Anda di halaman 1dari 50

PENYIMPANAN,PENYA

LURAN DAN
PEMUSNAHAN
PERBEKALAN FARMASI APOTEKER IX DELI HUSADA
NAMA KELOMPOK 2 :
Anastasia Armayunita Putri,S.Farm (22.24.004) Natasya aulia fitri faikah,S.Farm (22.24.068)

Bella Yolanda Br Barus ,S.Farm (22.24.010) olivia theresia br sembiring,S.Farm (20.24.075)

Darmanta Bukit,S.Farm (22.24.015) Putri Amiroh Br Kembaren,S.Farm (22.24.077)

Erlina Susyanti Simangunsong,S.Farm (22.24.028) RAPITA,S.Farm ( 22.24.083)

Hartati Evelina Pangaribuan,S.Farm (22.24.40) Raudatun Jannah,S.Farm ( 22.24.084)

Herty Handayani,S.Farm (20.24.041) Rena Novita Rezeki,S.Farm (22.24.085)

Kristi Natalia Br Surbakti,S.Farm (22.24.056) Rizka Umairuni Purba,S.Farm (22.24.091)

Laila Fitri,S.Farm ( 22.24.057) Rodeski banjarnahor,S.Farm (22.24.092)

Miranda Ompusunggu,S.Farm (22.24.064) Sri Natalia Saragih,S.Farm (22.24.101)

Mulya Amini Lubis,S.Farm (22.24.067) Sylvia,S.Farm (22.24.107)


PENYIMPANAN PERBEKALAN
FARMASI
Penyimpanan adalah suatu kegiatan
menyimpan dan memelihara dengan cara
menempatkan perbekalan farmasi yang
diterima pada tempat yang dinilai aman
dari pencurian serta gangguan fisik yang
1
dapat merusak mutu sediaan farmasi .
ASPEK UMUM YANG PERLU DI PERHATIKAN

Jarak antara barang yang diletakkan di posisi tertinggi dengan


langit-langit minimal 50 cm.
Langit-langit tidak berpori dan tidak bocor.
Tersedia sistem pendingin yang dapat menjaga suhu ruangan
dibawah 25ºC.
Tersedia lemari pendingin untuk penyimpanan obat tertentu.
Tersedia alat pemantau suhu ruangan dan lemari pendingin.
Pengeluaran obat menggunakan Sistem First In First Out (FIFO),
First Expired
First Out (FEFO).
Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan
bentuk sediaan dan
kelas terapi sediaan farmasi serta disusun secara alfabetis.
Sediaan farmasi harus disimpan dalam kondisi yang
menjaga stabilitas bahan
aktif hingga digunakan oleh pasien.
Untuk menjaga kualitas, vaksin harus disimpan pada
tempat dengan kendali
suhu tertentu dan hanya diperuntukkan khusus
menyimpan vaksin saja.
Penanganan jika listrik padam. Jika terjadi pemadaman
listrik, dilakukan
tindakan pengamanan terhadap sediaan farmasi dengan
memindahkan sediaan
farmasi tersebut ke tempat yang memenuhi persyaratan.
Sedapat mungkin,
tempat penyimpanan sediaan farmasi termasuk dalam
prioritas yang
mendapatkan listrik cadangan
Inspeksi/pemantauan secara berkala terhadap tempat
penyimpanan sediaan
farmasi
PRINSIP PENYIMPANAN DAN
PENGELUARAN PERBEKALAN FARMASI
Berdasarkan :
1. FIFO (First In First Out)
adalah penyimpanan obat berdasarkan obat yang dating terlebih
dahulu dan dikeluarkan lebih dulu
2. FEFO (First Expired First Out)
adalah penyimpanan obat berdasarkan obat yang memiliki
tanggal kedaluarsa lebih cepat maka dikeluarkan lebih dulu
KONDISI PENYIMPANAN KHUSUS UNTUK SEDIAAN
KHUSUS YANG MEMBUTUHKAN PENYIMPANAN PADA
SUHU TERTENTU

