi plasma pemantauan
barbiturat. barbiturat, konsentrasi plasma
meningakatkan efek barbiturat dan jika
farmakologi dan perlu dilakukan
edverse effect. penurunan dosis.
5. Rifampisin Cotrimoxazol Rifampisin yang menginduksi akan berakibat pada Sebaiknya dihindari
enzim CYP2C9 dapat penurunan khasiat/efek pemberian secara
meningkatkan metabolisme terapi cotrimoxazol atau bersamaan.
dari cotrimoxazol bahkan kegagalan
sehingga menurunkan terapi dari cotrimoxazol.
AUC(Area Under Curve) dari
cotrimoxazol
Thank
You