LURAN DAN
PEMUSNAHAN
PERBEKALAN FARMASI APOTEKER IX DELI HUSADA
NAMA KELOMPOK 2 :
Anastasia Armayunita Putri,S.Farm (22.24.004) Natasya aulia fitri faikah,S.Farm (22.24.068)
Suhu penyimpanan
1. Suhu Beku : (-20ºC dan -10ºC)
Contoh : Vaksin
2. Suhu Dingin : (2ºC - 8ºC)
Contoh : Suppositoria, insulin
3. Suhu Sejuk : ( 8ºC – 15ºC)
Contoh : Sirup, Eliksir, Suspensi
4. Suhu Kamar : (15ºC - 30ºC)
Contoh : Tablet, Kaplet, Pil, Kapsul dll.
CONTOH VAKSIN :
• Vaksin influenza
• Vaksin pneumokokus
• Vaksin DPT4
• Vaksin hepatitis A
• Vaksin HPV
• Vaksin hepatitis B
• Vaksin campak, gondongan, dan rubela (MMR)
• Vaksin varisela (cacar air)
• Vaksin Meningokok
• Vaksin COVID-19 (Contoh vaksin Covid Sinovac, AstraZeneca, Moderna, Sinopharm, Pfizer,
Novavax, Sputnik-V ,Janssen, Convidencia, dan Zifivax)
PENYIMPANAN INSULIN
1. Simpan insulin pen baru (belum pernah dipakai) pada suhu 2 - 8 0C (dalam lemari es), tetapi jangan
dibekukan dalam freezer.Menyimpan dalam lemari es bertujuan untuk menjaga kestabilan insulin pen yang
stabil jika di simpan pada suhu dingin dan dapat bertahan lebih lama sampai masa kadaluarsa jika di simpan
pada suhu dingin.Tidak disarankan menyimpan dalam freezer karena jika insulin menjadi beku maka
terdapat perubahan bentuk partikel insulin menjadi kristal atau gumpalan sehingga insulin menjadi rusak
dan tidak bisa digunakan lagi
2. Simpan insulin pen yang sedang dipakai pada suhu sejuk ruangan yang terlindung dari cahaya matahari
(15-200C) dan sebaiknya tidak di simpan dalam lemari es.Penyimpanan insulin pen yang sudah / sedang
dipakai, baik di simpan pada suhu sejuk ruangan atau di simpan didalam kulkas, insulin pen tetap hanya
bisa digunakan 30 hari sejak insulin tersebut dipakai. Insulin pen yang awalnya disimpan di dalam kulkas
dalam kondisi stabil kemudian dikeluarkan dalam kulkas untuk dipakai maka akan mengalami perubahan
stabilitas sehingga akan percuma apabila disimpan kembali kedalam lemari es.
3. Insulin pen yang sedang dipakai, dapat digunakan sampai 4 minggu / 1 bulan
4. Insulin pen tidak boleh digunakan setelah melewati tanggal kadaluarsa seperti yang tercetakpada label
dan karton
5. Tutup insulin pen harus senantiasa terpasang bila sedang tidak digunakan agar terlindung dari cahaya
6. Jauhkan dari jangkauan anak-anak
OBAT HIGH ALERT
Adalah obat-obat yang secara signifikan
berisiko membahayakan pasien bila
digunakan dengan salah atau pengelolaannya
yang kurang tepat yang dimana sedikit saja
salah pemberian dapat menyebabkan kejadian
fatal berupa kematian pada pasiennya.
PENYIMPANAN & DISTRIBUSI
OBAT HIGH ALERT
Disimpan pada lemari berkaca dan disesuaikan
berdasarkan stabilitasnya dan pada lemari diberi garis
merah sebagai pembatas dengan tulisan HIGH ALERT
yang besar pada garis tersebut dan pada bagian pintu atau
atas lemari penyimpanan diberi stiker khusus bertulis
HIGH ALERT
sementara untuk proses distribusi obat high alert karna
memiliki resiko yang tinggi pada waktu pemberian obat
perlu dilakukan kegiatan “DOUBLE CHECK”.
HIGH ALERT MEDICATIONS
Ada peraturan menteri kesehatan RI nomor 58 tahun 2014 tentang standar pelayanan ke
farmasian di rumah sakit mengharuskan ruamh sakit untuk mengembangkan kebijakan
pengelolaan obat yg perlu di waspadai ( high_alert medications ).