Suhu penyimpanan
1. Suhu Beku : (-20ºC dan -10ºC)
Contoh : Vaksin
2. Suhu Dingin : (2ºC - 8ºC)
Contoh : Suppositoria, insulin
3. Suhu Sejuk : ( 8ºC – 15ºC)
Contoh : Sirup, Eliksir, Suspensi
4. Suhu Kamar : (15ºC - 30ºC)
Contoh : Tablet, Kaplet, Pil, Kapsul dll.
CONTOH VAKSIN :
• Vaksin influenza
• Vaksin pneumokokus
• Vaksin DPT4
• Vaksin hepatitis A
• Vaksin HPV
• Vaksin hepatitis B
• Vaksin campak, gondongan, dan rubela (MMR)
• Vaksin varisela (cacar air)
• Vaksin Meningokok
• Vaksin COVID-19 (Contoh vaksin Covid Sinovac, AstraZeneca, Moderna, Sinopharm, Pfizer,
Novavax, Sputnik-V ,Janssen, Convidencia, dan Zifivax)
PENYIMPANAN INSULIN
1. Simpan insulin pen baru (belum pernah dipakai) pada suhu 2 - 8 0C (dalam lemari es), tetapi jangan
dibekukan dalam freezer.Menyimpan dalam lemari es bertujuan untuk menjaga kestabilan insulin pen yang
stabil jika di simpan pada suhu dingin dan dapat bertahan lebih lama sampai masa kadaluarsa jika di simpan
pada suhu dingin.Tidak disarankan menyimpan dalam freezer karena jika insulin menjadi beku maka
terdapat perubahan bentuk partikel insulin menjadi kristal atau gumpalan sehingga insulin menjadi rusak
dan tidak bisa digunakan lagi
2. Simpan insulin pen yang sedang dipakai pada suhu sejuk ruangan yang terlindung dari cahaya matahari
(15-200C) dan sebaiknya tidak di simpan dalam lemari es.Penyimpanan insulin pen yang sudah / sedang
dipakai, baik di simpan pada suhu sejuk ruangan atau di simpan didalam kulkas, insulin pen tetap hanya
bisa digunakan 30 hari sejak insulin tersebut dipakai. Insulin pen yang awalnya disimpan di dalam kulkas
dalam kondisi stabil kemudian dikeluarkan dalam kulkas untuk dipakai maka akan mengalami perubahan
stabilitas sehingga akan percuma apabila disimpan kembali kedalam lemari es.
3. Insulin pen yang sedang dipakai, dapat digunakan sampai 4 minggu / 1 bulan
4. Insulin pen tidak boleh digunakan setelah melewati tanggal kadaluarsa seperti yang tercetakpada label
dan karton
5. Tutup insulin pen harus senantiasa terpasang bila sedang tidak digunakan agar terlindung dari cahaya
6. Jauhkan dari jangkauan anak-anak
OBAT HIGH ALERT
Adalah obat-obat yang secara signifikan
berisiko membahayakan pasien bila
digunakan dengan salah atau pengelolaannya
yang kurang tepat yang dimana sedikit saja
salah pemberian dapat menyebabkan kejadian
fatal berupa kematian pada pasiennya.
PENYIMPANAN & DISTRIBUSI
OBAT HIGH ALERT
Disimpan pada lemari berkaca dan disesuaikan
berdasarkan stabilitasnya dan pada lemari diberi garis
merah sebagai pembatas dengan tulisan HIGH ALERT
yang besar pada garis tersebut dan pada bagian pintu atau
atas lemari penyimpanan diberi stiker khusus bertulis
HIGH ALERT
sementara untuk proses distribusi obat high alert karna
memiliki resiko yang tinggi pada waktu pemberian obat
perlu dilakukan kegiatan “DOUBLE CHECK”.
HIGH ALERT MEDICATIONS
Ada peraturan menteri kesehatan RI nomor 58 tahun 2014 tentang standar pelayanan ke
farmasian di rumah sakit mengharuskan ruamh sakit untuk mengembangkan kebijakan
pengelolaan obat yg perlu di waspadai ( high_alert medications ).
Berdasarkan study yang di lakukan oleh institute for safe medication practices (ISMP) di US ,
obat yang sering menyebabkan ROTD ( Reaksi yang tidak di inginkan ) dan sentinal event
adalah :
 Insulin
 Opium dan narkotika
 Injeksi pottassium chloride ( phospate ) concentrate
 Intravenous anti coagulants ( hepari ) dan
 Sodium chloride solution lebih besar dari 0,9 %.
MENURUT PMK NO. 72 TAHUN
2016, TENTANG STANDAR
PELAYANAN KEFARMASIAN DI
RUMAH
1.Metode penyimpanan SAKIT
dapat dilakukanBAHWA:
berdasarkan kelas terapi (farmakologi), bentuk
sediaan, dan jenis Sediaan Farmasi, disusun secara alfabetis dengan menerapkan prinsip
First Expired First Out(FEFO) dan First In First Out (FIFO) disertai sistem informasi
manajemen.
2.Penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan,dan Bahan Medis Habis Pakai yang
penampilan dan penamaan yang mirip (LASA, Look Alike Sound Alike) tidak ditempatkan
berdekatan dan harus diberi penandaan khusus untuk mencegah terjadinya kesalahan
pengambilan Obat.
3.Rumah Sakit harus dapat menyediakan lokasi penyimpanan Obat emergensi untuk kondisi
kegawat daruratan.
4.Tempat penyimpanan harus mudah diakses dan terhindar dari
penyalahgunaan dan pencurian.
PENGELOLAAN OBAT
EMERGENSI HARUS
MENJAMIN:
a. jumlah dan jenis Obat sesuai dengan daftar Obat emergensi yang
telah ditetapkan;
b. tidak boleh bercampur dengan persediaan Obat untuk kebutuhan
lain;
c. bila dipakai untuk keperluan emergensi harus segera diganti;
d. dicek secara berkala apakah ada yang kadaluwarsa; dan
e. dilarang untuk dipinjam untuk kebutuhan lain.
OBAT LASA
LASA (Look Alike Sound Alike) adalah obat-
obat yang digolongkan dalam obat yang perlu
diwaspadai (HIGH ALERT) karena sering
menyebabkan kesalahan serius dan obat yang
berisiko tinggi menyebabkan reaksi obat tidak
diinginkan (ROTD)
Cth : CEFOTAxime dan CEFIxime
OBAT
LASA :
LEMARI LASA DAN HIGH
ALERT
PENYIMPANAN OBAT LASA
1. Obat lasa disimpan pada tempat yang jelas
perbedaanya dan terpisah diantarai dengan 1 (satu)
item/obat lain
2. Diberi label tulisan yang jelas pada setiap kotak
penyimpanan obat dan menampilkan kandungan
aktif dari obat
3. Obat lasa diberi stiker warna biru dengan tulisan
lasa warna hitam dan ditempelkan pada kotak obat
LANJUTAN…
4. jika obat lasa sama memiliki 3 kekuatan berbeda maka :
 obat lasa kekuatan besar diberi stiker BIRU
 obat lasa kekuatan sedang diberi stiker KUNING
 obat lasa kekuatan kecil diberi stiker HIJAU