Berdasarkan study yang di lakukan oleh institute for safe medication practices (ISMP) di US ,
obat yang sering menyebabkan ROTD ( Reaksi yang tidak di inginkan ) dan sentinal event
adalah :
Insulin
Opium dan narkotika
Injeksi pottassium chloride ( phospate ) concentrate
Intravenous anti coagulants ( hepari ) dan
Sodium chloride solution lebih besar dari 0,9 %.
MENURUT PMK NO. 72 TAHUN
2016, TENTANG STANDAR
PELAYANAN KEFARMASIAN DI
RUMAH
1.Metode penyimpanan SAKIT
dapat dilakukanBAHWA:
berdasarkan kelas terapi (farmakologi), bentuk
sediaan, dan jenis Sediaan Farmasi, disusun secara alfabetis dengan menerapkan prinsip
First Expired First Out(FEFO) dan First In First Out (FIFO) disertai sistem informasi
manajemen.
2.Penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan,dan Bahan Medis Habis Pakai yang
penampilan dan penamaan yang mirip (LASA, Look Alike Sound Alike) tidak ditempatkan
berdekatan dan harus diberi penandaan khusus untuk mencegah terjadinya kesalahan
pengambilan Obat.
3.Rumah Sakit harus dapat menyediakan lokasi penyimpanan Obat emergensi untuk kondisi
kegawat daruratan.
4.Tempat penyimpanan harus mudah diakses dan terhindar dari
penyalahgunaan dan pencurian.
PENGELOLAAN OBAT
EMERGENSI HARUS
MENJAMIN:
a. jumlah dan jenis Obat sesuai dengan daftar Obat emergensi yang
telah ditetapkan;
b. tidak boleh bercampur dengan persediaan Obat untuk kebutuhan
lain;
c. bila dipakai untuk keperluan emergensi harus segera diganti;
d. dicek secara berkala apakah ada yang kadaluwarsa; dan
e. dilarang untuk dipinjam untuk kebutuhan lain.
OBAT LASA
LASA (Look Alike Sound Alike) adalah obat-
obat yang digolongkan dalam obat yang perlu
diwaspadai (HIGH ALERT) karena sering
menyebabkan kesalahan serius dan obat yang
berisiko tinggi menyebabkan reaksi obat tidak
diinginkan (ROTD)
Cth : CEFOTAxime dan CEFIxime
OBAT
LASA :
LEMARI LASA DAN HIGH
ALERT
PENYIMPANAN OBAT LASA
1. Obat lasa disimpan pada tempat yang jelas
perbedaanya dan terpisah diantarai dengan 1 (satu)
item/obat lain
2. Diberi label tulisan yang jelas pada setiap kotak
penyimpanan obat dan menampilkan kandungan
aktif dari obat
3. Obat lasa diberi stiker warna biru dengan tulisan
lasa warna hitam dan ditempelkan pada kotak obat
LANJUTAN…
4. jika obat lasa sama memiliki 3 kekuatan berbeda maka :
obat lasa kekuatan besar diberi stiker BIRU
obat lasa kekuatan sedang diberi stiker KUNING
obat lasa kekuatan kecil diberi stiker HIJAU
Semua di Bakar
dalam
Incenerator
dalam suhu
1200°C
Diencerkan kemudian
Kemasannya dibakar atau
Masuk Ke IPAL Limbah
di tanam di dalam tanah cangkang kapsul
ditimbun dalam tanah.
HAL-HAL YANG PERLU
DIPERHATIKAN
Pemusnahan dilakukan sesuai dengan jenis, bentuk
sediaan dan peraturan yang berlaku.
Untuk pemusnahan narkotika, psikotropika dan
prekursor dilakukan oleh apoteker dan disaksikan oleh
dinas kesehatan kab/kota dan dibuat berita acara
pemusnahan.
Jika pemusnahan obat dilakukan oleh pihak ketiga maka
instalasi farmasi harus memastikan bahwa obat telah
dimusnahkan.
DAFTAR PUSTAKA
Badan POM RI. (2015). Petunjuk Pelaksanaan Cara Distribusi Obat yang Baik. Jakarta
: Badan Pengawas Obat dan Makanan RI.
Anggraini, Dkk. (2020). Buku Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Malang :
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Novianti. (2019). Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotik. Jakarta :
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Husnawati, Lukman, A., Ardiansyah, I. (2016). Sistem Implementasi Sistem
Penyimpanan
Obat di Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Kotamadya Pekanbaru. Jurnal Sekolah
Tinggi
Ilmu Farmasi. Riau: Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi.
TERIMAKASIH ...