5.Jika obat lasa hanya ada 2 kekuatan yang berbeda maka:


 obat lasa kekuatan besar diberi stiker BIRU
 obat lasa kekuatan kecil diberi stiker HIJAU
PENYIMPANAN NARKOTIKA DAN BAHAN
BAKU MENURUT PERMENKES NO. 3 TAHUN
2015 TENTANG PEREDARAN, PENYIMPANAN,
PEMUSNAHAN, DAN PELAPORAN
Tempat penyimpanan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi dapat berupa gudang, ruangan,
atau lemari khusus :
(1) Gudang khusus sebagaimana dimaksud harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. dinding dibuat dari tembok dan hanya mempunyai pintu yang dilengkapi dengan pintu jeruji besi
dengan 2 (dua) buah kunci yang berbeda;
b. langit-langit dapat terbuat dari tembok beton atau jeruji besi;
c. jika terdapat jendela atau ventilasi harus dilengkapi dengan jeruji besi;
d. gudang tidak boleh dimasuki oleh orang lain tanpa izin Apoteker penanggung jawab; dan
e. kunci gudang dikuasai oleh Apoteker penanggung jawab dan
pegawai lain yang dikuasakan.
LANJUTAN ...
(2) Ruang khusus sebagaimana dimaksud harus memenuhi syarat sebagai
berikut:
a. dinding dan langit-langit terbuat dari bahan yang kuat;
b. jika terdapat jendela atau ventilasi harus dilengkapi dengan jeruji besi;
c. mempunyai satu pintu dengan 2 (dua) buah kunci yang berbeda;
d. kunci ruang khusus dikuasai oleh Apoteker penanggung jawab/Apoteker
yang ditunjuk dan pegawai lain yang dikuasakan; dan
e. tidak boleh dimasuki oleh orang lain tanpa izin Apoteker penanggung
jawab/Apoteker yang ditunjuk.
LANJUTAN ...
(3) Lemari khusus sebagaimana dimaksud harus memenuhi syarat sebagai
berikut:
a. terbuat dari bahan yang kuat;
b. tidak mudah dipindahkan dan mempunyai 2 (dua) buah kunci yang berbeda;
c. harus diletakkan dalam ruang khusus di sudut gudang, untuk Instalasi
Farmasi Pemerintah;
d. diletakkan di tempat yang aman dan tidak terlihat oleh umum, untuk
Apotek, Instalasi Farmasi Rumah Sakit, Puskesmas, Instalasi Farmasi Klinik,
dan Lembaga Ilmu Pengetahuan ; dan
e. kunci lemari khusus dikuasai oleh Apoteker penanggung jawab/Apoteker
yang ditunjuk dan pegawai lain yang dikuasakan.
LEMARI PENYIMPANAN OBAT
NARKOTIKA
PROSES PENERIMAAN DAN
PEYIMPANAN BAHAN BERBAHAYA DAN
BERACUN (B3) DI INSTALASI FARMASI
1. Petugas gudang menerima B3 dari distributor dilengkapi dengan
surat pengantar barang/faktur.
2. Petugas gudang memeriksa wadah dan kemasan B3, harus
tersegel dan tidak bocor.
3. Petugas gudang memperhatikan tanda peringatan dan petunjuk
penyimpanan pada kemasan lalu petugas menyimpan sediaan sesuai
tanda peringatan dan dilengkapi dengan alat yang sesuai untuk
mencegah bahaya yang mungkin timbul.
4. Lalu petugas mencatat pengeluaran dan pemasukkan B3 pada
kartu stok.
PENYALURAN/
PENDISTRIBUSIAN
PERBEKALAN FARMASI
PENDISTRIBUSIAN PERBEKALAN FARMASI DI RUMAH SAKIT
Pendistribusian merupakan kegiatan menyalurkan atau mendistribusikan
perbekalan farmasi di rumah sakit untuk pelayanan individu dalam proses
terapi bagi pasien rawat inap dan rawat jalan serta untuk menunjang
pelayanan medis.
Menyalurkan dan mengirim perbekalan farmasi yang bermutu, terjamin
keabsahan
serta tepat jenis dan jumlah dari gudang perbekalan farmasi secara merata
dan teratur untuk memenuhi kebutuhan unit-unit pelayanan di Rumah sakit.
DISTRIBUSI OBAT, ALAT KESEHATAN BMHP
BERDASARKAN TEMPAT PELAYANAN
KEFARMASIAN
SENTRALISASI
Semua resep disiapkan terpusat pada satu tempat pelayanan.
Sistem ini lebih sesuai diterapkan untuk rumah sakit kecil dan
tidak sesuai bila diterapkan pada rumah sakit besar karena jarak
antara tempat penyiapan resep dan ruang rawat pada rumah sakit
besar bisa sangat jauh.
Rumah sakit besar lebih cocok menggunakan desentralisasi
dengan
menyediakan satelit-satelit farmasi yang melayani resep, khususnya
untuk pasien rawat inap.
DESENTRALISASI
Merupakan cabang pelayanan kefarmasian yang berada
didekat
unit perawatan/pelayanan
penyimpanan dan pendistribusian obat, alat kesehatan
dan BMHP di
setiap unit perawatan/pelayanan kesehatan baik untuk
kebutuhan
individu pasien atau kebutuhan dasar ruangan tidak
dilayanai oleh
gudang farmasi pusat
SISTEM PENDISTRIBUSIAN :
o Sistem :
1. Sistem floor stock (Stok lengkap di unit pengguna )
2. Sisten Resep induvidual (distribusi secara
individual/ resep perorangan )
3. Sistem ODD (One daily Dose Dispensing)
4. Sistem UDD (Unit Dose Dispensing)
5. Sistem kombinasi
1) Sistem total floor stock ( Stok lengkap di unit pengguna )
oPada sistim ini persediaan perbekalan farmasi kebutuhan pasien
ditempatkan di Unit Pengguna
a. Perbekalan farmasi yang tersedia di ruang rawat merupakan
tanggung jawab perawat ruangan.
b. Setiap ruang rawat harus ada penanggung jawab obat.
Keuntungan :
Perbekalan farmasi siap pakai untuk pasien
Menghindari kemungkinan pengembalian perbekalan farmasi obat yang tidak
terpakai ke gudang farmasi
Mengurangi jumlah permintaan atau pesanan ke bagian farmasi
Mengurangi tenaga pelaksana farmasi
Kelemahan :
Kemungkinan terjadi kesalahan pengobatan bertambah besar
Kemungkinan obat hilang atau rusak semakin besar
Meningkatkan persediaan obat disetiap ruang perawatan
Memerlukan ruang penyimpanan yang luas di ruang
perawatan
Menambah beban kerja bagi perawat.
Penyiapan dan pemberian obat dilakukan oleh
perawat saja sehingga tidak ada double check
(pemeriksaan ganda)
2). Sistim resep individual.
oSistim ini memberikan pelayanan kepada pasien secara individual
berdasarkan resep
dokter
oTempat pelayanan : Apotek RS atau Satelit Farmasi Rawat Jalan
oPerbekalan farmasi berasal dari gudang Farmasi yg didistribusikan ke apotek/
depo/
satelit farmasi
oDapat dilakukan secara sentralisasi dan desentralisasi
Keuntungan :
Semua resep atau pesanan obat individu dapat diskrining oleh apoteker
Memungkinkan interaksi antara farmasis, dokter, perawat
Memungkinkan pengawasan terhadap sediaan farmasi & alkes dengan lebih teliti
Kelemahan :
Kemungkinan terjadinya penundaan untuk
mendapatkan pengobatan yang dibutuhkan terutama
bila pelayanannya secara sentralisasi
Bila obat berlebih, penderita tetap harus membayar
sesuai jumlah yang tercantum dalam resep
Meningkatnya kebutuhan petugas farmasi
Tidak bisa mengontrol secara langsung apakah pasien
menggunakan obat sesuai anjuran
3) SISTEM DISTRIBUSI OBAT ONE DAILY DOSE DISPENSING (ODD)
oSistem ini khusus untuk distribusi obat oral
oMirip resep indvidual prescribing tetapi hanya diberikan untuk pemakaian satu hari.
oSistem ini diberikan untuk pasien rawat inap
oPasien masuk dari IGD ke rawat inap.
oSistim dosis unit ini dapat dilaksanakan secara sentralisasi dan desentralisasi.
Keuntungan :
Memungkinkan bagi farmasis untuk mengkaji instruksi pengobatan sebelum obat
disiapkan
Mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan obat karena dilakukan pemeriksaan
ganda oleh farmasis dan perawat.
Menurunkan biaya terkait penggunaan obat
Penderita membayar obat-obat yang digunakan
saja.
Meningkatkan efisiensi penggunaan tenaga
farmasi
Mengurangi kemungkinan terjadinya kehilangan
obat
Kelemahan :
Membutuhkan tenaga pelaksana farmasi yang
lebih banyak
3) Sistem Unit Dose Dispensing (UDD)
Sistem ini khusus untuk distribusi obat oral
oMirip resep ODD tetapi hanya diberikan untuk pemakaian satu kali
pemakaian per pasien.
oSistem ini diberikan untuk pasien rawat inap
oSistim dosis unit ini dapat dilaksanakan secara sentralisasi dan
desentralisasi.
Keuntungan :
Memastikan penggunaan obat tepat waktu dan dosis
Mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan obat karena dilakukan
pemeriksaan ganda oleh farmasis dan perawat.
Menurunkan biaya terkait penggunaan obat
Penderita membayar obat-obat yang digunakan
saja.
Meningkatkan efisiensi penggunaan tenaga farmasi
Mengurangi kemungkinan terjadinya kehilangan
obat
Kelemahan :
Membutuhkan tenaga pelaksana farmasi yang lebih
banyak
Proses persiapan yang ribet
4) Sistem Kombinasi
o Pada sistim ini dispensing terutama dilakukan berdasarkan atas resep
individual atau sistim pesanan obat dikombinasikan dengan floor stock dalam
jumlah terbatas.
oPada umumnya digunakan di banyak rumah sakit yang menarik biaya
pengobatan secara individual termasuk biaya dosis unit. Penetapan
obat-obat mana yang termasuk dalam daftar floorstock dilakukan oleh
Instalasifarmasi rumah sakit bersama Pania Farmasi dan Terapi dan
bagian perawatan.
oSistem pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai bagi pasien rawat inap dengan menggunakan lebih dari 1 metode .
Contoh :
oKombinasi IP + FS,
oKombinasi ODD + UDD
SISTEM KOMBINASI RESEP INDIVIDUAL DAN FLOOR STOCK
Kelebihan
•Semua resep individual langsung dikaji apoteker
•Ada kesempatan interaksi profesional apoteker-dokter-perawat- penderita.
•Obat yang dibutuhkan segera untuk pasien, tersedia di ruang
rawat (floor stock)
•Beban IFRS berkurang
Kekurangan
•Kemungkinan keterlambatan obat sampai ke penderita (obat resep individual)
•Kesalahan obat dpt terjadi (obat floor stock).

•Untuk mengatasi kekurangan tsb :


- Ada SOP
- Sistem Cek dan Ricek
- Komunikasi lintas fungsi
SISTEM KOMBINASI RESEP UDD DAN ODD
Penyiapan obat dalam kemasan unit dosis tunggal, Yang
diberikan untuk satu hari pemakaian
Obat disiapkan/dikemas oleh farmasi, penyerahan ke
pasien dilakukan oleh perawat
Jika ada perubahan terapi, obat langsung distop dan
bisa
diretur
Efisiensi waktu dan biaya
PEMUSNAHAN PERBEKALAN
FARMASI
Dilakukan bila :
1. produk tidak memenuhi persyaratan mutu
2. telah kedaluarsa
3. tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam
pelayanan Kesehatan/kepentingan ilmu pengetahuan
4. dicabut izin edarnya
SURAT
UNDANGAN
PEMUSNAHA
N:
FORM BERITA
ACARA
PEMUSNAHAN
:
DAFTAR OBAT
YANG AKAN
DIMUSNAHKAN :
TAHAPAN PEMUSNAHAN
1. membuat daftar sediaan farmasi, alat Kesehatan dan
bahan-bahan medis habis pakai yang akan dimusnahkan
2. menyiapkan berita acara pemusnahan
3. mengordinasikan jadwal, metode dan tempat
pemusnahan kepada pihak terkait
4. menyiapkan tempat pemusnahan
5. melakukan pemusnahan disesuaikan dengan jenis dan
bentuk sediaan
Prosedur Tetap Pemusnahan Resep

Tata cara pemusnahan:

Resep narkotika dihitung lembarannya

Resep lain ditimbang

Resep dihancurkan, lalu dikubur atau dibakar

Membuat berita acara pemusnahan.


PEMUSNAHAN SEDIAAN SOLID

Isi dikeluarkan dan Sediaan kapsul maka


digerus, lalu diencerkan Kemasan Primer Dipisahkan serbuk dalam cangkang
dengan air kapsul dikeluarkan

Semua di Bakar
dalam
Incenerator
dalam suhu
1200°C

Diencerkan kemudian
Kemasannya dibakar atau
Masuk Ke IPAL Limbah
di tanam di dalam tanah cangkang kapsul
ditimbun dalam tanah.
HAL-HAL YANG PERLU
DIPERHATIKAN
Pemusnahan dilakukan sesuai dengan jenis, bentuk
sediaan dan peraturan yang berlaku.
Untuk pemusnahan narkotika, psikotropika dan
prekursor dilakukan oleh apoteker dan disaksikan oleh
dinas kesehatan kab/kota dan dibuat berita acara
pemusnahan.
Jika pemusnahan obat dilakukan oleh pihak ketiga maka
instalasi farmasi harus memastikan bahwa obat telah
dimusnahkan.
DAFTAR PUSTAKA
Badan POM RI. (2015). Petunjuk Pelaksanaan Cara Distribusi Obat yang Baik. Jakarta
: Badan Pengawas Obat dan Makanan RI.
Anggraini, Dkk. (2020). Buku Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Malang :
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Novianti. (2019). Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotik. Jakarta :
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Husnawati, Lukman, A., Ardiansyah, I. (2016). Sistem Implementasi Sistem
Penyimpanan
Obat di Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Kotamadya Pekanbaru. Jurnal Sekolah
Tinggi
Ilmu Farmasi. Riau: Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi.
TERIMAKASIH ...

Anda mungkin juga menyukai